Sabtu, 13 Desember 2014

Kebangkitan Theo Nez


Halo saudara terkasih. Nama saya Theo Nez dan saya tinggal di Farmington New Mexico. Hari ini saya ingin membagikan kesaksian saya, tentang bagaimana Tuhan melakukan suatu mujizat yang luar biasa, bagi saya dan keluarga saya. Dia membawa keselamatan ke dalam rumah kami.

Pada tahun 1995, saya seorang yang liar. Saya suka mabuk dan memakai narkoba, saya tidak peduli tentang apapun juga. Suatu hari, saya overdosis dan jantung saya berhenti. Saya mati selama empat jam. Apa yang ingin saya sampaikan kepadamu, akan membuatmu berpikir dua kali tentang kehidupan dan kematian.

Ketika jantung saya berhenti, suara dunia memudar dan kegelapan total melingkupiku. Saya melihat tiga setan keluar dari hatiku, ketika mereka pergi keluar dari jendela sambil tertawa. Saat saya meninggalkan tubuhku, saya berbalik ke belakang dan Yesus berdiri di belakangku. Rambutnya berwarna emas, Dia memakai jubah putih dan ikat pinggang emas. Sandalnya adalah sandal emas, dan Dia berjalan dan berbicara dengan sangat lembut. Ada cahaya di sekeliling-Nya dan jiwaku segera mengenali-Nya.

Saya menghampiri-Nya dan bertanya, “Yesus, dari manakah Engkau, saya mencari Engkau.” Dan Dia menjawab dengan sangat lembut dan berkata, “Aku tidak pernah meninggalkanmu, Aku selalu ada di sisimu. Aku selalu menantikanmu untuk bertobat dan melakukan kehendak Bapa.”

Engkau tahu, saya dipanggil untuk berkhotbah beberapa tahun yang lalu. Saya berkata, “Tuhan saya akan pergi”, tetapi saya malah lari. Saya berkata, “saya tidak dapat melakukannya, saya terlalu muda.” Ketika Tuhan memanggil dan menetapkan hidupmu, engkau tidak punya pilihan lain selain berkata “Ya” kepada-Nya.

Kemudian saya berkata kepada Yesus, “Saya pikir saya masih akan hidup 30 tahun lagi.” Dia berkata, “Marilah, banyak yang harus kau lihat.” Dia memegang tanganku dan kami mulai berjalan turun melalui sebuah jalan. Di situ sangat gelap dan Yesuslah yang menerangi. Segera saya melihat setan di sekeliling kami. Mereka mencoba menangkap saya, tapi saya memegang tangan Yesus seperti seorang anak kecil.

Dia satu-satunya perlindunganku dan Dia mulai berbicara kepadaku. Dia berkata, “Tahukah engkau, Bapa sangat marah denganmu.” Itu disebabkan karena saya mempermainkan gereja dan berlari seperti Yunus. Alkitab berkata Yunus dipanggil untuk berkhotbah, tetapi Ia lari dari Tuhan. Saya telah melakukannya selama bertahun-tahun. Sekarang saya tertangkap. Saya tahu saya mati dalam dosaku, dan sekarang sudah terlambat.

Ketika kami terus berjalan, Yesus mengatakan banyak hal dan saya mengajukan banyak pertanyaan. Kami berhenti di suatu tempat dan Yesus berkata, “Lihatlah di depan.” Saya dapat melihat beberapa jenis cahaya di kejauhan. Yesus bertanya, “Menurutmu apakah itu?” Saya berkata, “Tuhan itu terlihat seperti neraka, mungkin api neraka.”

Benar saja, ketika kami berjalan lebih dekat, kami tiba pada tepi jurang. Kedalamannya kira- kira 2 mil dan lebar 3 mil. Di bawah sana saya dapat melihat kobaran api, dan semuanya berwarna merah orange.

Saya mulai gemetar, sangat ketakutan. Saya tahu saya akan berakhir di bawah sana. Yesus menyuruhku melihat ke bawah. Saya tidak dapat melihat ke bawah, saya mulai menangis dan berlari ke belakang Yesus. Saya mulai bertobat, dan saya menangis meminta pengampunan. Saya akan berkhotbah sekarang Tuhan, berikan saya kesempatan sekali lagi. Saya menangis seperti bayi. Kami melanjutkan sampai tiba di lubang neraka.

Saya melihat banyak hal yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Tempat itu penuh dengan jiwa manusia, dan setan ada di mana- mana.

Alkitab berkata dalam Yesaya 5: 14, Sebab itu dunia orang mati akan membuka kerongkongannya lapang-lapang dan akan mengangakan mulutnya lebar-lebar dengan tiada terhingga, sehingga lenyap ke dalamnya segala kesemarakan dan keramaian Yerusalem, segala kegaduhannya dan orang-orang yang bersukaria di kota itu.

Banyak orang yang disiksa di dalam api. Teriakan dan tangisan terdengar di mana-mana. Tidak ada pengharapan, tidak ada harapan bagi jiwa yang terhilang.

Mengapa? Karena mereka menolak Yesus. Beberapa menunggu terlalu lama. Banyak yang mempermainkan gereja dan lari dari Tuhan. Lari dari Tuhan akan membawamu ke neraka. Sekali engkau masuk, kau tidak akan pernah bisa keluar dari sana.

Tolong, saya ingin kau mengangkat tanganmu dan berkata kepada Tuhan; jangan biarkan ini terjadi padaku.

Ketika kami terus berjalan, saya melihat ratusan ribu lubang. Saya menangis saat kami tiba di sebuah lubang yang kosong. Ada kobaran api dari dalamnya. Yesus berkata kepadaku, “Ini adalah lubang yang disediakan iblis untukmu.” Saat itu saya mulai berteriak. Saya menangis, “Tuhan, saya tidak ingin masuk ke dalam.” Saya menangis dan bertobat, memohon Yesus memberiku kesempatan kedua. Saya menangis seperti Yunus menangis dari perut bumi.

Pada Injil Lukas 16, kita membaca tentang Lazarus dan orang kaya. Orang kaya itu memiliki segala sesuatu yang dia inginkan..
(20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
(21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
(22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
(24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
(25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
(26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
(27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
(28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh- sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
(29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
(30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
(31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Oh saudara, tolong dengarkan, ini sungguh nyata, berusahalah hidup benar dengan Tuhan.

Ketika kami keluar, kami berdiri di suatu ruang isolasi. Yesus berkata, “Dengarkan.” Dan saya mulai mendengar seorang wanita berdoa, saya dapat mendengarnya dengan jelas, dan dalam doanya dia berkata, “Tuhan bawa dia kembali! Berikan dia satu kesempatan lagi. Tuhan dia memiliki dua anak yang harus dibesarkan. Dia milikku satu-satunya. Jangan ambil dia daripadaku!”

Engkau percaya bahwa doa dengan iman dapat memindahkan apa saja? Alkitab berkata, apapun yang kau minta dan doakan, percayalah bahwa engkau telah menerimanya, dan hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11: 24)

Dan wanita itu terus berdoa. Yesus bertanya, ”Menurutmu siapakah dia?” Saya berkata, “Tuhan itu adalah isteriku.” Saya berkata, “Tuhan tidakkah Kau dengar, saya punya dua anak laki-laki yang harus dibesarkan.” Saya mulai menyentuh pundak Yesus, “Saya tidak dapat mati sekarang, keluargaku membutuhkanku.” Saya mulai mengemukakan banyak alasan, tetapi tidak ada jawaban. Saya mulai menangis lagi.

Isteriku terus berdoa. Saya menunggu yang terasa seperti beberapa jam dan akhirnya Allah Bapa menjawab, Dia berbicara dan suara-Nya seperti aliran air. Dia berkata, ”Anak-Ku, Aku memberikanmu kesempatan kedua karena doa dan iman dari isterimu, Aku akan mengampunimu. Ketika Aku membawamu kembali, Aku akan memakaimu.”

Kemudian saya mulai berjanji, saya berkata, “Tuhan saya akan berkhotbah. Saya akan lakukan apapun, saya akan menceritakan kepada orang mengenai tempat ini. Saya berkata Tuhan, saya akan membantumu menyelamatkan jiwa-jiwa.”

Kemudian kami melangkah ke sebuah ruangan yang memiliki sebuah layar raksasa seperti televisi. Kepadaku diperlihatkan masa laluku, masa kini, dan masa depan. Saya dapat melihat hidupku, mulai dari seorang anak kecil sampai menjadi dewasa. Yesus memberiku sebuah pewahyuan, sebuah visi. Dia mewahyukan banyak hal yang akan datang. Dia berkata, “Sesungguhnya kita hidup di hari terakhir. Pergilah dan katakan kepada orang-orang. Katakan kepada mereka untuk hidup benar dan bertobat. Katakan bahwa mereka harus berhenti bermain-main dengan-Ku dan mulai memegang perintah-Ku.”

Dia menunjukkan kepadaku, bagaimana orang bersembunyi di balik Alkitab, menutupi kelakuan mereka, dan hidup dalam dosa. Tuhan dapat mendengar dan melihat segala sesuatu. Dia berkata, “Mereka memuliakan Aku dengan bibirnya, tapi hatinya jauh daripada- Ku. Oh, mereka suka mengajarkan perintah manusia, tetapi mengesampingkan perintah Tuhan.”

Dia berkata, “Jangan takut, Akulah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, apa yang engkau dengarkan adalah benar.” Dia berkata, “Siapa yang memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat.” Dia memberikan tiga ayat peringatan. Yang pertama di dalam Ulangan 6: 15 Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi.

Ayat yang kedua di Injil Lukas 16: 13. Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

Wahyu 3: 3, Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Saudara, kita tidak tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini, kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, karena itu saya berdoa, supaya sebisa mungkin, engkau dapat hidup benar di dalam Tuhan.

Setelah itu, Yesus membawa saya ke surga dan kami berjalan melewati gerbang emas dan berjalan di jalan emas. Saya melihat sangat banyak orang dari berbagai bangsa dan mereka berdiri di hadapan tahta, memakai jubah putih. Saya mengenali beberapa orang dari mereka, yaitu para penginjil dan nabi dari Alkitab. Semuanya sangat indah, semua orang sangat bahagia; engkau dapat melihat kasih dari wajah mereka. Saya mulai merasakan sukacita dan damai sejahtera yang besar.

Saat saya berjalan keliling, saya tidak ingin pergi. Yesus menunjukkan kepada saya sebuah jam yang sangat besar. Jarumnya hampir mencapai angka 12, waktu sedang terburu habis, waktu hampir habis. Saya berkata, “Tuhan saya tidak ingin pergi, saya ingin tinggal di sini.” Tetapi kami harus pergi.

Ketika kami kembali, saya melihat bumi seperti bola golf yang kecil. Dia membawaku ke kamar tidur di mana tubuhku dibaringkan. Dia mengulurkan tangan di mana hati saya berada. Daging di sekitar hatiku terbuka. Yesus mengambil hatiku yang lama, dan melemparkannya ke lautan api, kemudian Ia memberiku hati yang baru, dan daging menutupinya kembali. Saya berdiri di sana menyaksikannya dan berpikir, wow, bahkan kulit dan tulang pun mendengarkan Yesus.

Beberapa waktu kemudian saya mempelajari Alkitab dan membaca dalam Yehezkiel 36: 26- 27, saya menangis seperti bayi karena itu Alkitabiah, ayat itu berkata: (26)Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.(27) Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

Setelah itu Yesus mengembalikan rohku ke dalam tubuhku, tetapi hatiku yang baru belum berfungsi. Saya dapat melihat isteriku tetap memegang tanganku dan berdoa.

Tiba-tiba ruanganku dipenuhi dengan ribuan malaikat, mereka menyanyi dan memuji dengan lagu yang paling indah yang pernah saya dengar. Musiknya sangat luar biasa. Seorang malaikat tampil dan berkata, “Darah Yesus akan datang.” Dan semua malaikat mulai memuji dan menyembah.

Kemudian darah Yesus menghampiri kami, dan membasuh seluruh dosaku dari atas kepala sampai ke ujung kaki. Alkohol dan obat-obatan dibersihkan dari tubuhku. Rasanya seperti air hangat. Ketika saya melihat diriku, semua kegelapan tubuhku sudah lenyap. Saya menjadi putih dan bersih.

Beberapa saat kemudian malaikat itu tampil lagi dan berkata, “Roh Kudus akan datang.” Para malaikat mulai menyanyi dan menyembah lagi. Roh Kudus datang ke atas kami dan memenuhi kami. Jiwaku bersukacita. Akhirnya saya mendapatkan Roh Kudus. Roh Tuhan terasa sangat panas seperti listrik, Dia seperti api membara di tulang-tulangku.

Para malaikat masih menyanyi dan memuji ketika Yesus berkata, “Anak-Ku, pergi dan katakan kepada semua orang apa yang Aku nyatakan kepadamu.” Dia menyentuh hatiku yang baru dengan jari-Nya dan kemudian hatiku mulai berfungsi. Kemudian secara perlahan mataku mulai terbuka. Saya merasakan tubuhku dingin dan saya mulai berbicara. Saya bertanya kepada isteriku apa yang telah terjadi. Dia menatapku dan berkata, “Apakah engkau baik-baik saja?” Kemudian dia mulai menangis.

Masih ada rasa sakit di sekitar dadaku, rasanya seperti baru saja dioperasi. Saya sangat lemah dan haus, hal pertama yang saya minta adalah air minum. Kemudian ingatanku mulai kembali dan saya mengingat apa yang telah terjadi. Kemudian saya berlutut dan berdoa selama tiga jam sampai matahari terbit.

Sejak hari itu, hidupku berbeda. Saya adalah seorang pemberontak, tetapi Tuhan membawaku bertelut, menangis seperti bayi, meminta pengampunan. Saya sering berpikir, saya akan ke neraka, tetapi itu bukan masalah. Tetapi saya tidak pernah menyadari betapa mengerikannya neraka sampai Tuhan menyatakannya kepadaku. Sekarang saya bersyukur kepada Tuhan setiap hari untuk hidup yang telah Ia berikan kepadaku, kepada keluargaku, dan pelayanan yang Ia berikan kepadaku.

Saudara, saya berdoa agar engkau tidak mempermainkan gereja dan melayani dua tuan, karena engkau tidak dapat bermain-main dengan Tuhan. Sangat berbahaya jika engkau jatuh di dalam tangan Allah yang hidup. Jadi jangan bermain-main, sebab Allah tidak dapat dipermainkan. Alkitab berkata, apa yang ditabur orang, itulah yang akan dituai, orang yang menabur kejahatan akan menuai hal yang sama.

Ya, Tuhan adalah kasih, Dia penuh belas kasihan dan anugerah. Dia adalah Tuhan yang memberikan kesempatan kedua, tetapi Ia juga adalah Tuhan yang menghakimi. Alkitab berkata, Ia adalah api yang menghanguskan. Jadi engkau harus mempersiapkan diri, karena engkau tidak tahu kapan engkau akan mati. Alkitab berkata dalam Ibrani 9: 27, Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.

Saatnya akan datang ketika kita semua akan berdiri di hadapan Tuhan, dan buku kita akan dibuka. Engkau akan berada di sana. Setiap orang yang mendengarkan kesaksian ini akan berada di sana. Ini adalah suatu hal yang tidak akan pernah kau lewatkan. Ini mungkin panggilan terakhirmu, jangan memberontak terhadap Tuhan. Pikirkan ini, hanya ada surga dan neraka. Engkau mungkin tidak mendapatkan kesempatan kedua seperti yang terjadi padaku, itu hanya karena kasih karunia Tuhan.

Saya di sini untuk membagikan kesaksianku, saya ingin engkau mengangkat tangan dan berbicara kepada Tuhan, bersyukur untuk peringatan-Nya kepadamu, bersyukur untuk hidup yang berharga ini. Jika engkau ingin diselamatkan, engkau harus berdoa, biarkan saya berdoa bersama denganmu sekarang:

Tuhan Yesus, ampuni saya. Saya menerimamu sebagi Juruselamat pribadiku. Masuklah ke dalam hati dan hidupku. Berikanku hidup kekal, supaya saya dapat hidup bersama-Mu selamanya. Berikanku hidup yang penuh dengan damai sejahtera dan sukacita. Terima kasih Tuhan. di dalam nama Yesus. Amin.

Jika engkau ingin menyuratiku, ini alamatku:

Last living days Ministries
P.O. Box 3701 Farmington,
NM 87499
USA

Apa yang engkau dengar dalam kesaksian ini adalah benar. Saya seorang Indian Nevajo. Saya tinggal di Four Corners. Saya dedikasikan rekaman ini untuk seluruh penduduk Amerika di seluruh wilayah Amerika. Saya berikan izin saya untuk menduplikasikan kesaksian ini.

(Translate to Indonesian by. Sarnita Santy, shankty_fortune14@yahoo.com)

Sumber: http://www.divinerevelations.info

Esther Shinta Samali yg mendengar roh


Esther Shinta terbiasa dengan ritual sejak dari kecil, tanpa pernah bertanya. Di sisi lain, Esther tidak pernah akur dengan ayahnya. "Waktu itu saya putus asa, saya kesel, kesel sekali. Waktu itu saya merasa saya beda dengan adik kakak saya. Papa saya memperlakukan saya beda. Kenapa seperti ini?" terang Esther.

Karena itu, Esther seringkali melarikan diri ke dapur. Di sana jugalah dia dapat menemukan sosok yang membawa ketenangan baginya. "Kenapa harus di dapur? Karena di situlah saya ngerasa tenang. Apa yang saya rasain, saya bisa cerita. Pertama saya cerita-cerita, sudah itu ada yang balik ngomong sama saya. Karena waktu itu saya masih kecil, saya ga tau itu suara darimana, yang penting saya tenang. Makanya kenapa saya ga merasa terlalu butuh teman, apa yang saya dapat dari dia lebih dari yang saya dapati dari teman." Bertahun-tahun lamanya, roh gaib itu menjadi teman setia Esther sampai Esther beranjak remaja.

Suatu hari, Esther bersama teman-temannya pergi ke dukun. Di sana, Esther sebagai orang terakhir yang mengambil kartu, dinyatakan bahwa dialah yang akan menggantikan sang dukun itu sebagai penerusnya.

Saat pulang ke rumah, roh gaib itu bertanya padanya apakah dia mau melihat sosok roh tersebut. Esther langsung menjawab iya. Saat roh tersebut berkata bahwa Esther harus meminta ijin orangtuanya dulu untuk dapat melihatnya, Esther pun meminta ijin kepada mamanya.


Mama Esther yang selama ini melakukan sesajen, yang secara tak sadar justru membolehkan roh tersebut tinggal di rumah mereka, melarangnya. Sejak saat itu, suara roh tersebut menjauh. Tapi dia muncul dalam bentuk lain.

Esther yang tadinya tertawa ceria, tiba-tiba akan seperti nenek-nenek yang jalannya membungkuk, nafasnya pun menjadi sesak. Karena itu, Esther dilarang banyak tertawa oleh mamanya. Di sisi lain, kehadiran roh tersebut membuat Esther bisa meramal. Mengetahui kelebihannya ini berasal dari roh, dia makin memberikan sesajen. Karena itu, Esther makin mempunyai banyak teman yang memintanya untuk meramal.


Namun, Tuhan punya cara yang unik. Suatu hari, sang mama bertemu dengan temannya yang baru saja pulang dari gereja dan merasakan hadirat Tuhan. Sang mama pun bertanya pada Esther dan suaminya, apa itu yang dimaksud dengan "hadirat Tuhan" yaitu Yesus yang dibicarakan teman mamanya itu.

Esther pun ingin membuktikan bahwa Tuhan Yesus itu tidak ada. Mereka pun datang ke gereja. Hamba Tuhan itu kemudian bisa membongkar semua hal-hal yang mereka lakukan. Hamba Tuhan itupun mengatakan bahwa Esther masih berteman dengan roh-roh gaib, yang ditanggapi enteng oleh Esther. Karena memang bagi Esther, bisa mengetahui sesuatu itu adalah hal yang biasa.

Esther kemudian ditantang oleh hamba Tuhan ini. "Kita lihat saja besok, roh-roh yang ada pada kamu atau Tuhan Yesus yang lebih berkuasa." Esther langsung menerima tantangan ini.

Apa yang terjadi saat hari tantangan itu tiba? "Dia berdoa, aku juga berdoa," kata Esther saat kejadian itu. Esther sempat terjatuh. Merasa kalah, Esther meminta bantuan kepada roh-roh yang selama ini membantunya. Tapi roh-roh itu tidak menjawab. Tiba-tiba ada suara yang berkata, "Sudahlah, sekarang kamu ikut Aku aja dan lepaskan hidup kamu."

Esther bingung seperti apa yang dimaksud dengan melepaskan hidupnya. Dia pun mulai pasrah dan berkata di dalam hatinya, "Jika memang Tuhan Yesus memang lebih hebat daripada kamu (roh-roh, red), mendingan saya ikut Yesus aja."

Selama "pertarungan" itu, hamba Tuhan menumpangkan tangannya ke kepala Esther. "Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus…" sebutnya.

"Tenangin aja dulu, sekarang hati kamu itu udah bersih, semua roh yang bukan dari Tuhan itu sudah dibersihin semuanya, Tuhan itu mau kasih Roh yang baru dari Tuhan Yesus. Ini Roh yang berikan kamu damai sejahtera, keselamatan, semuanya ada di sini sekarang," kata hamba Tuhan itu kepada Esther sambil tetap menumpangkan tangannya.

Sesampainya di rumah, Esther pun berdoa kepada Tuhan Yesus. "Tuhan Yesus, Engkau Tuhan yang hidup, kata orang-orang. Saya juga pengen tahu, kalau memangnya Tuhan itu ada, tolong pimpin saya. Tolong buka, Tuhan ngomong apa sama saya, karena saya ga bisa denger." Selesai berdoa, Esther secara tak sengaja membuka Alkitab yang telah diberikan hamba Tuhan itu sebelumnya.

"Tuhan mengampuni wanita peramal, dukun-dukun, dan berhubungan dengan roh-roh jahat, hal-hal seperti itu, Tuhan mau ampuni mereka." Jelas Esther tentang ayat yang dia lihat di Alkitab tersebut. "Buat saya, itu kayak kasih ketenangan, kedamaian buat saya. Dari situ saya merasa ternyata "Tuhan, Engkau mau mengampuni saya."" jelasnya lagi.

Namun, roh-roh tersebut ternyata tidak berhenti. Tiba-tiba ada suara keras yang menanyakan, "Tuhan mana yang kamu sembah?" sebanyak tiga kali dan dijawab Esther "Saya percaya Tuhan Yesus."

Dan tiba-tiba di dalam hati Esther muncul perkataan, "Aku mengasihi engkau." Kata-kata yang membuat hati Esther begitu merasa luar biasa. Esther yang selama ini jarang mendengar perkataan seperti itu, apalagi oleh orangtuanya, merasa begitu tersentuh. Suara itu buat Esther begitu damai sejahtera dan tenang, berbeda dengan suara-suara sebelumnya yang dia dengar, yang keras dan emosi.

Perubahan dalam hidup Esther mengubah semua anggota keluarganya. Mereka semua menjadi percaya Yesus dan melepaskan sesajen yang selama ini disembah. "Jika selama ini saya menolong orang dengan apa yang saya dengar (dari roh-roh), sekarang saya bisa menolong orang dengan firman Tuhan, apa yang Tuhan katakan…Yesus tujuan hidup saya," tutup Esther.

Jika ada di antara kita yang merindukan Yesus, datanglah kepada-Nya. Datanglah bersama keluarga agar mereka pun mendapatkan damai sejahtera dan ketenangan seperti yang didapatkan Esther. Tidak ada satu kuasa yang sanggup melepaskan kita dari jerat dosa, kecuali Yesus semata. Terimalah Dia

Sumber Kesaksian : Esther Shinta Samali . Jawaban.com

Tiga kali melihat rumahku di surga


Kesaksian Ibu Oei Kiat Nio (Istri Ev. Yusak Tjipto)

Saya sudah membeli peti mati dan suami saya meminta agar dicat warna jambu. Peti tersebut sudah ada orang Cirebon yang membuat dengan tutup kaca yang indah. Bunga-bunga hiasan sudah ditaruh didalam peti. Semua perlengkapan sudah berdatangn dan lengkap. Foto besar dan nyanyian untuk kebaktian penghiburanpun sudah siap. Bahkan kartu ucapan terima kasihpun sudah tercetak. Semua orang yang harus dihubungi sudah saya catat baik alamat maupun nomor telpon.

Dari cerita yang saudara baca, maka kita akan memiliki gambaran bagaimana seorang ibu Oei Kiat Nio, sangat siap untuk, dibawa pulang ke surga. Dari buku kumpulan kesaksian perjalan ke sorga, maka saya ingin menulis kisah yang ajaib, yang di alami oleh Istri Ev. Drg. Yusak Tjipto Purnomo, yang telah mendampingi suaminya. Sampai sekarang telah menjadi oma.

Mendapat Mimpi
Kisah ini dimulai ketika, waktu saya sedang di uji Tuhan, tepatnya waktu saya mau dipanggil pulang oleh Tuhan ke surga. Pergumulan ini berawal ketika pada tanggal 7 januari 1989, anakku Iin lewat suratnya mengabarkan bahwa dia sudah tiga kali berturut-turut bermimpi bahwa saya akan di panggil pulang oleh Tuhan.

Secara berurutan dalam mimpi itu anakku Iin melihat saya sakit parah, kemudian saya sudah mati dan suami saya mengatakan bahwa saya segera berangkat ke surga. Kemudian anak saya terus menceritakan kepada saya, dia terus berdoa dan berngumul apakah mimpi itu benar-benar pernyataan dari Tuhan atau bukan. Setelah mendapat penyataan-penyataan itu, dia segera memberitahukan kami, agar cepat-cepat memberikan kabar dan bila perlu melalui interlokal agar lebih cepat, sebab dia penasaran sekali.

Namun sebelum itu anakku Iin minta kepada Tuhan, bila memang sudah waktunya saya di panggil pulang Tuhan, maka Iin akan pulang ke Bandung (sebab lin sekolah di DeIf -Belanda) dan ia ingin bertemu dahulu untuk bersenang-senang terlebih dahulu dengan saya. Kami sekeluarga berdoa dan bergumul baik secara bersama-sama, perorangan dan masing-masing meminta tanda sendiri-sendiri pada Tuhan.

Minta petunjuk Tuhan
Saya sendiri berdoa, "Tuhan, kalau ini memang pernyataanmu, tolong tunjukkan rumah saya di sorga." Dan malam itu saya bermimpi melihat sebuah rumah yang kosong belum berpenghuni, tidak begitu besar tetapi memiliki pekarangan luas sekali dengan banyak tanaman bunga-bunga. Namun bunga-bunga itu masih pada kuncup. Juga terdapat pepohonan buah-buahan. Tempat duduk di taman itu terbuat dari batu marmer hitam mengkilap, jalannya juga dari marmer. Saya menyangka itu rumah orang kaya di sorga.

Kebun rumah itu begitu luas, teratur, bahkan bersih dan sangat indah. Misalnya ada sebuah pohon mangga yang di bawahnya dikitari tanaman bunga aneka warna. Demikian tanaman lain berderet rapi menurut jenisnya dan dalam keadaan segar tidak ada daun yang kering. Memang saya mengidam-idamkan memiliki kebun besar seperti itu. Saya waktu mimpi itu tidak menyadari bahwa kelak kebun itu adalah rumah saya.

Ketika saya ingin melihat keadaan rumah itu dari dekat, ternyata ada tetangga yang memakai baju jubah putih melambaikan tangan dan memberikan senyuman ramah sekali. Saya masuk ke rumah itu dari pintu dapur dan perabotannya belum begitu penuh, agak kosong, setelah itu saya terbangun dari mimpi saya.

Karena masing-masing sudah mendapatkan pernyataan sendiri-sendiri maka saya merayakan hari ulang tahun saya sekaligus perpisahan pada tanggal 18 Februari 1989. lin kami undang untuk pulang, saudarasaudara kandung dan saudara-saudara seiman kami undang juga. Pak Yusak berkhotbah sendiri dan is menguraikan segala pernyataan-pernyataan dan pergumulan keluarga kami.

Ia membawakan firman dari Kejadian 22 mengenai kepercayaan Abraham diuji oleh Tuhan. Kami sekeluarga menyanyi sambil diiringi anak-anak sendiri.

Saya mulai sakit
Pada tanggal 20 Maret - 18 April 1989 kami diundang untuk melayani di Sydney, Australia. Pak Yusak melayani di RC Keluarga Bahagia sedang saya melayani kaum ibu dan Daniel Alexander melayani kaum muda. Pada hari terakhir tinggal kesaksian, saya sudah tidak kuat lagi. Pagipagi jam 06.00 saya minta dipulangkan ke rumah adik. Kepala saya terasa pusing sekali seperti banyak jarum yang menusuk. Keadaan udara di daerah RC di pegunungan sangat dingin karena kebetulan sudah musim dingin, maka di rumah dipasang mesin penghangat. Waktu itu pembuluh darah saya sudah mulai pecah.

Pada seluruh badan tiba-tiba muncul bintik-bintik merah seperti demam berdarah. Mata saya buram seperti tertutup selaput. Menurut suami saya, mata saya merah tertutup darah. Suami jadi sibuk menggantikan pakaian saya, sebab peluh telah berubah jadi darah. Baru diganti, setelah seperempat jam sudah basah dengan darah lagi, sehingga harus diganti lagi. Saya jadi teringat akan sejarah Tuhan Yesus di taman Getsemani, "Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nyajuga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." Kemudian Ia menjauhkan din i dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kataNya: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendakMulah yang terjadi.

" Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguhsungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." (Lukas 22:39-46)

Di Getsemani Tuhan Yesus berdoa, bergumul, membayangkan penderitaan yang akan ditanggung-Nya, via Dolorosa - sampai Yesus mati di kayu salib. Untuk menebus dosa saya dan saudara juga dosa seluruh isi dunia. Betapa beratnya, betapa sakitnya, sampai Yesus sangat ketakutan dan pembuluh-pembuluh rambut-Nya pecah, maka peluh-Nya bercampur dengan darah - yang bertetesan ke tanah.

Memang darah benar-benar keluar. Itu adalah darah betul, seperti sewaktu saya sakit di Sydney, pembuluh rambut darah saya pecah, seluruh tubuh seperti ditusuk jarum. Rasanya pedih, perih dan kemudian mengeluarkan darah. Rasanya sakit sekali, tetapi saya yakin apa yang dirasakan Yesus jauh lebih berat, sebab saya hanya tiduran dan masih dikelilingi orang-orang yang mengasihi saya.

Menurut dokter penyakit ini jarang didapat. Di antara sepuluh ribu orang baru satu yang pernah terserang penyakit seperti itu. Namanya pengeroposan di pembuluh darah. Tidak ada obatnya. Untuk memperpanjang hidup harus dengan transfusi darah terus. Tidak boleh marah, tidak boleh olah raga, jadi harus istirahat total. Mencegah peredaran darah jangan terlampau cepat, kencang jalannya sehingga dapat menembus dinding pembuluh darah.

Pada saat itu suami saya sempat bertanya pada Garuda Indonesia berapa ongkosnya apabila membawa jenasah ke Indonesia. Mereka menjawab AUSD $ 4,000, tapi prosedurnya sangat sulit karena harus ada visum dari dokter, polisi dan Kedutaan Indonesia dan sebagainya.

Orang yang melihat saya sudah tidak tahan, suami, adik, saudara dan saudari seiman, sedangkan Tuhan Yesus harus menanggung sendiri, ditinggalkan oleh ibu, bapak, saudara dan murid-murid-Nya. Selama tiga hari, antara sadar dan tidak sadar saya sepertinya berbicara sebentar kepada suami saya yang dengan penuh kasih menunggui dan mendoakan terus. Saya mendengarkan puji-pujian, kemudian saya merasakan seperti sedang diajak jalan-jalan ke dunia maut.

Diperlihatkan Neraka
Saya merasa kasihan sekali dengan mereka yang berada di alam maut (Hades) itu. Saya melihat laut, airnya deras sekali, di dalamnya banyak manusia, tua dan muda, perempuan dan laki-laki meminta tolong. Saya ingin agar saya dapat meraih mereka, ingin saya tolong. Tetapi di pinggirnya ada seorang wanita cantik, bergaun panjang, merentangkan tangannya, untuk menghalang-halangi saya, matanya begitu tajam dan begitu marahnya melihat saya.

Kemudian saya melihat kuil-kuil seperti di Bali. Para, imamnya memakai jubah putih. Saya berniat menolong manusia-manusia yang diikat dan akan dipersembahkan tetapi saya tidak bisa. Kemudian saya melihat sebuah pohon besar yang tua di tengah jalan, saya tengking dalam nama Yesus agar minggir dari hadapan saya. Pohon itu terbelah menjadi dua dan dari dalamnya keluar seorang tua, bungkuk, jenggotnya sampai di tanah. Masih banyak lagi yang saya lihat namun saya tidak bisa menceritakan satu persatu. Karena saya merasa itu mengerikan, menakutkan, dan kasihan.

Setelah saya lelah, saya berkata kepada Tuhan "Tuhan saya lelah melihat yang seperti itu, saya sekarang ingin melihat yang indah."

Diperlihatkan Surga
Tak lama kemudian pemandangan menjadi berubah. Terlihat taman yang memiliki hamparan rumput hijau dan di tengah-tengahnya ada sebuah bangku putih yang terbalut bulu putih lembut sekali. Bulunya melambailambai, seolah-olah mengundang saya untuk duduk di atasnya. Saya duduk di atasnya dan sangat menyenangkan duduk di situ. Ketika itu saya melihat anak-anak memakai baju putih sedang menari-nari seolah-olah terbang. Saya meniru gerakan anak itu. Ternyata tambah lama tubuh saya terasa semakin ringan dan saya dapat terbang turun naik. Saya merasakan kedamaian dan ketenangan di dalam hati saya. Suasananya seperti siang tetapi tidak panas.

Saya baru bertanya di dalam hati, di mana ruang untuk memuji Tuhan. Tiba-tiba saya sudah berpindah dari tempat itu. Saya masuk ke ruang yang luas sekali di depan sana yang jauh jaraknya. Saya melihat Tuhan duduk di tahta-Nya dengan penuh kemuliaan bercahaya sekali sehingga saya tidak dapat melihat wajah-Nya. Di kanan berdiri enam orang, di kiri juga enam orang memakai jubah putih panjang. Mereka adalah para Rasul. Kemudian orang yang menyembah Dia berlutut kemudian tegak berdiri dan menyembah lagi sambil berkata: "suci...suci...suci..." kemudian di belakangnya lagi, ada satu kelompok lagi yang berdiri menyanyi dan memakai jubah putih. Mereka menyuarakan sopran I. Kemudian ada satu batas lagi yaitu satu rombongan lagi dan saya masuk dibaris ke 2 no. 4 dari sisi kanan, yaitu barisan sopran II.

Apabila kita masuk ke ruangan itu, maka kita secara otomatis sudah langsung tahu di mana tempatnya. Barisan itu berlapis-lapis sampai ke belakang. Bajunya semua sama, jubah putih panjang, memakai tali di pinggang, leper yang berbentuk bulat, tetapi putihnya tidak sama. Baris yang dekat dengan Tuhan Yesus, lebih putih dan bercahaya atau bersinar, lebih ke belakang lebih suram, bahkan ada yang broken white.

Ada juga yang belum boleh masuk, mereka sedang di luar halaman dan sedang diajari cara memuji (cara menyembah Tuhan).

Sembuh dari sakit dan kembali ke indonesia
Saya sadar kembali dan masih dikelilingi suami, adik-adik dan saudara-saudara seiman. Kami berdoa meminta agar pelayanan selama di Australia dapat diselesaikan dengan baik. Karena suami saya mendahulukan Tuhan lebih dari saya, justru Tuhan menyembuhkan saya. Berangsur-angsur saya sembuh total sampai sekarang dan dapat kembali ke Indonesia.

Kemudian kami kembali ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia kami memperoleh pernyataan-pernyataan lagi. Saya bermimpi ada sebuah pesta pernikahan, saya yang menjadi pengantinnya. Saya harus siap jam 08.00 pagi. Saya berkata persiapan saya kurang dan tak mungkin selesai, mengapa harus pagi-pagi benar. Saya minta diundur setengah jam. Saya diperbolehkan, tetapi tidak boleh melewati jam 09.00 karena waktunya sudah menjadi giliran orang lain.

Diberi tahu Tuhan bahwa saya mau dijemput Tuhan pulang ke surga
Kami sekeluarga bergumul dan berdoa, demikian juga saudara-saudara seiman baik yang dari Bandung maupun dari luar Bandung. Pernyataan-pernyataan pun berdatangan kembali, ada yang melihat saya dengan gaun pengantin yang indah berwarna putih berkilauan kebirubiruan. Ada yang melihat saya dijemput kereta, keretanya penuh dengan bunga, dan sebagainya.

Karena yakin bahwa pernyataan-pernyataan itu dari Tuhan, maka saya sudah bersiap-siap membeli tanah kuburan di Cipageran; Cimahi. Tanah itu pun sudah disemen. Saya juga membeli peti mati dan suami saya meminta agar dicat warna merah jambu. Ternyata sudah ada orang Cirebon yang membuatkan dengan tutup kaca yang indah. Bunga-bunga hiasan pun sudah ditaruh di dalam peti. Semua perlengkapan sudah berdatangan dan lengkap. Foto besar dan nyanyian untuk kebaktian penghiburan pun sudah siap. Bahkan kartu ucapan terima kasih pun sudah tercetak. Semua orang yang harus dihubungi sudah saya catat dalam satu buku baik alamat maupun nomer telepon.

Kami adalah keluarga yang bahagia, saling mengasihi. Saya kasihan melihat suami dan anak-anak yang akan saya tinggalkan dan harus sibuk mempersiapkan segalanya, makanya segala keperluan pemakaman telah saya siapkan dengan lengkap.

Seperti Abraham yang mempersiapkan kayu dan api untuk korban bakaran, demikian pula keluarga saya yang menyiapkan untuk kematian saya. Sebab iman yang terbesar adalah mengutamakan kehendak Bapa, bukan kehendak kita sendiri.

Karena mimpinya jam 08.00 - 09.00 pagi, oleh kami tafsirkan bulan Agustus tepat. Selama bulan Agustus dan September tahun 1989 rumah kami ramai, setiap hari banyak yang berdatangan baik dari Bandung maupun dari luar kota. Sebagian dari mereka hanya ingin mengetahui kelanjutannya tetapi ada juga yang ikut tegang dan berdoa mencari kehendak Tuhan. Saya sendiri mengetahui bahwa apa yang Tuhan perbuat adalah yang terbaik untuk saya dan keluarga. Saya tidak mengetahui apakah waktunya hari ini, besok atau sesaat lagi.

Yang terpenting, saya sudah meminta ampun atas segala dosa, menyucikan diri, hidup menyukakan hati Tuhan, menyerah total dan bersiap dipanggil pulang oleh Tuhan. Pada akhirnya saya bermimpi lagi. Sepertinya saya sudah siap pergi ke luar negeri dan pintunya sempit. Orang-orang melewati pintu satu persatu. Di atas sebuah meja ada map-map yang berisi surat-surat. Ada yang tebal dan ada yang tipis. Tiap orang harus melalui pintu itu berurutan dan mengambil map masing-masing. Di atas map itu ditulis nama masing-masing. Saya masuk dan mengambil map saya, ternyata mapnya tidak ada dan sudah dirobek, jatuh di bawah meja. Surat-suratnya juga hilang. Saya kaget dan bingung siapa yang mengambil surat-surat saya. Saya tidak jadi berangkat. Dengan jelas saya mendengar suara yang berkata: "Kau lulus, tidak jadi berangkat, ditunda."

Saya keluar lagi dari ruang tersebut dan kemudian saya terbangun. Saat itu juga Tuhan sudah bicara dengan suami saya dan menyatakan bahwa kami lulus dan saya ditambah umur, sampai sekarang saya masih hidup.

Dibawa beberapa kali ke surga untuk melihat rumahku
Tuhan memberkati saya dengan menunjukkan rumah saya di sorga sebanyak tiga kali. Yang pertama kali tahun 1989, waktu itu saya melihat-lihat kebun yang luas dan indah juga rumah mungil yang indah. Saya baru masuk dari pintu dapur lalu bangun. Yang kedua kalinya. tahun 1994, lima tahun kemudian saya masuk di dalam rumah, ada meja kursi tamu (sofa). Juga ada lampu kristal yang indah sekali sebagai dekorasi di ruang tamu. Dan penglihatan yang terakhir pada tahun 1999, lima tahun kemudian lagi, saya dibawa masuk ke ruang makan. Ada meja bulat susun yang atasnya dapat diputar. Rangka meja dan kursinya dari emas putih dan mejanya dari kaca. Di atas meja panjang (yang ada di belakang meja makan) di tepi tembok dinding terdapat tempat untuk toples-toples kue-kue dari kristal terukir bunga mawar dan pegangan penutupriya juga terbuat dari emas putih. Betapa indahnya semua itu.

Yang belum saya masuki atau saya lihat adalah ruang (kamar) tidur. Saya sedang menantikan Tuhan menunjukkan itu pada saya.

Saudaraku jangan segan-segan berbuat baik atau mengerjakan pekerjaan Tuhan yang ditugaskan kepadamu, sebab Tuhan memperhitungkan apa yang kita buat, sebab tiap kali engkau menyelesaikan tugasmu, kamu dapat upah. Untuk memperindah rumah dan dekorasi rumahmu di sorga. Dalam segala hal jerih payah kita tidak akan pernah sia-sia.

Sumber: http://kesaksian-life.blogspot.com