Jumat, 23 Oktober 2009

BERTOBAT GARA-GARA ANAK DOMBA


Kesaksian Ronald Reagan [bukan ex presiden]

[Ronald Reagan]
Pada 1972 hidupku rusak. Saya pecandu. dan kriminal. Keluargaku rusak. Isteriku memiliki berkas perceraian berkali-kali. Anak-anak takut padaku. Saya tak dapat tahan kerja terlalu lama, mental tidak stabil. Inilah bingkai sebuah kehidupan dimana saya mengantar anakku berumur 6 tahun kesuatu toko membeli sesuatu. Saat masuk, Saya bertemu seorang pria keluar. Terjadilah pertengkaran dan sebelum sadar saya telah memukul dia dan menjatuhkannya. Dia terjatuh diatas botol-botol. Botolnya pecah dan segera dia berdiri dengan pecahan botol ditangan dan mulai menikamku. Saya mengangkat lengan kiri mencoba menghalangi, dan pecahan botol itu melukai otot diatas pergelangan tangan saya dan pusat fungsi aliran darah pada pergelangan tanganku. Saya berdarah dalam sedetik. Namun penuh amarah, benci dan dendam, Saya tetap berkelahi dan tetap mengeluarkan darah. Anak lelaki saya berteriak-teriak, dia sangat histerik.

Pemilik toko 7-11 mendekatiku datang berkata bahwa jika saya tidak ke Rumah sakit, saya akan mati karena kehabisan darah dalam beberapa menit. Jadi dia membawa saya dengan mobil saya ke RS. Saat saya masuk ruang gawat darurat, saya pingsan. Para medik mulai bekerja, saya dapat mendengar suara, mereka katakan, “kami tak dapat menolongnya. Dia harus ditransportasikan ke RS lain. kemungkinan akan kehilangan lengannya.” Saat mereka memasukkanku ke ambulans, isteri saya tiba dan ikut dengan kami. Tetapi saat mereka meninggalkan tempat parkir RS, seorang para medik muda melihat wajahku, dan saya dapat merasakan betapa lemahnya saya. Dia berkata “Tuan, anda membutuhkan Yesus Kristus” Tetapi saya tidak tahu Yesus, saya tidak tahu apa yang dikatakannya, jadi reaksi saya adalah mengutuk. Dan dia berkata lagi, “Anda memerlukan Yesus!”

Sewaktu dia berbicara padaku, saya melihat ambulans terbakar api. Saya mengira itulah kejadian sebenarnya. Penuh dengan asap dan tiba-tiba saya bergerak didalam asap itu, seperti sebuah terowongan. Setelah beberapa waktu, keluar dari asap dan dari kegelapan itu saya mulai mendengar teriak ribuan orang. Mereka menjerit, mengeluh dan menangis. Saya melihat kebawah, terlihat seperti tanah vulkanik yang terbuka. Saya melihat api, asap dan orang-orang didalam tempat yang terbakar itu. Mereka menjerit dan menangis, mereka sedang terbakar, tetapi mereka tidak terbakar habis, mereka tidak hangus. Kemudian saya mulai bergerak turun kearah tempat itu.

[Isteri, Elaine Reagan]
Dia menjerit, menjerit, mengeluh dan mendesah. Terlihat seperti sedang dalam pergumulan. Saya bukan seorang Kristen saat itu, dan tidak mengetahui tentang pergumulan Rohani. Tetapi terlihat sangat menakutkan karena saya dapat merasakannya. Seperti Terang dan gelap. Dia terlihat seperti sedang bergumul melawan sesuatu, tidak tahu apa, sekarang saya tahu dia melihat neraka, melihat kejadian di neraka.

[Ronald Reagan]
Tetapi hal yang terburuk adalah saya mulai mengenal banyak orang yang berada dalam api. Itu suatu lensa kamera yang menunjukkan pada saya wajah mereka, dekat sekali. Saya dapat melihat bagaimana mereka dalam api itu, saya dapat melihat penderitaannya, sakit dan frustasi. Banyak diantara mereka mulai memanggil nama saya, dan berkata “Ronny, jangan datang ketempat ini, tak ada jalan keluar. Tak ada tempat untuk melarikan diri, tak ada jalan keluar.”

[Terbakar di neraka]
Saya melihat wajah orang yang mati pada suatu kejadian pencurian, dia tertembak dan mengeluarkan darah hingga mati dipinggiran jalan. Saya melihat dua orang lagi yang mati dalam keadaan mabuk saat mengendarai mobil. Saya melihat wajah lain yang mati karena overdosis obat terlarang, saat pesta bersama, mereka menunjukan kesakitan dan penderitaan teramat sangat, tetapi saya percaya yang paling terpenting adalah kesepian. Depresi itu terlihat berat, tak ada harapan, tak bisa lari, tak ada jalan keluar dari tempat ini. Bau daging terbakar, seperti welder listrik, sangat menusuk.

Dalam hidupku, Saya telah melihat orang dibunuh, ikut dalam perkelahian yang melibatkan pembunuhan. Saya telah berada dipenjara. bertumbuh dalam sebuah sekolah reformasi, di sel penjara. Anak yang dipukul tanpa belas Kasih oleh ayah yang cepat marah dan mempunyai masalah alkohol. Saya lari pada usia 12 Tahun dan merasakan tak ada apapun didunia ini yang menakuti saya. Hidupku rusak, rumah tanggaku rusak, kesehatanku rusak. Tetapi sekarang ada sesuatu yang membuatku lebih ketakutan seperti orang mati, sebab tidak mengerti hal ini. Dan saat melihat kedalam jurang, penuh api, jeritan dan ancaman, saya terjatuh dan pingsan.

Ketika membuka mataku, Saya telah berada di RS Knoxville; Tennessee bersama isteri disampingku. Ada banyak jahitan ditubuhku, lenganku terbungkus. Hampir 100 jahitan. Saya memandang wajah isteriku. Saya tidak tahu dimana saat itu, atau apa yang terjadi disekeliling. Semua yang dapat kulihat adalah apa yang baru saja terjadi .

[Elaine Reagan]
Wajahnya terlihat aneh, wajah ketakutan. Dan dia katakan, “Saya tak tahu apa yang terjadi padaku, tetapi saya telah berada disuatu tempat terburuk.” Dan saya tetap mengatakan “kau telah berada di RS, kau telah berada di RS selama ini.” Dan dia tetap katakan, “Tidak, saya telah berada di tempat lain. Saya tak tahu persis dimana, tetapi terburuk, tempat terburuk.”

[Ronald Reagan] mencoba mabuk lagi.
Saya masih dapat mendengar jeritan. Saya masih dapat mencium bau busuk. Saya masih merasakan panas, dan saya masih mendengar suara orang yang saya kenal menjerit kepadaku kembali. Saya lalui hari-hari dan berusaha keluar dari hal ini, mencoba hal itu keluar dari pikiran saya. mencoba mabuk, tak bisa mabuk. Saya coba dilempari batu, tak dapat dilempari batu, Saya telah mencoba segala sesuatu untuk menghentikan pikiran ini namun tak dapat.

[Elaine di tempat tidur dg Alkitab]
Suatu pagi, pada beberapa bulan kemudian, Saya pulang kerumah dimana isteriku berada, setelah mencoba mabuk, tetapi tak dapat. Saat masuk rumah saya langsung kekamar, lampu kamar menyala. Isteriku duduk ditempat tidur, ditangannya ada buku yang masih terbuka. Dia memandangiku dan wajahnya bersinar. Dia berkata, “Ronny, malam ini saya menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatku,"

Dia tak perlu berkata banyak, hidup kami telah dipenuhi berbagai persoalan. Dia dibesarkan di Chikago; ayahnya pelayan bar di sebelah selatan Chikago. Dia tak tahu apa-apa tentang Allah, atau Gereja atau Agama. Penderitaan diwajahnya,kerutan wajahnya yang dimiliki dari kebejatanku, kekacauan, alkoholik, dan pelaku obat terlarang. Kadang saya harus pergi berbulan-bulan, dia bersama anak-anak tidak tahu dimana keberadaanku.Tetapi saat ini wajahnya berubah. Kerutan-kerutan itu tiada, sebuah senyuman menggantikan kepedihan dan penderitaan. Dia memandangiku dan berkata, “Yesus telah menyelamatkanku malam ini. Maukah kau pergi bersamaku mendengar orang yang disebut Yesus.” Saya berpikir sebentar, “Telah kucoba semua dalam hidupku, tak ada yang baik. Orang yang kucintai, isteriku, anak-anakku, aku sangat buruk pada mereka." Jadi saya setuju pergi.

[Ronald di gereja]
Beberapa minggu kemudian pada minggu pagi, 2 November 1972, sebelum jam 12, seorang pelayan berdiri dan membaca Alkitab. Saya duduk pada kursi paling belakang, saya tidak tahu apa-apa tentang Alkitab. Saya tidak tahu bagaimana bereaksi terhadap Gereja. Tetapi pelayan itu berdiri dan membaca dari Alkitab, dan ia membaca dari Yohanes. Dia mulai membaca Firman ini “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.”[Yoh 1:29]. Saat dia mengatakan “Anak Domba” dia menarik perhatianku. Hal ini tak akan menarik perhatianku, dari yang lain, tetapi ia mengatakan “Anak Domba”.

Dia menarik perhatian orang berdosa ini yang berkeras hati.

[Ronald dg anak domba]
Karena sewaktu berumur 9 tahun, saya adalah anak yang miskin dipegunungan timur Tennessee, dengan ayah yang hanya tahu marah, mempersalahkan dan alkoholik, tetanggaku memberikan seekor anak domba. Dan saya harus berjalan 2 mill ke halte bis sekolah. Suatu hari saya berjalan melalui halamannya, dia memberhentikan saya dan berkata, “Anak aku mempunyai suatu hadiah bagimu” dan dia menunjukkan anak domba ini.

Saya membawa anak domba itu bersamaku, dan menjadi temanku, sahabat yang saya rasakan memiliki. Sahabat sejati, hari-hari dan minggu dia mengikutiku, dan akan datang menjemputku pada Halte bis. Dia berjalan diantara pepohonan dan ladang hanya untuk bertemu denganku.

[Ayah sedang memperbaiki truk]
Suatu malam aku pulang kerumah, anak domba ini hilang. Saya dengar ayah saya mengutuk dan berteriak, dia bekerja pada model mobil tua, memakai tangannya menggantikan ban mobil, cara lama. Saya coba berjalan melalui dia karena saya tidak mau di kutuk. Saya coba melewatinya, tetapi saat saya disisi mobil, saya melihat anak dombaku dengan darah menutupi bulunya yang putih. Ban mobil itu tertancap di tubuh anak dombaku.

Anak domba mendekati mobil karena ingin tahu, dan dalam kemarahan kemabukannya, ayahku menabrakkan ban mobil pada tubuh anak domba itu.

Saat lihat anak dombaku, temanku, mati, saya mulai menjerit. Dan berlari ke hutan menjerit,“dia telah membunuh anak dombaku, membunuh anak dombaku!”

Usia 9 tahun, kebencian dan kekacauan memenuhiku, mengajariku. Saat itu, Saya bukan yang dulu lagi. Pada usia 12 tahun saya lari tinggalkan rumah. Dan dalam sistim juvenille, dipenjarakan berulang kali. Tak ada rasa hormat pada kuasa apapun. Benci pada orang yang menunjukkan kuasa padaku. Pada usia 15 tahun, dipenjarakan sebab pencurian mobil, mencuri. Pada 15 tahun saya dipenjara karena mencemooh; terlibat kecelakaan mobil yang membunuh beberapa orang dan yang lainnya lumpuh. Saat itu saya tertegun apakah masih ada yang terpelihara dalam hidup ini bagiku.

Tetapi ketika pelayan mengatakan “Anak Domba” dia mengambil perhatianku. Dia berkata bahwa Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah, dan Dia mati dan mencurahkan darahNya agar siapa yang mau, dapat memulai kehidupan yang baru. Dapat diampuni dan memulai lagi.

Pagi itu, ku usahakan keluar dari bangunan itu, berpikir,“tak mau orang melihatku menangis. Saya tak pernah menangis sejak berusia 9 tahun. Dan tak takut apapun yang hidup dibumi ini, dan tak akan ada yang melihatku menangis."

Saya berpaling hendak keluar, tetapi saya malah berjalan menuju ke depan. Saya tak tahu doa orang berdosa, saya tak tahu Jalan orang Romawi menuju keselamatan. Tetapi beginilah doa saya, “Allah, jika Engkau ada, dan Yesus, jika Engkau Anak Domba Allah, tolong, tolonglah bunuh saya atau sembuhkan saya. Saya tak mau hidup lagi, saya bukan seorang suami, saya bukan seorang ayah, saya buruk.” Dan di saat itu, seperti kegelapan dan kekelaman pergi meninggalkan hidupku. Kemudian air mata jatuh untuk pertama kali setelah berumur 9 tahun, aku menangis. Rasa bersalah meninggalkanku, kekacauan hidup, marah dan benci meninggalkanku. Dan Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatku pagi itu.

Saat tak tahu apa yang harus kulakukan. Allah menyembuhkan pikiranku, ingatanku, pelaku obat terlarang. Alkohol meninggalkanku, ditahirkan. Detik itu kutahu bahwa harus menceritakan apa yang terjadi padaku. Hidupku hanyalah sisa yang tertinggal untuk menceritakan tempat yang telah kulihat, dan pengharapan Yesus untuk menyelamatkan manusia dari tempat mengerikan.

Dicuplik dari http://www.spiritlessons.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar