Minggu, 17 Juni 2012

AKU TIDAK TERCATAT DI BUKU KEMATIAN

Neraka yang sangat mengerikan "Aku tidak tercatat di buku kematian ".
(Ibu Margaretha Yohana Elizabeth)



Kelainan Panca Inderaku.

Aku dibesarkan ditengah-tengah keluarga Kristen yang biasa-biasa saja. Keluargaku memiliki kehidupan yang tidak spektakuler. Tidak pernah kudengar ditelingaku kata-kata mujizat ataupun sorga dan neraka.

Kehidupan agama yang dianut keluargaku tidak beda dengan penganut agama-agama yang lain, rasa-rasanya tidak ada "greget"nya. Tapi puji Tuhan sejak kecil Tuhan sudah membawaku kedalam perkara- perkara ajaib bahkan sekaligus peristiwa-peristiwa yang sangat menakutkan.

Sebagai seorang gadis yang menginjak remaja aku sudah dapat melihat malaikat-malaikat Tuhan bahkan aku dapat menyaksikan wujud dari kuasa-kuasa kegelapan,yang tidak jarang membuat mamiku marah besar, mungkin ia pikir aku bercanda tetapi bagi mataku yang tidak dapat dibohongi oleh siapapun aku melihat betapa banyak kuasa kegelapan dan malaikat-malaikat ada disekitar manusia yang hidup dimuka bumi ini.

Aku tidak perduli orang lain bilang aku punya panca indera keenam atau keberapa bergentayangan ingin mendekati manusia yang hidup. Pengalaman pertamaku waktu itu aku berumur enam belas tahun, waktu itu sore hari kira-kira jam enam aku menyaksikan seorang yang berdiri didekatku.

Kupikir ada maling atau orang jahat, tetapi setelah kulihat dan kuperhatikan dengan benar-benar maka orang tersebut tidak punya kepala tetapi aneh dilehernya ia menghisap rokok.

Kontan saja aku lari tunggang-langgang kucari mamiku dan aku berteriak ketakutan. Namun sejak penglihatan itu seringkali aku melihat penglihatan yang lain dan lama kelamaan aku tidak takut lagi. Untuk kisah yang menakutkan ini aku sengaja tidak menceritakan ditempat ini, aku ingin mengisahkan bagaimana Tuhan membawaku ke sorga dan memperlihatkan lorong-lorong neraka dan para penghuninya.

Penglihatan Supranatural

Sering kali Tuhan menampakkan diri kepadaku untuk membawaku ke Sorga atau keneraka. Aku tahu bahwa kehadiranNya bukan karena aku orang yang rohani atau lebih baik dari pada orang lain.

Sebab pengiringanku kegereja waktu itu tidak seaktif sekarang, bahkan waktu itu aku masih terikat dengan berbagai macam ikatan, aku seorang perokok berat bahkan terkadang aku minum-minuman keras. Namun Tuhan tidak menampakkan diri didalam bentuk aslinya agar membawaku kedalam pertobatan yang lebih serius lagi sebab mereka yang ada di neraka aku menyaksikan sangat menderita dan neraka tempatnya orang-orang berdosa sepertiku, tetapi puji Tuhan sekarang Tuhan sudah membebaskanku dari berbagai macam ikatan-ikatan tersebut.

Apa yang aku saksikan sungguh nyata, dan lebih nyata dari alam jasmani ini, sebab suasana dialam roh disebrang sana sangat terasa, bila indah setiap orang dapat menikmati keindahannya, bila menderita, mereka juga merasakan penderitaan yang amat sangat, Alkitab mengatakannya ada ratap tangis dan kertak gigi.

Peristiwa yang tidak dapat aku lupakan sampai saat ini adalah ketika aku berusia 16 tahun, pada waktu itu aku mengalami sakit usus buntu. Penyakit ini nampaknya ringan dan semua orang yang mengalaminya tidak menganggap penyakit yang membahayakan.

Namun berbeda dengan apa yang aku alami, penyakitku ini membawaku kemeja operasi di RS Elizabeth Medan dan setelah mengalami operasi aku dinyatakan mati oleh Dr Tan, sebab orang bilang aku tidak sadarkan diri dan tidak bernafas dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore.

Namun sebaliknya apa yang terjadi padaku sangat berbeda, rohku terangkat dan aku menyaksikan tubuhku tergeletak tak berdaya, aku terangkat naik bersama Tuhan Yesus Kristus.

Aku menyaksikan pemandangan yang sangat indah, rumput hijau terbentang luas dan rumput hijau itu memiliki ketebalan yang tidak pernah aku saksikan dimuka bumi. Pemandangan bunga dan air mancur yang begitu indahnya, terasa aku tidak akan ingin kembali kebumi ini, dan aku juga menyaksikan domba-domba yang memiliki bulu putih seperti salju dan sangat bagus.

Aku menyaksikan banyak orang yang berjubah putih tak terhitung jumlahnya mereka sedang memuji-muji Tuhan dengan pujian Gloris dan Haleluya dengan rupanya apa yang dilakukan anak-anak Tuhan, ketika memuji dan menyembah Tuhan di gereja tidak berbeda dengan apa yang terjadi dibalik sana.

Pada waktu itu Tuhan Yesus membawaku untuk bertemu Abraham, namun karena ketidak pengertianku maka aku tidak begitu tertarik kepadanya, hanya perkataannya yang aku ingat bahwa ia berkata: "Engkau lihat anakku, begitu indah ciptaan Bapa disurga." Tidak lama sesudah aku berjumpa dengan Abraham, Tuhan Yesus membawaku kembali kedunia tempat jazadku berbaring.

Pengalaman rohani yang pertama ini tidak membuatku lebih tenggelam kedalam pelayanan dan kasih Tuhan serta rajin kegereja, aku masih juga belum bertobat, kalau aku boleh memikirkannya saat ini betapa bodohnya aku dulu.

Namun Tuhan sangat mengasihi dan bersabar kepadaku, seringkali Ia hadir dalam kasihNya yang luar biasa, bahkan tidak jarang Ia memberitahukan kepadaku perkara-perkara yang akan terjadi.

Ia memberitahukan kepadaku siapa yang akan menjadi suamiku (Gabriel Herbert Pesik). Bahkan anak-anakku pun (Rosana Christine, Angela Loise, Federika Elizabeth, Jeanette Caroline, Catherine Agustine, Margaretha Cornelia.)

Lahir dengan selamat karena anugerah Tuhan.

Aku cukup puas dengan enam anak perempuanku. Rasanya aku sudah cukup memiliki enam tersebut tetapi Tuhan berkehendak lain. Ada banyak cara yang Allah bicara, Ia menuliskan didinding rumahku di ruang makan dijalan Melawai Raya (Sekarang kantor BDN) tahun 1970 dengan tulisan " Engkau akan mendapat anak laki-laki tahun depan".

Semula aku tidak peduli dengan tulisan itu karena memang aku termasuk orang yang tidak tertarik mendengar suara Tuhan. Baru sesudah ketiga kalinya tulisan didinding dengan tulisan yang sama maka aku baru percaya bahwa aku akan mendapat anak laki-laki.

Apa yang Tuhan sudah nyatakan tidak pernah meleset, benar tahun depan aku hamil dan mendapat seorang anak laki-laki dan aku menamakannya Hein Herman Musa. Nama Musa sengaja aku taruh sebab aku percaya bahwa anak ini berasal dari Tuhan.

Kesembuhan dari berbagai penyakit.

Iblis tidak senang atas kebanggaanku memiliki anak itu." Kata-kata ini ku ucapkan dengan suara lantang sekalipun dalam kelemahan, aku yakin bahwa darah Yesus diatas Golgota mengalir dalam tubuhku.

Saat ucapanku berhenti maka aku merasakan aliran panas berawal dari telapak kakiku keseluruh tubuhku, sehingga aku begitu merasakan kehangatan yang belum pernah aku alami. Aku sembuh, dengan iman aku sembuh, dan aku merasakan kesembuhan yang sempurna bukan dari transfusi dari darah suster tetapi transfusi darah Yesus yang mengalir.

Lagi-lagi aku diserang penyakit yang sangat menakutkan. "Kanker otak". Mendengarnya saja sudah membuat bulu kuduk berdiri, tetapi itu fakta yang kualami, aku dinyatakan sakit kanker oleh dokter Tobing, (RS Cikini)-(Antien: ini dokter Mangasa Tobing ya? - ) yang semula tidak pernah memberitahukan kepadaku. Aku mengalami sakit yang luar biasa dikepalaku, tidak boleh mendengar benturan apapun juga, tubuhku yang sudah kurus kering, dan lemah itu masih digerogoti dengan pandangan mata yang tidak menentu seakan-akan mata ingin copot dari tempatnya, terkadang aku tidak mampu menahan sakit kepalaku, dan seringkali membenturkannya ketembok berulang-ulang kali.

Ketika aku tidak tahan lagi dan kutanya dokter yang tidak mau memberitahu penyakitku. Aku memaksanya, karena dokter pikir aku akan takut kalau mendengar jenis penyakit yang kualami tetapi aku yakinkan bahwa sakit apapun juga aku terima.

Ketika dokter Tobing mengatakan aku sakit kanker otak, maka dengan iman kuangkat tanganku dan aku tidak pernah takut mati, sebab aku sudah menyaksikan surga yang begitu indahnya. Kuangkat tanganku dan aku berkata:" Tuhan cabut nyawaku, sekarang aku siap jika Engkau ingin mengambilnya.

"Aku tidak ingin terkapar dimeja operasi dan menyusahkan suami dan anak-anakku. Aku percaya Tuhan yang kupercayai memiliki kuasa yang tidak pernah berubah. Kuteriakkan kata-kata penyerahanku, tetapi Tuhan belum waktunya mengambil nyawaku, Ia bebaskanku. Hari itu juga aku muntah-muntah dan aku melihat apa yang kumuntahkan bukan makanan yang aku makan.

Aku tidak tahu apa jenisnya, tetapi aku lihat beraneka ragam dan beraneka warna, dan Puji Tuhan, Yesus Kristus menyembuhkanku secara total.

Beberapa hari kemudian aku datang kepada dokter yang memeriksaku dan setelah dilakukan scan ulang, dokter itu terperanjat dan berkata, bahwa tidak ada lagi daging dalam otak yang menjadi biang kerok "Kanker otakku". Haleluyah aku sembuh. Dokter inipun terheran-heran dan bertanya kemana perginya kanker tsb. Maka dengan spontan kujawab, tanyakan saja kepada Tuhan bahwa Ia yang sudah menyembuhkanku.

Aku menyaksikan neraka.

Iblis memang biang keladi dari semua penyakit dan kesusahan, belum puas ia mencercaku dengan berbagai macam penyakit, ia masih memberi bonus penyakit kanker pankreas, dan penyakit jantung.

Penyakit ini tidak membuat keluargaku termasuk suamiku percaya. Baru sesudah aku jatuh dan tidak sadarkan diri baru mereka percaya. Ketika aku terjatuh dan tidak sadarkan diri, kembali Tuhan membawaku bersamaNya. Wajah dan kepribadian Tuhan Yesus yang aku saksikan jauh berbeda dengan wajah siapapun dimuka bumi ini. Kusaksikan tanganNya yang berlobang paku, dan lambungnya yang tertusuk tombak, namun demikian luka itu tidak mengurangi keagungan pribadiNya yang luar biasa dan suaraNya yang lemah lembut menyapaku dan berkata: "Jangan berpaling dan bertobatlah, jika engkau berpaling dari padaKu, engkau akan seperti orang-orang itu." Sembari Ia menunjukkan tanganNya dan membawaku keneraka yang penuh manusia-manusia yang disiksa. Disana aku menyaksikan mertuaku laki-laki. Aku berkata kepada Tuhan:"Tuhan, itu mertuaku, mengenal aku.

Aku sudah berulang kali mengirimkan hamba-hambaKu namun ia tetap tidak percaya sampai akhir hayatnya, ia tidak mau bertobat. Dan tempat itulah yang layak baginya sampai selama-lamanya."

Aku dibawa berjalan-jalan ditengah-tengah neraka, aku menyaksikan lorong-lorong, sumur-sumur neraka yang gelap gulita, panasnya api neraka melelehkan tubuh mereka.

Aku mendengar mereka berteriak-teriak, Tuhan ampuni aku.....Tuhan ampuni aku....Tuhan ampuni aku.....ketika menyaksikan apa yang mereka perbuat, aku berkata kepada Tuhan...ampunilah mereka. Tuhan berkata tidak anakku, apa yang mereka perbuat didunia itu, itulah hukumannya.

Yesus berjalan tanpa menengok mereka, namun kulihat airmataNya mengalir. Jumlah orang-orang dineraka sangat banyak. Mataku menyaksikan betapa menderitanya mereka. Anak-anak remaja dan pemuda yang hidup dalam dosa, membunuh, memperkosa, perempuan-perempuan yang berzinah, para pelacur sangat disiksa dan mereka meraung-raung minta pengampunan.

Dosa-dosa mereka aku ketahui dari Yesus sendiri, bahwa Yesus tahu apa yang setiap orang perbuat. Kalau saudara sedang membaca tulisan ini, jangan sekali-kali berbuat dosa, sebab akibatnya sangat fatal yakni neraka yang kekal, dan kusaksikan sendiri dengan mataku dalam alam roh, penderitaan mereka sangat.....sangat sengsara sekali.....bertobatlah.

Aku tidak sedang menakut-nakuti, atau sedang berkhayal tentang neraka, sebab sampai saat ini tidak pernah satu kalipun buku tentang neraka aku baca, orang yang pernah menyaksikan neraka akan tahu betapa dasyat penderitaan disana.

Aku menyaksikan ada air dan membayangkannya lagi, merinding bulu romaku. Sebab air panas itu untuk para pemuda dan remaja, para pezinah yang berada dalam penjara-penjara disana.

Aku tidak menyangka bahwa yang ku saksikan bukan saja rakyat jelata, tetapi aku juga menyaksikan beberapa tokoh spiritual, dan para pejabat orang kaya yang pernah kukenal dibumi ini.

Rupa-rupanya doa-doa yang dinaikkan untuk orang mati itu tidak ada artinya sebab mereka yang ada di neraka adalah vonis terakhir dari Tuhan dan itu tidak dapat diganggu-gugat! Aku bertanya kepada Tuhan untuk orang-orang yang aku kenal, sebab aku mengenal mereka yang ada dibumi nampaknya bukan orang jahat bahkan orang baik, aku tanyakan itu kepada Tuhan:"Tuhan mengapa mereka ada disana??

Tuhan menjawab: anakKu memang mereka memberi orang miskin, mereka memberi bukan dari jerih lelahnya tetapi dari harta orang lain. Dengan hartanya mereka sanggup melakukan apa saja. Tetapi mereka berpaling dari padaKu, bahkan mereka pernah menyuruh membunuh orang lain demi kepentingannya sendiri, Aku tidak kenal mereka.

Enyahlah dari padaKu. Sementara ia berkata seperti itu maka di tutupnya pintu penjara bagi mereka yang berada dalam keadaan gelap gulita dan kertak gigi.

Saudara yang kekasih, aku ingin memberitahukan, jangan sekali-kali masuk neraka, penyesalan seumur hidup dan tidak pernah ada pengampunan.

Harta dan doa-doa manusia seluruh duniapun tidak akan sanggup mengangkat seseorang dari lobang neraka yang paling dalam. Dengan tangisan yang mendalam seorang yang ada di neraka menjumpaiku, dengan ratapannya, ia katakan supaya mereka tidak masuk ditempat ini.

Ku jawab: bahwa aku tidak memiliki kemampuan untuk itu,sebab kita berbeda tingkat sosial yang sangat jauh. Aku juga menyaksikan mertuaku laki-laki dengan wajah ketakutan dan telanjang, menanti giliran penyiksaan.

Sampai sekarang aku dibuat ngeri oleh pemandangan itu. Aku beritahukan ini kepada suami dan anak-anakku supaya tetap tinggal didalam Yesus, dan setia kepadaNya, jangan sekali-kali murtad. Sebab bila murtad tidak ada lagi pengampunan, seperti yang aku dengar langsung dari Tuhan sendiri. Jangan sekali-kali berbuat dosa agar tidak masuk dalam neraka yang kekal.

Itulah kisah yang membuatku mengasihi Tuhan lebih sungguh sungguh, masih banyak kesaksian yang Tuhan berikan, mungkin kesempatan lain aku dapat menceritakannya lagi.

Namun setelah Tuhan membawaku ke neraka, Ia dengan penuh kasih juga menuntunku kembali kebumi dimana aku menjumpai tubuhku yang sudah menjadi mayat beberapa jam, dan aku hidup kembali sebab pada waktu bersama Tuhan, Tuhan menunjukkan kepadaku dua buku yakni buku kehidupan dan buku kematian.

Ketika Tuhan ingin membawaku ke bumi aku menolaknya sebab aku sudah merasakan indahnya bersama Tuhan. Namun Tuhan menunjukkan kepadaku buku kematian dan disana tidak tertulis namaku, dan ketika Ia menunjukkan buku kehidupan maka Tuhan menunjukkan kepadaku sebuah nama disana dibuku kehidupan "MARGARETHA YOHANA ELIZABETH" Itulah namaku.

Aku bergirang penuh suka cita, aku tidak pernah mau kembali sebab namaku sudah ada dibuku kehidupan. Aku menyaksikan pintu sorga yang begitu indahnya.

Ketika aku ingin memegangnya Tuhan berkata: Jangan sentuh pintu itu anakKu sebab engkau belum waktunya. Apabila waktunya tiba Aku akan memberitahukan kepadamu, bulan sepuluh, tanggal sepuluh, jam sepuluh, tetapi Ia tidak pernah mau memberitahukan tahunnya!.

Pada waktu itu Ia memberiku sebuah tongkat namun tidak penuh, hanya separuh saja, Ia berkata selamatkan suami dan keluargamu. Sesudah perkataan Tuhan itu, Ia membawaku kembali kebumi dan aku kembali bangun dari jasad yang sudah kaku.

Ajaib Tuhan menyembuhkan penyakit itu tidak pernah datang kembali. Puji Tuhan aku sehat dan hidupku milikNya, segenap keluarga dan orang-orang yang kukasihi ada dalam kasihNya. Bila saudara tergolong orang yang belum percaya, jangan biarkan diri saudara masuk dalam neraka yang kekal. Cinta Tuhan Yesus Kristus yang sudah mati diatas kayu salib dan dapat dipastikan bila kita setia padaNya, maka kita mendapat Sorga yang memiliki keindahan yang tidak pernah tertandingi oleh gemerlapnya dunia ini.

Amin.

Dikutip dari Majalah Tiberias Edisi V/ Thn II

Senin, 11 Juni 2012

KESAKSIAN JEMMY SUHADI: "BERKAT DARI KERUSUHAN"


Jemmy berasal dari keluarga yang tidak mengenal Tuhan. Ayahnya adalah seorang pengusaha sukses di Medan yang kemudian jatuh miskin karena ditipu karyawannya sendiri. Saat itu Jemmy masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar. Kondisi ekonomi yang sulit membuat ayah Jemmy membawa seluruh keluarganya ke Jakarta. Di sana mereka tinggal di sebuah garasi milik teman ayah Jemmy.

Selama bertahun-tahun hutang melilit keluarga Jemmy. Tinggal di sebuah garasi menjadi suatu pengalaman pahit yang tak terlupakan bagi Jemmy. Bahkan Jemmy sendiri pun harus bekerja keras untuk membiayai kuliahnya. Namun kesulitan yang harus Jemmy hadapi di dalam keluarganya tidak membuatnya menjadi mundur, melainkan membuat Jemmy mempunyai satu tekad untuk keluar dari masalah ekonomi itu.

Pada tahun 1984 Jemmy menikah dengan Ninawati. Setelah 10 tahun, kerja keras Jemmy dan Ninawati terbayar. Usaha Chic’s Music yang mereka rintis mulai berkembang. Bertahun-tahun Jemmy berjuang untuk lepas dari lingkaran kemiskinan. Saat usaha mulai berkembang, sebuah kerusuhan mengancam usahanya.

Sabtu, 27 Juli 1996

Ketakutan melanda kota Jakarta. Konflik kekuasaan terhadap dua kubu politik pecah. Korban pun berjatuhan. Tak sedikit dari mereka adalah warga sipil. Jemmy Suhadi adalah salah satu di antaranya.

Beberapa hari sebelummya Jemmy memang sudah mendengar akan ada penyerangan ke kantor PDI, kantor yang hanya berjarak 1 km dari toko alat musik Jemmy. Tapi Jemmy hanya menanggapinya dengan biasa karena ia tidak menyangka kalau keadaannya akan separah itu karena memang belum pernah terjadi kerusuhan apalagi sampai terjadi peristiwa pembakaran.

Pada saat itu toko Jemmy sedang mendapat order yang banyak karena sebagaimana lazimnya setiap tahun, menjelang tanggal 17 Agustus, pembeli di toko Jemmy pasti sangat ramai dikunjungi orang. Biasanya mereka membutuhkan alat band maupun sound system yang akan dipakai di perayaan-perayaan 17-an. Waktu itu Jemmy juga mendapat order yang besar sehingga pada waktu kejadian, Jemmy sedang mengumpulkan barang-barang yang akan ia kirim ke pembelinya.

Pukul 1 siang Jemmy sudah mulai menyuruh sebagian karyawannya pulang terutama wanita sampai tinggal sembilan orang yang masih bekerja di toko itu. Pukul 5 sore, massa mulai berpencar. Mereka mulai bergerak ke arah pertokoan. Dengan membabi buta mereka mulai merusak beberapa bangunan. Karyawan Jemmy pun mulai panik. Ditambah lagi keadaan yang gelap gulita karena lampu sudah mati sejak pukul 4 sore. Massa sudah sangat banyak dan bergerak semakin dekat ke toko Jemmy. Dengan cepat Jemmy menyuruh karyawannya untuk menutup pintu besi tokonya dan segera mencari tempat perlindungan. Ruko di sebelah toko Jemmy pun sudah dijarah. Keadaan sudah semakin gawat.

Jam 5 sore massa sudah membakar toko di ujung jalan, sederetan dengan toko Jemmy. Pada waktu itu Jemmy dan seluruh karyawannya sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Dengan penuh ketakutan dan kepanikan, Jemmy bersembunyi di dalam ruko yang gelap total karena lampu yang sudah padam. Mereka hanya dapat mendengar teriakan massa yang histeris, “Bakar!! Bakar!! Bunuh!! Bongkar!!”. Teriakan-teriakan itu semakin membuat Jemmy dan seluruh karyawannya ketakutan. Stress pun melanda mereka karena mereka sudah tidak tahu lagi apa yang seharusnya mereka perbuat.

Amukan massa di depan toko Jemmy pun terdengar semakin tidak terkendali. Malam kian mencekam saat massa mulai menerobos masuk ke dalam toko. Hati Jemmy tergerak untuk berdoa.

“Saya hanya minta satu hal kepada Tuhan, Jangan sampai satu pun di antara kami yang mati.”

Tiba-tiba Jemmy seperti mendapatkan suatu hikmat. Dengan segera ia meminta seluruh karyawannya untuk naik ke atap dan berusaha untuk keluar dari plafon. Tepat pada saatnya mereka semua dapat keluar dari toko tanpa kekurangan sesuatu apapun karena kira-kira pada pukul 8 malam, toko Jemmy sdah dijebol, habis dijarah dan dibakar orang.

Sabtu kelabu, 27 Juli 1996, usaha dan seluruh impian Jemmy habis dijarah dan dibakar massa. Yang tersisa hanyalah hutang, kesedihan dan trauma yang mendalam. Akankah pengalaman pahitnya di masa kecil akan kembali terulang?

Bangkit Dari Keterpurukan

Secara jujur Jemmy mengakui kalau ia tidak dapat menerima keadaan itu. Selama tujuh tahun Jemmy merintis usaha dari nol, dan hanya dalam satu malam semuanya habis lenyap begitu saja. Jemmy mengalami kerugian kurang lebih 1 milyar akibat kerusuhan itu. Sekalipun ia harus menjual seluruh harta miliknya, tidak akan cukup untuk melunasi hutangnya. Jemmy benar-benar tidak percaya dengan kejadian yang menimpanya saat itu. Ia tidak dapat mempercayai bahwa hal itu dapat terjadi atas hidupnya.

Selama satu bulan sesudah peristiwa itu, Jemmy terlihat seperti orang yang bingung. Tidak banyak bicara dan sepertinya untuk berdoa pun Jemmy sudah tidak mampu lagi. Jemmy benar-benar sudah kehilangan semangat hidupnya. Tapi Jemmy patut bersyukur karena memiliki istri yang luar biasa. Ninawati senantiasa menguatkan Jemmy dan tak pernah berhenti berdoa untuknya. Sampai pada suatu hari Jemmy menerima satu firman Tuhan dari 1 Petrus 1:6-7 yang menyadarkan Jemmy bahwa dirinya begitu berharga di mata Tuhan. Karena kalau Tuhan tidak sayang kepadanya, ia pasti akan mati terbakar juga pada saat kerusuhan itu. Hal itulah yang membuat Jemmy bangkit kembali.

Setelah berdoa, Tuhan memberikan kekuatan kepada Jemmy dan Jemmy benar-benar merasakan penyertaan Tuhan saat ia menemui para suppliernya. Dengan terus terang Jemmy mengatakan kalau dirinya saat ini terlibat hutang yang sangat besar. Namun apa yang Jemmy takutkan ternyata tidak terjadi. Para suppliernya tidak menuntutnya untuk segera melunasi hutangnya namun justru membuka tangan dan berniat membantu Jemmy untuk kembali bangkit di dalam usahanya. Jemmy sangat yakin dan percaya semua ini hanya karena perkenanan Tuhan di dalam hidupnya.

Hal yang luar biasa pun terjadi. Hanya dalam waktu empat bulan, Jemmy telah mempunyai tempat usaha yang baru. Toko musik baru yang jauh lebih besar, lebih mewah dan isinya lebih lengkap daripada sebelum kejadian. Hutang Jemmy yang nilainya sekitar 500 juta pun dapat dilunasinya dalam waktu kurang dari tiga tahun. Peristiwa kerusuhan itu ternyata bukanlah menjadi akhir dari Chic’s Music, melainkan menjadi titik awal usaha Jemmy yang semakin berkembang lebih maju lagi.

“Hal yang Tuhan ajarkan kepada saya adalah apa yang tidak mungkin bagi manusia, tapi bagi DIA tidak ada yang mustahil. Tuhan mengubahkan yang tadinya tidak bisa menjadi bisa. Saya jauh lebih dekat dengan Tuhan dan merasakan kalau saya ini begitu disayang oleh DIA. Kebaikan Tuhan itu luar biasa, tidak pernah melupakan saya. Saya benar-benar merasakan luar biasanya penyertaan DIA di dalam hidup saya,” ujar Jemmy menutup kesaksiannya.

TUHAN YESUS Mengasihi, Memberkati & Menyertai Anda selalu...

[ Sumber Kesaksian: Jemmy Suhadi ]