Rabu, 17 Oktober 2018

KALAU KAMU MAU SEMBUH, BANGUN


Kisah nyata oleh Erick Bassis Sianturi di FB.

Tahun 2001/2002 yg lalu saya mengalami kecelakaan yg hebat sampai perut saya Sobek dan Usus terburai keluar, Ujung Hati sobek serta tulang di bahu patah.

Di hari yg sama segera di ambil tindakan untuk memasukkan kembali jaringan yg keluar tadi.

Di hari ke 2 Bahu saya Bengkak hebat akibat tulang yg patah tadi sehingga harus di ambil tindakan Operasi, tapi saat berada di depan ruang Operasi saya menolak untuk Operasi (krn mikir biayanya akan menjadi sangat besar) maklum saat itu saya blm bekerja dan orang tua saya juga menganggur. Jadi batal Operasi krn pihak RS tidak berani mengambil tindakan bila tidak ada kesatuan hati.

Hari ke 8 Kami di Info kalau saya beresiko Lumpuh krn tulang di pinggul retak (lupa istilah dokternya) dan saat itu memang saya sdh tidak bisa menggerakkan kaki dan tangan, hanya bisa menggerakkan mata dan mulut saja.

Hari Ke 10 Dokter menginformasikan kalau pendarahan (luka dalam) tidak berhenti.

Hari ke 12 Sang Dokter mengangkat tangannya tanda menyerah dan menyarankan orang Tua saya untuk membawa pulang krn kondisi saya yg semakin drop dll.

Hari 13 Saya sudah dapat melihat (seperti dalam mimpi) saya berada di dalam peti mati di kelilingi orang orang terkasih, Menjelang tidur saya Berdoa kepada Tuhan (Tuhan kalau memang saya harus mati saat ini, saya siap krn saya mati sudah dalam keadaan mengenal Engkau. Tapi kalau boleh, Tuhan kasih saya kesempatan untuk bisa tetap Hidup)...

Hari ke 14 kira kira Pukul 1 Pagi saya terbangun krn seperti ada yg membangunkan, dan saya mendengar suara: Bila kamu ingin sembuh, Bangun....

Saya cuekin lalu Suara itu kembali terdengar: Kalau kamu mau sembuh, Bangun...

Hati saya bergejolak lalu saya bilang, Bagaimana saya bisa bangun, untuk menggerakkan jari saya saja tidak bisa...

Lalu suara itu ada lagi dgn lebih tegas: KALAU KAMU MAU SEMBUH, BANGUN...

Lalu keras hati saya seperti di hantam, lalu saya bilang Iya Tuhan saya Bangun.

Singkat cerita saya menggerakkan jari jari saya dan Bergerak walau penuh perjuangan sampai saya bisa mengangkat tangan saya untuk meraih tiang Infus untuk menjadi topangan saya bangun. Akhirnya itu pertama kali saya bisa duduk walau hanya beberapa detik lalu kembali tidur krn ruangan seperti berputar.

Paginya Jam 9 saat ruangan kosong krn mau di bersihkan, saya kembali berusaha dan bisa bangun bahkan duduk di pinggir Tempat tidur. Tidak lama Dokter dan Orang tua saya masuk untuk control, dan mereka kaget sampai Ibu saya teriak manggil nama saya sampai Orang orang yg ada di luar ruangan melongok ke dalam (mungkin mereka kira Ibu saya histeris krn saya Mati).

Hari Ke 16 saya di katakan sdh mulai membaik dan pendarahan saya stop, dan Dokter bilang: Kami tidak melakukan apa apa, Anak Bapak sembuh krn Mujizat dari Tuhan. Selamat ya Pak.

Hari ke 18 saya di ijinkan Pulang, saat Orang Tua saya membereskan Administrasi...ternyata Biaya Dokternya 0 Rupiah, lalu orang tua saya tanya kenapa ini 0, Dia bilang kalau Dokter yang minta di 0 kan...

Satu Minggu kemudian saya Kontrol untuk cek jahitan, Saat itu saya berangkat sendiri naik angkot. Saat jumpa dgn Dokter, dia tanya datang dgn siapa? Saya jawab kalau saya datang sendiri naik Angkot.

Akhirnya Dokter berikan resep salep dan dia Bilang kamu sudah sembuh...nanti kontrol ke dua untuk buka jahitan. Saat saya akan bayar, ternyata biaya Dokternya kembali 0 jadi hanya bayar salep 15000.

Tulang bahu saya yg patah nyambung sendiri tanpa Operasi. Krn rasa gak enak jasa Dokternya 0 terus, Akhirnya Jahitan saya buka sendiri diam diam pakai gunting Kuku.

Maaf kalau terlalu panjang,semoga bisa menjadi berkat.

Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 02 Oktober 2018

SELAMAT DARI TSUNAMI PALU


Kesaksian Winny Wenny Fransisca Tumalun, Saat Kejadian Gempa dan Tsunami di Palu, 28/9/18

Ndak pernah terpikir dalam benakku kalo kejadian yang selama ini hanya kusaksikan lewat Youtube akan dahsyatnya gempa dan tsunami ini ternyata bisa kurasakan dan alami sendiri, dan itu meninggalkan trauma yang mendalam bagiku.

Cerita dimulai dengan otw Palu for buying something with jagoanku Sebastian Putra Elkana Nababan, great moms Meity Londa and driver Greenly Patrick Pollo. And then dalam perjalanan pulang ke rumah menyusuri tepian laut, tiba-tiba kejadian yang menyeramkan itu terjadi..😢

Mobil bergoyang dengan sangat keras dan tidak bisa dikendalikan saking kencangnya goncangan itu dan mobil pun berhenti tepat dipinggir laut antara Pertamina dan Masjid terapung...

Kemudian kami keluar dari mobil, hampir saja aku dan anakku terhempas ke laut, karena kuatnya goncangan dan angin yang seakan-akan ingin menarik kami ke laut...

Satu kata yang bisa aku ucapkan, "Tuhan Yesus Tolong kami..." Sekuat tenaga ku tarik kerah baju anakku melawan goncangan gempa yang kuat dan lama dan posisi aspal mulai terbelah...dengan susah payah kami berusaha bersama-sama (aku, anakku Tian, ibu Pollo dan Rendy) dan ketika gempa mulai agak mereda, Rendy berinisiatif mengambil mobil kembali, namun seketika itu juga kami menoleh kearah laut....air laut surut dan tidak membutuhkan waktu lama ombak warna hitam bergulung menuju ke arah kami...

Kami mendengar teriakan "kasih biar saja mobil...lari!" Kami pun lari. Namun apalah dayaku, dengan keterbatasan fisik karena jantungku bermasalah, aku tak bisa lari lagi. Aku pasrah pada keadaan. Aku bilang sama Rendy, Rendy yang kuanggap sudah seperti adik buatku, "Tolong selamatkan anakku,bawa dia lari, biarkan saja aku. Aku sudah tidak kuat, aku pasrah " 😭😭

Semakin kuat gemuruh air di belakang kami dan Rendy menjawab dengan intonasi yang tinggi, "Tidak kak Wen..kalo memang mati, kita berempat, tapi kak Wen harus kuat. Ayo cepat lari, kata Rendy sambil menarik tanganku.

Anakku tiba-tiba memegang tanganku dengan kuat dan bilang, "Mama bakuat neh, Tian pegang tangan mama". Air mataku tumpah...dan aku berteriak, "Tuhan Yesus tolong kami..beri aku kekuatan!"

Dan anehnya, tsunami dibelakang kami seakan tertahan dibelakang. Kaki kami tidak tersentuh air tsunami setetespun. Dahsyatnya Tuhan Yesusku 🙌✨


Kami pun tetap berlari, kemudian setelah jauh dari pantai, kami berjalan, mencari tempat yang menurut kami aman. Aku merasa nafasku kembali sesak, bibir dan tenggorokan pun kering, bernafas ngos-ngosan..sesak sekali 😢

Jauh sekali jarak yang kami tempuh dengan tubuh bagai robot berjalan tanpa alas kaki, aku ditarik anak dan adik Rendy. Mereka berdua bagaikan pahlawan bagiku saat itu. Singkat cerita, sampailah kami dibawah kaki gunung, yang secara pemikiran manusia, sangat imposible banget dapat kucapai, mengingat keterbatasan fisikku. Namun puji Tuhan, bisa sampai di tempat itu dengan ribuan pengungsi lainnya.

Dan untuk melewatinya butuh proses dengan mengalami beberapa kali gempa yang lumayan keras, melihat orang patah, luka, bahkan meninggal. Aku sangat shock berhadapan dengan keadaan yang sungguh sangat mengerikan ini.

Tidur di lapangan terbuka bebatuan di bawah kaki gunung tanpa makanan, dan tidur beralaskan batu dan tanah. Berpayung langit bulan dan bintang dengan beragam perasaan dan tanya dalam hati, "How about my husband, my nephew? Apakah mereka selamat atau..? Tuhan tolong selamatkan dan lindungi mereka, persatukan kami dengan segala selamat..,rintihku dalam doaku..

I can't sleep...menikmati alam terbuka dan dingin yang menusuk pori-pori. Untunglah di tempat pengungsian ini, kami dipertemukan dengan seorang Brimob, Pak Sidik yang baik hati. Kebetulan sudah kenal dengan beliau, karena beliau ini adalah teman suamiku. Beliau memberikan jaket untuk anakku dan sarung untuk kami pakai tidur. Terimakasih banyak Pak Sidik 🙏

Dan pagi pun menjelang dengan perut lapar namun tak tau harus makan apa. Tidak ada yang menjual makanan. Warung tak ada yang buka. Uang pun tak ada artinya.

Dalam perjalanan mencari makanan, kami menjumpai pohon kersen dan mengambil buahnya sebagai pengganti makanan sambil minum air yang kami dapatkan sedikit dari tempat kami mengungsi. Sangat miris keadaan kami, tapi begitulah kenyataannya 😭😭

Puji Tuhan kami selalu dipertemukan dengan orang-orang baik, kami dijamu makan, istirahat dan juga diberi pakaian. Thanks a lot buat ajus dan sebe Balaroa. Tuhan pasti akan membalas kebaikan ajus dan sebe 😇

Tiga hari dua malam tidak berjumpa dan tidak ada kabar tentang suamiku, membuat hatiku menangis...tidak ada jaringan seluler, handphone lowbat, aliran listrik pun tak ada, jadi bagaimana hendak mencari atau memberi kabar? 😭

Aku sangat merindukan suamiku apalagi anakku selalu menangis mencari menanyakan papanya. Hatiku hancur, perasaanku menjadi semakin tak menentu. Pikiran menjadi parno apalagi mendengar kabar bahwa banyak sekali korban akibat dahsyatnya gempa dan tsunami yang terjadi beberapa hari lalu. Pun tersiar kabar bahwa banyak aparat kepolisian dan tentara yang meninggal dunia 😢 oh God.. 😭😭

So, tadi pagi muncul tekadku bahwa bagaimana pun caranya, kami harus pulang. Dan, syukur puji Tuhan, ada seorang pak polisi yang sama-sama mengungsi, menawarkan bantuan, dan kami pun diantar sampai ke Polda.

Hanya bisa sampai Polda, karena bensinnya sudah menipis dan situasinya sulit mencari bensin. Dari Polda, aku minta tolong ke penjagaan yang kebetulan seorang Brimob yang sedang ditugaskan mencari kendaraan tujuan ke Mamboro tempat tinggalku. Seketika hatiku senang dan lega ketika ada info dari salah seorang Brimob, bahwa suamiku tidak kenapa-napa.. suamiku dalam keadaan sehat 😇

Kami pun pulang ke Mamboro, dan sepanjang jalan hatiku meringis melihat suasana Kota Palu yang hancur lebur 😔 korban meninggal dimana-mana..Sungguh pemandangan yang sangat mengharu-birukan batin...

Sesampainya dirumah, aku berharap segera menjumpai suamiku, namun kenyataannya rumah kami kosong, suamiku tidak ada di rumah. Saya diberi tau bahwa suamiku sedang mencari kami kemana-mana. Aku hanya berharap, suamiku segera menerima kabar bahwa kami selamat dan sudah pulang ke rumah. Kami pun sangat mengkuatirkan keadaannya.

Tetangga, sahabat, teman, saudara, rekan yang ada disekitar kami menyambut kami dengan beragam reaksi. Mereka sudah berpikir bahwa kami tidak selamat 😢 suasana rumah menjadi melankolis dengan berbagai cerita dari mereka. Terimakasih buat semua yang sudah peduli dengan kami 🙏

Mereka juga bercerita bahwa betapa sedih dan stressnya suamiku. Suamiku menangis mengingat kami dan berharap kami masih hidup dan selamat disuatu tempat pengungsian. Ia terus berupaya mencari informasi tentang kami. Mencari kemana-mana. Aku hanya bisa terharu dan sangat menyadari betapa ia sangat mengasihi kami..

Puncak keharuan adalah ketika suamiku kembali ke rumah, dan mendapatkan aku, anakku, Rendy, kami semua dalam keadaan sehat selamat. Tangisnya pecah tak tertahan. Antara haru, syukur, gembira yang membuncah. Ia terisak dengan sangat keras..bahkan hampir pingsan.

Sungguh, aku tak menyangka lelaki tegar yang selama ini kukenal, ternyata bisa rapuh seperti itu 😢 oh, Tuhan..tak pernah ku lihat ia seperti ini sebelumnya. Kesedihannya sangat mendalam selama kami di pengungsian 😭😭

Hal lain yang ku syukuri adalah bisa memilikimu dalam hidupku. Terimakasih Tuhan Yesus untuk semua kebaikan-Mu dalam keluargaku 😇 Kaulah Tuhanku yang terhebat 🙌✨

Rabu, 19 September 2018

KEMATIAN DI DALAM YESUS ITU INDAH


Shalom, saudara2ku...
Beberapa waktu lalu, saya pernah berjanji untuk menuliskan pengalaman saya bertemu muka dengan Tuhan Yesus, atau dulu sekali berjanji menceritakan pengalaman saya yang pernah meninggal dunia.

Saya pernah meninggal dunia, atau mati. Jadi jika ada orang yang berkata: mana ada orang yang pernah mati hidup lagi...saya adalah salah satunya. Dan pengalaman saya itu merupakan salah satu pengalaman terbesar yang pernah saya alami di dalam hidup ini dan mengokohkan iman saya akan kepastian keselamatan di dalam Yesus Kristus. Dan saya berharap anda diberkati setelah membaca kesaksian saya ini.

Peristiwa itu terjadi ketika saya duduk di kelas tiga SD, atau tahun 1985, saat umur saya sekitar 9 tahun.

Sebelum menceritakan peristiwa itu, saya harus ceritakan sedikit latar belakang kerohanian saya. 
Saya lahir di sebuah kampung pedalaman di Tapanuli Tengah. Saya bersyukur lahir dari keluarga kristen. Memang saat itu, kedua orang tua saya hanya kristen KTP. Akan tetapi sebagaimana lazimnya orang tua kristen, meskipun kristen KTP, mereka selalu peduli pada pendidikan agama anak-anak mereka. Jadi saya terdidik dalam sekolah minggu. Setiap hari minggu, saya selalu diberangkatkan ke gereja, berjalan kaki, kira-kira 3 km dari rumah. Hari minggu menjadi hari kesukaan saya, karena saya diizinkan ibu memakai baju bagus dan dibekali jajan lebih dari biasanya. Saya ingat lagu-lagu sekolah minggu kami dan guru-guru sekolah minggu kami, di gereja HKBP saat itu, sangat serius mengajar kami satu persatu untuk mengenal Tuhan Yesus dan bisa berdoa "Bapa Kami". Pengalaman paling berkesan saya saat sekolah minggu di situ adalah saat perayaan Natal Sekolah Minggu. Kami berangkat berpawai jalan kaki usai matahari terbenam menuju gereja. Dalam pawai sekitar 3 km, itu, kami menyanyikan lagu-lagu pujian pada Tuhan, dan masing-masing kami memegang obor.
Itu sangat mengesankan dan tak bisa saya lupakan. Hal-hal selebihnya dari masa kecil saya di desa itu adalah segala permainan anak kecil dari era 80-an awal, yang sangat berkesan.

MEWARISI IMAN DARI BUYUT SAYA

Selain itu, saya punya buyut (nenek dari ayah saya) yang dapat saya katakan adalah teladan rohani utama saya sampai hari ini. Beliau saat itu telah berusia lebih dari 100 tahun dan sudah tidak bisa berjalan, tinggal di rumah kakek saya (anaknya). Buyut saya ini diurus oleh saudari-saudari ayah saya yang juga tinggal di desa itu. Setiap pagi, siang dan malam, mereka selalu datang untuk mengurusnya. Ayah saya seorang yang sibuk, pergi pagi dan pulang sering kali sudah malam. Dia sopir angkot pertama di desa kami, dan angkotnya masih model jeep panjang. Ibu mengajar di SD Negeri di desa itu. Jadi ketika saya masih balita, ibu selalu menitipkan saya di rumah kakek saat dia pergi ke sekolah. Dan orang yang tinggal di rumah kakek hanya ada 3 orang, yaitu kakek yang menjaga warung di rumah itu dan mengurusi ternak babi, nenek yang mengurus sawah dan kebun, serta buyut saya tadi. Jadi saya tidak punya teman anak-anak di rumah itu. Sepanjang hari, sebelum ibu pulang menjemput saya, saya hanya bersama buyut saya itu, atau sesekali ke depan, ke warung, bersama kakek, dan sesekali juga ikut nenek ke sawah.

Setiap pagi sesudah diberi makan, dia akan duduk di tepi jendela di dekat tempat tidurnya. Habis makan siang, dia akan tidur. dan saat terbangun sekitar jam 3 sore, dia akan duduk lagi di situ. Begitu setiap hari. yang istimewa dari nenek buyut saya ini, sambil berkinang atau menumbuk sirih, dia akan berbincang-bincang dengan Yesus sepanjang hari di tepi jendela itu. Segala macam hal dia ungkit dan perbincangkan. Baik anak keturunannya yang ada di perantauan, orang-orang yang dia kenal, dan semua. Saya beruntung karena sayalah temannya setiap hari. Jadi dia selalu menyebut-nyebut saya dalam perbincangannya itu dengan Yesus dan sering meletakkan tangannya di atas kepala saya. Dalam perbincangannya itu, dia kadang kala menangis menitikkan air mata, dan malah lebih sering tertawa terkikik, seolah-olah Yesus sedang bercanda di hadapannya. Saya selalu duduk di bawah kursinya dan memandangi dia. Saya saat itu tidak mengerti apa yang dia lalukan itu (belakangan saya mengerti bahwa itulah yang disebut hidup bergau dengan TUHAN) Tapi saya tahu, bahwa dia berbicara kepada Yesus. Saya tahu Yesus itu Tuhan kami dari sekolah minggu, dan di rumah kakek, banyak gambar-gambar Tuhan Yesus ditempelkan di dinding.

Oya, buyut saya ini adalah didikan asli dari generasi kaum zending (orang-orang Jerman) yang di masa mudanya merupakan gembala-gembala dari seluruh gereja HKBP, termasuk di desa kami itu. Jadi dia mendapatkan didikan iman yang sangat dekat dengan level iman orang seperti Nommensen. Kita tahu pendeta-pendeta Jerman itu akhirnya :"terusir" dari HKBP pasca Proklamasi Kemerdekaan, imbas dari semangat nasionalisme yang sedang bangkit saat itu. Dan saya beruntung masih sempat mengenal produk asli dari generasi Nommensen, yaitu buyut saya. Menurut penuturan orang tua saya, dulu, ketika nenek buyut saya ini masih sehat dan bisa berjalan, dia selalu keliling kampung kami mengunjungi orang-orang yang ingin dia kunjungi, dan yang dia lakukan ialah menceritakan Yesus yang begitu baik dan telah rela mati di kayu salib untuk menebus kita. Jika demikian, jelas, dia seorang penginjil!

Pergaulannya dengan Tuhan, membuat orang-orang kampung mengira buyut saya ini seorang yang kurang waras. Ketika orang-orang datang untuk membeli ke warung, saat melongok ke dalam rumah, akan melihat nenek saya mengobrol sendiri dan sering terkikik-kikik seperti ada yang lucu. Saat orang kampung bertanya: "Oppung (nenek), siapa sih temanmu mengobrol itu?" Buyut saya selalu menjawab: "Eh, tak kalian lihat Tuhan Yesus di depan saya. Lihatlah Dia." Dan mereka tersenyum menggeleng2 dan mengira buyut saya sudah kurang waras. Dan saya setiap hari ada di dekat kakinya.

DOA TERBESAR PERTAMA

Saya ingat, doa terbesar saya ketika itu adalah suatu malam di rumah kami, di tepi desa, Hari sudah malam. Seperti biasa, ayah baru akan pulang jika kami sudah tidur. Jadi kami sudah terbiasa tidak mengharapkan kemunculan ayah pada malam hari. Kami ada bertiga di rumah, yaitu abang saya, saya dan adik perempuan kami. Jarak umur kami masing-masing 2 tahun. Saat itu saya masih belum sekolah. Mungkin sekitar 5 tahun.

Malam sudah begitu gelap, tapi ibu belum pulang dari rumah kakek. Saat itu belum ada listrik, jadi setiap malam, penerangan rumah kami hanyalah lampu minyak tanah yang ada tabung kacanya, disebut lampu semprong. Kami semua ketakutan malam itu, karena abang saya tidak bisa menyalakan lampu itu. Kami kegelapan dalam rumah. Adik perempuan saya yang baru berumur 3 tahun sudah menangis memanggil-manggil ibu. Abang saya juga ketakutan, tapi tidak punya solusi. Saya juga ketakutan. Tapi saya bilang sama abang saya: "Kita berdoa saja supaya Tuhan Yesus menyuruh ibu pulang..." Abang saya setuju. Lalu kami, tiga orang anak kecil, berdoa dengan sungguh-sungguh, sambil menangis, meminta Tuhan Yesus menyuruh ibu cepat pulang dari rumah kakek.

Ajaib, sekitar 5 menit sesudah itu, ibu kami muncul. Kami sangat kegirangan dan cepat-cepat menghambur memeluknya.

PINDAH

Tahun 1985, usai saya kelas 2 SD, persis pada masa liburan kenaikan kelas, kami pindah ke kota kecamatan. Itu adalah daerah muslim. Sebab ibu saya dipromosikan menjadi kepala sekolah sebuah SD Inpres. Kami tinggal di rumah dinas, persis di samping gedung sekolah. Saya sendiri tidak disekolahkan di SD Inpres itu, karena saya tidak mau. Saya disekolahkan di SD Negeri, kira-kira 200 meter dari rumah.

Keanggotaan gereja kami juga pindah, dari HKBP di desa kelahiran, ke gereja HKBP di kota kecamatan itu. Di situlah saya sekolah minggu. Dan saya sangat terkesan karena lagu-lagu sekolah minggunya lebih banyak.

Di rumah, kami punya gambar Yesus yang tersalib di dinding. Dan saya sering memandang lekat-lekat ke gambar itu dan mencoba membayangkan betapa mengerikannya penderitaan-Nya itu. Meski saya belum mengerti betul tentang kasih karunia di atas salib, tapi saat itu, saya punya rasa sayang kepada Yesus di hati saya.

PERISTIWA KEMATIAN ITU

Saat itu, saya pulang dari sekolah. Tanggalnya persisnya, saya sekarang sudah tidak ingat lagi. Tetapi sekitar bulan September 1985. Sebab saya ingat, saya baru beberapa bulan masuk sekolah kelas 3.

Saya menemukan rumah kosong, tak ada orang. Di halaman sekolah (yang juga halaman rumah kami), menyala sebuah tape-rekorder dengan suara keras , dengan musik SKJ (versi 1984). Yang membuat saya kesal waktu itu, tape-rekorder itu menyala dengan mengambil arus listrik dari rumah kami pakai kabel panjang, sedangkan tidak ada orang yang senam. Pikiran anak-anak saya memandang itu sangat merugikan keluarga kami.

Jadi dengan kesalnya, saya masuk ke rumah dengan satu tujuan, cepat-cepat mencabut cok listrik ke tape itu.

Saya tidak bisa menjangkau cok kabel (Steker) yang menempel di lubang stop kontak di dinding di atas pesawat TV. Tapi ternyata kabel itu punya persambungan, persis menggeletak di depan pintu kamar saya. Persambungan itu berupa cok steker dengan cok sambung tunggal (stop kontak). Cok sambung itu model kepala cok biasa akan tetapi tanpa garpu, melainkan lubang, dan ke lubang cok sambung itulah cok steker disambungkan.

Saya mencoba melepas steker dari cok sambung itu. Tetapi sangat keras. Saya tidak menyerah. Saya kerahkan seluruh tenaga tangan kecil saya. Akhirnya garpu cok steker itu keluar setengah. Tapi karena tape-rekorder masih terdengar oleh saya, berarti listriknya belum terputus. Saya tarik lagi dengan seluruh tenaga.

Apa yang terjadi? Jempol kanan saya terperosok ke sela garpu cok.....dan terjepit. Seketika itu juga, saya tersengat listrik. Saya menggelepar-gelepar dengan cok melekat di jempol saya. Tidak ada orang di rumah!

Saya tidak tahu apa yang terjadi di luar sana sesudah itu. Yang saya dengar kemudian, katanya abang saya mendengar suara pekikan saya. Dia datang dan melihat saya, lalu minta tolong keluar rumah. Seorang bapak yang mendengar teriakan minta tolong abang saya datang berlari, lalu mematikan sekring. Lalu orang ramai datang, termasuk ibu saya yang segera berlari-lari dari kantornya. Diceritakan kepada saya kemudian, saat itu, saya ditemukan sudah tak bernyawa, dengan buih-buih masih berkeluaran dari mulut saya dan aroma daging saya mulai tercium seperti daging terbakar. Sepertinya, saya terbakar listrik lebih dari belasan menit sebelum sekring itu dimatikan.

Itu tidak penting, karena itu terjadi atas tubuh saya ketika saya sudah tidak merasakan lagi karena sudah keluar dari sana. Yang menjadi inti pengalaman saya, adalah apa yang saya --ya saya yang hidup dalam tubuh ini-- alami.

Saat itu, ketika saya baru saja tersengat listrik, saya masih sempat berteriak menjerit dan menggelapar, dan dengan cepat, saya kehabisan tenaga. Saya tak bisa menggerakkan tubuh lagi. Dan detik-detik terakhir itu, yang saya rasakan hanyalah gelombang-gelombang sengatan yang luar biasa dari jempol kanan saya menghantam otak saya. Sampai akhirnya....saya tidak merasakan apa-apa lagi.

Detik dimana saya tidak merasakan apapun lagi, tiba-tiba seorang pria tinggi besar membangunkan saya. Dia mengajak saya berdiri.

"Mari, Nak," katanya lembut. Dia memegang tangan saya dan membawa saya melangkah.

Dia seorang pria. Rambutnya sebahu, dengan janggut menutupi lehernya. Parasnya seperti wajah Timur Tengah, kulitnya seperti warna logam. Ia memakai jubah putih terang bercahaya. Ia tinggi, lebih tinggi dari ayah saya (ayah saya termasuk pria tinggi untuk ukuran lokal, sekitar 177 cm). Yang saya heran saat itu, saya juga melihat bahwa saya memakai jubah putih seperti dirinya.

Saya saat itu tidak mengenal siapa pria itu. Tapi dia sangat lembut, sangat rendah hati, dan pancaran pribadinya terasa begitu damai dan sejuk di hati saya. Jadi saat itu saya memanggilnya "Oppung" (kakek), meskipun dia terlihat masih muda, hanya karena dia punya janggut lebat. Tapi saat itu, suatu keyakinan timbul di hati saya bahwa dia adalah Yesus, karena sosok tubuhnya mirip dengan yang digambar-gambar. Ah, orang itu sangat lembut. Benar. Begitu lembut. Anda tidak akan bertemu orang lain di sekitar anda yang lembutnya seperti pria ini.

Dia membawa saya melangkah. Langkah kami terasa sangat ringan. Dan ajaibnya, setiap satu langkah, seperti menjangkau beribu-ribu mil atau lebih jauh lagi. Dalam hitungan detik, kami ada di hamparan awan putih. Sepanjang mata memandang, adalah awan putih.

Saya bertanya kepadanya: "Kemana kita, Oppung?"
Dia menjawab: "Pulang ke rumah, Nak."

Lapat-lapat, dari kejauhan di depan saya, saya mendengarkan suara sorak sorai begitu riuuh, begitu gegap gempita. Sulit untuk melukiskan kemeriahan suara itu. Bayangkan suara berlaksa-laksa orang berseru-seru. Dan seruan mereka itu adalah: HALELUYAH..!! HALELUYAH...!!

"Siapa mereka, Oppung?" saya bertanya kepada dia yang memegang tangan saya.
"Mereka sedang menyambutmu pulang, Nak" jawabnya. Lembut sekali. Ya, setiap kata yang keluar dari lidahnya terasa begitu lembut dan lembut di hati saya. Saya merasakan getaran sukacita begitu hebat di hati saya. Sungguh terasa begitu indah. Rongga hati saya dipenuhi rasa indah yang tak bisa saya lukiskan. Semakin dekat ke suara itu, semakin rasa indah itu mengalir di tubuh (tubuh rohani) saya.

Saya sudah tidak sabar ingin cepat-cepat sampai ke tempat yang memancarkan getaran keindahan yang luar biasa itu. Ya, saudara. Sangat indah. Rasanya seperti ingin menari-nari, meloncat-loncat, seperti kijang yang gembira di taman, oleh getaran rasa indah itu. Dan sensasi indah itu terasa melekat permanen di dalam saya. (Jadi percayalah, atmosfir sorgawi itu mengalir dan terus mengalir di hati kita tanpa henti saat kita di sorga. Anda tidak akan bisa menangis ..yg bisa anda alami ialah memejam meresapi aliran indah itu di hati anda (di perasaan anda) atau meloncat-loncat bersorak sorai. Sorga itu tempat yang dipenuhi atmosfir damai sorgawi, dan rasanya seperti yang saya rasakan itu, meskipun saya baru merasakan pancarannya saja --karena belum sampai betul).

Tiba-tiba, dari belakang, saya mendengar jeritan ibu saya, memanggil-manggil saya untuk pulang. Saya jadi bingung. Pria berjubah terang ini mengatakan sedang membawa saya pulang ke rumah di depan sana. Tapi ibu saya ada di belakang?

"Oppung," saya bilang. "Kata Oppung, mengantar saya pulang ke rumah. Tapi ibu saya ada di belakang. Berarti rumah kami ada di belakang?"

"Tidak, Nak" jawab orang itu. "Rumahmu sekarang ada di sana" ia menunjuk ke depan. Saya senang dan ingin cepat sampai. Tapi ibu saya makin menjadi-jadi memanggil saya untuk pulang. Saya jadi risau. Saya jadi bingung hebat.

Karena saya tidak enak pada ibu saya, karena dia terus memanggil-manggil saya, akhirnya saya berhenti melangkah dan berkata:

"Oppung, sudahlah. Biarlah aku pulang ke ibu. Dia terus memanggilku. Nanti aku dimarahi ibu."

Pria itu menatap mata saya lurus dan begitu damai terasa dipandang seperti itu. Tatapannya lebih memberikan rasa damai daripada pandangan ayah kandung saya. Orang ini seperti ayah saya yang paling asli. Saya begitu sangat nyaman dalam naungan wibawanya. Akhirnya ia mengangguk setelah melihat tekat saya yang kuat. Ia menyetujui permintaan saya, dan melepaskan pegangannya di tangan saya. Detik dia melepaskan tangannya, detik itu juga saya membuka mata tubuh saya lagi. Di titik inilah saya benar-benar meyakini bahwa Pria bersama saya itu adalah YESUS sendiri. Sebab Dia memiliki otoritas penuh untuk memutuskan saya hidup lagi. Malaikat tidak punya otoritas itu. Hanya TUHAN sendiri. Dan sampai sekarang, saya merindukan wajah-Nya, memendam rindu untuk bertemu lagi dan merasakan kenyamanan dalam naungan wibawaNya. Dia benar2 Ayah saya yang sejati, lebih daripada ayah kandung saya. Di hadapan Dia, sampai hari ini saya merasa seperti seorang anak kecil yang dilindungi dan dikasihi. Saya sudah merasakan pancaran pribadi-Nya itu. Dan saya jamin, anda akan sangat bahagia bersama-Nya kelak. Dia Bapa kita.

Beberapa detik setelah saya hidup lagi, saya sempat mengalami kebingungan oleh perpindahan alam itu lagi. Tetapi kesadaran saya segera pulih. Saya menemukan diri saya sedang ada di pelukan ibu, dalam perjalanan naik sepeda motor dibawa seorang bapak-bapak, menuju Puskesmas, dan ibu terus menangis memanggil-manggil saya dan berkata-kata kepada Tuhan bahwa dia tidak rela saya mati. Saya tidak tahu kapan ibu mulai menyadari bahwa doanya telah dikabulkan, bahwa saya sudah hidup lagi.

Saya dirawat selama berminggu-minggu. Jempol saya saat itu menjadi lembek seperti adonan kue. Dokter menjepitnya dengan dua stik kecil lalu membalutnya dengan perban. Rupa-rupanya stik itu miring karena balutan perban. Jadi ketika perban itu dibuka dan tulang jempol saya sudah tidak lembek lagi, yang kami dapatkan ialah jempol saya bengkok. Sampai sekarang.

Tulisan ini saya ketik dengan juga memakai jari jempol kanan saya yang bengkok ini. Dan jempol bengkok ini, adalah prasasti pengingat bagi saya sampai seumur hidup saya, akan peristiwa luar biasa itu. Setiap kali saya mengamati jempol bengkok lucu ini, saya pasti teringat pada peristiwa itu dan wajah Yesus.

Saudara...
Anda mungkin bisa mengambil sendiri beberapa hal yang menguatkan iman anda dari kesaksian saya ini. Ada banyak hal.

Salah satunya, percayalah, sorak sorai di sorga itu adalah HALELUYAH, bukan allahu akbar atau yang lain.

Juga percayalah, ketika anda kembali ke rumah Bapa, anda benar-benar seorang anak yang pulang ke rumah Ayahnya, Sang Raja. Anda akan disambut oleh sorak sorai begitu banyak malaikat penyambut, seperti pasukan penyambut menyongsong pulangnya anak raja dari perantauan. Anda yang hari ini merasa tidak berharga di bumi, percayalah, anda itu anak Raja Besar. Jangan sedih lagi dengan keadaan sosial anda di sini.

Juga percayalah, kematian itu enak buat kita, orang yang percaya kepada Yesus. Begitu anda memejamkan mata jasmani anda, dan mata tubuh rohani anda terbuka, detik itu juga anda akan sadar bahwa rupa-rupanya TUHAN. atau paling tidak kawanan malaikat penjemput, sudah ada sejak tadi disitu untuk membawa anda pulang. Anda akan tersenyum sukacita menyadari itu. Jika anda orang Batak, mungkin anda akan berkata: "Bah, ai nadison do Ho sian nakkin hape, Tuhan Jesushu!" (Bah, rupanya Engkau dari tadi sudah ada disini, Tuhan Yesusku!)

Apa yang anda kuatirkan lagi. Tidak ada. Karena itu, jangan pernah menyia-nyiakan atau menolak kasih karunia Yesus yang telah diulurkan-Nya kepadamu. Dia, Yesus, hartamu yang paling mahal.

Tuhan Yesus mengasihimu. Dia datang segera. Dan anda dan saya akan melihat Dia dan akan merasakan kasih-Nya dan pancaran pribadi-Nya yang luar biasa itu.

Minggu, 05 Agustus 2018

MIMPI BURUK MAU DIBUNUH ORANG


Kisah Rosa Karisma
Selamat pagi sobatku, yang dikasihi Tuhan Yesus. Pagi ini saya bersaksi kisah nyata dalam kehidupan saya.

Saya lahir dari keluarga miskin dan saya di tinggal mama papa sejak umur 12 tahun, mama saya meninggal selang 1 tahun setelah papa saya meninggal, dan saya merasa susah, ingin rasanya ikut mati sekalian.

Agama keluarga saya hindu semua, setelah saya berumur 16 saya mau dijodohkan oleh kakak saya, saya tidak mau, akhirnya saya diancam mau dibunuh oleh calon suami saya kalau saya tidak mau dinikahi.

Akhirnya saya lari dari rumah, saya bekerja di surabaya, akhir kata saya dapat jodoh orang semarang, tapi saya dibayangi orang yang mau dijodohkan itu, setiap malam mimpi buruk mau dibunuh.

Saat itu saya, setelah pulang kerja sehari hari saya buat kesibukan, saya bikin gambar Yesus yang lagi terbang ke awan, sesudah jadi saya bikin lagi yang ini, gambar hasil karyaku sendiri.


Saya senang banget sama gambar Tuhan Yesus, sedangkan saya belum mengenal Yesus, ini benar benar mujizat teman, tidak semua orang mengalami seperti saya.

Hari demi hari masih juga bermimpi mau dibunuh orang, dan waktu itu saya masih ingat sampai detik ini. Saya bermimpi dikejar orang itu lagi mau dibunuh, saya berlindung disamping mobil, saya sudah pasrah pasti bakalan mati begitu dalam hati saya, begitu lihat atas ada Tuhan Yesus naik ke awan, dalam hati saya, itu kok seperti Yesus yang saya lukis ? Saya tanya ini siapa ? Jawabnya: Yesus.

Lalu saya melihat kearah kiri ada jalan terang, Tuhan Yesus tanganNya mengacung kearah kiri, lalu saya lari dan ada jalan keluar, jalan itu terang banget, saya merasa lega, lalu saya terbangun. Saya berpikir kok seperti yang saya lukis ? Semenjak itu saya pindah rumah.

Lalu kepada tetangga saya orang kristen saya cerita panjang lebar tentang mimpi saya, dan saya bilang ke tetangga saya bolehkah saya ikut ke gereja? Dia jawab boleh, akhir kata saya ikut ke gereja.

Waktu itu saya masuk ke gereja untuk pertama kalinya, saya merasa takut sebab dibayangi 2 patung yang ada di samping mimbar, saya tanya sama teman saya yang saya ikuti ke gereja, apakah di gerejanya ada patung hindu di sebelah mimbar ? Teman saya bilang tidak ada. Akhirnya minggu ke 2 masuk gereja lagi sudah gak ada bayangan itu.

Setelah itu tidur saya nyenyak sampai sekarang, gak pernah terulang mimpi buruk itu, Tuhan benar benar menolong saya, itu nyata nyata panggilan dari Tuhan, saya jadi pengikut Tuhan Yesus sampai sekarang dan selama lamanya. Pertolongan Tuhan benar benar dasyat teman teman, jangan bosan membaca cerita saya, ini kisah nyata hidup saya. GBU.

Senin, 30 Juli 2018

KISAH DILAYANI MALAIKAT


Saat dia masih mahasiswa, ada dosen pria yang tidak pernah memberikan nilai A kepada murid-muridnya, karena dia percaya nilai A hanya layak untuk Tuhan dan malaikat-malaikatnya. Sehebat-hebatnya mahasiswa tersebut, maksimal mendapat C atau B, inipun hanya untuk mahasiswi.

Karena perilaku dosen inilah yang menyebabkan pak Petrus Agung tidak mau bersosialisasi yang ujung-ujungnya membuat dosen ini memberi pak Petrus Agung nilai D, dan membuat pak Petrus Agung harus mengulang semester yang sama tahun depan. Semua mahasiswa mengerti untuk bisa lolos kelas dosen tersebut harus mengulang minimal 3 kali semester!

Di tahun berikutnya, ada kejadian bahwa si dosen pria ini dipaksa menikah dengan seorang gadis yang dihamilinya. Orang tua dari gadis ini seorang tentara.

Semua teman-teman pak Petrus Agung berencana untuk menyogok dosen pria ini saat berlangsungnya acara pernikahan. Pak Petrus Agung tanya Roh Kudus, apakah boleh memberi sesuatu kepada dosen ini. Roh Kudus tanya, 'Motifmu apa?', Pak Petrus menjawab, 'Untuk nyogok.', Roh Kudus menjawab, 'Masakan begitu?'. Semua teman-teman pak Petrus tetap sepakat untuk memberi 'sogokan' kepada dosen tersebut.

Saat pak Petrus pulang kerumah, di kamarnya, dia berdoa kepada Tuhan apa yang harus dia perbuat. Tuhan mengingatkan dia untuk memakai pelayanan malaikat-malaikat Tuhan. Caranya? Pak Petrus di ingatkan ayat Keluaran 11:2 dan 3. Pak Petrus berdoa, meminta Tuhan untuk mengirim cukup 2 malaikat untuk membisikkan ke telinga dosen pria tersebut selama 24-jam penuh, dan jangan berhenti memperkatakan ke telinga dosen tersebut dengan perkataan seperti ini, 'Petrus Agung harus diberi nilai A!' Dalam Nama Yesus aku utus kau malaikat!

Dua minggu kemudian saat pengumuman hasil ujian, separuh lebih dari 60 mahasiswa mendapatkan nilai D, kedua teman pak Petrus Agung mendapatkan nilai E. Hanya pak Petrus Agung sendiri yang mendapat nilai A. Menang dengan cara mantap!!

Tuhan berkata kepada Musa, teriakan ke telinga umatKu, untuk meminta orang mesir memberikan hartanya. Jika itu adalah hakmu, minta Tuhan utk mengaktifkan pelayanan malaikat dan engkau akan menerima hasilnya.

*Kesaksian Kedua*
Setelah lulus, pak Petrus Agung bertemu dengan seorang konglomerat. Konglomerat ini berkonsultasi dengan pak Petrus Agung mengenai bisnisnya yang bermasalah. Dia kerjasama dgn perusahaan A, di Amerika, dan mereka berhutang kepada konglomerat ini. Suatu saat perusahaan A dibeli oleh perusahaan B, akan tetapi perusahaan B merasa tidak bertanggung jawab untuk membayar hutang dari perusahaan A. Perusahaan B ini dimiliki oleh orang Italia dan orang Yahudi. Merasa terjepit maka konglomerat ini terpaksa memakai pengacara, tetapi perusahaan B ini memiliki pengacara yang hebat.

Kemudian tiba-tiba pak Petrus Agung di ingatkan Tuhan mengenai peristiwa saat dia ada problem dengan dosen sejarah. Akan tetapi, pak Petrus Agung menjawab kepada konglomerat ini, 'apakah bapak sudah membayar perpuluhan?' Konglomerat ini berkata, 'belum, Harus diserahkan kepada siapa?' --- Konglomerat ini akhirnya mengaku kepada pak Petrus Agung, bahwa sesungguhnya saat itu, dia menganggap pak Petrus Agung hanya mau duitnya saja bukan mengatasi persoalannya.

Pak Petrus Agung menjawab, 'Berikan perpuluhan itu kepada gereja yang memberi makanan rohani kepada bapak, jangan kepada saya (maksudnya kpd Pak Petrus Agung).', jawaban itu membuat konglomerat ini kaget.

Kemudian, pak Petrus Agung meminta nama-nama orang yang memberi keputusan soal urusan bisnis ini. Ada lima orang, diantaranya orang-orang Italia dan Yahudi. Berdoalah dengan sehati, konglomerat ini dgn pak Petrus Agung. Untuk masalah ini, pak Petrus meminta 10 malaikat, masing-masing 2 malaikat untuk ke lima orang tersebut dengan perkataan, 'perusahaan yang di Indonesia ini hutangnya harus kamu bayar.'

Selama 24 jam terus menerus malaikat-malaikat itu harus memperkatakan sampai kelima orang tersebut sepakat untuk membayar hutang perusahaan Indonesia ini.

Keesokan harinya konglomerat ini mencari-cari pak Petrus Agung dan memberi kabar bahwa, perusahaan di Amerika tersebut meminta maaf dan akan membayar hutang dengan penuh dalam 3 bulan! Dalam waktu 3 bulan, semua hutang terbayar.

Re Write : Joshua Ivan Sudrajat

Kamis, 21 Juni 2018

KISAH BELAJAR ILMU KEDEWAAN


Saya mau bersaksi tentang apa yg Tuhan berikan di th 2018

Latar belakang saya agama Tao, belajar kedewaan. Latihan shenkung (tubuh digerakan dewa, kayak sebuah kabut keputihan menggerakkan tangan, melatih kesehatan tubuh), chikung (mengumpulkan qi, hawa panas yg kita dapat di pagi saat tidur, di tan tien), cingcuo (meditasi). Jadi ada cenyen/mantra, yg harus disebutkan sebelum memulai latihan latihan tsb. Dan di rumah saya ada altar dewanya. Saya belum mendapat tingkat dalam kedewaan. Hanya dulu rajin latihan tiap malam, rajin sembahyang. Seorang yg religius. Jadi ada kekuatan berupa kabut keputihan yg menggerakkan tangan saya. Saat meditasi terkadang roh didalam tubuh kayak orang berenang didalam air, berputar dalam tubuh saya. Waktu itu saat duduk berlatih san san cien cie (melatih pedang roh), saat mata terpejam terlihat ada cahaya lurus keluar dari ujung jari telunjuk dan jari tengah yg menyatu, itulah pedang yg dapat melukai mahluk halus. Itu pedang berupa cahaya. Sejak saya latihan ini saya mulai jadi aneh, mulai ketakutan, tidak mau bergaul, menyendiri. Namun saya rajin latihan tiap malam. Dan orang tua saya waktu itu marah, karena tengah malam juga berlatih.

Waktu itu saya dipaksa babtis. Ya sudah saya ikut saja. Tapi hati saya tidak dengan Yesus. Saya ke gereja, tapi diam diam masih membaca buku ajaran Tao, masih latihan. Saya dibabtis sampai 3x, waktu itu karena saya terjerumus ke dalam obat obatan juga. Tahun demi tahun saya lewati dg obat obatan yg demikian banyak. Saya overdosis banyak kali, dibawa ke icu, tidak bernafas, melihat 4 malaikat maut menjemput, tapi Yesus meluputkan saya.

Saya ke gereja, ke persekutuan doa, karena mama saya ajak terus. Tahun demi tahun. Tapi hati saya tidak percaya Yesus sepenuhnya, mendua hati dengan dewa Tao.

Alam bawah sadar saya terganggu, jadi kalau saya masuk ke sebuah daerah, pasti dialam bawah sadar saya terpengaruh dengan alam spiritual yg ada disana. Demikian juga kalo masuk ke rumah orang, saya merasakan suatu alam, itulah penunggu rumah tsb. Atau ke rumah yg baru dibangun, saya juga merasakan sesuatu. Tiap bulan, selama beberapa hari saya merasakan ada yg datang. Perasaan saya jadi berat, kadang tidak bisa bangun dari tempat tidur. Perasaan mencekam datang pergi pada jam jam tertentu, ini terjadi meski saya sudah kristen, tapi mendua hati. Malah saya memakai cenyen (ucapan mantra) agama Tao untuk menolak itu semua.

Waktu saya tidak bernafas, coma di icu karena menelan 15 butir baclofen, ada 4 malaikat maut berjubah hitam yg ingin mengambil saya. Juga waktu saya minum banyak obat waktu bekerja di supermarket, saya melihat mereka berempat juga.

Waktu saya mau ke gereja saya melihat 2 diantara mereka. Wajahnya kayak manusia, dengan ikat kepala dikening, jubahnya hitam. Di belakang mereka ada lilin lilin merah menyala.

Mereka berkata: " THE PLACE YOU ARE GOING IS HOLY. "

Mereka tahu latar belakang saya suka menyembah didepan altar, suka ke kelenteng, saya terjebak!

Seharusnya mereka katakan bahwa hadirat Tuhan itulah yg kudus, bukan tempatnya yg kudus. Jadi saya sering mampir ke gereja kalau pas nganggur siang hari. Begitu sampai didepan bangunan gereja, ada sebuah hadirat asing yg datang ke saya dan mengikuti saya. Jadi selama itu alam bawah sadar saya terganggu. Selalu terkena pengaruh oleh roh roh diudara. Saya pikir itu adalah Tuhan, penunggu gedung gereja.

Waktu itu ada hamba Tuhan mendoakan saya, Tuhan suruh menyampaikan ke saya:

"YOU ARE LOST".

Tapi saya tidak nangkep artinya. Pdt tsb bilang: "Kamu kehilangan, david? Kamu ada pacar? Kamu merasa kehilangan pacar?"

Saya bilang: "nggak om."

Sebetulnya yg Tuhan maksud adalah saya terhilang dariNya. Tersesat.

Wah...ceritanya masih panjang...singkat cerita, tahun 2017 Tuhan sembuhkan saya dari banyak penyakit yg saya derita belasan tahun. Tidak bisa tidur belasan tahun, mitral heart prolapse dan cardiomyopathy jantung, sinus, hormon rendah disembuhkan juga. Wasir tahunan juga, Schizophrenia, paranoid sehingga saya harus menghadap psychiatrist juga disembuhkan, semua dg bukti kedokteran. Di cek ulang oleh specialist cardiologist, psychiatrist, ENT specialist dan Endocrinologist saya.

Luka luka batin saya juga disembuhkan di thn 2017.

Waktu itu pelepasan, didoakan tapi tidak ada hasilnya. Saya sudah pelepasan 4x, dibabtis 3x. Terakhir pelepasan Tuhan berkata kepada orang yg mendoakan saya:

" DIA DI BAWA KEMARI ATAS KEMAUAN IBUNYA. BUKAN DARI DIRINYA SENDIRI YG MAU DILEPASKAN. "

Waktu itu saya tidak mau dilepaskan, sayang dengan dewanya.

Namun singkat cerita akhirnya saya sadar, dilepaskan. Bahkan setelah dilepaskan, menjelang waktu kedepannya, selama bulanan banyak sekali setan yg datang ke saya. Saya dibuat kejang, tidak tidur tiap malam, kaki di tarik tarik, kekuatan tubuh hilang.

Waktu berdoa dengan teman Tuhan suruh:

" MINTA ROHKUDUS KU. KAMU MASIH BELUM MEMINTANYA. "

Saya memintanya. Akibat mendua hati saya tidak ada Rohkudus didalam saya meski dibabtis 3x dan pelepasan.

Sekarang Rohkudus ada didalam saya. Tujuan saya menulis ini, adalah untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Memasuki 2018, secara bertahap, saya tidak kena pengaruh lagi oleh roh roh diudara. Alam bawah sadar saya menjadi normal kembali. Kekuatan Rohkudus melindungi saya. Saya dapat merasakannya. Ini yg saya perhatikan betul betul terjadi di 2018 ini. Rohkudus tinggal didalam saya.

Yohanes 14:6  Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Senin, 21 Mei 2018

PENGALAMAN KEMATIAN YONG THANG


Keluargaku berasal dari suku chin, salah satu suku mayoritas di Myanmar Burma. Aku Yong Thang berasal dari keluarga petani tradisional yg miskin di desa kecil Burma. Aku meninggalkan bangku sekolah saat aku duduk di bangku SMA, akibat kesulitan ekonomi yg kami alami. Aku membantu kedua orang tuaku bekerja di ladang pertanian mereka.

Pada saat itu anggota keluargaku hanyalah kristen tradisi, kami tidak sungguh sungguh mengenal dan mengerti arti "Keselamatan dalam Yesus Kristus". Ketika salah satu temanku bertanya "Yong Thang kemana kamu pergi setelah kematian ?". Aku tidak bisa menjawabnya dan tidak yakin apakah jiwaku akan pergi ke sorga atau ke neraka setelah aku mati. Saat itu bagiku sorga hanyalah sebuah dongeng, aku sulit mengerti arti menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamatku.

Pada musim semi 1980 sebuah seminar alkitab diadakan didesa kami, dan aku mengikutinya dari awal sampai akhir. Setelah pertemuan ini, barulah aku dapat mengerti bahwa keselamatan dalam Yesus Kristus terjadi melalui kebangkitanNya dari kematian. Sejak saat itu "Aku menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadiku dengan sepenuh hatiku ".

Selama hari pentakosta 1980 semua penduduk desa pergi kegunung untuk berpuasa dan berdoa selama 3 hari. Pada hari terakhir puasa dan doa, aku mengalami kuasa roh kudus. Aku merasakan seluruh tubuhku "menghangat" aku mengalami kedamaian dan sukacita yg mengalir kedalam hatiku. Segala keraguanku lenyap dan menyadari sepenuhnya bahwa aku adalah "ciptaan baru".

Aku meyakini bahwa aku memiliki hidup kekal. Melalui puasa dan doa ini aku menerima jaminan keselamatan dalam Kristus. Kini aku memiliki keyakinan penuh bahwa aku akan berada disorga ketika aku mati.

Setelah menikah aku dan isteriku pindah kedesa Falun Thayar di Kalay yg merupakan bagian dari Sagai salah satu profinsi di Myanmar. Disana kami bekerja diladang pertanian sebagai petani.

Empat tahun kemudian aku jatuh sakit, penyakitku semakin memburuk sehingga kondisiku kritis. Aku hanya terbaring dan tidak mampu menelan makanan.

Meskipun isteriku merawatku dengan telaten sebaik yg dia mampu, namun penyakitku tidak kunjung membaik. Isteriku menyadari bahwa hidupku tidak lama lagi, dia memberitahu pada keluarga, kerabat dan teman temanku agar mengunjungi dan melihatku untuk terakhir kalinya.

Mereka datang membesuk, hari itu adalah hari minggu. Malam harinya mereka semua pergi ke gereja untuk menghadiri kebaktian malam, namun isteriku tidak ikut pergi dia menjagaku sendirian.

Isteriku tertidur pulas akibat kelelahan sejak jam 7 malam. Saat kondisiku semakin lemah dan napasku tinggal satu satu, aku berpikir bahwa ajalku sudah mendekat.

Aku berniat membangunkan isteriku untuk mengucapkan kata kata terakhir, namun aku berubah pikiran sebab aku tidak ingin dia menjadi sedih. Seluruh tubuhku secara perlahan berubah dingin, aku tidak lagi mampu menggerakkan organ tubuhku, aku sekarat dan tidak mampu melawan kematian.

Aku yakin bahwa aku akan pergi ke sorga namun aku kasihan melihat isteriku sebab dia akan hidup sendirian seumur hidupnya. Aku berdoa kepada Tuhan agar sudi menjaga dan merawat seumur hidupnya, dan aku menyerahkan hidupku ketangan Allah dalam nama Yesus.

Sesaat kemudian aku melihat gumpalan awan gelap turun dari langit, atap rumahku tidak menghalangi pandanganku melihat langit, seolah rumahku terbuka tanpa atap. Awan gelap itu mendekat dan mendarat diatas tempat tidurku, dan pada saat yg bersamaan rohku keluar meninggalkan tubuhku dan terbang menuju langit. Dari ketinggian itu aku menunduk dan melihat tubuhku yg tergeletak disamping isteriku, bagai sosok mayat yg tidak bernyawa.

Tiba tiba aku melihat banyak setan yg bertubuh besar datang dari segala penjuru, mereka berkumpul disekitar tempat tidurku sambil menatap kearah tubuhku. Aku berteriak kepada malaikat agar melindungi tubuhku. Lima malaikat segera turun dari sorga untuk menjaga tubuhku. Sesaat setelah para malaikat itu muncul, setan setan yg berkumpul itu langsung pergi dan menghilang. Malaikat-malaikat yg turun ini disebut dalam ibrani 1:14 " bukankah mereka semua adalah roh roh yg melayani, yg diutus untuk melayani mereka yg harus memperoleh keselamatan ? ".

Sesaat kemudian aku melihat didepanku suatu tempat yg terbakar dengan nyala api yg besar dan sangat mengerikan. Dari dalam kolam api itu aku mendengar jeritan ribuan jiwa yg terhilang berteriak teriak meminta pertolongan. "Tolong selamatkan kami dari tempat ini, kami sangat menderita dan kesakitan".

Hatiku diliputi kepedihan melihat penderitaan mereka dan aku mendengar suara dari sorga "ini neraka". Aku telah membaca keberadaan neraka di alkitab dan sekarang aku melihatnya dengan mataku sendiri, NERAKA itu NYATA.

Aku bertanya mengapa banyak jiwa menderita ditempat mengerikan ini ?. Tuhan tahu isi hatiku dan berkata : "Ketika mereka masih hidup di dunia, mereka tidak menerimaku sebagai Tuhan mereka dan setelah meninggal mereka segera dibawa ketempat ini". Lalu aku melihat lubang hitam besar itu sangat dalam dan penuh dengan api yg tidak terpadamkan, dan terlihat sangat menakutkan. Tuhan berkata padaku : "Ini adalah jurang maut dimana iblis akan terikat".

Aku melihat para malaikat naik dan turun dari sorga ke bumi sambil memuji Tuhan. Setelah itu aku melihat cahaya gemilang dari sorga, seorang malaikat membawaku ke sorga.

Ketika aku memasuki sorga terlihat didepanku ribuan orang kudus mengenakan jubah putih dan menyanyikan "Haleluya pujilah Tuhan amin". Mereka menyambutku dengan hangat, hal ini sangat menyentuh perasaanku. Selama masa hidupku di dunia ini belum pernah kualami penghormatan dan perhatian seperti itu sebab diriku hanyalah seorang petani desa yg miskin. Alkitab mencatat bahwa: "Aku berkata kepadamu: demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa bertobat ". (lukas 15,10).

Setiap orang disorga dipenuhi sukacita dan kegembiraan yg besar, tidak ada kesedihan, sakit, penderitaan, kelaparan atau kelelahan."Sorga adalah tempat yg dipenuhi oleh kemuliaan Allah".

Manusia yg hidup didunia ini menjalani hidupnya sekitar 70 atau 80 tahun, adalah periode yg sangat singkat dalam pandangan Allah. Hal yg paling penting dalam hidup manusia adalah: "Kemana jiwanya pergi setelah kematian ?". Manusia bekerja keras dan saling berlomba untuk menumpuk kekayaan pribadi dan mencari kepuasan jasmani. Namun hal ini hanya akan menimbulkan kekosongan jiwa dalam upaya menjaring angin. Manusia di masa hidupnya tidak perduli pada jalan-jalan Tuhan, dan merasa tidak perlu menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya, yg akan berakibat fatal pada akhir hidup mereka dimana jiwa mereka akan disiksa di neraka selamanya.

Sorga adalah tempat yg damai dan penuh sukacita, tiada kata yg dapat menggambarkan keindahannya. Sorga terasa sejuk tidak panas, matahari, bulan dan bintang tidak terdapat disana, namun tempat itu terang benderang yg memancar dari kemuliaan Allah. Aku merasa sangat bahagia berada disana dan tidak ingin kembali lagi kedunia ini yg penuh penderitaan dan kesedihan, walaupun isteriku dan orangtuaku masih hidup.

Tiba tiba Tuhan Yesus datang dan memberiku kotak hadiah, aku berlutut menerimanya. Saat aku menoleh keatas Dia telah menghilang. Kemudian malaikat membawaku berjalan di sorga, jalan itu berkilauan dan bayanganku terlihat di jalan. Alkitab menyebutkan bahwa jalan di sorga terbuat dari emas murni, aku telah melihatnya dengan mataku sendiri dan hal itu mutlak benar. Alkitab telah ditulis ribuan tahun yg lalu, setiap kata yg tertulis didalamnya adalah benar.

Yesus berkata: "Akulah jalan kebenaran dan hidup, tidak seorangpun datang kepada Bapa kecuali melalui Aku". Tuhan ingin agar aku berbagi dengan anda apa yg kulihat di sorga dan di neraka.

SORGA dan NERAKA memang nyata. Tuhan akan berperkara denganku jika aku berbohong atau menipu anda dengan cara apapun. Ini adalah keinginan Allah pada semua orang agar percaya pada Yesus Kristus untuk menerima keselamatan. Allah tidak menginginkan seorangpun menghabiskan kekekalannya dalam lautan api yg tidak terpadamkan. Aku menghimbau anda untuk mencermati dan mengambil pelajaran dari kesaksian ini.

Ketika aku berjalan di jalan emas di sorga, aku melihat rumah indah yg terbuat dari permata. Tidak ada rumah bagaimanapun mewahnya di dunia ini yg dapat menandingi keindahannya. Kemudian Yesus berkata padaku, rumah ini adalah rumahmu, aku mengijinkanmu untuk menempatinya selamanya.

Ini adalah rumah kekalku di sorga. Aku berlari menuju rumah itu dan berniat untuk masuk kedalam, tetapi Yesus berkata: tidak Yong thang waktumu belum tiba untuk memasukinya, masih banyak orang yg belum menerimaku. "Kamu harus pergi menjadi saksi Ku agar mereka tidak berakhir di lautan api". Hari kedatanganku telah dekat, Aku akan datang segera, Aku menghendaki hati setiap orang berubah saat itu dan mereka akan menerima Ku dengan kesaksianmu. Walaupun aku bahagia tinggal di sorga, namun aku harus mematuhi perintah itu.

Malaikat membawaku kembali dari rumah indahku di sorga menuju bumi. Rohku masuk kembali ke tubuhku yg telah dingin seperti sosok mayat. Sekitar satu jam setelah rohku memasuki tubuhku, malaikat membangunkan isteriku dengan mendorong tangannya. Isteriku terbangun dan menatapku, tubuhku masih dingin karena aku telah mati selama 10 jam. Isteriku menangis keras karena dia menyangka bahwa aku sudah mati. Para tetangga berdatangan kerumah kami dan ikut menangis.

Tubuhku secara perlahan mulai menghangat, dan mereka menyadari bahwa aku masih hidup. Aku membuka mataku dan tersadar sepenuhnya, saat itu sekitar jam 05 pagi. Isteriku menyuapi air dan makanan kemulutku.

Tuhan menyembuhkan penyakitku. Setelah itu aku dan isteriku memberitakan injil dari desa ke desa. Aku belajar di sekolah alkitab dan lulus dari seminari. Aku melayani penuh waktu bagi kerajaan Allah sebagai pengkhotbah.

Aku berdoa bagi setiap orang yg membaca kesaksian ini agar dapat menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya.

Tuhan Yesus memberkati... AMIN.

Selasa, 01 Mei 2018

Ibu Jein Louis Rumondor dibangkitkan dari kematian


Aku adalah seorang ibu rumah tangga namaku Jein Louis Rumondor, aku berasal dari manado, suamiku Edward Louis juga berasal dari manado, kami telah dikaruniai 3 orang anak.

Setelah menikah kami pergi merantau ke papua dan suamiku mendapat pekerjaan di Timika papua.
Pada tanggal 8 juni 2013 aku mengalami sakit parah secara mendadak. Sejak jam 8 malam napasku sudah tersengal-sengal, susah bernapas tidak seperti biasanya. Kondisiku menurun begitu cepat dengan tidak terduga-duga, sehingga anggota tubuhku mulai kaku.

Sekitar jam 12 malam, aku membangunkan suamiku agar membawaku ke RS. Sebelum berangkat menuju RS aku mengajak suamiku berdoa lebih dulu.

Aku berdoa : " ya Tuhan Allahku seandainya hidupku akan berakhir saya sudah siap, tetapi saya memohon kiranya Tuhan berkenan mengampuni dosa-dosaku selama saya hidup, dengan demikian saat hidupku berakhir saya akan bersama Tuhan di sorga.

Setibanya di RS tiga orang dokter datang memeriksaku, berdasarkan analisa medis telah terjadi pembusukan dinding rahim. Tiga minggu sebelumnya aku mengalami keguguran, ternyata rahimku belum bersih sepenuhnya dari jasad janin, ada yg tertinggal dan membusuk didalam rahimku, sehingga mengakibatkan infeksi tetanus yg berakibat pada matinya jaringan dan tubuhku menjadi lumpuh.

Para dokter yg terdiri dari ahli kandungan, ahli penyakit dalam dan ahli syaraf berkata bahwa tidak ada lagi harapan bagiku untuk bertahan hidup, hanya menunggu waktu saja.

Selesai pemeriksaan mereka membawaku ke ruang ICU. Secara perlahan anggota tubuhku mulai dingin, aku merasakan lidahku makin pendek sepertinya ajalku sudah mendekat. Kesadaranku mulai menghilang saat tubuhku telah lumpuh total, namun dalam dunia roh pendengaranku semakin tajam. Aku mendengar tangisan keluargaku, diantara mereka ada yg menjerit "dokter tolong mengapa monitornya sudah lurus ?? ".

Pada saat itu rohku keluar dari tubuhku, aku berjalan kearah pintu, namun segera kusadari bahwa aku berpakaian tidak pantas, hanya memakai sehelai kain yg menutupi tubuhku. Aku menatap tubuhku yg terbaring kaku ditempat tidur, suamiku menangis disebelah kakiku.

Saat aku berjalan kearah tubuhku, tiba tiba aku melayang dan sampai disuatu tempat seperti padang rumput yg luas. Aku masih kebingungan dan tidak mengerti apa yg terjadi, terdengar suara nyaring dan berkata : " dosamu telah diampuni ".

Aku mendengar suara itu namun tidak melihat seorangpun disana. Sesaat kemudian rohku telah berada diantara gedung gedung pencakar langit, sepertinya aku berada disebuah kota megapolitan yg sangat besar.

Ada suara nyaring kembali kudengar : " hai anakKu sampaikan kepada setiap orang yg bertemu denganmu bahwa dalam waktu yg sangat singkat dunia ini akan binasa ". Seketika kata binasa diucapkan, tiba tiba permukaan tanah terbelah dan seluruh gedung gedung tinggi itu ambruk, tidak ada yg tersisa, semuanya rata dengan tanah.

Suara itu terdengar lagi : " seperti yg Kuperlihatkan kepadamu, demikianlah dunia ini akan binasa ". Suara itu berkata : " katakan pada semua orang, bertobatlah sebab waktunya sudah sangat singkat ".

Setelah penglihatan itu berakhir, rohku kembali ketubuhku. Aku tersadar keesokan harinya, tubuhku yg tadinya lumpuh secara perlahan dapat kugerakkan, mulutku yg tadinya kaku dapat kubuka.

Aku melepaskan semua alat bantu yg terpasang ditubuhku sambil berkata : aku sudah " SEMBUH " Tuhan Yesus yg menyembuhkanku dan membangkitkanku dari antara orang mati. Hari itu aku benar-benar sembuh dan keluar dari RS.

Tuhan Yesus telah memberiku kehidupan dan memperpanjang umurku. Sampai saat ini aku masih sehat dan hidup bahagia bersama suami dan anak-anakku.

Sumber: FB

Senin, 12 Maret 2018

TUHAN YESUS MENDATANGI ORANG YG TIDAK MENCARINYA

Kesaksian oleh : Sarah Titin

Shalom Sahabatku dalam Kristus Yesus!

Saya teringat pengalaman saya 33 tahun yang lalu. Saat pertama kali Tuhan Yesus menjumpai saya, disaat saya belum mengenal siapa itu YESUS.

Latar belakang saya dari keluarga fanatik Islam.

Tahun 1984, saya diperhadapkan suatu masalah yang sulit. Saya harus memilih antara meneruskan menjadi Dosen di Fak. Kedokteran UNPAD atau menjadi Dokter di salah satu BUMN. Waktu untuk memilih singkat, hanya 2 bulan.

Selama 1 bulan, saya sudah berpuasa sunat, shalat tahajud & shalat istikharah. Memohon petunjuk dari Tuhan. Belum ada jawaban dari Tuhan.

Saat itu saya sudah menikah dan punya seorang putri. Suami saya berkata: "Coba tengah malam nanti, berdoa saja sama Tuhan, tanya apa yang harus dipilih?"

Suami saya Islam tapi sewaktu SMA, bersekolah disekolah Kristen. Saya taat kepada suami. Dan melakukan seperti yang disarankan.

Pk. 23.00 saya mau bertanya, caranya bagaimana? Suami sudah tidur pulas. Tepat pk. 00.00 saya berdoa. Saya berdoa memakai bahasa Sunda. Karena saya orang Sunda.

Baru saja, saya mengatakan :
"Duh Gusti......................" Tiba2 saya melihat satu sosok yang memakai jubah putih berkilau-kilauan, sangat menyilaukan mata. Berdiri didepan saya. Saya langsung sujud tersungkur di Kaki-Nya. (Dalam batin saya berkata :"koq yang datang Tuhannya orang Kristen)

Tangan-Nya mengurapi kepala saya, seraya berkata:
"Kalau engkau memilih jalan ini, begini, begini...
Kalau engkau memilih jalan itu, begitu, begitu...."
Saya langsung mengerti, apa yang harus saya pilih, yaitu keluar dari UNPAD.

Esoknya dg penuh sukacita, saya ceritakan kepada suami. Suami saya malah berkata: "Kalau benar, Tuhan yang Datang, coba tengah malam nanti tanya lagi kepada Tuhan. Bagaimana caranya keluar dari mengajar di UNPAD, kan tidak mudah, tidak bisa begitu saja?"  Suami saya tahu karena dia juga Dosen ITB.

Tengah malamnya, saya berdoa lagi seperti kemarin.
Baru saja, saya mengatakan kata: "Tuhan, ....................."
Tuhan Yesus sudah menjawab :
1. Engkau harus menghadap Dekan.
2. Engkau harus membuat surat permohonan pengunduran diri.
3. Engkau harus mengajukan surat... dst...
Sampai 10 langkah..

Suaranya keras, tegas dan gamblang. Luar biasanya karena itu Tuhan yang Bicara, yang saya alami persis urutannya, dengan yang dikatakan Tuhan Yesus. Sejak itu Tuhan Yesus sering Datang kepada saya.

Tuhan pernah Berkata :
"Bukan engkau yang mencari Aku, tetapi Aku yang mencari engkau. Bukan engkau yang memilih Aku, tetapi Aku yang memilih engkau."

Terimakasih yang tak terhingga Tuhan Yesus, Engkau sudah menyelamatkan hidup kami sekeluarga. Sejak itu saya tidak dilepaskan oleh Tuhan Yesus. 

Tuhan Berkata : "Aku sekali- kali, tidak akan melepaskan Titin dari Rencana Ku." (Jadilah kepadaku, sesuai Rencana Mu Tuhan)

Tuhan itu Maha Baik, Tuhan bisa Keras, tapi kadang juga bisa bercanda. Puji Tuhan saat bertobat terima Tuhan Yesus saya bersama-sama suami dan anak2. Saat itu anak2 saya belum ada yang menikah. Sekarang keduanya sudah menikah, masing-masing memberi 2 orang cucu.
Pengalaman indah ini, tidak akan terlupakan sampai kapanpun.

Ternyata apa yang saya alami ini sesuai dengan Firman Tuhan dalam :

Roma 10:20
" Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku."

Roma 9:15
" Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."

Yoh 15:16a 
" Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.."

Roh Kudus sudah beberapa minggu yang lalu, mendorong saya untuk menulis kesaksian ini.

Kiranya dengan kesaksian ini, Nama Tuhan Yesus semakin dipermuliakan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 17 Januari 2018

KELINGKING PUN DIPEDULIKANNYA


Kesaksian ya, suami saya urat kelingkingnya putus, terkulai ngga bisa digerakkan, cuma tergantung begitu aja. Meski tidak sakit menurut dokter harus dioperasi. Udah dikasih penahan jari, seperti di foto di bawah ini dengan harapan urat syaraf balik alami, namun tetap ngga normal. Untuk digips percuma, kata dokter karena ini bukan patah tulang tapi urat syaraf putus. Kita lalu ke dokter kedua yang biasa obati atlet, cedera akibat olah raga...dengan pedenya dokter bilang, “Percuma diobati, ngga bakal sembuh.” Akhirnya pindah ke dokter pertama di RS lain yang sodorin opsi operasi.

Kami pun terpaksa pilih opsi lain itu (operasi), pada hari operasi waktu udah di kamar operasi di RS X, saya disuruh tanda tangan sebagai penanggung jawab. Saya tanya apakah ada risiko? Jawaban dokter ada, karena bedah jadi berkaitan dengan organ tubuh dalam, bius pun bius total. Saya ngga mau tanda tangan karena saya mau second opinion lagi, operasi tunda dulu deh, daripada kenapa-kenapa.

Akhirnya suami ganti baju lagi dan operasi batal. Kita pulang, doa sepakat di rumah tiap malam supaya kelingking pulih. Ngga ke dokter lain, ngga pake penahan jari juga. Haleluyah puji Tuhan pulih dalam waktu dua minggu, sudah normal. Ngga ada biaya yg keluar, ngga ada risiko. Puji TUHAN, God is good. Kelingking pun dipedulikan TUHAN YESUS.

Sumber: web.facebook.com/monique.rijkers.7