Pendahuluan
Nama (samaran) saya adalah Monica
Saya seorang gadis yang berasal dari daerah di Indonesia bagian Timur yang terdiri dari 6 orang bersaudara dan saya adalah anak perempuan satu-satunya.
Pada umur 7 tahun, saya diserahkan ke Tempat Pembelajaran Al quran (TPA) di daerah Kertosono - Jawa Timur oleh orang tua saya dengan harapan akan menjadi anak yang saleh. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya.
Pada umur 12 tahun saya menjadi ‘orang yang terpilih’ untuk berjihad melawan orang-orang Kristen untuk melakukan bom bunuh diri. Saya diisolasi dalam wilayah bangunan dimana orang luar tidak bisa masuk dan sayapun tidak bisa keluar, tetapi saya dapat melihat kegiatan orang-orang yang belajar di luar.
Katanya saya dipilih oleh nabi Muhammad dari sorga, sehingga saya memiliki sorga, jika mati langsung masuk sorga. Saya senang sekali, karena saya kalau mati langsung ke sorga. (akhirnya saya tahu bahwa saya ditipu, karena saya pernah pergi ke neraka dan bertemu nabi muhammad yang memang tinggal di neraka)
Saya tidak merasa sedih jika ada teman yang meninggal dalam tugas, tetapi saya merasa senang karena tugas dia berhasil dan pasti masuk sorga.
Di tempat itu kami memakai baju tertutup berwarna serba hitam dari atas kepala sampai ke tangan dan kaki ... yang terlihat hanya mata saja.
Tempat Pembelajaran Al Quran (TPA)
Di tempat ini banyak orang-orang yang dididik seperti saya untuk jihad, yang terdiri dari beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 orang, ada laki-laki dan perempuan, tetapi lebih banyak anak laki-laki. Orang-orang yang dipilih adalah anak-anak yang masih kecil, karena mereka belum tahu apa-apa sehingga mudah untuk dicuci otak.
Dana mereka langsung dari organisasi islam dari negara-negara islam, seperti Arab, Pakistan dll.
Tempat-tempat seperti ini banyak sekali tersebar di Indonesia. Salah satunya di daerah Banten, Jawa Barat yang menjadi tempat pelatihan favorit, karena orang asing tidak dapat masuk ke daerah Banten, sehingga dapat melakukan pelatihan dengan leluasa.
Organisasi ini tidak seperti FPI (Front Pembela Islam) yang dapat disuap dengan uang, karena organisasi mereka cari uang. Ketika target untuk membunuh orang kristen atau membom suatu tempat ditentukan, maka itu harus terlaksana. Target-target tersebut dari pusat, kami hanya pelaksana.
Di halaman TPA banyak sekali saya melihat tuyul, jin, genderuwo dll yang memang sengaja dipelihara.
Ada petugas khusus yang menyusui para tuyul, saya lihat petugas itu badannya sampai kurus kering, karena harus menyusui ratusan tuyul. Ada juga yang khusus memberi makan para jin yaitu dengan larva undur-undur (Antlion larva) … para jin sangat suka dengan makanan ini.
Larva Undur-undur
Para tuyul tersebut dijual kepada orang-orang yang ingin kaya, dimana para identitas pembelinya sangat dirahasiakan, hanya ustad dan orang itu yang tahu.
Di desa itu, banyak penduduknya yang menikah dengan para jin, yang kata mereka cantik-cantik atau ganteng-ganteng, padahal saya melihat wajah aslinya itu sangat jelek.
Kalau sudah malam, desa itu terlihat seperti desa tak berpenduduk, hanya terlihat lampu remang-remang.
Hal-hal yang dipelajari di TPA
Ketika menjadi ‘orang yang terpilih’ saya belajar :
- Bela diri karate (tetapi karena tidak cocok untuk saya, akhirnya saya dilatih ilmu bela diri Tae Kwon Do sampai tingkat sabuk hitam)
- Merakit berbagai macam senjata api.
- Membuat bom.
- Anatomi tubuh manusia (dengan maksud mengetahui titik lemah manusia)
- Menggunakan senjata tajam.
- Meracik bermacam-macam racun untuk meracuni target.
- Cara menggambar daerah/orang yang akan menjadi sasaran.
Saya disiksa SETIAP HARI dan ditanamkan kebencian kepada orang-orang Kristen dengan dikatakan bahwa kamu menderita karena orang-orang Kristen sambil dipukul, ditampar, ditendang, diinjak-injak, direndam dalam air dengan posisi badan memeluk es balok dan tangan diikat dengan keadaan telanjang selama berjam-jam – diangkat, lalu di rendam lagi bahkan sampai keesokan harinya (saya pernah mati karena hal ini, tetapi saya bangkit kembali), diberi makan nasi yang sudah basi, tidur di lantai tanpa alas dan bantal, disuruh makan kotoran manusia, dicambuk, disundut api rokok (ketika api rokok mau mati, rokok tersebut dihisap kembali, lalu disundut kembali, sampai rokok tersebut habis), kepala dipukul pakai tangkat kayu dan besi - sampai kepala saya harus dijahit, kepala dibenturkan ke tembok dll.
Kalau dipukul, lalu menangis atau mengeluarkan air mata, maka akan semakin keras dipukulnya.
Kami hanya boleh bertemu dengan ustad yang mengajar, dan kami tidak boleh melihat mata ustad tersebut, jika melanggar, langsung dicambuki … jadi kami hanya menunduk terus.
Kami disuruh menonton tentang film-film teroris, jika kami menunduk, maka langsung dipukuli.
Badan saya sampai penuh bekas luka dari atas kepala sampai ujung kaki, otot-otot tubuh saya banyak yang cacat, bahkan otot mata sayapun cacat karena pukulan-pukulan benda tumpul yang sangat keras pada kepala.
Saya jarang sholat, toh kalau mati kami pasti masuk surga, karena kami adalah ‘orang yang terpilih’ langsung oleh nabi Muhammad dari surga.
Kami tidak tahu apa itu KASIH !
Strategi Menghancurkan Orang-orang Kristen
1. Membom Gereja-gereja
Sejak umur 10 tahun, saya banyak membom gereja-gereja di daerah Wonosobo, karena daerah tersebut banyak orang-orang Kristen.
Pada umur 12 tahun saya pernah saya melempar sebuah bom ke sebuah gereja, tetapi bom tersebut tidak meledak, karena mereka sedang berdoa …. Pulangnya saya disiksa, dipukuli dan diperkosa oleh ustad yang menjadi guru saya.
2. Merusak Orang Kristen
Hanya mencari orang Kristen dari dalam gereja :
- Jika perempuan, diajak minum minuman keras, lalu jika mabuk, diserahkan ke laki-laki untuk diperkosa.
- Jika laki-laki, diberi narkoba.
Bertemu Tuhan Yesus
Pada umur 30 tahun, saya mendapat tugas untuk membom sebuah gereja di daerah Kepunton - Solo, Jawa Tengah. Gereja tersebut adalah Gereja Bethel Injil Sepenuh.
Bom saya letakkan di tempat anak-anak sekolah minggu, dengan harapan jika anak-anak generasi penerus orang-orang Kristen ini mati, maka orang-orang Kristen ini menjadi lemah.
Tetapi ketika saya menaruh bom yang saya masukkan ke dalam boneka di ruangan sekolah minggu tempat anak-anak itu berada … tiba-tiba saya melihat cahaya yang sangat terang sekali sehingga saya takut dan bom itu tidak jadi diledakkan.
Ketika saya pulang, saya disiksa, karena tugas saya tidak berhasil. Dan saya ditugaskan kembali untuk meledakkan gereja tersebut dan saya harus ikut didalamnya, artinya saya mati sahid.
Saya kembali lagi ke gereja tersebut dan ketika saya meletakkan kembali boneka tersebut di tempat sekolah minggu, tiba-tiba muncul orang dengan cahaya yang sangat terang dengan menggendong boneka yang sudah saya beri bom sambil menyanyi Domba kecil, domba kecil … Hilang di atas bukit … Datanglah gembala … Angkat domba kecil.
Lagu domba kecil
Saya ketakutan dan saya lari, tetapi saya berpikir, kalau saya pulang, saya pasti mati, akhirnya saya pilih lari ke kota Sabang, daerah Aceh.
Akhirnya tugas itu berhasil diselesaikan oleh orang lain yang akhirnya ikut mati dalam pengeboman Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton – Solo, Jawa Tengah pada hari Minggu, tanggal 25 September 2011.
Di Sabang, Aceh
Ketika saya berdiri di pelabuhan kota Sabang, saya melihat seseorang berdiri dengan pakaian yang putih sekali dan modelnya aneh dengan rambut yang putih semuanya tetapi berumur sekitar 30 tahunan dan disampingnya ada 4 tandan buah pisang. Saya mendekat dan menolongnya untuk membawakan 4 tandan buah pisang tersebut ke mobil pikup. Ketika saya hendak pergi, pria tersebut menggandeng saya untuk naik mobil pikup tersebut, saya ikut dan saya duduk di belakang.
Saya dibawa ke sebuah rumah yang besar sekali dan harum bunga mawar, dan saya di beri tempat sebuah kamar di atas. Pria tersebut tidak pernah berbicara kepada saya. Dia berkomunikasi dengan saya dengan memberi kertas yang berisi tulisan dan tulisan itu bagus sekali.
Saya diberi sebuah alkitab dan saya disuruh membaca. Ada perasaan yang senang ketika berada di dekat orang ini. (sampai saat ini saya masih menyimpan alkitab tersebut, tetapi tulisan orang itu tidak saya simpan)
Saya diberi makan oleh orang itu sehari 3 kali dengan makanan yang enak-enak sekali dan dengan jumlah yang banyak ….
Orang itu datang pagi, membuka gorden, mematikan lampu, lalu menyiapkan makanan, kemudian pergi lagi. Siangnya datang lagi, menyiapkan makanan lalu pergi. Sorenya datang, menutup gorden, menyalakan lampu dan menyiapkan makanan, lalu pergi lagi. Hal ini berlangsung terus selama 6 bulan.
Setelah 6 bulan, saya diberi kertas yang bertuliskan bahwa saya sudah waktunya kembali ke Jakarta dan menjadi terang.
Di Jakarta
Di Jakarta, saya datang ke gereja untuk menjadi pelayan di gereja, tetapi saya selalu ditolak bahkan dihina-hina.
Saya kepahitan dengan hamba-hamba Tuhan. Saya difitnah, dihina, dijelek-jelekkan. Sehingga saya pernah ingin kembali ke tempat saya dahulu, tetapi Tuhan melarang saya untuk kembali. Setiap saya ingin kembali, Tuhan hajar saya dengan keras. Saya selalu dikuatkan oleh lagu Domba Kecil yang dinyanyikan oleh Tuhan Yesus.
Puji Tuhan, akhirnya sekarang saya ketemu anak Tuhan, dan kami sering melayani bersama-sama.
Meskipun saya tidak bekerja, tetapi Tuhan selalu mencukupkan segala kebutuhan saya.
Saya pernah mati, tetapi saya teringat akan keluarga saya yang belum mengenal kasih dan juga teman-teman serta guru saya di Kertosono …. Saya bilang, Tuhan saya ingin kembali, saya ingin mereka juga boleh mengenal kasih yang selama ini mereka tidak pernah mengenal kasih. Akhirnya saya tidak jadi mati dan kembali ke dunia ini.
Sudah 3 orang teman saya 'orang yang terpilih' yang sudah bertobat ... Haleluya !
Ayah saya sebelum meninggal sudah menerima Tuhan Yesus sebagai juruslamat pribadinya.... Puji Tuhan !
Saya pernah didoakan oleh tim doa pelepasan yang dipimpin oleh Pdt. A*****s S*****a dan ketika terjadi manifestasi, 4 orang saya banting semuanya.
Akhirnya saya ketemu seorang anak Tuhan dan didoakan pelepasan, saya muntah selama 2 jam dan dalam alam roh, badan saya ada mantera tulisan-tulisan dalam tulisan arab dan itu sudah dihancurkan dan puji Tuhan, saya sudah dibebaskan oleh kuasa Darah Tuhan Yesus.
Penutup
Saat saya bertemu seorang hamba Tuhan pada tanggal 29 Mei 2014, saya diminta untuk bersaksi dan direkam, tetapi saya menolak, akhirnya saya bersaksi tanpa direkam.
Sepanjang bersaksi, saya menangis terus, karena saya tidak ingin, masa lalu saya yang kelam diungkit kembali.
Selesai bersaksi, saya didoakan agar tubuh, jiwa dan roh saya menjadi kuat, segala kutuk dan rancangan iblis serta orang-orang jahat dipatahkan. Saat berdoa, saya diserang oleh roh orang kuat (orang itu berpakaian seperti orang suku Badui), saya dicekik sehingga saya tidak bisa bernafas. Hamba Tuhan itu memberi minyak urapan pada leher saya dan saya terbebas.
Karena sudah malam dan saya capai, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan doanya pada keesokan harinya.
Keesokan harinya kami didoakan kembali dan saya berjumpa dengan Tuhan Yesus dan saya mencium bau wangi yang sama ketika saya berada di kota Sabang …. Haleluya !!!
Amin.
Sumber : Monica
oh, makanya jangan benci muslim, and Dad teach us to forgive and love our enemies
BalasHapus