Senin, 30 Desember 2013

PEMBUNUH PENGINJIL YG MENJADI PENGINJIL


Amsterdam 2000, Kongres Penginjilan Sedunia yang diadakan pada 29 Juli-6 Agustus lalu, memberikan kesan mendalam bagi saya. Ketika memenuhi undangan Bapak Billy Graham untuk menghadiri acara ini, saya tdak menduga ternyata di antara lebih dari 10.000 peserta yang mewakili 209 negara tersebut, saya akan bertemu dengan seseorang yang pernah membuat kekristenan dan dunia misi penginjilan mengalami guncangan hebat yang menyakitkan. Siapa orang itu dan peristiwa apakah itu?

* * *
Setiap orang Kristen yang berumur di atas enam puluh tahun mungkin ingat akan perjalanan misi lima utusan Injil Amerika pada tahun 1956. Mereka adalah Peter, Ed, Roger, Nate dan Jim. Kisahnya sangat singkat. Lima pemuda yang bersemangat tersebut berencana pergi ke hutan rimba Ekuador Barat menuju orang-orang Indian Auca di sana.

Baru saja mereka menapakkan kaki setelah tiba di pantainya, sejumlah orang dari suku yang liar itu menyerbu mereka. Dengan beringas, orang-orang ganas itu menghujamkan tombaknya yang keras dan tajam, sehingga menancap di tubuh ke 5 pemuda lugu itu. Mereka meradang dan terjerembab jatuh dengan bersimbah darah merah. Tewas seketika. Itulah kenyataannya. Mereka baru saja mendarat dan belum sempat melakukan apa-apa.

Kejadian ini lebih terasa makin tragis karena berita ini dengan cepat tersebar luas oleh ulah seorang tukang foto dan penulis Majalah Life yang mengungkapkan kisah tersebut secara luar biasa. Peredaran Majalah Life ini sangat luas, sehingga tragedi itu tersebar luas pula ke seluruh dunia. Salah satu alasan mengapa kisah ini begitu menyentuh banyak hati orang yang membacanya adalah karena ke lima utusan Injil ini semuanya sudah berkeluarga, bahkan beberapa dari mereka sudah mempunyai anak.

Di antara pembaca berita di seluruh dunia tersebut ada seorang pemuda bernama James Hefley. Ia juga salah seorang di antara jutaan pembaca Kristen yang kaget dan bingung dengan peristiwa ini. Apakah ini kegagalan dalam misi kekristenan? Apakah 5 pemuda itu telah keliru?
Apakah Allah telah gagal dan dipermalukan? Diam-diam ia bertekad bahwa 25 tahun lagi sejak saat itu, ia akan menyelidiki apa yang terjadi kelak.

Dua puluh lima tahun setelah pembunuhan itu, James Hefley sendiri dan isterinya mengunjungi janda-janda para utusan Injil yang dibunuh oleh orang-orang Indian Auca.

* * *
Olive Fleming, istri Peter, mengatakan kepadanya, "Beberapa kali Peter menulis bahwa ia bersedia memberikan nyawanya demi orang-orang Auca. Cukuplah bagi saya untuk mengetahui bahwa Allah bisa memakai pengalaman ini demi kemuliaan-Nya di dunia." Setelah kematian Peter, Olive menikah dengan Walter Liefeld, seorang profesor di Trinity Evangelical Divinity School di Deerfield, Illinois, dan mereka mempunyai tiga orang anak. Allah memeliharanya.

Marilou McCully, istri Ed, berkata atas nama semua janda,"Kami ingin mengerti apa yang Allah lakukan melalui peristiwa itu.... Kematian kelima orang itu merupakan cara Allah …. Kami harus menyerahkan misteri ini kepada-Nya." Marilou tidak menikah lagi. Ia kini tinggal dekat Seattle dan bekerja di sebuah rumah sakit daerah. Mengenai hidupnya sendiri, ia berkata, "Tuhan selalu memelihara kepunyaan-Nya. Ia telah menyediakan semuanya bagiku ....." Ia mengucap syukur karena dua saudara laki-laki iparnya mengasuh ketiga anaknya, dengan demikian ada laki-laki tempat anak-anak itu bertukar pikiran. Allah memeliharanya

Barbara Yoderian, istri Roger dan ibu dari dua anak, selama ini tinggal di Ekuador. Ia mengurus perumahan tamu bagi The Gospel Missionary Union di Quito. Ia berkata, "Aku sungguh-sungguh tidak merasa menyesal tentang kejadian yang disebut orang operasi Auca. Allah ada di sana, sama seperti Dia ada bersama kami setelah mereka terbunuh, dan Ia menyelesaikan kehendak-Nya yang sempurna. Aku yakin kami akan mengerti hal itu sepenuhnya pada suatu hari nanti." Oleh karena pengalaman itu, Barbara mengatakan bahwa surga menjadi lebih nyata. Ia menanti-nantikan suatu pertemuan gembira kelak dengan semua keluarganya tersayang yang telah menghadap Tuhan. Allah memeliharanya .

Marge Saint, istri Nate, seorang pilot misi, ditinggalkan bersama tiga anak. Ia mengatakan, "Peristiwa Auca mengubah arah hidup saya .... Peristiwa itu membuat saya bisa melihat perbedaan antara yang penting dengan yang sepele, yang sebelumnya tidak pernah saya ketahui." Marge sekarang menikah dengan Abe Van Der Puy, bekas direktur World Radio Missionary Fellowship. Kini ia menjadi pembicara misi untuk siaran radio Back to The Bible. Allah memeliharanya .

Janda yang kelima, mungkin yang paling terkenal di antara kelima janda itu, Elisabeth Elliot, istri Jim. Ia menulis Through Gates of Splendor And Shadow of the Almighty, sebuah buku tentang pembunuhan tersebut.

Ia berkata, "Saya selalu percaya dan saya tetap percaya bahwa Allah mengetahui dengan tepat apa yang sedang Ia lakukan di Ekuador. Allah berkuasa sebagaimana dikatakan dalam kitab Roma 8:28 Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan. Seandainya Allah tidak pernah menyelamatkan seorang Auca, dan tidak pernah memanggil seorang pun ke ladang misi karena kematian orang-orang ini, saya tetap tidak meragukan bahwa kematian mereka adalah bagian dari pekerjaan-Nya untuk mendatangkan kebaikan. Itulah batu dasar kepercayaanku." Allah memeliharanya .

* * *
Mrs Elliot ternyata bertekad bulat menyelesaikan misi suaminya. Ia mengikuti jejak suaminya untuk menerobos Ekuador dengan kekuatan seadanya sebagai seorang janda wanita. Ia mau membuktikan bahwa kekuatan Kasih Kristus lebih dahsyat daripada kekuatan tombak yang paling ganas milik siapapun. Siapa yang bisa tidak menahan nafas menghayati tekadnya yang semacam ini? Betul-betul perjalanan misi dan pergulatan hidup yang mendebarkan jantung siapapun .

Karena pelayanan Mrs Elliot tersebut, kini para pembunuh, yaitu lima orang Indian Auca bengis pemakai tombak, semuanya kemudian menjadi Kristen dan memimpin gereja suku Indian Auca!

Pada hari saya bertemu dengan pria mantan pembunuh itu 6 Agustus 2000 - sungguh membuat saya terharu. (Ia duduk di dekatku dan kami berfoto bersama). Ia memperkenalkan namanya, Menna Minkai. Ia menyebutkannya sambil tersenyum ramah. Saya masih mengingat ucapannya melalui penerjemah) ketika dia diminta bicara di panggung sehari sebelumnya:

"Saya dulu dibesarkan dalam suasana kebencian dan kebiasaan membunuh. Saya tidak tahu bagaimana hidup yang lebih baik. Tapi kini saya telah dibasuh oleh darah Kristus. Hidup saya telah menjadi baru, demikian pula Anda sekalian yang di sini."

Aku sekali lagi kagum pada kuasa Injil yang mengubahkan hidupnya. Aku kagum pada kasih sayang Bapa yang telah menggerakkan isteri Jim, Mrs. Elliot - untuk menggarap pelayanan di Equador. Kini anaknya yang telah dewasa juga berada di sana bersamanya. Sekali lagi aku disentuh dan dihangatkan oleh kekaguman pada karya Allah dan Injil Kristus, pada kematian dan kebangkitan Kristus yang mengubahkan hidup manusia. Ini momentum baru dalam hidupku.

* * *
Penelitian dan wawancara James Heffley akhirnya menyimpulkan pula, bahwa peristiwa Equador tersebut ternyata telah menyebabkan ratusan pemuda dan pemudi di berbagai tempat di dunia tertantang untuk setia mengabdi pada Tuhan. Mereka mengubah arah hidup dan menyerahkan diri mereka bagi pelayanan di ladang misi. Siapakah yang menduga hal baik akan terjadi akibat tragedi di tahun 1956? Tuhan sungguh bijaksana, dan rencana Tuhan yang melampaui pikiran kita patut dipuji selamanya. (unknown)

* * *
CATATAN
Demikianlah Tuhan Yesus Hakim yg adil itu memerintah dunia. Lima jiwa orang milikNya telah dibunuh oleh orang Indian Auca atas perintah iblis, maka lima jiwa orang Indian Auca harus menjadi milik Tuhan Yesus dan ditugaskan untuk melayaniNya.

Tuhan Yesus adalah Hakim yg adil dan yang maha kuasa.

Senin, 02 Desember 2013

JALAN DARAH BARU TERBENTUK DI JANTUNG


PENOLONGKU YANG SUNGGUH

Awalnya, tidak ada sakit yang saya rasakan, hanya kebiasaan bersendawa. Dokter pun hanya memberikan resep obat maag biasa dan segera sembuh. Namun, sebulan berikutnya muncul lagi, begitu seterusnya. Diagnosis dokter mengatakan bahwa lambung saya terlalu banyak menghasilkan gas, dikatakan hal itu bukan suatu masalah dan tidak membahayakan.

Awal bulan April 2008, saya dan istri merencanakan untuk pergi jalan-jalan ke luar negeri, mengajak anak dan menantu. Sambil jalan-jalan, saya berencana pergi ke Penang, Malaysia untuk "check up" kesehatan karena saya dengar beberapa rekan mengatakan bahwa rumah sakit di sana memiliki peralatan yang lengkap, serta tenaga medis yang tidak kalah dibandingkan dengan Singapura.

Setelah hotel kami "booking" dan segala persiapan diselesaikan, kami berangkat menuju Penang, Malaysia dan tiba di sana sore hari. Baru keesokan harinya, kami pergi ke rumah sakit yang letaknya berseberangan jalan dengan hotel tempat kami menginap.

Kami menjalani "general check up" satu per satu dan tak sampai setengah hari, kami telah menerima hasil pemeriksaan. Dari seluruh rombongan semua dinyatakan sehat, hanya saya sendiri yang memperoleh catatan untuk menemui dokter spesialis jantung.

Saya bertanya-tanya dalam hati, ada apa gerangan dengan saya. Selama ini, saya merasa sangat sehat, tidak ada tanda-tanda nyeri atau sesak napas seperti yang biasa dialami oleh penderita jantung. Tak berapa lama, saya masuk ke ruang praktek. Di situ, dokter sedang mempelajari catatan kesehatan saya. "Pak Yanuar, Anda harus segera dikateter untuk melihat berapa persen penyumbatan yang terjadi." Lalu, saya diantar ke ruangan sterilisasi untuk berganti pakaian. Saya menggigil kedinginan bukan karena ruangan yang ber-AC, melainkan karena muncul rasa takut yang belum pernah saya alami sebelumnya. Menuju ruangan operasi, pikiran saya bertambah kacau. Namun, dalam keadaan seperti ini, saya malah melupakan Tuhan dan hanya mengandalkan kekuatan sendiri.

Pergelangan saya dimasukkan selang kecil untuk kemudian didorong menuju jantung, lalu keadaan jantung saya dapat terlihat dari layar monitor. Ketika diperlihatkan jantung sebelah kiri, dokter terkejut karena terdengar suara dari jantung itu. Selanjutnya, diperlihatkan sebelah kanan dan kembali terdengar suara yang sama. "Bagaimana Dok, kondisi jantung saya?" Sambil melepaskan selang kateter dari pergelangan tangan saya, dokter hanya menjawab singkat, "Bypass! Anda ketemu saya kembali nanti pukul 18.00."

Begitu mendengar vonis dokter agar menjalani operasi 'bypass', rasa takut saya kembali datang. Saya semakin takut saat ranjang saya mulai didorong oleh salah seorang asisten dokter yang menangani saya tadi. Sambil terus mendorong, dia menanyakan usia saya. "48 tahun," jawab saya. Wajahnya tampak terkejut begitu mendengar jawaban itu. Mungkin dia menduga saya sudah berusia lebih di atas itu. "Memangnya kenapa, Dok?" tanya saya ingin tahu. "Ah, tidak apa-apa, Pak." Mendengar jawaban seperti itu membuat saya bertambah takut.

Waktu menunjukkan pukul 18.00. Kami sekeluarga sudah berkumpul di ruangan dokter dan saya juga sudah dibawa ke ruangan tersebut. Terlihat wajah-wajah yang ingin tahu apa kira-kira hasil diagnosis dokter atas keadaan saya. Benar saja, anak saya yang pertama kalinya bertanya, "Bagaimana Pa hasilnya, apa kata dokter?" Melihat wajah mereka, saya jadi tidak tega mengatakan yang sebenarnya. Namun, dengan sepenuh hati saya katakan, "Papa harus 'bypass'." Bagai disambar petir, semua terkejut dan tidak percaya. "Tidak mungkin, gejala dan tanda-tanda sakit jantung saja Papa tidak ada. Mengapa sekarang malah mau di'bypass'?"

Begitu dokter datang dan membuka komputer, tampaklah di layar monitor jantung saya beserta pembuluh-pembuluh yang kecil dan rumit. Lalu, dokter mengatakan bahwa jantung saya ada yang buntu atau penyumbatan di delapan titik. Saya langsung bertanya, "Kalau ada buntu sebanyak itu, mengapa selama ini saya tidak merasakan sakit apa-apa dok?" Dokternya menjelaskan bahwa saya bisa sampai di tempat ini dengan kondisi yang baik tanpa ada gejala seperti orang sakit jantung umumnya, adalah karena (sambil jarinya menunjuk ke layar monitor) ada saluran baru telah terbentuk, yang menurut ilmu kedokteran saluran tersebut sebenarnya tidak pernah ada. Ini jelas pertolongan dari Tuhan, dan seluruh peredaran darah saya mengalir melalui saluran baru tersebut. "Makanya, Bapak tidak merasakan sakit seperti orang sakit jantung pada umumnya. Dan, menurut saya, Bapak harus cepat-cepat di'bypass', sebab kalau terlalu lama dibiarkan saya khawatir saluran tersebut akan pecah dan tidak ada lagi jalan keluar."

Pada saat itu, saya masih belum menyadari bahwa segala kejadian itu adalah pertolongan dari Tuhan Yesus, dan saya diberi waktu sampai besok untuk memberi jawaban. Keesokan harinya, kami kembali ke rumah sakit, dan seperti biasanya kami menunggu giliran. Hari itu lebih ramai dari biasanya sehingga kami menunggu lebih lama, hingga saya tertidur di kursi ruang tunggu. Tiba-tiba, terdengar suara di telinga saya, "Tengoklah ke sebelah kananmu." Saya terbangun dan menoleh ke sebelah kanan seperti apa yang saya dengar. Saya amati satu persatu, ternyata di seberang ruangan tunggu ada satu pigura besar yang bergambar Tuhan Yesus. Saya berdiri dan berjalan ke arah pigura itu, sedangkan rombongan saya hanya terdiam sambil melihat apa yang saya lakukan.

Sesampai di depan pigura itu, saya pandangi gambar Tuhan Yesus, saya pandangi wajah itu hingga tiba-tiba saya menangis sejadi-jadinya. Tidak peduli orang hilir mudik, saya tetap menangis sambil berkeluh kesah dengan Tuhan Yesus. Banyak kata yang saya curahkan hingga istri saya datang menghampiri sambil berkata, "Sudahlah Pa, ini semua rencana Tuhan dan di balik semua ini pasti ada rencana Tuhan yang indah."

Tangisan saya semakin menjadi, "Rencana indah yang bagaimana, sekarang saja saya sudah divonis jantung, 'kok' bisa-bisanya kamu omong bahwa ini adalah rencana indah?" seru saya. Namun, istri saya diam saja, dan rombongan kami hanya melihat dari kejauhan dengan wajah sedih, susah, dan sebagainya.

Tiba giliran saya untuk dipanggil. Setelah bergumul di dalam doa malam hari sebelumnya, akhirnya saya, istri, anak, dan menantu telah bersepakat dan menyetujui untuk saya melakukan operasi 'bypass'. Dokter pun memberi jadwal dan memberi obat untuk dua hari sebelum operasi dilaksanakan.

Keesokan harinya, menjelang operasi, saya mendapat sms dari rekan sepelayanan di FGBMFI yang isinya, "Sun, kamu habis marah sama Tuhan ya?" (nama mandarin saya Liem Gwan Soen). Saya tidak langsung mengiyakan, tetapi malah balik bertanya, "Apa maksudmu?" Ia kembali membalas, "Enggak tahu, Tuhan bilang sama saya bahwa kamu habis marah sama Tuhan, dan Tuhan memberikan ayat di Yesaya 37:28-29." Setelah membaca ayat tersebut, bulu roma saya berdiri dan langsung minta ampun pada Tuhan Yesus. Saya sadar bahwa Tuhan Yesus sudah banyak menolong saya selama ini, bagaimana Dia menyelamatkan anak saya yang ketiga dari kematian, bahkan kini selama operasi 'bypass' dilakukan, semuanya berjalan dengan lancar. Pada umumnya, operasi semacam itu bisa berlangsung kurang lebih 5 -- 6 jam, tetapi puji Tuhan, saya bisa menjalaninya hanya dalam waktu 4 jam dan hanya dalam waktu sembilan hari saya sudah boleh pulang ke Indonesia.

Sebenarnya, saya bukan seorang Kristen yang tulen, maksudnya sejak kecil sampai usia 33 tahun saya adalah seorang penyembah berhala. Ketika itu, istri saya sedang mengandung anak ketiga. Pada saat itu, sebenarnya Tuhan sudah berusaha memanggil saya untuk bertobat. Saya katakan demikian karena ketika sedang hamil muda hingga melahirkan, istri selalu menemui masalah dalam kandungannya. Salah satu contohnya, anak kami yang ketiga ini melalui diagnosis oleh dua orang dokter, scan USG maupun pengobatan tradisional dinyatakan laki-laki. Tetapi kenyataannya, begitu hari kelahirannya tiba ternyata anak kami lahir perempuan. Bagi saya, anak laki-laki atau perempuan tidak masalah yang penting sehat dan sempurna. Dalam kejadian tersebut, saya masih belum mengerti bahwa itu adalah keajaiban Tuhan.

Hari demi hari, kesehatan anak saya selalu saja bermasalah hingga usia dua tahun, dia sering kejang-kejang. Sudah bermacam-macam usaha saya lakukan, mulai ilmu kedokteran hingga pengobatan spiritual. Pada suatu hari, saya hendak berangkat kerja, tiba-tiba anak saya kejang-kejang, dan segera saja kami larikan dia ke dokter. Saat anak ketiga saya itu ada dalam gendongan saya, kejangnya berhenti dan sekujur tubuhnya membiru, tangannya jatuh lunglai seperti orang pingsan. Setelah saya amati dan saya periksa pernapasannya ternyata sudah tidak ada, dia meninggal. Begitu istri saya tahu bahwa anak kami sudah mati, dia menjerit histeris, saya bertambah bingung. Anak yang masih dalam gendongan itu, dalam kepanikan, segera saya bawa ke luar rumah dan masuk rumah lagi sampai tiga kali, dan tiga kali juga saya berseru, "Yesus, tolong saya!" Tiba-tiba, pada teriakan yang ketiga, anak saya yang tadinya sudah mati bisa bergerak lagi, dia hidup kembali!

Setelah kejadian itu, saya berpikir mengapa saya bisa memanggil nama Yesus? Entah dorongan dari mana saya bisa berseru seperti itu. Padahal, saya adalah orang yang paling tidak suka dengan orang Kristen. Saya hanya teringat satu hal, saya harus berterima kasih kepada Tuhan Yesus dan saya harus menjadi orang Kristen dan melayani Tuhan Yesus. Mukjizat Tuhan setiap hari saya rasakan, kami sekeluarga merasakan damai sejahtera dan sukacita dalam melayani Tuhan, baik itu pelayanan di gereja ataupun di dalam wadah FGBMFI. Hari ini, saya ingin berbagi berkat untuk Anda, jangan pernah main-main dengan Tuhan, sebab Dia tidak pernah main-main dengan kehidupan Anda dan Dia punya rencana yang indah bagi Anda.

(Diambil dari:/Judul buletin: SUARA (Full Gospel Business Men's VOICE Indonesia), Volume 96 - 2009/Penulis: Stefanus Yanuar/Penerbit: Yayasan Persekutuan Usahawan Injil Sepenuh Internasional (PUISI), Jakarta/Halaman: 9-14/i-kan-kisah)

Rabu, 06 November 2013

SEORANG AGEN IBLIS YG TERTANGKAP


Kisah hidup Emmanuel Eni yg mengalami kesusahan hidup sejak masa kanak-kanak yg mengakibatkan dia mau saja dipakai sebagai agen oleh iblis untuk menghancurkan orang percaya. Berikut ini cuplikan kisahnya.

Pengalaman Misterius.
Suatu malam, aku terbangun di tengah malam dan menemukan ular boa di sampingku. Aku ingin berteriak tapi tidak bisa. Beberapa malam, aku bangun melihat tubuh Alice se-transparan tas plastik. Beberapa malam, dia menghilang dan muncul kembali. Beberapa malam aku mendengar suara-suara aneh atau tarian di ruang tamu dll. Saya tak tahan lagi, ini kejadian menakutkan, jadi saya memutuskan untuk bertanya padanya, dan reaksi pertama adalah kekerasan dan peringatan serius. Dia berkata: "Jangan tanya saya pertanyaan ini lagi atau aku akan berurusan dengan Anda."

Ratu Pantai dan kerajaan didalam laut.
Tiba-tiba dia merubah waktu kunjungan ke malam. Dalam salah satu kunjungan dia mengatakan kepada saya: "Sekarang saatnya bagi Anda untuk mengunjungi saya." Kami tinggal bersama-sama malam itu dan pada pukul 8.00 pagi keesokan harinya kami berangkat. Kami bergabung dengan bus dan dia mengatakan kepada sopir untuk berhenti di Barbeach tersebut. Saat kami berhenti, aku bertanya: "Kemana kita akan pergi" Dia berkata: "Jangan khawatir, Anda akan tahu rumah saya." Dia membawaku ke sudut Barbeach, menggunakan sesuatu seperti sabuk dan diikat mengelilingi kami dan segera kekuatan datang dari belakang dan mendorong kami ke laut. Kami mulai terbang di permukaan air dan langsung ke laut.

Pembaca yang budiman, ini terjadi dalam bentuk fisik saya! Pada titik kami tenggelam ke dasar laut dan saya terkejut, saya melihat kami berjalan sepanjang jalan tol. Kami pindah ke sebuah kota dengan banyak orang, semua sangat sibuk.

Rapat dengan lucifer.
Dia juga mengatakan kepada kita bahwa kita tidak harus melawan orang-orang munafik. "Mereka seperti saya", katanya. Ia melanjutkan pidatonya dan berkata: "Kita hanya harus melawan orang Kristen sejati." Itu waktunya sudah dekat, karena itu "Kita harus melawan yang belum pernah sebelumnya dan pastikan tidak ada yang memasuki 'tempat itu'."  Begitu salah satu dari kami berkata kepadanya : "Kami mendengar bahwa Allah telah mengutus seseorang untuk menyelamatkan umat manusia kembali kepada Allah." Setan kemudian bertanya: "Siapa itu?" Salah satu anggota menjawab "Yesus" dan kejutan kami yang terbesar, Lucifer jatuh dari tempat duduknya. Ia berteriak pada orang itu dan memperingatkan dia tidak pernah menyebut nama itu dalam setiap pertemuan kami, jika dia mencintai hidupnya. Memang  benar bahwa di dalam nama Yesus setiap lutut harus bertelut (Filipi 2: 10), termasuk Iblis.

Melawan Orang-orang Kristen
Setelah perintah oleh Lucifer untuk melawan orang-orang Kristen, kemudian kami duduk dan memetakan cara memerangi mereka sebagai berikut:
 1. Menyebabkan penyakit.
 2. Menyebabkan kemandulan.
 3. Menyebabkan tidur di gereja.
 4. Menyebabkan kebingungan dalam gereja.
 5. Menyebabkan suam-suam kuku dalam gereja.
 6. Membuat mereka tidak tahu tentang Firman Tuhan.
 7. Dengan gaya dan ambisi.
 8. Memerangi mereka secara fisik.

Ditangkap Tuhan Yesus dalam perjalanan ke Lagos
Demi pergi ke rumah  istri  paman saya, saya mengatakan kepada mereka aku berangkat ke Lagos segera. Saya menolak untuk dibujuk untuk tinggal dan aku naik taksi ke tempat parkir Mile 3 di mana aku mengambil taksi ke Onitsha. Tujuan saya adalah untuk berhenti di Onitsha, melihat seorang teman dan kemudian lanjutkan ke Lagos. Di Mile 3 kami berangkat dan sampai ke Omagwe, di Bandara Internasional Junction, aku mendengar suara memanggil saya dengan nama saya asli "NKEM." Aku berbalik untuk melihat apakah ada wajah yang dikenal di taksi tapi tidak ada . Siapa yang bisa begini? Hanya almarhum ibu saya memanggil saya dengan nama itu, semua yang lain termasuk dunia roh tahu saya sebagai Emmanuel.

Sementara aku masih bertanya-tanya, suara itu datang lagi: "NKEM, kau akan mengkhianati Aku lagi?" Aku tidak mengenali suara itu, tetapi suara itu terus meminta saya: "Apakah Anda akan mengkhianati Aku lagi?" Tiba-tiba saya telah demam parah. Panas yang keluar dari tubuh saya begitu tinggi sehingga penumpang lain merasakannya. Salah satu dari mereka bertanya: "Pak, apakah Anda baik-semua sebelum bepergian?" Kataku pada mereka aku baik dan bahwa saya tidak pernah bahkan sakit kepala sebelum meninggalkan Port Harcourt.

Maaf kalau saya telah membuat saudara penasaran, silahkan dibaca kisah lengkapnya di:

Kamis, 31 Oktober 2013

DILINDUNGI TUHAN DARI SERANGAN OPM


Dilindungi TUHAN Dari Serangan OPM (Ev. Drg. Yusak Tjipto Purnomo)

Pada tahun-tahun yg lampau, OPM sangat banyak berkeliaran. Mereka pada dasarnya tidak setuju bergabung dengan Republik Indonesia. Tak jarang mereka melakukan berbagai penyerangan bersenjata yang tentu saja amat membahayakan. Sebagai dokter penugasan pemerintah, Drg. Tjipto seringkali harus melakukan kunjungan-kunjungan ke berbagai daerah bersama team dokter lainnya. Daerah yang sering dikunjunginya adalah pulau-pulau sekitar Biak Numfor dan Serui.

Suatu malam, ketika ia bersama team medis lainnya sedang berada di atas perahu kecilnya, tiba-tiba perahu itu ditembaki oleh orang-orang OPM. Perahu berukuran 1x5 meter dengan mesin ganda itu menjadi sasaran penembakan dari darat. Mereka mulai panik karena menjadi dilema, sangat sulit. Jika mendarat pasti akan dibunuh, jika terus dan perahu bocor pun juga akan mati tenggelam.

Dalam keadaan begitu kritis, hamba-Nya ini bertanya kepada Tuhan apa yang harus dilakukan. Dan Tuhan berkata bahwa mereka harus mendarat. Segera dia berkata bahwa mereka harus mendarat karena Tuhan telah mengatakan hal itu. Pada saat tiba di darat, dari arah pantai terdengar teriakan orang-orang OPM : “Republik...!Potong....!Potong....!Potong..!” Mereka bermaksud membunuh rombongan itu karena mereka adalah warga Republik Indonesia.

Tanpa berpikir panjang, dibentaknya mereka dengan keras: “Potong, potong,...kata Drg. Tjipto ...apa kamu pikir gampang?! Yang punya hidup kami adalah Tuhan, bukan kalian, tahu!!”

Disaat demikian genting tiba-tiba dari kejauhan terdengar seorang berteriak: “Jangan ganggu dia! Dia dokter hamba Tuhan!” Semua mereka terkejut. Ternyata orang tersebut adalah narapidana yang melarikan dari penjara. Ia seorang perawat yang kemudian di angkat oleh OPM menjadi menteri kesehatan mereka. Dan laki-laki itu masih mengenali Drg. Tjipto yang setiap minggu melayani sekali di penjara itu. “Jangan takut dokter, dokter hamba Tuhan yang berbuat baik untuk orang Irian”: pesannya sebelum berpisah.

Perlindungan Tuhan sungguh luar biasa. Sekaligus mengajar kita bahwa tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan kita bersama Yesus. Semua yang Tuhan perintahkan, pasti akan ada manfaatnya di kemudian hari yang membawa kepada kemuliaan NamaNya.

Firman Tuhan berkata: “Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu. Maka sekarang tegaklah kepalaku, mengatasi musuhku sekeliling aku; dalam kemah-Nya aku mau mempersembahkan korban dengan sorak-sorai; aku mau menyanyi dan bermazmur bagi TUHAN.” (Mazmur 27:5-6)

Sumber: Permata kehidupan

Kamis, 10 Oktober 2013

KISAH PEMBANTU YG MENJADI MAJIKAN


Kisah nyata ini terjadi di dalam suatu keluarga Kristen dari suku Ambon yang tinggal di Bintaro Jakarta Selatan. Semoga menjadi berkat buat rekan-rekan semua...

Beberapa tahun lalu keluarga ini memiliki 2 orang pembantu yang satu bernama Iyem dan sudah agak lama bekerja di dalam keluarga ini, dan yang satunya bernama Atun dan baru 1 minggu bekerja didalam keluarga ini. Keluarga ini adalah keluarga yang sungguh-sungguh dan saat dalam Tuhan, di rumah mereka mengadakan persekutuan doa setiap minggu seperti biasanya yang lazim dalam keluarga dari keturunan Ambon manise ini, setelah selesai acara mereka mengadakan acara jamuan makan malam bersama seluruh yang hadir dalam persekutuan doa tersebut.

Setelah 1 bulan bekerja dalam keluarga itu si Atun mulai tidak betah karena dia merasa terlalu capek karena setiap Rabu malam harus berbenah cuci piring gelas dan beres-beres rumah sampai larut malam setiap acara doa dan makan-makan berakhir.

Akhirnya dalam kelelahan si Atun ngerumpi dengan temannya si Iyem yang ternyata sudah menjadi orang Kristen karena sering diajak Nyonyanya utk ikut dalam PD tersebut. Kemudian apa yang dikatakan Atun kepada Iyem : Aku gak kerasan kerja disini apalagi sama orang Kristen, setiap minggu harus kerja ekstra seperti ini. Si Iyem dengan entengnya menjawab: "Tun dimanapun kowe kerjo yang namanya jadi pembantu ya seperti ini, pasti ada kekurangan dan kelebihannya, kalau aku sih sudah betah kerja di sini karena keluarga mereka sangat baik karo aku. Bagi aku yang penting majikan kita baik sama kita itu udah cukup Tun." Mendengar jawaban Iyem, Atun akhirnya berubah pikiran dan mau mencoba bertahan untuk tetap bekerja dalam keluarga ini.

Hingga pada suatu saat PD itu berlangsung lagi akhirnya si Atun mencuri-curi dengar kotbah yang disampaikan oleh seorang pendeta, sepintas dia mendengar Firman bahwa apapun yang kamu minta dalam nama Yesus, kalau kamu percaya dengan Iman maka kamu akan menerimanya dengan kata lain doamu akan terkabul. Sampai larut malam si Atun gak bisa tidur dia terus bertanya sama si Iyem, "Yem apa bener Tuhan nya orang Kristen yang namanya Yesus itu Tuhan yang hidup dan kalau kita minta apa saja sama dia doa kita akan terkabul seperti yang dikatakan oleh Bapak Pendeta tadi? Si Iyem menjawab, " Oh ya pasti itu. Si Atun bertanya lagi, "Tapi kan aku sudah punya agama sendiri jadi gimana dong caranya supaya aku bisa doa kepada Yesusnya orang Kristen itu?" Si Iyem dengan polosnya menjawab : Begini aja lho, kalau kamu sholat 5 waktu kamu titip aja doamu itu kepada Tuhan Yesus, terserah mau gimana caranya kamu berdoa yang penting jangan lupa titip aja doamu itu sama Tuhan Yesus.

Karena masih penasanan Atun bertanya lagi, jadi aku harus menghadap kemana dong (Kiblat) maksudnya, si Iyem manjawab terserah mau ke Barat, Timur, Utara, Selatan gak masalah. Karena masih terus terngiang perkataan pendeta tadi akhirnya si Atun memberanikan diri bertanya lagi kpd Iyem: Yem, kalau aku minta sesuatu kepada Yesus, pasti terkabul ya, Yem? Karena sudah mengantuk dan lelah Iyem balik bertanya: Atun, Atun, sebenarnya apa sih yang kamu mau minta? Begini lho jawab Atun: Kalau Tuhannya orang Kristen itu Allah yang hidup aku cuma mau minta satu hal aja dalam hidupku, aku mau nasibku dirubah dari seorang pembantu menjadi seorang majikan! Itu saja kok, Yem. Saking terkejut mendengar jawaban ini si Iyem sampai melonjak terduduk dari ranjangnya kemudian berkata : Wah Tun kalo itu permintaanmu, ya?..gimana ya? ya? sulit toh Tun, wong namanya pembantu kok mau jadi majikan. Piye toh Tun. Kita ini kan sama memang sudah nasibnya jadi pembantu ya sudah gak usah aneh aneh wis turu wae.

Akhirnya mereka tidur, tapi dalam hatinya Si Atun sudah bertekad bulat bahwa mulai besok dia akan titip doanya itu kepada Tuhannya orang Kristen, dan tekad itu benar-benar dilaksanakan oleh Si Atun. Setiap kali dia melakukan sholat 5 waktub ditambah dengan sholat Tahajud dia meminta kepada Tuhannya orang Kristen supaya nasibnya dirubah dari seorang pembantu bisa menjadi seorang majikan! Minggu demi minggu, bulan demi bulan dia lakukan itu dengan tekun. Akhirnya tibalah Tuhannya orang Kristen membuka jalan buat merubah hidup si Atun dari seorang pembantu Bedinde menjadi seorang Mevrouw/Nyonya.

Ceritanya seperti ini: Majikan mereka masih memiliki saudara di Belanda sana yang sudah puluhan tahun gak pernah ketemu, akhirnya minta dikirimi foto keluarga, singkat cerita pada suatu sore tukang foto keliling yang biasa lewat di depan kompleks dipanggil utk membuat foto keluarga yang akan dikirim ke Belanda. Pada saat berfoto tiba-tiba si Atun merengek katanya, "Nyonya, Atun boleh ikutan difoto bersama ya, akhirnya permintaan Atun dikabulkan oleh si Nyonya, nah dari foto keluarga itu cuma si Atun sendiri yang nyempil dewe, wis ireng gak karuan dan cuma giginya aja yang putih. Setelah jadi, foto langsung dikirim ke Belanda.

Seperti biasanya dalam kebanyakan keluarga dari suku Ambon, mereka biasanya meletakkan foto album keluarga di ruang tamu, hingga pada suatu ketika mereka didatangi oleh teman baik mereka yang orang Belanda yang masih muda dan belum berkeluarga begitu bolak balik album foto tiba-tiba dia melihat foto keluarga yang dari Bintaro dimana gambar si Atun terselip di dalam foto keluarga itu, entah kenapa semakin dilihat semakin si londo ini kepincut sama si Atun, akhirnya dengan memberanikan diri dia bertanya siapa sebenarnya orang satu yang ada di dalam foto ini? Temannya menjawab oh itu si Atun staff dari keluarganya yang tinggal di Jakarta. Yang bikin bingung gak karuan cowok londo itu benar-benar mabuk kepayang dan naksir berat sama si Atun, akhirnya dia memberanikan diri utk mengirim surat ke Jakarta dan minta berkenalan dengan Si Atun.

Si Atun yang tiba-tiba menerima surat dari Londo kaget setengah mati dan merasa gak pernah punya pen friends di Londo sana, kok bisa tiba-tiba ada yang tau dan kenal dia? Singkat cerita mulailah terjalin hubungan surat menyurat yang berkelanjutan antara si Atun dan cowok Londo ini, akhirnya cowok itu janji akan datang ke Jakarta untuk melamar si Atun, kemudian setelah tiba di Bintaro, dia minta izin kpd majikan Atun utk mengajak Atun pulang kampung ke Tegal selama 2 hari karena akan melamar Atun, dan izin diberikan.

Sampai di Tegal orang satu kampung gempar begitu melihat si Atun pulang kampung dengan menggandeng seorang pemuda Belanda!!! Karena mendapat persetujuan dari orang tua si Atun dikampung akhirnya pernikahan pun dilangsungkan, setelah itu si Atun diboyong ke Belanda.

Dua tahun kemudian si Atun kembali ke Jakarta dan berniat menginap di rumah majikan yang di Bintaro tersebut, dia membawa suaminya dan membawa anak dari hasil perkawinan mereka yang di beri nama Erick Van Houten, di Bandara Atun and Family dijemput oleh eks Mevrouwnya yang orang Ambon tsb. Begitu tiba dirumah eks Mevrouwnya itu si Atun langsung menuju kamar belakang di mana dulu dia tidur bersama Iyem dan bermaksud untuk tidur di kamar itu, tapi Nyonya mantan majikannya melarang katanya Tun, kamu gak usah lagi tidur di belakang, kami sudah menyiapkan kamar tamu untuk kamu dan keluargamu!

Tibalah hari Rabu, seperti kebiasaan mereka mengadakan persekutuan doa di rumah tsb. Si Atun ikut dalam PD tersebut kemudian dengan air mata berlinang Atun bersaksi bahwa Yesus adalah Allah yang ajaib dan hidup, dia ceritakan cerita di atas secara singkat, bagaimana waktu itu selama 1 tahun dia bergumul meminta Tuhan untuk mengubah nasibnya dari seorang Bedinde/Pembantu menjadi seorang Mevrouw/Nyonya dan hari ini dengan terisak-isak Atun menyaksikan segala apa yang dialaminya dan Tuhan Yesus sudah menjawab doanya dan mengubah nasibnya, hari itu juga Atun memberikan dirinya untuk di Baptis dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Allah nya. Dari seorang Atun Sriatun menjadi Nyonya Van Houten!!! Sang Nyonya yang tidak mengetahui pergumulan si Atun waktu itu gak tahan dan menangis kemudian memeluk si Atun, semua yang hadir dalam persekutuan doa tidak ada yang tidak menangis menyaksikan kebesaran dan karya Yesus dalam kehidupan si Atun. Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. (1 Yoh.3:22)

Sumber: FB

Rabu, 09 Oktober 2013

TUHAN YESUS TERLALU MEMIKIRKAN KAMU


MUJIZAT ITU NYATA!

Sewaktu muda saya adalah seorang pelaut, di sebuah kapal turis berkeliling dunia. Pekerjaan itu membuat kehidupan saya diisi dengan hura-hura saja, mengikuti jiwa muda saya. Uang yang ada hanya habis untuk berfoya- foya dengan perempuan di setiap pelabuhan yang saya singgahi. Kemudian suatu waktu saat sedang di daratan, adik saya Roy menawarkan saya untuk ikut bersama dia bermain film. Sehingga sejak saat itulah, saya berpindah haluan menjadikan aktor sebagai pilihan pekerjaan saya.

Kehidupan dunia perfilman tidak berbeda jauh dengan pelaut di kapal pesiar, bahkan mungkin lebih tidak terkendali lagi. Karena merasa mampu mendapatkan pekerjaan sebagai aktor dengan mudah, hal ini membuat saya juga menjadi meremehkan kehidupan. Jalan hidup saya seakan tanpa tujuan dan tidak ada artinya. Berbagai masalah timbul silih berganti, hanya karena hidup saya saat itu dekat dengan perzinahan dan perjudian. Semuanya habis sia-sia, semua uang saya habis entah kemana. Sementara keluarga saya sendiri hampir tidak pernah menikmati penghasilan dari bermain film.

Saya ingat, keluarga saya hidup sangat sulit walaupun nama saya cukup terkenal dalam dunia perfilman. Saya tidak menjadi ayah dan suami yang baik, dan tidak dapat mencukupi kehidupan keluarga. Kami tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap, hanya pindah- pindah kontrakan saja. Bahkan ada suatu masa dimana rumah yagng kami kontrak tidak punya kamar kecil, sehingga untuk buang air saja kami harus menumpang pada tetangga.

Saya tidak menyadari kesalahan saya pada saat itu, karena saya pikir menjalankan hidup itu, ya seperti ini, sehingga saya enjoy saja. Tetap berfoya-foya dan berjudi, walaupun hutang dimana-mana, dan keluarga hidup dalam kekurangan. Tidak terpikirkan bahwa saya sedang hidup dalam dosa dan Tuhan tidak berkenan akan apa yang saya lakukan.

Saya tidak mengenal Tuhan itu siapa, dan tidak berpikir bahwa
pengenalan akan Tuhan itu sangat penting. Karena saya saat itu ke gereja seperti biasa, walaupun tidak rajin kegereja. Sehingga tidak menjawab kerinduan saya akan damai sejahtera yang datang dari Tuhan. Sampai suatu hari saya bermimpi bertemu dengan seseorang yang berjubah merah datang pada saya. Rambut, wajahnya terlihat sangat kusut, dan dia juga terlihat sangat sedih. Lalu saya bilang padanya, sepertinya saya pernah melihat anda tapi saya lupa dimana. Dia menjawab, ya, kau mengenal Aku. Lalu saya bertanya lagi, kenapa wajahnya sangat susah seperti itu? Dia menjawab, itu karena Aku terlalu memikirkan kamu. Saya langsung terbangun dari mimpi itu dan menyadari bahwa orang yang saya baru lihat dalam mimpi itu adalah Tuhan Yesus.

Saya menjadi menyesal, dan meminta ampun atas semua yang telah saya lakukan. Namun ternyata mimpi itu tidak menghentikan kebiasaan judi saya dan hal- hal jahat yang saya lakukan. Pada tahun 1990, Roy mengadakan acara natalan di Salatiga. Kemudian saat acara natal dimulai, pendeta yang seharusnya berkhotbah belum datang juga. Kemudian datang kabar kalau pendetanya mendadak sakit. Roy dan para pengurus acara itu langsung menoleh pada saya, mereka meminta saya yang khotbah. Saya sangat terkejut, karena sebelumnya saya tidak pernah berkhotbah. Tapi ini keadaan darurat, maka saat itu sayapun berdoa sungguh- sungguh untuk Tuhan memberikan kemampuan saya berkhotbah. Dan ajaibnya entah kenapa, saya bisa berkhotbah dengan lancar saat itu. Memang sebelumnya, Oma saya pernah mengatakan bahwa ia mendapat penglihatan bahwa saya akan menjadi seorang pendeta dan pergi berkhotbah. Tapi saya hanya tertawa menganggap itu sebuah hal yang lucu dan tidak mungkin terjadi.

Tidak lama setelah itu, almarhum Melky Goeslaw juga pernah bertemu saya, dan berkata pada orang- orang sambil menubuatkan tentang saya, bahwa saya akan menjadi pengkhotbah. Saya bersikap sama pada beliau, saya pikir itu hanya sebuah lelucon. Tapi ternyata itu semua sungguh terjadi, sungguh besar kasih karuniaNya terhadap orang seperti saya ini.

Dan setelah itu saya mulai diundang kemana-mana untuk menjadi pengkhotbah di acara-acara gereja dan persekutuan. Namun sebenarnya tanpa orang ketahui hidup saya belum sungguh-sungguh didalam Tuhan. Saya belum mengerti apa itu Kelahiran Baru dan pertobatan sesungguhnya.

Ditengah kegiatan tambahan saya sebagai pengkhotbah, saya masih kadang-kadang melakukan dosa saya yang lama, yaitu perzinahan dan perjudian. Saya sudah berusaha lepas, tapi masih sering jatuh lagi didalam dosa yang sama. Kedagingan saya masih sangat kuat dan berkuasa saat itu, sehingga mudah jatuh lagi dalam dosa. Kemudian sampai tahun 2004 saya menderita sakit, karena depresi dan kelelahan. Bukan hanya depresi biasa, tapi saya hampir mati karenanya. Sepanjang hari saya menderita sakit kepala yang hebat, selalu ketakutan dan tidak dapat tidur di waktu malam. Saya pergi kedokter mereka hanya bilang saya depresi, dan tidak banyak membantu kecuali memberi obat penenang. Saya pergi pada beberapa hamba-hamba Tuhan untuk didoakan, mereka juga tidak banyak membantu saya, hanya menguatkan saya. Saat saya hampir mati, Tuhan berbicara pada saya, bahwa semua penyebab penyakit saya adalah dosa. Saya diingatkan bagaimana saya sudah hidup melayani dengan berkhotbah tapi masih hidup didalam dosa. Saya masih merokok, masih suka main judi walau kecil-kecilan, dan berzinah.

Saya disadarkan bahwa penyebab penyakit tidak lain adalah dosa, penyakit yang kelihatan melalui gejala-gejala, itu semua karena manifestasi dosa. Teguran itu membuat saya betul-betul bertobat dan tidak mau main-main lagi, untuk hidup di dalam Tuhan. Saya bertobat dan meninggalkan semua dosa saya yang lama oleh karena anugerahNya. Dua setengah tahun saya mengalami sakit tersebut, setelah saya sungguh-sungguh bertobat, maka sayapun disembuhkan oleh Tuhan Yesus. Sejak peristiwa itu, dan setelah saya bertobat sungguh-sungguh, Tuhan mulai memberikan saya talenta kesembuhan. Orang-orang yang saya doakan mendapatkan mujizat kesembuhan. Mulai dari keluarga dekat yang saya doakan, mereka semua sembuh secara ajaib, dan berita ini tersebar pada banyak orang, sehingga saya sering dipanggil untuk melayani mujizat kesembuhan.

Kalau saya ceritakan semua kesaksian- kesaksian bagaimana orang- orang disembuhkan secara ajaib oleh kuasa Tuhan, tidak akan cukup untuk ditulis disini. Kalau banyak hamba Tuhan khawatir akan kehilangan jemaat dan tidak lagi disukai orang, saya tidak peduli akan hal itu. Apapun yang Tuhan sampaikan pada saya, itu juga yang saya sampaikan pada orang, saya tidak peduli reaksi mereka menyukai atau tidak pesan tersebut. Yang penting bagi saya adalah, saya sudah melakukan tugas. Saat melihat apa yang Tuhan perbuat dalam kehidupan saya, sungguh saya terkagum akan kasihnya, bagaimana saya yang sudah begitu berdosa ini tapi ia masih mengampuni saya, mengasihi saya bahkan memberikan talenta sebesar ini. Saya menjadi takut padaNya, bukan karena takut akan penghakimanNya, tapi takut akan kasihNya yang sungguh luar biasa dalam kehidupan saya.

Siapalah saya ini, saya tidak pintar, layak ataupun berkenanpun tidak tapi ia melakukan hal-hal ajaib dalam kehidupan saya. Bila kita ingin mendapatkan mujizat, kuncinya hanya satu jangan ragu. Kita kebanyakan ragu, tidak sungguh percaya, dan mengemukakan banyak alasan dan berargumen itulah yang menjadi penghalang berkat dan mujizat. Rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera, bukan kecelakaan atau kesakitan. Semua sakit berasal dari si Iblis dan dosa kita. Untuk itu datanglah pada Tuhan Yesus, akuilah semua dosa kita, bertobat dari dosa- dosa tersebut, maka pasti sesuai janji Tuhan, kita akan disembuhkan. Saya bukan asal bicara mengatakan hal ini, saya sudah mengalaminya dan menyaksikannya saat ini. Bila kita melakukan hal itu, mujizat akan nyata menjadi milik kita.

HALELUYA!
KIRANYA DAPAT MENGINSPIRASI KITA SEMUA
AMIN!

Minggu, 06 Oktober 2013

TOUR KE SURGA


Kesaksian Rita Bennett — Pergi ke Sorga dan Kembali

PERSIAPAN BERANGKAT KE SURGA
Tiga bulan setelah operasi caesar, saya memasuki Kansas University Medical Center karena saya mendapatkan infeksi serius di kandungan saya. Tepat sebelum saya meninggalkan Rumah Sakit itu, saya mulai berpikir bahwa saya akan meninggal, meskipun tidak ada ketakutan karena hal itu.

Ketika saya memandangi saudara-saudara saya, suatu perasaan yang aneh melanda saya, sepertinya saya akan melihat mereka untuk terakhir kalinya. Sementara di RS, para dokter mencoba antibiotik selama beberapa hari untuk melihat apakah mereka dapat menghindarkan pembedahan besar, namun ternyata mereka tidak berhasil. Peranakan saya akhirnya diangkat dan semuanya nampak beres.

Setelah saya menjalani masa pemulihan di RS selama tiga hari, saya mulai merasa sangat aneh. Sesuatu ada yang salah, sehingga saya memanggil seorang perawat. Para dokter menemukan bahwa saya menderita radang paru-paru, penggumpalan darah, pendarahan dalam tubuh, dan gagal ginjal.

BERJUANG UNTUK HIDUP
Para dokter membawa saya ke ruang rontgent, dan selama saya diperiksa saya kadang-kadang kehilangan kesadaran. Pada suatu saat saya mendengar dokter itu memerintahkan perawat dengan suara keras untuk memeriksa tekanan darah saya. Saya mendengar jawaban perawat, “Nol. Nihil.” Saya menyadari bahwa mereka sedang berjuang mempertahankan nyawa saya. Melewati semua trauma fisik ini, saya berkata kepada TUHAN, “Mengapa saya? Mengapa sekarang?” Saya tidak ingin mati. Saya bertanya kepada TUHAN, “Mengapa?” Saya tidak pernah berpikir untuk menanyakan hal seperti itu sebelumnya, namun saya menemukan diri saya mempertanyakan situasi saya, khususnya sejak sesuatu yang ajaib terjadi selama saya ada di RS. Anda tahu, kami hampir saja mengangkat seorang anak lelaki yang baru saja dilahirkan. Bayi itu dan saya ada di RS yang sama.

Perjuangan batin saya untuk hidup itu menguras seluruh tenaga saya. Saya mencoba untuk bertahan hidup bagi orang-orang yang saya kasihi : anak perempuan saya dan suami saya, Walter. Gambar-gambar melintas tentang suami saya yang akan datang ke RS dan menemukan saya telah meninggal. Saya berdoa banyak, memohon pertolongan TUHAN.

Akhirnya saya menyadari apa yang saya sedang lakukan – mencoba mempertahankan kendali atas hidup saya. Namun seandainya saya ini anak TUHAN dan seandainya sudah waktunya bagi saya untuk meninggalkan dunia ini, saya harus menyerahkan diri saya. Saya meminta kepada TUHAN untuk mengampuni saya karena saya suka mengeluh, dan saya mendapatkan damai sejahtera.

Kemudian saya merasa sangat sadar akan nafas saya. Nafas ini menjadi makin lambat dan semakin lambat – semakin panjang antara tarikan yang satu dengan yang berikutnya. Dan setiap tarikan nafas menjadi semakin dalam dan dalam. Saya tidak pernah bernafas sedemikian dalam selama hidup saya. Saya mulai menghitung “satu, dua” dan tarikan nafas ketiga merupakan tarikan yang paling dalam, seolah-olah tarikan nafas itu datang dari kaki ke atas. Kemudian seolah-olah saya bersatu dengan tarikan nafas ketiga itu. Meskipun itu adalah tarikan nafas, saya masih mengetahui bahwa saya adalah pribadi yang utuh

DITEMUI TUHAN YESUS KRISTUS
Saya merasa demikian damai dan bebas. Saya mulai bergerak ke atas. Saya menyadari tubuh saya ada di bawah saya, dan samar-samar saya mengingat segala upaya yang dilakukan oleh para tim medis untuk menghidupkan kembali tubuh saya. Perhatian utama saya adalah bahwa saya ada di atas ruangan itu. Saya tidak di dalam ruangan itu namun ada di langit pertama. Saya katakan langit pertama karena saya melihat ada tiga langit yang saya lewati.

Di langit pertama saya bertemu dengan Seseorang. Atau lebih tepatnya saya ditemui YESUS KRISTUS. Saya mengenalnya sebagai TUHAN YESUS KRISTUS, dan DIA menuntun saya melewati tiga langit itu. Pada saat saya memikirkan tentang kehadiran fisik TUHAN YESUS, bentuk fisiknya hampir lenyap, karena sosok utama tentang diri-NYA adalah kasih sepenuh-penuhnya. Ketika saya mengingatnya lagi, TUHAN YESUS memiliki rambut coklat tua bergelombang dan kulit wajah berwarna zaitun. Saya memandang mata-NYA. Mata itu demikian tajam namun penuh belas kasih, sebening dan sebiru air jernih. Anda hampir bisa melihat bayangan diri anda di mata-NYA seperti cermin saja. Ketika TUHAN YESUS memandang anda, TUHAN YESUS memandang tajam terhadap anda dan ke dalam anda. Dengan segera anda akan menyadari bahwa TUHAN YESUS mengetahui segala hal yang perlu TUHAN YESUS ketahui tentang anda.

Nampaknya ada cahaya sorgawi yang menyebabkan rambut-NYA berwarna merah dan mata-NYA kebiru-biruan, hampir transparan, dan kulit-NYA berwarna keemasan yang terang. Tak ada cara yang tepat untuk menggambarkan warna-warni penampilan-NYA. Di sini warna-warnanya berasal dari dunia lain. Itulah kemuliaan BAPA, cahaya kemilau keemasan memancar melalui DIA. Dalam tubuh kebangkitan-NYA, warna penampilan-NYA berbeda sekali dengan yang ada di bumi ini.

DI HADAPAN YANG MAHATINGGI
Saya akan menceritakan kepada anda apa yang terjadi di langit ketiga. Langit pertama itu berwarna biru muda, namun terang, begitu berbeda dari segala sesuatu yang pernah saya lihat yang dapat saya terangkan dengan jelas. Langit itu terbuka, terbelah dua di tengahnya, seperti layar yang menggulung ke samping dari tengah. Hal ini terjadi sekejap seperti menjentikkan jari-jari saya saja. Kami pergi melewati dua langit lagi, yang juga membuka dari bagian tengahnya.

Dalam beberapa detik saya menemukan diri saya ada di hadapan Yang Mahatinggi. Yang Mahatinggi adalah istilah yang saya pakai karena saya mengenali kehadiran ALLAH BAPA. Pada saat saya memandang-NYA, saya tidak dapat sungguh-sungguh melihat-NYA, namun ada kemuliaan yang sangat luar biasa, suatu hadirat yang sangat luar biasa. Anda dapat merasakan hal itu dimana-mana di sorga ketiga ini, dan saya menyadari bahwa DIA ada di tahta. Ketika saya mencoba melihat seperti apa tahta itu, saya mendapati bahwa tahta itu tak terlihat. Saya tahu bahwa tahta itu ada di sana; saya tidak dapat melihatnya !!! Tahta itu demikian besar sehingga sampai ke bumi; bumi adalah bagian dari tahta itu.

Terpesona dengan semua itu, saya merasa sangat begitu kecil seperti seekor semut, begitu tak berarti. Dengan gemetar saya jatuh tersungkur. Sementara saya tergeletak di sana dengan muka ke lantai, DIA berbicara kepada saya. Pembicaraan ini bukan seperti pembicaraan mental antara KRISTUS dengan saya, karena suara ALLAH BAPA itu seperti deru air bah yang besar. Saya tergeletak di sana dalam waktu yang lama, dengan ALLAH BAPA berbicara kepada roh saya. Perkataan-perkataan yang DIA katakan kepada saya tak dapat saya ingat, namun perkataan-perkataan itu tentang saya dan kehidupan saya.

Sementara saya tergeletak di sana saya menghidupi kembali setiap keberadaan saya, setiap perasaan dan pikiran saya. Saya melihat mengapa saya ada sebagaimana ada; saya mengalami kembali bagaimana caranya saya berhubungan dengan orang-orang dan mereka dengan saya. Saya melihat hal-hal yang seharusnya saya dapat berbuat lebih baik. Saya merasakan perasaan-perasaan malu akan sesuatu, namun saya juga menyadari ada hal-hal baik yang saya lakukan dan merasa nyaman atas hal itu. Selagi kita melihat pemandangan-pemandangan yang berbeda-beda, saya akan menjawab, “Ya, saya tahu bahwa saya seharusnya melakukan dengan lebih baik lagi atau dengan cara yang lebih baik.” Saya membayangkan apakah ada orang yang merasa layak berada di hadirat-NYA. Saya tidak merasa tertuduh, namun saya merasa tidak layak. Agak sukar untuk menjelaskannya. Semuanya terus berlangsung, untuk berapa lama saya tidak tahu, saya terus memuji TUHAN.

Setelah berakhir tinjauan atas kehidupan saya, saya merasa sungguh-sungguh tak layak berada di sana di hadapan Terang yang Luar Biasa; tak layak dibandingkan dengan semua keberadaan yang agung di tempat ini. Semuanya nampak demikian indah, dan siapakah saya ?
Saya mengatakan hal ini kepada ALLAH BAPA. Kemudian tangan TUHAN YESUS menyentuh saya, dan saya dapat berdiri di atas kaki saya lagi karena saya sebelumnya tidak mempunyai tenaga. Dengan menggandeng tangan saya, YESUS KRISTUS menuntun saya ke samping arena. TUHAN YESUS memandang mata saya, ke dalam jiwa saya, dan saya tahu TUHAN YESUS mengenal dan mengerti segala yang saya rasakan. Ketika TUHAN YESUS memandang saya, hal itu dilakukannya dengan kasih yang lebih besar dari pada yang dapat saya pikir orang akan mengetahuinya. TUHAN YESUS tersenyum, dengan pandangan yang membuat saya mengerti bahwa segala sesuatunya akan baik-baik saja.

JEMBATAN
Dengan pandangan yang meyakinkan saya, YESUS KRISTUS menuntun saya ke satu sisi. YESUS KRISTUS melangkah pergi dari saya dan sendirian DIA menuju Terang. Kapan terang KRISTUS itu hilang dan terang BAPA itu mulai tampak, saya tidak tahu. Mereka berdua saling memberi terang dan terang mereka sama !!! Saya tidak akan pernah melupakan hal ini seumur hidup saya. Ketika KRISTUS melangkah pergi dari saya, TUHAN YESUS berbalik ke samping dan mengulurkan tangan-NYA seperti jembatan. Satu tangan terulur kepada saya dan satu kepada BAPA. Tangan-NYA terulur seolah-olah membentuk sebuah salib dan jembatan untuk menghubungkan saya dengan BAPA. Hal ini seperti menggambarkan apa yang tertulis di Alkitab : “Karena ALLAH itu esa dan esa pula DIA yang menjadi pengantara antara ALLAH dan manusia, yaitu manusia KRISTUS YESUS, yang telah menyerahkan diri-NYA sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.” 1 Timotius 2 : 5 - 6

ALLAH di satu sisi, dan semua orang di sisi yang lain. TUHAN YESUS sendiri ada di antara manusia dan BAPA-NYA untuk membawa umat-NYA. YESUS KRISTUS membuat hal ini mungkin dengan menyerahkan nyawa-NYA bagi semua orang. Segala hal yang saya tahu dari Alkitab melintas di pikiran saya.

Kemudian saya mendengar BAPA dan ANAK berbicara tentang perkara saya. TUHAN YESUS berkata, “Darah-KU itu cukup. Perempuan ini adalah milik-KU !!!” Ketika YESUS KRISTUS mengatakan hal ini, semua keraguan saya tentang ketidak-layakan saya lenyap. Saya melompat-lompat, bersorak sorak dan bersukacita. Saya tidak pernah merasa sedemikian berbahagia seumur hidup saya !!! Jenis kasih yang saya rasakan itu melampaui apa yang dapat saya ceritakan. Saya terus menerus berkata, “Oh, ALLAHku. Oh, ALLAHku. TUHAN YESUS adalah Pengantara saya. YESUS KRISTUS adalah Pembela saya.” Tepat seperti apa yang saya baca di dalam Alkitab.

YESUS KRISTUS datang kembali ke tempat dimana saya berada dan memandang saya dengan kasih yang memberi penghiburan. Kami bersukacita bersama. TUHAN YESUS melanjutkan dengan mengajar saya dan banyak berbicara kepada saya, tetapi saya tidak dapat mengingat perinciannya. Sekarang dengan begitu bebas dan begitu dicintai, saya tidak pernah ingin meninggalkan diri-NYA. Saya mengatakan demikian kepada-NYA, namun pandangan di mata-NYA menyuruh saya untuk kembali ke bumi. Saya bertanya, “Apakah saya sungguh-sungguh harus kembali ke bumi?” TUHAN YESUS memandang saya dengan kelembutan dan berkata, “Ya, karena banyak pekerjaan-KU yang harus kau lakukan di sana.”

Ketika saya kembali ke tubuh saya di ICU, hal itu terjadi secepat saya pergi meninggalkan tubuh saya. Nampaknya saya pergi dan kembali dengan kecepatan cahaya. TUHAN YESUS membawa saya kembali. Saya memandang wajah-NYA yang indah untuk terakhir kalinya, suatu wajah yang seharusnya saya dapat pandangi selama-lamanya. Hal berikutnya yang saya tahu, saya sedang memandangi wajah seorang wanita yang datang ke ICU dan mengaku sebagai adik perempuan saya. Saya tidak menyadari saya ada di mana. Ketika saya melihat wajah adik saya, saya terkejut karena YESUS KRISTUS telah hilang dengan cepat. Mencari wajah TUHAN YESUS namun menemukan wajah adik perempuan saya, membuat saya kecewa. Adik perempuan saya memberi tahu saya di kemudian hari bahwa ada pandangan di wajah saya yang ia tidak pernah jumpai sebelumnya. Ia sangat bingung dan sedikit sakit hati oleh karena tanggapan saya terhadap kehadirannya. Setelah saya menjelaskan hal yang sebenarnya di kemudian hari, adik saya akhirnya mengerti bahwa saya sebenarnya senang bertemu dengannya.

HIDUP YANG BERUBAH
Setelah saya mengalami pemulihan, saya mengambil pelajaran seni tentang lukisan dengan minyak. Saya terus menerus berusaha menangkap warna-warni TUHAN YESUS di atas kain kanvas. Itulah semua yang dapat saya lukiskan. Saya melukis Diri-NYA dengan semua warna, semua gaya, namun tak mungkin menangkap warna-warni itu. Para murid lain menggoda saya dengan mengatakan bahwa saya adalah “gadis-NYA TUHAN YESUS KRISTUS.”

Namun obsesi saya untuk melukis YESUS KRISTUS hanyalah perubahan kecil dibandingkan dengan bidang kehidupan saya yang lain. Mungkin perubahan yang paling besar adalah cara pandang saya. Sebelum pengalaman hampir mati saya, saya biasanya selalu ribut dan rewel terhadap Walter tentang ha-hal yang remeh. Saya dulunya menuntut banyak hal bagi kepentingan diri saya saja. Ketika saya kembali dari perjalanan ke sorga itu, saya memiliki penghargaan yang makin besar terhadap hubungan antar sesama. Orang-orang lain itu demikian penting. Kebanyakan apa yang kita anggap penting itu sebenarnya tidaklah penting.

Pada tahun 1986 saya merasa TUHAN YESUS berkata kepada saya, “Gembalakanlah domba-domba-KU.” Hal ini terjadi pada saat Walter dan saya mulai menampung para tunawisma. Kami dipanggil untuk pekerjaan itu selama beberapa tahun. Saya kira ada cara lain yang dapat kami lakukan untuk menggembalakan domba-domba-NYA. Penggembalaan anak-anak adalah cara lainnya, dan sekarang ini saya adalah seorang orangtua asuh. Kami menampung lima anak-anak di rumah kami. Setelah mengalami pengalaman hampir mati yang fantastis, saya pikir saya harus melakukan sesuatu proyek yang besar dan luar biasa bagi ALLAH. TUHAN YESUS telah menunjukkan kepada saya bahwa kehidupan ini bukanlah tentang melakukan hal-hal besar, namun melakukan apapun yang saya lakukan bagi-NYA. Selama saya di sorga, ALLAH tidak memberikan saya perintah khusus, namun yang paling saya rasakan dengan kuat adalah bahwa tujuan hidup saya adalah mengasihi, AMIN.

Selasa, 01 Oktober 2013

BERTOBAT GARA GARA ATAP BOCOR


KESAKSIAN MAIDA SUPRIYANTO: "ILMU HITAM MEMBUATKU BERTEMU KASIH YESUS"

Maida Supriyatno, anak keempat dari tujuh bersaudara. Ia dilahirkan di Klaten Solo Jawa Tengah. Maida dilahirkan dari keluarga yang mempunyai latar belakang agama islam. Dari kecil ia membenci agama Kristen apalagi yang namanya Yesus.

Sejak SD ia sudah mempelajari ilmu hitam. Ia dapat memguasai ilmu pellet, ilmu santet, ilmu kontak, ilmu menghilang dan guna-guna. Awalnya hanya coba-coba, tetapi karena ingin membuktikan keampuhan ilmu-ilmu yang sudah ia dapat, maka ia mulai mencari masalah dengan orang lain.

Maida sering mengajak orang lain duel dengannya. Dan terbukti ia dapat memenangkannya. Ia menjadi semakin sombong setelah itu. Ia mulai mencoba ilmu peletnya kepada wanita yang akhirnya membuat wanita itu mengejar-ngejar Maida. Semua keinginannya dapat ia penuhi dengan ilmunya itu.

Suatu hari, ia pernah ingin mengerjai salah satu dari temannya yang beragam Kristen, tetapi entah mengapa ilmunya tidak dapat mengenai temannya itu. Lalu ia mulai bertanya ilmu apa yang temannya gunakan. Ternyata temannya berkata ia mempunyai Yesus.

Rasa penasarannya membuat Maida ingin menguji Yesus apakah Yesus sungguh-sungguh memiliki kuasa atau tidak. Pada suatu hari sepulang kerja diluar hujan deras sekali. Maida kuatir karena ia tidak dapat pulang dan ia berpikir bahwa rumahnya akan kebanjiran karena atap rumahnya bocor dan akan kemasukan air. Lalu ia mencobai Tuhan dan ia berdoa “Tuhan saya mohon dalam nama Yesus tutup lobang yang ada di genteng saya, jangan biarkan setetes airpun masuk kedalam kontrakan saya, dalam nama Yesus amin”.

Setelah ia sampai dirumah dan menyalakan lampu, ia terkejut karena tidak ada setetes airpun di kamarnya, semuanya kering, padahal hujan sangat deras. Tetapi hal itu tidak langsung membuat Maida percaya pada Yesus. Ia berpikir itu hanya kebetulan saja. Karena hukum alam yang membuat itu. Setelah kejadian itu, ia sengaja tidak membetulkan atapnya. Karena Maida ingin mencobai Tuhan lagi.

Dengan kejadian yang hampir sama. Pada saat itu hujan deras dan ia memutuskan untuk tidak berdoa pada Tuhan, ia ingin melihat apakah yang akan terjadi nanti. Pada saat ia sampai dirumahnya, betapa terkejutnya ia pada saat ia menemukan seluruh rumahnya telah dibanjiri oleh air hujan. Seluruh peralatan mulai dari kasur, lemari, dan peralatan dapur semua basah karena air hujan yang masuk lewat atap rumahnya yang bocor.

Pada saat itu ia menangis dan meminta ampun pada Tuhan karena telah meragukan mukjizat-Nya. Dan mulai saat itu ia berjanji akan menjadi hamba-Nya yang setia. Saat ini Maida dan keluarganya terlepas dari semua ilmu hitam dan memulai kehidupan baru bersama Tuhan Yesus yang selalu menjadi penolong mereka.

TUHAN YESUS Mengasihi, Memberkati & Menyertai PELAKU FIRMAN semua...

[ Sumber: Maida Supriyatno ]

Senin, 16 September 2013

PEMILIK BENGKEL DAN HAMBA TUHAN SALING SERVIS


The Story by Dr. Aruna Wirjolukito
Cerita dari Dr. Aruna Wirjolukito

Hari Minggu yang lalu saya berkesempatan ngobrol-ngobrol dengan Dr. Aruna Wirjolukito. Dia adalah doktor di bidang akuntansi yang meraih gelarnya paling muda sampai saat ini. Dalam usia 30 tahun, pada tahun 2003 yang lalu, ia meraih Doktor Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kami ngobrol ngalor ngidul. Karena latar belakang kami sama, saya juga seorang akuntan, maka obrolan kami juga menyangkut para akuntan. Dia bercerita bahwa banyak akuntan-akuntan senior yang menukarkan keluarganya dengan kariernya. Ada akuntan senior, guru kami, yang berhasil mendidik anak-anaknya sebagai akuntan, namun gagal mengarahkan anak-anaknya dalam kehidupan keluarganya. Sekarang anak cucunya tidak keruan. Ada cucunya yang terkena narkoba, ada anaknya yang “gila” mobil, kebanyakan anaknya kawin cerai, dan sebagainya. Ada juga akuntan terkenal, senior kami, yang kehidupan keluarganya tidak harmonis, ditandai dengan kawin cerai juga, padahal ia adalah selebritinya di dunia akuntansi.

“Kalau saya memilih profesi akuntansi hanya dari pertimbangan gengsi seorang akuntan, saya tidak akan memilih profesi ini. Karena saya tahu banyak akuntan yang sukses secara materi, tetapi kehidupan keluarganya berantakan,” kata Dr. Aruna.

Selain cerita soal dunia akuntan, Dr. Aruna juga berkisah tentang suatu pengalamannya yang unik. Pada suatu hari isterinya berkata, “Sayang, mobilku ini berbunyi aneh. Kedengaran ada bunyi, ‘sring ser ser, sring ser ser’. Aku mau kamu sendiri yang menangani ya!” Karena saking sayang kepada isterinya, Dr. Aruna mencoba memeriksa mobilnya. Setelah dilihat dan diperhatikan, ia yang bukan montir itu, akhirnya menyerah, tak dapat menemukan apa masalahnya.

Karena ia sudah berjanji untuk mengurus mobil isterinya, maka ia memutuskan untuk membawa sendiri mobil itu ke bengkel pada hari itu juga, padahal sorenya ia harus berbicara dalam suatu seminar. Ia bawa mobil isterinya ke bengkel terdekat di kawasan Cibubur, bengkel resmi tentunya. Setelah dua setengah jam diperiksa di bengkel ini, montirnya tak berhasil menemukan apa penyebab bunyi itu. Mobilnya masih berbunyi “sring ser ser”.

Setelah pulang ke rumah, Dr. Aruna berdoa kepada Tuhan. Ia mengambil gitar dan menyanyikan lagu, “I surrender all, I surrender all . . . Aku berserah, aku berserah ….”

Tiba-tiba Tuhan berkata, “Bawa mobilmu ke bengkel di Legenda Wisata.” Oh, Tuhan, koq harus ke bengkel yang jauh sih? Dari rumahnya ke daerah itu berjarak sekitar 16 km bolak balik. Kenapa tidak di bengkel yang dekat sini-sini saja ya? Tetapi Dr. Aruna tidak membantah karena ia khawatir Tuhan berubah pikiran dan menyuruh ia membawa mobil itu ke Bandung!

Ia segera membawa mobil itu ke arah Legenda Wisata. Mana bengkel yang dimaksud Tuhan ya? Tuhan itu tidak memberikan spesifikasi bengkelnya. Tidak disebutkan nama bengkel, atau ciri-ciri bengkel yang berwarna biru, atau kuning, atau putih. Ia taat saja kepada Tuhan, ia terus menjalankan mobil isterinya yang masih berbunyi ‘sring ser ser’.

Di dalam hati akhirnya Dr. Aruna bilang, “Tuhan, tunjukkan bengkel yang harus saya datangi. Beri tanda di hati saya untuk mengarahkan mobil ini ke bengkel yang Tuhan maksud.” Ia terus memacu mobilnya pelan-pelan, sambil larak lirik mencari bengkel yang dimaksud Tuhan. Pada suatu saat ia melihat sebuah bengkel dan ia merasa di hatinya bahwa itulah bengkel yang dimaksud. Memang bengkel ini ada di sekitar Legenda Wisata.

Sementara mobilnya diperiksa montir, Dr. Aruna menunggu sambil duduk dengan santai, agak rebahan karena ia harus menyimpan tenaga untuk sore harinya. Tiba-tiba ada seorang pria mendatanginya.
“Pak, mobilnya kenapa sih?”
“Gak tahu ya, itu mobil yang biasa dipakai isteri saya, koq ada bunyi aneh.”
Itu adalah pembukaan basa basi dari pemilik bengkel rupanya.
“Pak, boleh saya cerita kepada bapak?”
“Hmmm, boleh aja. Ada apa?” kata Dr. Aruna masih sambil memejamkan matanya.
“Begini, pak. Saya mendapat kesulitan. Beberapa waktu yang lalu ada seorang bapak yang memeriksakan mobilnya di bengkel ini.”
“Lalu kenapa?”
“Setelah kami perbaiki mobilnya, malahan ia marah-marah, dan menuntut ganti rugi Rp. 10 juta! Padahal kami sudah mengurus mobilnya sebaik-baiknya. Tidak ada masalah lagi. Ia mengaku aparat negara. Saya sampai tidak berani datang ke bengkel saya. Sudah sebulan ini saya tidak masuk kantor, baru hari ini saya memberanikan diri datang.”

Dr. Aruna mulai sadar. “Wah, inilah sebabnya saya harus datang ke bengkel ini! Rupanya Tuhan mau agar saya membantu kasus yang dihadapi orang ini,” kata Aruna dalam hati. Lalu Dr. Aruna dengan berapi-api mulai menerangkan betapa baiknya Tuhan. Ia mengutip dari Alkitab suatu ayat yang dikutip banyak orang, yang berbunyi: “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” Ketika perkataan Paulus itu disampaikan Dr. Aruna kepada pemilik bengkel yang berbeda agama, orang itu mulai tenang.

Dr. Aruna menerangkan banyak hal dengan gaya bercerita dan mendongeng, bukan berkhotbah, sehingga salah seorang karyawati di bengkel itu juga akhirnya tertarik mendengarkan Dr. Aruna.

Akhirnya Dr. Aruna bertanya, apakah pemilik bengkel ini bersedia didoakan? “Ya, saya mau, biarlah saya ditolong Tuhannya bapak!” Selesai berdoa, montir itu datang dengan kabar gembira.
“Pak, penyakit mobil ini sudah ketemu. Ada valve yang rusak! Tapi kami tidak punya persediaan”
“Coba telpon ke bengkel lain!” kata pemilik bengkel.
“Sudah, pak! Ke bengkel di Jakarta dan Bekasi, ada lima bengkel yang sudah kami telpon, tidak ada.”
“Ya, kita akan cari terus. Sementara itu mobil ditinggal dulu ya, Pak!”
“Oke, lah!”

Esok harinya ada kabar dari bengkel itu. “Pak, valvenya ada. Tapi bapak yang beli sendiri, di sebuah bengkel di Tebet.” Yah, Dr. Aruna terpaksa berangkat dari Cibubur ke Tebet, lalu diteruskan ke Legenda Wisata, cukup jauh.

Ketika ketemu dengan pemilik bengkel lagi, Dr. Aruna disambut dengan senang hati.
“Pak, ternyata doa Bapak manjur!”
“Lho, kenapa?”
“Tadi pagi datang keluarga dari orang yang memeras saya. Mereka minta agar saya tidak memperkarakan anak mereka yang sebenarnya baru keluar dari Rumah Sakit Jiwa. Persoalan dengan pria yang mengaku anggota TNI itu diminta ditutup saja. Sekarang saya bebas dari masalah itu, Pak! Terima kasih.”
“Syukurlah!”
“Pak, boleh tidak, saya cerita yang lain lagi?”
“Boleh saja, silakan…”

Kemudian pemilik bengkel itu menceritakan kisah kehidupannya, masa lalunya, pengalaman dengan ayahnya yang menyakitkan. Mulailah Dr. Aruna bercerita lagi tentang Tuhan sebagai seorang Bapak yang baik. Iblis memang berusaha merusak figur para ayah di bumi ini, supaya mereka tidak bisa mempercayai Tuhan sebagai Bapak. Dr. Aruna berkisah tentang Hati Bapak, tentang Citra Diri yang dirusak, tentang pemulihan hati, dan lain-lain.

Ketika Dr. Aruna mendoakan pemilik bengkel ini di halaman bengkel, tanpa malu-malu pemilik bengkel itu menangis sesenggukan. Dengan refleks, Dr. Aruna memeluk pria ini. Tanpa sadar di jalanan itu banyak orang lalu lalang. Bayangkan, ada dua pria saling berpelukan. Dr. Aruna sadar, jangan-jangan orang sangka mereka lagi berhomo ria. Ia melepaskan pelukannya dan tetap mendoakan orang ini. Akhirnya pemilik bengkel ini dilepaskan dari beban beratnya karena sakit hati yang mendalam, diperlakukan tidak adil oleh ayahnya, pernah dihukum dengan kejam, sehingga orang ini sangat membenci ayahnya.

Gara-gara mobil rusak, Dr. Aruna telah dipakai Tuhan untuk menolong agar orang lain mengalami pertolongan dari tempat tinggi, pertolongan dari Tuhan. Ada dua orang, pemilik bengkel dan seorang karyawati, yang akhirnya percaya bahwa Tuhan telah turun ke bumi untuk menyelamatkan orang-orang yang tertindas, yang butuh kasih sorgawi, yang perlu keselamatan kekal. (Ditulis oleh Hadi Kristadi untuk http://pentas-kesaksian.blogspot.com/ - mohon bagian ini jangan dihilangkan ketika anda memforwardnya - terima kasih)

Sabtu, 31 Agustus 2013

KEBANGKITAN MASIH TERJADI

Dan Wooding

Dr. Marta Martinez adalah seorang dokter ternama dari Montevideo, Uruguay, yang mempercayai bahwa Allah masih menyembuhkan orang sakit sampai jaman sekarang. Dan dia tahu persis akan hal ini karena, dalam sebuah wawancara, Dr. Martinez memberitahu saya tentang sebuah mujizat luar biasa yang dia saksikan dan di mana dia sendiri terlibat secara langsung.

"Saya mengalami mujizat ini beberapa tahun yang lalu, saat saya bekerja di rumah sakit di sebuah kota kecil, jauh dari ibu kota," katanya, "Kasusnya adalah seorang bayi berusia sekitar sebulan yang ibunya masih berusia remaja dan sangat miskin."

"Bayi tersebut masuk ke rumah sakit dalam kondisi yang sangat buruk. Kekurangan gizi, dehidrasi dan terkena masalah keracunan darah."

"Tampaknya tak ada hal yang bisa kami perbuat saat itu. Dan akhirnya bayi itu meninggal. Saat itu saya ada di sana, menyaksikan saat-saat kematiannya. Saya membatin, 'Mungkin lebih baik jika dia mati, karena di lingkungan tempat tinggalnya, dengan asal-usul keluarganya yang seperti itu, dia tidak akan bisa selamat, sisa hidupnya akan penuh dengan penderitaan, tipisnya harapan dan tak ada peluang untuk apapun.'"

"Pada saat itu, saya merasa bahwa Allah berbicara kepada saya dengan mengatakan, 'Dia punya hak untuk hidup,' Jadi, segera saja saya tumpangkan tangan ke bayi itu dan mulai berdoa. Dan puji syukur kepada Allah, bayi itu 'hidup kembali.'! Sungguh mujizat yang ajaib!"

Dr. Martinez menuturkan bahwa bayi itu lalu dikirim ke rumah sakit yang lebih baik di Montevideo, 'Rumah Sakit Filtro' untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

"Setelah beberapa bulan. Saya pergi ke rumah sakit 'Filtro'untuk menjenguk salah satu pasien di sana. Dan sementara berada di sana, saya menanyai salah satu perawat tentang bayi yang pernah saya doakan itu. Perawat itu berkata bahwa bayi itu hidup sehat di dalam rumah sakit dan sudah berusia lima bulan.' Perawat itu menambahkan, 'Dia sehat-sehat saja, namun kami masih menahannya di sini untuk menambah berat badannya. Apakah anda mau menjenguknya?'"

"Saat saya melihat dia, saya sangat terkejut menyaksikan anak itu sudah sangat besar dan menjadi bayi yang sehat. Allah telah mengijinkan saya untuk menyaksikan suatu mujizat yang utuh.

"Saya juga telah menyaksikan mujizat kesembuhan yang lainnya dan saya percaya akan kesembuhan ilahi karena, terutama sekali, hal itu ada tertulis dalam Alkitab. Dan yang kedua, saya pernah menyaksikan orang-orang disembuhkan secara ajaib dan saya juga pernah mengalami kesembuhan itu secara pribadi."

Saya akhiri wawancara dengan menanyakan mengapa dia berpandangan bahwa dokter-dokter yang lain perlu percaya pada kuasa doa untuk menyembuhkan orang sakit, dan dia menjawab, "Bukan hanya dokter Kristen, tapi setiap orang Kristen harus percaya pada kesembuhan dari Tuhan karena hal itu tertulis dalam Alkitab, hal itu merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan Yesus di muka bumi, dan juga karena Roh Kudus berdiam di dalam diri kita (Lukas 4:18-20)."

(Dr. Marta Martínez dapat dihubungi lewat e-mail di: marmarti@adinet.com.uy)

[ Source: http://www.cahayapengharapan.org/kesaksian_hidup/texts/kebangkitan_masih_terjadi.htm ]

KISAH PRT YG DISIKSA OLEH MAJIKANNYA

Kesaksian teman pemuda gereja kami,

Namanya saya lupa, soalnya dia jemaat baru, dan baru pertama kali mepercayai Yesus (masuk Kristen).

Dia seorang perempuan Kupang-NTT, dia bekerja sebagai TKW di Hongkong sebagai PRT/Pembantu. Dia di Hongkong mengalami tekanan yang begitu berat dari majikannya. Dia di benci, di hina bahkan tidak di anggap sebagai manusia. Pernah juga dia di kasih makan tetapi makanannya di ludahi oleh majikannya, dengan motif menghina temen kita ini. Dia sangat strez, kecewa, tekanan jiwa yang sangat hebat. Terlintas di dalam fikirannya untuk bunuh diri, dia mencari pisau namun tidak mendapatkannya, dia mencari obat kadaluarsa untuk di minum, tetapi juga tidak mendapatkannya.

Dia seharian menangis sambil badannya tersungkur dilantai. Waktu dia bangkit, dia melihat sebuah tangan terulur di dalam cahaya yang sangat bersinar tetapi tidak menyilaukan mata, tangannya ada bekas lukanya.
Di dalam cahaya yang bersinar itu muncul juga wajah yang tersenyum damai,
dan Ia berkata : "Jangat takut anak-Ku! Biar dunia membenci engkau, tetapi Aku mengasihimu..."

Lalu temanku memeluk Orang ini dan menangis. Dan Orang ini membawa roh teman saya kesebuah tempat, pintunya besar terbuat dari emas, dan lantainya juga terbuat dari emas. Dan di dalamnya sangat indah, belum pernah teman saya lihat yang seperti ini di dunia, temen saya banyak melihat para malaikat yang melayani Orang ini.

Dan Orang ini juga membawa teman saya kesebuah tempat, dimana tempat ini sangat panas dan mengerikan, temen saya melihat ada ibu-ibu di ikat tangan dan kakinya dengan rantai, dan perutnya berulang kali di tikam dengan tombak. Ibu ini teriak-teriak minta tolong, dan teman saya berbicara sama Orang yang membawa dia kesitu, "Tuhan tolonglah ibu itu, aku tidak tega melihatnya." Tetapi Orang itu menjawab sambil menangis : "Jangan anak-Ku! Biarkan dia disiksa oleh iblis!" anak-Ku aku sangat mengasihi umat-Ku yang masih di bumi, walaupun mereka jahat tetapi aku masih mengasihi mereka! Aku sedih bila mereka nanti-Nya seperti ibu ini nasibnya, karena mereka tidak melakukan apa kehendak-Ku."

Dan Orang ini membawa temen saya kembali ketempat yang indah tadi, disitu keadaannya sangat damai. Temenku berkata : "Tuhan aku mau tinggal disini, aku tidak mau pulang!" Tetapi orang itu menjawab : "Kamu harus pulang anak-Ku, dan sampaikan kepada semua orang apa yang kamu lihat disini. Waktu-Ku sudah tidak lama lagi anak-Ku. Aku mengasihi mereka!"

Setelah itu roh temen saya kembali di dalam raganya kembali. Dia tidak merasa takut lagi, hidupnya dipulihkan oleh Tuhan. Dia gak tau berapa lama Orang tadi membawa rohnya. Dia ingat bahwa dia belum masak, belum setrika baju dan menyapu.

Waktu majikannya pulang, makanan sudah tersedia di meja, baju sudah rapi di lemari dan lantai rumah sudah bersih. Dan sambil tersenyum majikannya memuji dia, "Bagus sekali kerjamu nak!" Temen saya bingung, karena seharian dia tidak kerja apa-apa. Dia mau bercerita sama majikannya tetapi temen saya takut kalau majikannya tidak percaya, karena majikannya beragama Hindhu.

Setelah kejadian itu temen saya ini menjadi percaya kepada Yesus. Berapa bulan kemudian temen saya ini pulang ke kupang. Dan sekarang ikut melayani di pedalaman Kutai Barat-Kalimantan Timur.

Sekian pengalaman dari teman saya yang berjumpa dengan Yesus. Semoga bisa memberkati kita semua.

Sumber: FB

Rabu, 28 Agustus 2013

2 ANAK DITARIK OLEH BAYANGAN HITAM


Tadi sore sewaktu ibadah pemuda di gereja ada kesaksian salah seorang teman pemuda yang baru balik dari kampung.

Jadi ceritanya teman ini pulang ke kampungnya, di pedalaman Kalimantan Tengah. Dia memang berencana untuk menggunakan 2 bulan waktu liburannya, 1 bulan untuk bekerja dan 1 bulan untuk menggebrak kampungnya dalam artian dia ingin melayani Tuhan, mengabarkan Injil dan menegakkan panji Kerajaan di kampungnya yang notabene tidak ada gereja, tidak ada pelayanan misi yang menyentuh kampungnya.

Sewaktu tiba di kampungnya dia bertemu dengan seorang kawan lamanya yang rupanya juga anak Tuhan, sedang studi di STT di Banjarbaru, KalSel. Lalu jadilah mereka berdua membuka pelayanan di kampung mereka di Tumbang Napoi, Kalimantan Tengah. Mayoritas penduduk di Tumbang Napoi ini adalah agama nenek moyang, hindu kaharingan namanya, hanya ada 2 atau 3 orang yang mengenal Yesus.

Singkat cerita akhirnya mereka berdua mulai mengadakan ibadah2 yang awalnya diikuti sekitar 10 orang, dari 10 orang ini hanya 2 atau 3 orang anak yang sudah kenal Yesus (agama kristen) dan selebihnya adalah anak2 yang sama sekali tidak kenal Tuhan Yesus alias dari agama leluhur itu tadi, tapi mereka ingin ikut dan ingin kenal Tuhan Yesus.

Selain ibadah hari minggu, mereka berdua juga sering mengadakan PA (Pendalaman Alkitab) demi memperkenalkan anak2 itu tentang pribadi Tuhan kita Yesus Kristus lebih dalam lagi. Dua minggu kemudian semakin banyak anak2 lain yang ikut hingga akhirnya ada sekitar 30 orang anak yang ikut dan mau terima Yesus.

Mereka lalu dilayani doa pelepasan, karena untuk diketahui namanya orang2 yang menganut agama2 leluhur tentu menyembah berhala dan rata2 memiliki benda2 keramat dan kesaktian2. Jadi mereka sering mengadakan doa pelepasan dan secara rutin agar anak2 tersebut bisa benar2 dibebaskan dari ikatan dosa lamanya. Anak2 yang baru kenal Yesus itu tidak sekadar mau percaya tapi mereka benar2 dengan sepenuh hati ingin ikut Yesus, dan teman saya bilang mereka yang baru kenal Kasih Mula-mula seperti itu luar biasa sekali, mereka kalau memuji Tuhan benar2 sungguh2 dan setiap kali doa penyembahan hadirat benar2 hadir dan menjamah mereka dan ada banyak sekali anak2 yang diberikan penglihatan2 atau mimpi2.

Lalu ada lagi kejadian yang luar biasa yang dialami teman saya, di akhir masa liburannya ada 1 anak yang meminta agar mereka melakukan doa pelepasan di rumahnya. Walaupun sebenarnya teman saya ini agak takut karena terus terang melihat penampakan rumahnya saja sudah ketahuan kalau rumah itu sarat kuasa gelap tapi kemudian teman saya menyanggupi dan akhirnya mereka mengadakan ibadah dan doa pelepasan di rumah angker tersebut.

Di tengah2 ibadah mulailah serbuan roh2 jahat yang ada di rumah itu dan sekitarnya, banyak anak2 yang kerasukan dan ada yang rebah tak sadarkan diri dan ada yang kerasukan dengan macam2 manifestasi. Lalu mereka berdoa, melakukan peperangan dengan roh2 jahat tersebut, dan sebenarnya teman saya dan temannya sudah hampir putus asa karena begitu dahsyatnya serangan roh jahat itu, karena memang rumah itu sepertinya sarang mereka. Ketika sudah merasa tidak kuat lagi, teman saya lalu berdoa menyerahkan semuanya ke dalam tangan Tuhan Yesus saja karena dia sudah gak kuat lagi, biar Tuhan Yesus sendiri yang campur tangan dan biar kehendakNya yang terjadi malam itu. Peperangan itu dimulai sekitar jam 8 malam sampai akhirnya jam 11 baru selesai dengan kemenangan ada pada Tuhan Yesus. Saat teman saya sudah tidak kuat lagi dia lalu menyerahkan segalanya ke tangan Tuhan Yesus dan Tuhan tidak akan membiarkan kuasa kegelapan itu menang, Dia sendiri yang berperkara.

Dan malam itu diakhiri hadirat Tuhan yang dahsyat, semua anak2 rebah dan dipulihkan, banyak dari mereka yang dijamah secara pribadi dan mengalami banyak sekali penyataan2 Tuhan. Dan dari sekian banyak itu ada 2 orang anak sekaligus yang mengalami kejadian yang bersamaan. Jadi 2 anak itu yang menceritakan kalau roh mereka sempat ditarik oleh suatu bayangan hitam. Roh mereka berdua dibawa oleh bayangan hitam itu ke dalam lubang di dalam bumi, lubang yang sangat2 gelap, tidak bisa melihat apapun di situ dan mereka mendengar banyak jeritan orang minta tolong. Ketika masih sedang dalam perjalanan di dalam lubang tersebut, baru kira2 separuh jalan ada awan dengan cahaya putih yang menangkap mereka, ada suara yang mengatakan kalau itu Yesus dan mereka saat itu sedang berada di dunia orang mati. Banyak orang2 menjerit2 minta tolong tapi Tuhan bilang saat sudah berada di situ maka tidak ada lagi pertolongan, lalu awan itu mengangkat mereka kembali ke atas dan dalam sekejab mereka berada di suatu rumah yang besar (mengenai detailnya tidak diceritakan gimana ya karena teman saya cukup singkat menceritakannya dan karena itu adalah pengalaman 2 anak itu tadi dan bukan teman saya yang alami jadi dia tidak tahu detailnya), lalu Tuhan mengatakan kalau mereka ada di surga. Ceritanya cuma segini aja ya, sesuai apa yang saya dengar. Intinya banyak sekali anak2 itu yang mengalami kejadian seperti ini, tapi hanya ini kejadian dimana ada 2 anak sekaligus yang mengalaminya di dunia roh, dan mereka berdua ini memang saling kenal dan saling menyaksikan.

Jadi sekarang teman saya sudah kembali dan di perjalanan pulang dari kampungnya dia mengalami kecelakaan, sewaktu kecelakaan itu dia merasa kalau kakinya patah karena sewaktu digoyang2kan kaki bagian bawahnya itu lunglai dan sepertinya memang kakinya patah tapi dia tidak merasakan apa2, perasaannya pun damai saja, tidak merasa sakit hati atau marah, malah dia bersyukur karena Tuhan sudah mengingatkannya untuk berhati2 katanya, hehe

Setelah dibawa ke rumah sakit ternyata kakinya tidak patah, cuma memar2 saja. Akhir cerita dia berniat desember nanti dia mau pulang lagi ke kampungnya untuk melanjutkan pelayanannya, karena kasihan mereka yang baru kenal Tuhan Yesus di sana tidak ada yang melayani dan mengajar mereka untuk terus bertumbuh. Semua hal ini terjadi bukan tanpa rintangan ya, banyak yang menentangnya di sana terutama para orang tua dari anak2 itu yang sebagian marah dan hampir semua orang di sana mengejek mereka karena mereka berdoa dan nyanyi sambil nangis2 dan sebagainya tapi anak2 itu tidak goyah sama sekali, mereka berani menyatakan iman percaya mereka bahkan kepada orang tua mereka sendiri.

Saya pribadi sangat bersukacita ketika mendengar cerita kesaksiannya ini, Tuhan mencurahkan Roh Nya, memenangkan banyak jiwa2 baru. Segala hormat dan pujian hanya bagi Yesus. Haleluya.