Saya (Hendro) akan menceritakan kesaksian saya pribadi, apa yang saya alami waktu dalam keadaan mulai di bawah kerumah sakit sampai dalam keadaan tidak sadar. Dan istri saya Ester akan menceritakan bagaimana keadaan saya sudah tidak bernafas 3 kali yang dipastikan meninggal, ajaib karena kemurahan Tuhan saya masih diijinkan hidup sampai sekarang.
PAK HENDRO
Saya dari Surabaya, kejadiannya terjadi 8 juni 2013, saya masuk rumah sakit dan pada saat itu istri saya ada di luar negeri. Sakit yang saya alami gagal bernafas, jantung dan paru-paru saya membengkak, setelah pemeriksaan maka ketahuan kalau saya kena demam berdarah. Sakit saya ternyata sulit untuk diobati karena paru-paru yang membengkak karena banyak air, dilarang Dokter untuk memasukan cairan. Istri saya seorang pendoa syafaat maka, dia mendapat Firman di Matius 8:17 "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.” Ternyata memang benar saya tidak merasakan apa-apa selama 12 hari itu dalam keadaan koma, saya dirawat 23 hari. Badang saya sendiri sudah penuh dengan alat-alat medis, selang untuk bernafas dan jarum tetapi semua itu saya tidak rasakan selama 12 hari.
Saya hanya tahu dalam alam roh saya disebelah saya tidur ada ruang bersih sekali dan putih tetapi saya tidak disitu. Dan ditempat saya tidur itu saya terkurung didalam kaca, di luar kaca tersebut banyak sekali dari alam roh lain atau setan yang mau menyerang saya yang sedang tidur dan sepat saya juga melihat nama saya di lelang itu penglihatan yang saya lihat. Tetapi satupun dari mereka tidak dapat lewat kaca tersebut karena saya yakin Tuhan melindungi saya dalam kaca tersebut. Dalam keadaan saya koma saya mengalami kematian tiga kali. Selanjutnya istri saya yang akan menceritakan.
ISTRI SAYA ESTER
Benar apa yang diceritakan oleh suami saya itu memang benar terjadi, kita sebagai orang Percaya harus berjalan dengan Iman bukan kita melihat dengan mata apa yang kita hadapi saat itu yang akan menentukan Iman kita. Hal itu memang benar apa yang saya alami waktu suami saya dalam keadaan koma 12 hari. Waktu kejadian suami saya sakit, sedangkan saya berada di Singapura, saya dengar kabar suami saya masuk rumah sakit dan berada di ruang ICU karena gagal bernafas, dan waktu melakukan pemeriksaan ternyata paru-parunya membengkak dan berair, Jantung juga membengkak 3 kali lipat. Maka harus membutuhkan infus cairan sebanyak mungkin dan satu sisi tidak boleh menerima cairan karena paru-parunya berair.
Dan disitu terjadi komplikasi, dokter berkata harus di infus tetapi terbatas karena keadaannya semakin buruk. Senin saya kembali ke Surabaya, dokter katakan trombosit suami saya sudah sangat rendah maka kita harus mengambil tindakan untuk melakuakn tranfusi, lalu saya bilang silakan saja kalau itu memang yang terbaik buat dokter. Trombosit mulai masuk ke dalam tubuh suami saya dari jam 6 sore sampai jam 12 malam. Mulai saat itu suami saya tidak dapat sadarkan diri selama 12 hari.
KEMATIAN PERTAMA
Saya mulai lemah kenapa semua ini terjadi ternyata supaya kemuliaan Tuhan dinyatakan, pada jam setengah 12 malam suami saya mengalami flat (sudah garis lurus) dan saya mulai menangis, lalu anak saya berkata mama jangan menangis, mama harus bangkit dan kuatkan bapak, karena bapak sekarang sedang berperang melawan maut, bapak membutuhkan dukungan kita. Pada saat anak saya berkata bapak sedang berjuang melawan maut, saya mulai bangkit, dan berseru, Tuhan suami saya hidup saya mulai perangi roh maut dan lepaskan roh kehidupan. Puji Tuhan pada saat itu Flat itu kembali bergerak, itu kematian yang pertama. Pada hari selasa suami saya masih dalam keadaan koma.
KEMATIAN KEDUA
Dan pada hari rabu suami saya mengalami krisis yang sama, karena sudah mengalami kematian seperempat jam. Pada saat itu Tuhan ijinkan saya datang kerumah sakit terlambat karena saya sedang doa pagi. Karena Tuhan tahu apa yang akan saya alami saat itu kalau saya ada di rumah sakit. Ketika saya berdoa saya merasa Tuhan memberikan kekuatan baru dalam diri saya dan Tuhan memberikan saya ayat di Matius 8:17 "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.” Jadi Tuhan yang berdaulat atas kehidupan suami saya. Dan saya percaya sesuatu akan terjadi karena Tuhan akan memikul segala kelemahan penyakit suami saya. Selesai doa pagi saya pergi kerumah sakit, dalam perjalanan kakak ipar saya telpon dia seorang dokter, dia bertanya kamu dimana, saya ada dalam perjalanan kerumah sakit, kakak ipar saya tidak mau menceritakan keadaan suami saya yang sudah meninggal karena dia tahu saya sedang menyetir mobil sendirian, dia takut akan terjadi sesuatu.
Kakak ipar saya berkata bahwa cepat suami kamu dalam keadaan kacau, lalu saya berkata tidak apa-apa karena saya merasa ada damai sejahtera dalam diri saya, dia berkata cepat ya, dia tidak katakan suami saya sudah meninggal. Sampai dirumah sakit saya melihat kerumunan orang yang begitu banyak ada di luar ruang ICU, banyak yang menagis, saya tahu ada sesuatu terjadi kepada suami saya, saya juga tidak menanyakan kepada mereka bagaimana keadaan suami saya, saya tidak hiraukan itu, lalu saya melihat semua dokter mengurumuni tempat tidur suami saya.
Saya langsung berjalan ke tempat tidur suami saya dan memegang tangan dia dan memanggil namanya, saat itu saya tidak tahu kalau suami saya sudah meninggal dan saya tidak melihat semua alat-alat sudah di lepaskan dari tubuh suamiku. Ketika saya memanggil nama dia langsung membuka mata, lalu dokter berkata ini tidak bisa semua alat sudah tidak berfungsi. Tetapi ketika saya memanggil suami saya ada respon dan sepertinya dia baru bangun tidur. Lalu saya taruh tangan saya diatas dadah dia dan berdoa lalu saya berkata Tuhan telah memberikan organ yang baru, paru-paru dan jantung yang baru, Tuhan ada dalam hatimu, suami saya cuma mengangguk-angguk.
Dan saat itu dia minta minum, dokter heran, lalu diambilkan minum 1 sendok, sedikit demi sedikit, dokter mulai bersemangat dan berkata ayo pak mulai batuk-batuk untuk mengaktifkan paru-paru dan jantung yang sudah berhenti. Puji Tuhan suami saya bisa respon dia mulai batuk-batuk, dan pada saat itu alat-alat dipasangkan kembali. Saya memegang tangan suami dan terus berdoa, puji Tuhan suami saya hidup kembali yang ke 2 kali. Lalu dokter berkata, nanti kita tunggu sampai jam 10 jam karena kalau sudah lewat 10 jam berarti masah kritisnya sudah lewat.
Sorenya dokter memanggil saya hasil foto ketika suami saya meninggal dan hidup kembali, lalu dilakukan foto tubuh suami saya. Ini jatung dan paru-paru yang membenkak sudah normal kembali kecil. Dokter bilang ini mungkin terjadi kerusakan pada mesing atau kekeliruan karena dokter tidak bisa menerima semua itu, karena itu mustahil, lalu dokter mengusulkan pemeriksaan kembali besok pagi, saya bilang silakan. Ternyata lakukan pemeriksaan ulang hasilnya sama paru-paru dan jantung sudah kembali dalam keadaan normal. puji Tuhan.
KEMATIAN KETIGA
Pada hari kamis suami saya mengalami masa krisis, pada saat itu teman-teman komsel hadir di rumah sakit dan memberikan dukungan kepada saya, kita sama-sama berdoa saat itu. Lalu pintu Ruang ICU dibukakan dan dokter berkata tadi saya tidak sempat memberitahukan ibu karena tadi bapak sudah tidak bernafas dan kami sudah stom 3 kali dan pompa, dan akhirnya bapak sadar kembali, itu adalah kematian ke tiga kali suamiku. Karena saya percaya setiap terjadinya kematian Tuhan sedang menggantikan setiap organ tubuh suami saya yang baru.
Lalu dokter berkata ini saya curiga ada jantung koronel karena tiba-tiba bapak ini sering hilang-hilang, kalau keadaan seperti ini maka harus dipacu jantung sementara, dan pada saat itu saya diingatkan oleh roh kudus, untuk diminta pemeriksaan ulang. Puji Tuhan dari hasil pemeriksaannya hasilnya lebih baik. Dokter herang-herang karena karena selama tangangi pasien yang jantungnya sudah membengkak 3 kali lipat dan kekuatang pompa jangtung 20-% bisa kembalinail menjadi 56,5%. Kalau Pasien yang sudah sampai 20-%, itu sudah pasti meninggal tidak mungking bisa hidup dan bertahan.
GAGAL GINJAL
Lalu besok doktek panggil saya kembali sepertinya bapak mengalami gagal ginjal, dan ini harus cuci darah karena kreatinnya 7,6 sudah sampai 8,3. Saya bilang suami saya tidak pernah dalam sejarah gagal ginjal. Tetapi hasil pemeriksaanya kreatin sudah sampai 8,3 ini menunjukan bapak gagal ginjal. lalu saya bilang kalau itu hasilnya baiklah, tetapi sebelum besok melakukan cuci darah cobah dilakukan pemeriksaan ulang lagi, karena saya masih menaruh pengharapan bahwa sesuatu pasti akan terjadi. Dokter berkata, oke bu kalau itu permintaan ibu kami akan laksanakan pemeriksaan ulang.
KESEMBUHAN TOTAL TUHAN BERIKAN KEPADA SUAMIKU
Puji Tuhan pagi-pagi saya datang ke rumah sakit dokter berkata, sementara hasilnya ditunda dulu tidak jadi cuci darah karena kreatin bapak sekarang 5,6. Kita lihat beberapa hari bu, nanti kita lihat dan pantau berapa kreatinnya. Dokter berkata kalau Kreatin sudah sampai 8 keatas untuk kembali normal tidak mungkin, tetapi kalau 1 atau 2 itu sudah bagus untuk bapak. Tetap saya tidak menjawab ya saya Cuma diam saja. Dan Puji Tuhan setiap 2 hari kreatinya makin menurun sampai normal. Itu suatu keajaiban yang terjadi, karena hal tersebut tidak pernah terjadi. Karena apa yang mustahil bagi kita tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Kita harus percaya Mujizat masih ada. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar