Tepatnya tgl 23 Desember 2009, di mana ekonomi keluarga kami sangat terpuruk, bagaimana tidak saat itu untuk makan sehari saja kami tinggal makan singkong rebus, jadi bagaimana kami bisa siapkan untuk kue natal dan keperluan natal lain. Istri saya menangis mengeluh, sedangkan anak saya tamat SMP, belum bisa melanjutkan ke SMA karena biaya, sedangkan anak saya yang kedua masih duduk di bangku SD. Memang kami tinggal di salah satu desa yang rata-rata penduduknya pendulang emas, karena di situ ada sungai yang katanya penghasil biji emas, sedangkan saya sendiri berprofesi sebagai pemburu Babi Hutan(celeng) pada malam hari untuk di jual.
Singkat cerita:
Karena esoknya tgl 24-Desember, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat berburu di temani anak pertama saya, dengan berbekal seadanya, yaitu singkong rebus dan air, kami pun berangkat, ±1 jam perjalanan kami bertemu dengan seorang laki-laki separuh baya, pencari kayu bakar dia menanyakan apakah saya membawa air minum dan makanan, saya menjawab ya, saya bawa tetapi makanannya hanya singkong rebus, tetapi laki-laki tadi menjawab tidak apa-apa karena saya sudah lapar. Akhirnya saya memberikan makanan dan minuman saya, anak saya kelihatannya kurang setuju, tetapi saya mengatakan tidak usah kuatir, dan setelah makan laki-laki tadi menunjuk ke arah timur dan mengatakan bahwa di hulu sungai itu banyak berkeliaran babi hutan (Celeng) dan kami pun pamit berangkat kearah yang di tunjuk oleh laki-laki tadi.
Sekitar jam 5 sore kami pun tiba di tempat tujuan yaitu hulu sungai, kami pun masih bisa menyiapkan tenda seadanya agar bisa berteduh.
Waktu terus berjalan, karena berdasarkan pengalaman saya babi hutan biasanya keluar jam 1 malam, sedangkan saat itu baru sekitar jam 10 malam, anak saya sudah tertidur, saya berniat untuk merebus air, dan saya pun ke sungai hendak mengambil air, tetapi tiba-tiba saya dikejutkan oleh cahaya kuning di dalam air, awalnya saya mengira bahwa itu adalah pantulan cahaya bulan, saya mendekatinya secara perlahan dan tinggal 1 meter jarak dari obyek tersebut ternyata itu adalah sebuah bongkahan emas murni yang saya perkirakan sekitar 2 kg, saya mengambilnya dan membungkusnya dengan kain, saya belum memberi tahu anak saya, saya hanya membangunkan dia dan mengajaknya pulang, agar pagi-pagi sekali saya bisa bertemu dengan penadah emas dari pendulang.
Setelah bertemu dan saya memperlihatkan, lalu timbang dan di konfirmasi betul itu emas murni 24 karat yang beratnya netto 2,2 kg. Karena penada tidak membawa cukup uang akhirnya kami berangkat ke kota untuk mengambil cek senilai 870 jt rupiah, dan saya pun membuka rekening dan mentransfernya ke rekening saya.
Akhirnya kami pun bisa merayakan natal dengan suka cita, bahkan sekarang saya sudah mempunyai toko sembako dan mempunyai rental "Mobil Travel", dan anak saya-pun telah menyelesaikan strata 1 (kuliah-nya.)
Nah sahabat,Tuhan mengetahui apa yang menjadi pergumulanmu dan mengetahui berapa jumlah tetesan air matamu, oleh sebab itu yakinlah bahwa, bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Karena; "Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu." (Matius 17:20).
Taat melakukan firman Tuhan dan memiliki iman adalah kunci mengalami mujizat!
Sumber: FB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar