Sabtu, 27 Juni 2015

LEPAS DARI PENCULIK BERKAT KUASA DOA


Kathi dan David Byker terbangun tiba-tiba pada jam 4 pagi tanggal 9 Agustus 2011 karena ada suara yg berteriak-teriak di kamar tidur mereka. Dua orang memegang pisau dan berpakaian serba hitam berdiri di samping Kathi dan suaminya. Mereka mengenakan topeng ski dan yang terlihat hanya mata mereka.

Kathi percaya dia sedang mengalami mimpi buruk, lalu menutup matanya berharap ketika ia membuka lagi orang-orang itu akan pergi. Ketika nenek 60 tahun itu membuka matanya, apa yang paling ditakutkan terjadi: Orang-orang itu masih ada. Kathi sangat ketakutan.

Salah satu penyusup menuntut uang dari David. Penyusup lainnya mengikatkan lakban di sekitar pergelangan tangan dan pergelangan kaki Kathi dan dia tiba-tiba menyadari mereka akan membawanya pergi. Berpikir akan berpisah dari suaminya itu mengerikan dan dia mulai menendang pria itu supaya bisa lepas.

"Berhenti, Sayang," suaminya berkata, "dia punya pisau di lehermu!", Kathi yang tidak menyadari bahwa penyusup itu memeluknya dengan todongan pisau, berhenti berjuang.

Ditarik-tarik ke luar rumah mereka di Grandville, Michigan, untuk dimasukkan ke mobilnya sendiri yang mana orang-orang itu telah merencanakan untuk mencurinya menyebabkan Kathi ketakutan. Lakban itu dilekatkan pada mata dan mulutnya saat ia diperintahkan untuk berbaring di kursi belakang. Merasa sangat lemah dan tak berdaya dan berada di bawah kendali seseorang seperti itu "terasa seperti neraka," kata Kathi.

Menurut laporan polisi, dua penyusup menuntut uang tebusan dari pasangan itu atau, mereka mengatakan, mereka akan membunuh Kathi. Mereka memberi suaminya nomor ponsel dan menyuruhnya untuk menelepon ketika dia punya uang tunai. Orang ke tiga, pria yang lebih tua diidentifikasi sebagai pemimpin kelompok, telah memasok para penculik dengan masker, pisau, sarung tangan dan lakban.

Berjalan dalam lembah kekelaman.

Setelah bertemu dengan pemimpinnya, salah seorang penculik mengemudi mobil SUV curian, melesat ke dalam kegelapan menjauh dari rumah Byker dengan Kathi. Dia tidak tahu ke mana mereka akan pergi, apa yang orang-orang itu akan lakukan padanya atau berapa lama siksaan menakutkan akan berlangsung. Penculik mengemudi dengan tangan kiri dan tangan kanannya dengan pisau selalu ada di punggung kursi, memaksa Kathi untuk terus berbaring. Dia mengatakan jika Kathi duduk ia akan membunuhnya.

"Saya percaya dia akan melakukannya," kata Kathi kepada majalah Karisma. "Dia memiliki pisau yang tepat berada di leher saya."

Sampai saat ini ada begitu banyak trauma, kebingungan dan disorientasi, hal itu mencegah Kathi dari berpikir tentang doa. Pada titik ia menyadari bahwa ia benar-benar tak berdaya, Kathi ingat untuk berseru pada Tuhan. Ini adalah titik balik, katanya.

Dia masih dalam situasi yang sama, tapi semuanya telah berubah dalam hatinya. Setelah saat itu, Allah memenuhi pikiran, hati, dan jiwanya. Berbaring dalam gelap di kursi belakang mobil SUV, tidak tahu apakah ia akan hidup atau mati, Kathi fokus pada Tuhan dan berdoa dalam Roh. Dia terlalu kewalahan untuk mengucapkan kata dalam bahasa Inggris. Roma 8:26 mengatakan, "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan."

"Ini doa yang sempurna karena dari roh saya kepada Roh Allah tanpa pikiran terlibat," katanya.

Lakban terus menutup mulutnya, tapi tidak bisa menghalangi lidahnya bergerak saat ia berdoa, katanya. Kadang-kadang, semua yg bisa dia doakan adalah "Tolong Tuhan." Saat ia berdoa di dalam Roh, ia merasa tubuhnya rileks.

"Roh Kudus berdoa bagi kita ketika kita tidak tahu bagaimana harus berdoa," kata Harold Vinson Synan, emeritus dekan dan dosen sejarah gereja di Regent University. "Berbicara dalam bahasa roh adalah karunia pribadi yang dapat dilakukan sepanjang hidup Anda."

Ini adalah hadiah bagi setiap orang yang menempatkan kepercayaan mereka pada Tuhan. Deb Kirgis, pendeta asosiasi Life Church Kebangkitan di Grandville, Michigan, mengatakan ia tahu bahwa alasan Kathi begitu cepat mulai berdoa dalam bahasa roh adalah karena dia sudah tahu kekuatan yang tersedia. Dia sudah mengalami kemenangan lain sebagai akibat dari berdoa dalam Roh di masa lalu, jadi adalah wajar baginya untuk menanggapi situasi ini dengan bahasa supranatural nya.

Memohon Darah Yesus

Kathi berdoa dalam Roh dan hal berikutnya yang ia ingat untuk dilakukan adalah untuk memohon darah Yesus atas tubuhnya. Dia berpikir tentang Alkitab dari kitab Keluaran yang berbicara tentang darah pada tiang pintu menjadi perlindungan dan menyadari bahwa ia membutuhkan perlindungan Allah. Semakin ia menyerah kepada Roh, katanya, semakin banyak ayat yg muncul di pikiran, termasuk Amsal 3:5-6 "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."

Dia berpikir, "Saya tidak tahu apa yang terjadi di sini, tapi aku (akan mengakui) Nya."

Sebagaimana Allah memberikan ayat demi ayat pada pikirannya, rasa damai yang luar biasa menghinggapinya. Situasi tidak berubah, katanya. Sebelum dia mengakui Allah dia merasa takut, tapi setelah itu dia merasa kuat.

"Rasa ketakutan itu semakin berkurang ketika hadirat Allah semakin bertambah," kata Kathi.

Kathi percaya dia diberi kekuatan supranatural oleh Roh Kudus. Dia masih takut tetapi memiliki damai yg bukan berasal dari dunia ini. Kisah Para Rasul 1:8 mengatakan, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.""

Pikirannya bekerja cepat dan dia ingat Mazmur 91 dan kata "perlindungan." Mazmur 91:1-2 mengatakan: Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."

Saat Kathi menyadari bahwa Allah lebih besar dari rasa takut maka dia bisa beristirahat di dalam Dia.

Kebebasan yang ajaib.

Segera setelah itu, sopir menghentikan mobil dan menarik dia ke dalam apa yang dia pikir adalah hutan. Dia berpikir, "Saya tidak mau menjadi salah satu dari orang-orang yang tidak terdengar kabarnya lagi, di dalam nama Yesus!"

Kathi diseret kedalam lapangan di negara bagian Michigan yg lain di mana penculik mulai mengikat dia pada tiang telepon dengan lakban.

"Ada orang di belakang Anda dan jika Anda mencoba untuk melarikan diri, dia akan membunuhmu," katanya dan kemudian ia pergi. Kathi tidak percaya dia mengatakan yang sebenarnya; dia tidak merasa bahwa ada orang lain di sana. Kathi mendengar dia pergi, dan sementara ia pergi, ia menghitung sampai 10 sebelum menggeliat lepas dari lakban di pergelangan tangannya dan menariknya dari mata dan mulutnya. Kathi kemudian menyadari ia berada di sebuah ladang jagung dengan batang jagung menjulang di sekelilingnya. Dia melihat sekeliling dan tidak melihat orang lain. Dia melihat ke bawah dan melihat lakban di sekitar lututnya kemudian dilepasnya dengan mudah.

"Itu sebuah keajaiban," katanya. "lakban yang mengikat saya di tiang robek sewaktu saya memberi sedikit tekanan padanya." Dia berpikir, "Wow, Tuhan!" Saat itulah Kathi dapat melarikan diri. Detektif polisi kemudian menegaskan bahwa harus ada semacam bantuan dari atas. "Itu lakban biasa," kata Kathi. "Lakban yang kuat dan melilit beberapa kali, diikatkan di lutut saya. Saya melihatnya robek dengan hanya sedikit tekanan dan itu sebuah keajaiban."

Mendengar arahan Tuhan.

Kathi berlari ke jalan dan berhenti sebentar. "Hal yang sangat penting adalah saya harus lari ke arah mana: lurus, kekiri, atau kekanan ?," ia menyadari. "Dalam hati saya bertanya kepada Tuhan, jalan yg mana ?" Tidak ada keraguan dalam pikirannya bahwa Allah memimpin dia untuk pergi lurus, katanya. Dia tidak tahu ke arah jalan mana penculiknya telah pergi, tapi dia tahu kemudian bahwa dia akan bertemu dengannya jika dia lari kearah kiri dimana mobil penculiknya berada. Dia juga tahu mengapa penculiknya telah meninggalkannya sendirian; ia telah kehabisan lakban dan kembali ke mobil untuk mengambilnya.

Tidak seorangpun yang bisa mempersiapkan dirinya sendiri untuk menghadapi situasi seperti ini, Kathi mengatakan, dan dia tidak tahu apa yang harus dilakukan; dia tidak tahu apakah akan tetap berjalan atau mencari tempat untuk bersembunyi. Dia masih takut mengenai hidupnya.

"Saya tidak pernah merasa begitu kesepian dalam hidup saya," kata Kathi. "Tidak ada yang tahu di mana aku berada."

Dia berlari di belakang rumah pertanian dalam gelap, tanpa alas kaki dan memakai piyama bermotif macan tutul, lakban tergantung diseluruh tubuhnya. Kadang-kadang ia berhenti untuk bersembunyi dan berdoa. Lain kali dia harus berlari untuk menyelamatkan hidupnya, berlari zig-zag di belakang apa pun yang dia pikir akan memberikan penutup dalam cahaya pagi yang redup.

Akhirnya, di depan gedung, ia melihat tanda di kejauhan yang tertulis, "Transportasi Klasik." Tuhan terus mengarahkan matanya ke tanda dan dia mengatakan kepada dirinya untuk mengingatnya. Saat ia berdoa, Allah dengan jelas mengatakan padanya untuk pergi lebih dekat di mana ia melihat rantai pagar 12-kaki dengan truk putih berbaris dalamnya. "Saya sangat senang gerbangnya terbuka," kata Kathi.

Dia bergegas melewati truk yang gelap sampai dia melihat satu truk merah tunggal dengan lampu parkir dan mesin menyala. Dia beranggapan seseorang ada didalamnya dan menggedor truk, tapi tidak ada yang menjawab. Dia merasa lega ketika menemukan pintu disisi pengemudi tak terkunci dan dengan hati-hati membukanya kemudian dengan lembut memanggil seorang pria yang tertidur di belakang.

"Bisakah kamu membantuku?" serunya. "Saya telah diculik."

Pada awalnya, dia dalam keadaan tak percaya. Tapi setelah mendengar cerita putus asa Kathi, sopir itu menghubungi polisi setempat di Michigan. Sementara mereka menunggu, sopir itu menjelaskan bahwa ia sedang menunggu jam bukanya Transportasi Klasik sehingga ia bisa melamar pekerjaan. "Dia belum pernah pergi ke sana sebelumnya dan saya merasa Tuhan telah menempatkan dia di sana untuk membantu saya," kata Kathi. "Saya mengatakan kepadanya, 'Saya pikir Anda seorang malaikat,' dan dia tertawa."

Setelah itu, polisi datang dan membawanya ke kantor polisi pedesaan di mana ia menceritakan kembali peristiwa malam itu. Setelah itu, karena para penculik telah menyeberangi batas negara bagian, polisi dari Grandville tiba dan mempertanyakannya lagi. "Saya hanya memuji Tuhan bahwa saya adalah saksi kekuatan-Nya," kata Kathi.

Pelepasan Kepahitan

Ketiga orang yang terlibat dalam penculikan itu kini menjalani hukuman penjara jangka panjang. "Karena pengampunan adalah pilihan, dan bukan perasaan, saya telah memilih untuk mengampuni orang-orang ini di hadapan Allah," kata Kathi. "Dan karena itu, Allah telah secara ajaib menghapus kepahitan dan kebencian dari saya dan Dia membebaskan saya. Kebanyakan orang Amerika seperti saya mengambil kebebasan mereka untuk diberikan kepada sesuatu. Ketika kebebasan saya sedang direnggut, bahkan untuk waktu yang singkat, saya menemukan bagaimana sangat berharganya itu. Kebebasan adalah harta. "

Allah adalah pejuang kemerdekaan kita dan penyelamat, katanya. "Ada banyak orang yang akan melalui hal-hal rohani yang saya alami secara fisik," katanya. "Mereka terikat Mereka disandera, Iblis yg melakukan itu. Dia tidak adil, ia membenci kita semua, dan Tuhan ada untuk menyelamatkan kita semua, yang saya bisa saksikan, Dia ada disaat yg paling sulit yg bisa kita bayangkan, Dia tidak hanya ada untuk saya; Dia ada untuk semua orang ".

Terjemahan bebas dari: www.charismamag.com

Selasa, 23 Juni 2015

LAY KING PENDETA GILA


Ini adalah kisah Lay King seorang pengikut ajaran nabi Gong Cu yang bertemu dengan Tuhan pencipta langit dan bumi, seperti yg diceritakan oleh Ev. Yusak Cipto.

Lay King yang tinggal di Ambarawa adalah seorang penyembah Kong Co yg sungguh-sungguh dalam ajaran agama Gong Cu (Khonghucu), sakit atau ada masalah apapun selalu dilaporkan Kong Co, ketika bertemu Pak Yusak dia bertanya "Pak Yusak, aku menyembah Kong Co, bisa selamat apa tidak ?", pikir Pak Yusak ini tidak mungkin, lalu Pak Yusak berdoa dalam hati "Roh Kudus, Engkau lihat orang didepan saya itu modelnya seperti apa ?, pertanyaannya itu jebakan atau apa ?", lalu Tuhan Roh Kudus menyuruh Pak Yusak menjawab "BISA", hayo bingung apa tidak saudara ?.

Pak Yusak protes "Lho Tuhan, jalan keselamatan hanya Tuhan Yesus", jawab Tuhan Roh Kudus "Sudahlah, taat saja", seolah-olah tidak masuk akal kan ?, lalu Pak Yusak menjawab Lay King "BISA", waktu Lay King mendengar jawaban itu langsung dia berkata "Wah benar ! Kamu itu pendeta gila !", tanya Pak Yusak "Lho kenapa ?", jawab Lay King "Aku sudah bertanya ke 20 orang pendeta, tidak satupun menjawab "bisa", lha para pendeta itu saya tanyai siapa Pak Yusak itu, o itu pendeta sesat gila", nah benarkan ?".
Pak Yusak berdoa "Nah Tuhan Roh Kudus, saya dikatain orang gila kan ?, ini gara-gara Engkau lho sampai saya dikatain gila", Tuhan menjawab "Kamu kan tidak tahu akhirnya, ini baru permulaan, maka berbahagialah kalau kamu dihina oleh karena NamaKu", jawab Pak Yusak "O iya ya, upah saya dicatat ya".

Lalu Lay King bertanya "Bagaimana caranya supaya saya dapat selamat ?", Pak Yusak berdoa "Bagaimana Tuhan caranya ?", jawab Tuhan "Katakan kepada Lay King, kamu menyembah Kong Co ada aturannya apa tidak ?", jawab Lay King "Ada, tidak boleh ini dan itu, semua ada aturannya pak", jawab Pak Yusak "Genapi semuanya, tidak ada satu titikpun yg dilewati, maka kamu akan selamat", setelah berpikir Lay King menjawab "Tidak mungkin pak, lha wong syaratnya susah, banyak sekali larangannya mana mungkin ?" jawab Pak Yusak "O ya tidak selamat", Jawab Lay King "O ya logis ya pak, tidak bisa menggenapi tidak selamat", jawab Pak Yusak "Ya, ada ayatnya di Wahyu 20:12  Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Kamu beragama apa saja, kalau tidak bisa menggenapi keseluruh peraturannya tidak bisa masuk sorga".

Lalu Lay King menyerang pak Yusak "Kamu orang kristen kan, nah genapi semua perintah alkitab", kata Pak Yusak "Ya, saya tidak bilang bisa, tapi cuma iya", kata Lay King "Bisa menggenapi ?", kata Pak Yusak "O tidak bisa ", jawab Lay King "Tidak selamat ...", balas Pak Yusak "SELAMAT", "Lho kok beda" Lay King terheran, jawab Pak Yusak "BEDA, ini bedanya, saya tidak bisa menggenapi alkitab, tapi Tuhan Yesus berkata Aku sudah menggenapi, engkau menjadi anakKu maka semua kegagalanmu Aku yang menanggung, tapi Kong Co mu belum menggenapi, maka Kong Co mu tidak bisa menanggung kamu, menaggung dirinya sendiri saja tidak bisa, Kong Co mu tidak selamat maka kamupun tidak selamat".

Lay King berpikir "Logis ya, lalu bagaimana supaya saya tahu kalau Tuhan Yesus itu nyata bukan hanya teori". Memang Lay King ini kalau taat sungguh-sungguh. Pak Yusak bingung, lalu berdoa "Tuhan Tuhan bagaimana menjawabnya ?", eh Tuhan menjawab dengan lucu "Suruh sembahyang ke Kong Co nya", protes Pak Yusak "Lho Tuhan kok malah disuruh sembahyang ke Kong Co nya, ini bagaimana ?", Tuhan menyuruh seolah-olah bertentangan kan ? Tapi kalau kamu sudah kenal Tuhan pasti menurut, jawab Pak Yusak "Sembahyang ke Kong Co mu, konsentrasi terus, lalu katakan Kong Co kalau kamu lebih berkuasa dari Tuhan Yesus muncullah, temui aku Kong Co, aku akan mengikut engkau terus".

Lalu Lay King melakukan sembahyang, tapi Kong Co yang dipanggilnya tidak muncul, sudah 5 jam sembahyang terus menerus tetap tidak muncul, setelah itu dia merubah doanya begini "Tuhan Yesus kalau Engkau lebih berkuasa dari Kong Co aku akan setia mengikut Engkau". Saat itu Tuhan Yesus muncul, Dia berkata "Akulah jalan, kebenaran dan hidup, tiada seorangpun yang sampai kepada BAPA kalau tidak melalui Aku", Lay King menyembah sambil menangis, katanya "Tuhan Yesus mulai saat ini aku mengikut Engkau", dan dia benar-benar setia, dia mempelajari seluruh alkitab dalam waktu 3 bulan, kalau saudara berapa bulan bisa lengkap membaca alkitab ?.

Lalu Lay King bersaksi "Tuhan Yesusmu itu bisa berbicara, Dia hebat, sekarang Dia menjadi Tuhanku". Lalu Lay King bercerita pada pendeta lain tentang pengalamannya bersama Tuhan Yesus, kata pendeta "Wah sekarang kamu ikut gila", Lay King berkata kepada Pak Yusak "Pak saya sekarang dikatai orang gila seperti kamu", jawab Pak Yusak "Ya biarin, upahmu besar".

Kemudian Tuhan Yesus melakukan mujizat melalui Lay King.

Tetangga depannya yang perempuan naik mobil, lalu ada truk bermuatan besi beton didepan mobilnya, lalu mobilnya menabrak truk itu dan besi beton itu menusuk satu matanya, sehingga dia buta dan dibawa masuk rumah sakit. Oleh dokter dilihat bola matanya sudah pecah, tidak mungkin disembuhkan, lalu dokter hendak membuat bola mata palsu dari kelereng.

Kemudian suaminya menemui Lay King "Pak istri saya mengalami kecelakaan, sekarang menjadi buta pak" Lalu Lay King berdoa "Tuhan Yesus, kasihan tetanggaku ya", Eh Tuhan bicara "Suaminya kalau mau melihat mujizat, bertobat, nanti Aku sembuhkan".
Berkatalah Lay King "Kalau engkau mau bertobat, istrimu sembuh", tetangganya menjawab "Lho biji matanya itu pecah, sekarang ini sedang dicetak mau dibuatkan dari kelereng", jawab Lay King "Pasti sembuh", kata tetangganya "Baik aku mau bertobat, buktikan maka aku mau percaya", Lay King berdoa "Tuhan dia sudah mau percaya, terus bagaimana ini, apa yg harus dilakukan", jawab Tuhan "Ajak suaminya setiap hari berdoa di Getsemani Ungaran, sedangkan kamu juga berdoa lalu mampir kesana setiap hari".

Jadi Lay king tiap hari pulang pergi dari Ambarawa ke Getsemani Ungaran, lalu disana dia tumpang tangan ke tetangganya, sementara itu istrinya masih belum sembuh, tidak ada perubahan apa-apa, tapi Lay king berkata "Aku cuma nurut lho Tuhan".
Pada hari terakhir saat akan masuk kamar operasi untuk penggantian bola mata palsu, Lay King datang kesana bersama suami tetangganya, dia berdoa "Tuhan Engkau lho yg beracara". Sementara itu tidak ada sedikitpun tanda-tanda kesembuhan, lalu ketika plester penutup matanya dibuka istri tetangganya itu berteriak "Dokter, jangan mengambil bola mataku, AKU BISA MELIHAT", kata dokter "Ah yg sebelahnya yg bisa melihat, yg ini tidak bisa", jawab tetangganya "Jangan dokter, jangan dicongkel", dokter tidak percaya, lalu mengadakan pemeriksaan, mata yg sehat ditutup lalu ditanya oleh dokter "Ini berapa", jawab tetangganya "Lho saya bisa melihat dokter" dan semua pertanyaan dokter dijawab dengan tepat, istri tetangganya itu sudah SEMBUH SEMPURNA ... Puji Tuhan. Dokternya geleng-geleng kepala takjub keheranan, lalu ini bola mata palsunya buat apa ?, buat kenang-kenagan kehebatan dan keajaiban Tuhan Yesus. Sebab bagi Tuhan TIDAK ADA YANG MUSTAHIL.

Senin, 22 Juni 2015

"BANGKIT DAN BERDIRILAH" KATA YESUS ALMASIH


Kisah Mohammad Ridwan, Wiraswasta : “ Bangkit dan Berdirilah ! “

Muhammad Ridwan sungguh beruntung,dia dilawat Tuhan Yesus saat harapan hidupnya sudah tipis. Sang Tabib Agung itu datang tersenyum dan berkata : Bangkit,dan berdirilah ! Ridwan yang lumpuh itupun berjalan dan hatinya dipenuhi ucapan syukur.

“LIHAT nih, bulu kuduk saya merinding tiap kali menceritakan perjumpaan itu," ungkap Mohammad Ridwan kepada REFORMATA, sambil menunjukkan bulu-bulu ditangan dan kakinya yang menegang seperti ditarik. Selama wawancara dirumahnya Kampung Sawah, Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, wajahnya memancarkan kebahagiaan. Dia menguraikan kesaksiannya secara jelas dan terperinci. Bahkan sesekali dia berdiri memperagakan cara Yesus menyuruhnya bangun ketika tubuhnya lumpuh total dan hanya berbaring selama setahun.

Inilah pengalaman ajaib Ridwan yang membawanya ke jalan keselamatan kekal, yang hanya ada di dalam Yesus Kristus Tuhan, Sang Juruselamat bagi seluruh umat manusia itu. Perjumpaan dengan sosok yang dulu dia kenal sebagai Isa Al-Masih itu, terjadi pada akhir tahun 1986. Ketika itu Ridwan yang tinggal di Tebet, Jakarta Selatan tiba-tiba didera penyakit misterius. Seketika tubuhnya lumpuh dari leher sampai kaki. Yang “normal” hanya bagian kepala. Berdasarkan diagnosis dokter, darah Ridwan mengalami pengentalan dan berwarna hitam pekat, seperti kecap namun pihak rumah sakit tidak bisa mendeteksi penyakit itu. Ridwan pun dibawa pulang dari rumah sakit hari itu juga, karena dianggap telah mendekati ajal.

Di kamar lantai dua rumahnya Ridwan dibaringkan sendirian. Istri dan kedua anaknya tinggal di lantai satu. Bermacam obat dan ramuan tradisional diberikan, namun tidak ada hasil. Ridwan pun akhirnya berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Semakin merasa ajalnya sudah dekat, hatinya pilu menyaksikan sikap istri dan kedua anaknya mulai acuh atas kondisinya. ”Mereka sudah masa bodoh. Perhatiannya sudah berkurang. Mungkin karena mereka sudah capek mengurus saya karena sudah lama sakit-sakitan,” tutur pria kelahiran Medan, 24 Maret 1950 ini. Selama setahun dalam kelumpuhan, Ridwan hanya berbaring dan melamun. Dia sudah pasrah menanti jemputan maut.

Didatangi Yesus Al-Masih.

Suatu malam sekitar pukul 21:00 WIB, Ridwan menyaksikan sesuatu yang tak lazim dikamarnya. Matanya yang siap-siap terpejam karena kantuk berat mendadak melotot. Sosok berjubah putih, bersinar terang, dengan kepala ditudungi kain tiba-tiba berdiri dihadapannya sambil tersenyum. Ridwan panik tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Tak lama kemudian sosok itu menghilang. ”Seharian saya gelisah memikirkan penglihatan itu. Wajah-Nya jelas sekali tetapi saya belum mau memberitahukan peristiwa itu kepada siapapun,” ungkapnya.

Malam berikutnya sosok itu muncul lagi. Kali ini Dia menyuruh Ridwan berdiri. ”Kamu bangkit, berdirilah !” demikian sosok misterius itu memerintahkan Ridwan. Awalnya, perintah itu tidak digubris Ridwan karena mustahil. ”Saya hanya bilang sama Dia bahwa saya tidak bakal bisa bangun”, kisah Ridwan. Pada perintah yang ke 3 kali akhirnya Ridwan memaksa untuk berdiri. Ajaib ! Seluruh tubuh Ridwan bisa digerakkan. Ridwan kaget bercampur senang. ”Saya seperti dalam mimpi karena mendadak bisa berdiri,” kata Ridwan senang. Setelah tubuhnya berdiri tegak, sosok  misterius itu mengangkat kedua tangan-Nya ke atas kepala Ridwan.

Beberapa saat kemudian, sosok misterius itu menghilang. Ridwan bergegas turun ke lantai satu, dan disambut dengan rasa heran yg luar biasa oleh istri dan anak-anaknya. ”Ayah turun, ayah turun, Ayah turun….!” Demikian pekik sorak anak-anaknya sambil melonjak-lonjak kegirangan. Malam itu, rumah tangga Ridwan diselimuti keharuan dan kegembiraan. Namun mukjizat kesembuhan itu belum diutarakan Ridwan kepada keluarganya. Esok harinya Ridwan mencoba berjalan-jalan disekitar rumahnya sambil menggunakan tongkat. Tak ayal, warga sekitarpun gempar !

Memasuki hari ketiga, saat Ridwan sedang jalan-jalan seorang pria yang memperkenalkan dirinya sebagai seorang pendeta menyapa dan menanyakan keadaanya. Ridwan bingung lantaran pendeta tersebut meminta waktu untuk mengobrol di rumah. Saat berbincang, Ridwan tiba-tiba melontarkan pertanyaan kepada hamba Tuhan itu, ”Pak ada kawan saya mau masuk Kristen. Bagaimana caranya ?” Sebetulnya yang mau masuk Kristen adalah Ridwan sendiri. Sebab dia berkeyakinan sosok yang ajaib yang menyuruhnya bangkit itu ialah Yesus Kristus. Namun sejauh itu, dia belum berani mengutarakan niatnya untuk mengikuti Juru Selamat, mengingat keluarganya dikenal sebagai pemeluk agama yang taat bahkan fanatik.

Beberapa hari kemudian, Ridwan menemui pendeta itu sambil mengutarakan niatnya menjadi pemeluk agama Kristen, dan minta dibaptis. Pendeta yang tiba-tiba diliputi rasa heran itu hanya bisa berkata, “Sungguh Pak ? Puji Tuhan, Haleluya...! “. Kisah mukjizat yang disampaikan Ridwan mengantarkan istri dan kedua anaknya untuk turut dibaptis.

Sejak ikut Tuhan, keluarga Ridwan berlimpah berkat. Tidak saja berkat jasmani, suasana batin mereka pun selalu damai sejahtera dan sukacita. ”Kedua anak saya bisa kuliah dan langsung dapat kerja, itu salah satu berkat Tuhan,” tutur pria yang berprofesi sebagai supir angkutan barang, miliknya sendiri itu. Tak lama setelah dibaptis, tiga unit mobil angkutan penyewaan miliknya hilang. Namun kejadian itu tidak membuat iman Ridwan lemah. Sayang, sang istri malah sakit dan meninggal, mungkin lantaran kurang siap menerima pencobaan dan musibah tersebut.

Keluarga Fanatik

Seperti disinggung di depan, keluarga Ridwan tergolong penganut agama “garis keras”. Bahkan sebuah gereja di Medan pernah dibakar Ridwan. Ayahnya dikenal sebagai guru besar agama dan sering berpergian ke tanah suci, dibayar pihak-pihak yang memberangkatkannya. Sangking fanatiknya terhadap agama, orang tua memaksa Ridwan mendalami agama di perguruan tinggi, padahal Ridwan ingin kuliah di jurusan Teknik. Orang tua berharap Ridwan kelak menjadi penebar agama di beberapa sekolah.

Sejak percaya Yesus, banyak keganjilan yang dia temukan dalam kepercayaan masa lalunya. Kini dia yakin bahwa kitab suci yang pernah diimaninya itu adalah duplikat Alkitab. Pasalnya agama di masa lalunya itu baru ada sekitar enam ratus tahun (600 tahun) sesudah Yesus lahir. Umat juga tidak diperkenankan menelusuri lebih dalam perihal Isa Al-Masih. Ridwan yang sekarang sudah sepenuhnya mengimani bahwa Isa Al-Masih ( Yesus Kristus ) adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan kekal, sebenarnya sudah tersirat di kitab suci mereka. Bahkan, menurut Ridwan, pada sebuah bukit “ditanah suci“, ada tulisan : “Nabi Isa Al-Masih akan turun kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati”. Bila melihat begitu banyak jiwa yang belum mengenal Yesus sebagai Allah, dan Juruselamat dunia, hati Ridwan pedih membayangkan mereka harus binasa dan mengalami siksaan kekal di neraka..

Sumber : Reformata Edisi 105 Tahun VI April 2009

Rabu, 17 Juni 2015

ROH JAHAT DITAMPAR MALAIKAT


Kisah ini diceritakan oleh hamba Tuhan Ev Yusak Tjipto dalam salah satu kotbahnya.

Ada seorang ibu tidak bisa tidur selama 8 tahun, bila malam hari dia berjalan-jalan dan mengerjakan yang bisa dia kerjakan untuk mengisi waktunya. Bila dipakai tiduran cuma sebentar saja tapi tetap tidak bisa tidur, matanya melotot terus.
Pak Yusak merasa hal ini aneh sekali, tanya Pak Yusak "Sudah ke dokter", "Sudah Pak" jawab ibu itu, tetapi diberi obat tidurpun tetap tidak bisa tidur.

Akhirnya Pak Yusak hendak mendoakan, ketika hendak berdoa, hendak menutup mata Tuhan berbicara di dalam hati Pak Yusak "Jangan tutup mata", "Ya Tuhan" jawab Pak Yusak, lalu Pak Yusak berdoa sambil membuka mata.

Pada saat Pak Yusak hendak berdoa sambil tumpang tangan ke ibu itu, "Dalam nama Tuhan Yesus" Pak Yusak mulai berdoa, tangannya belum nempel ke ibu itu, tapi tangan ibu itu langsung menampar Pak Yusak, kalau tadi Pak Yusak tutup mata pasti akan tertampar, untung tadi Tuhan berkata "Jangan tutup mata", begitu tamparan meleset Pak Yusak jadi tahu bila ibu itu dikuasai setan.

Karena pada saat itu banyak jemaat yg ikut berdoa, terutama para ibu, maka mereka langsung main keroyok dalam doa, semuanya langsung berdoa "Dalam nama Tuhan Yesus ...", saudara tahu ibu ini dipegang oleh 4 orang laki-laki tapi kekuatan ibu ini luar biasa semuanya dapat dibanting, matanya melotot tapi Pak Yusak diam saja, "Toh ibu itu tidak mengganggu saya" kata pak Yusak, "Tuhan apa yang saya harus lakukan" doa Pak Yusak, "Eh Tuhan tidak menjawab, saya ya diam saja" kata Pak Yusak, tetapi para ibu lainnya berdoa "Dalam nama Yesus ..." sampai 2 jam setannya belum mau keluar, akhirnya para ibu ini pada pulang satu per satu sebab ditunggu suami dan ingat tugas memasaknya, maka lama-lama habis para ibu itu, lalu ada 2 orang laki-laki bertanya "Pak Yusak ini mau diapakan ?", "Diamkan" jawab Pak Yusak.

"Ibu itu mau bunuh diri" kata mereka, sebab ibu itu memang berkata "Aku mau bunuh diri", lalu dia mau lari ke dapur untuk mengambil pisau, lalu karena takut 2 orang laki-laki ini memegangi terus, kata Pak Yusak "Kalau kamu pegangi berarti kamu mau adu kuat melawan setan", "Tuhan berkata kepada saya, lepaskan !" kata Pak Yusak, "Lho kalau ibu ini dilepas pasti mengambil pisau dan bunuh diri" kata mereka, "Ya biarkan" jawab Pak Yusak, "Pak Yusak tanggung jawab ?" tanya mereka, "Ya" jawab Pak Yusak.

Setelah dilepaskan ibu ini bangun langsung lari mau ke dapur untuk mengambil pisau, ketika dia mendekati pintu seperti ditampar orang ibu ini jatuh kebelakang, ketika dia lari ke pintu yang lain hal itu terulang kembali, karena ada malaikat yang menjaga di setiap pintu.

Akhirnya ibu ini merangkak mendatangi Pak Yusak "Ya ya saya keluar, tolong beri tahu jalannya" kata setannya, jawab Pak Yusak "Kamu tidak usah menipu saya, kamu bisa masuk masa tidak bisa keluar ?", "Ya saya mau keluar" kata setannya, "Ya sana keluarlah" jawab Pak Yusak, "Kamu ini siapa ?" tanya Pak Yusak, "Saya roh maut, saya diperintah oleh suami ibu itu dari Lampung" jawab setannya, "Kamu disuruh apa ?" tanya Pak Yusak, "Saya disuruh membunuhnya, sebab suaminya menginginkan warisannya" jawab setannya, lalu kata Pak Yusak "Dalam nama Tuhan Yesus, setan kamu keluar", lalu dengan berteriak dan menguncang keras tubuh ibu ini setannya keluar, ibu itu seperti orang mati, tapi kemudian Pak Yusak memegang tangannya "Dalam nama Tuhan Yesus, bangkit" lalu ibu ini bangkit, "Sejak saat ini kamu dapat tidur, jangan kuatir" kata Pak Yusak, dan memang betul sajak saat itu ibu ini sudah dapat tidur nyenyak.

Demikian kisah ini menunjukkan bahwa cara mengusir setan tidak sama, tapi kasus per kasus, hanya Tuhan yang tahu caranya, karena itu bila saudara menghadapi kasus kerasukan setan berdoalah dahulu tanya ke Tuhan bagaimana cara mengusirnya.

Senin, 15 Juni 2015

ENGKAU ALASAN KU HIDUP


Kesaksian Jacqlien Celosse

... Kata dokter yang memeriksa saya, akibat kehamilan di luar kandungan, maka hal ini sangat membahayakan jiwa saya. Bayi itu harus dikuret atau dengan kata lain harus digugurkan. Wah, saya kaget bukan main ...

Filipi 4:13 - Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Sekilas Jacqline Cellose

Sejak kecil ia hidup dalam keluarga yang "broken home". Tiada hari tanpa cekcok di antara ayah dan ibunya. Bahkan, di usia 12 tahun, ia divonis mati oleh dokter akibat penyakit syaraf yang dideritanya pada otak bagian kiri. Dia hanya akan tetap hidup kalau makan obat setiap hari."Tanpa obat, kau takkan berumur panjang" demikian kata dokter. Maka lengkaplah sudah penderitaan hidupnya. Namun, Tuhan menghendaki ia tetap hidup agar melalui dirinya, orang dapat melihat KemuliaanNya. Ditemui di rumahnya, JACQLIEN CELOSSE, wanita kelahiran Manado tanggal 11 Maret 1973, mantan pecandu obat bius yang kini menjadi penginjil mendampingi suaminya, Pdt. David Novendus, menceritakan pengalamannya dijamah oleh Tuhan Yesus Kristus, kepada Pengasuh BULETIN GKJMB.

Sampai di mana kebenaran cerita yang mengatakan bahwa anda menderita penyakit syaraf otak?
Begini ceritanya, sejak kecil sampai 7 atau 8 tahun lalu, saya hidup dalam satu keluarga yang berantakan. Papi dan mami saya bertengkar terus. Pokoknya tiap hari tanpa ribut. Saya stres berat sekali. Setiap kali saya pergi sekolah saya merasa takut. Bukan takut akan sekolahnya. Tetapi, takut kalau-kalau saat saya pulang, papi saya sudah ada di kantor polisi karena terlalu sering ribut sama mami. Saya rindu sekali memiliki orangtua yang rukun kehidupannya. Saya pikir, mengapa banyak teman saya yang memiliki orangtua yang hidupnya rukun dan berbahagia. Saya kok tidak? Rasanya saya kecewa sekali kepada Tuhan. Mungkin, karena terlalu sering memikirkan keadaan ini saya menderita sakit pada kepala saya. Setelah dokter memeriksa, ternyata saya kena sakit syaraf di otak bagian kiri.

Konon, anda divonis mati?
Ya, betul. Kata dokter saya hanya bisa hidup dengan makan obat secara teratur. Tanpa obat saya akan mati. Obat yang saya makan setiap hari memberi dampak buruk bagi kesehatan saya. Mata saya tak bisa melihat dengan baik sehingga harus menggunakan kacamata atau kontak lens. Akibat penggunaan obat yang terus-menerus berakibat buruk pula pada ginjal saya sehingga tak berfungsi dengan baik.

Maaf, ada kabar anda dulunya penyanyi kelab malam. Sebenarnya bagaimana?
Oh, bukan, bukan. Saya bukan penyanyi kelab malam. Dulu semasa masih remaja, saya sering ikut-ikutan nyanyi bersama band anak-anak muda. Mereka anak-anak sekolah juga. Kami manggung atau naik pentas kalau ada pesta sekolahan atau ada rekan yang berulang tahun. Ya, namanya saja anak muda senang musik keras. Bisa bayangkan bagaimana kehidupan remaja saya saat itu. Di rumah, papi mami cekcok terus.Akhirnya tak ada damai sejahtera. Saya mulai mencoba obat-obatan terlarang bahkan menjadi pecandu obat bius. Pokoknya segala jenis pernah saya coba. Dengan minum obat-obatan terlarang saya mencoba menghibur diri. Namun, saya tetap tak bisa memperoleh jalan ke luar. Saya rindu orang tua saya dipulihkan dan rumah tangga kami memperoleh damai sejahtera. Sungguh saya kecewa saat itu. Saya mencoba minum obat pembunuh serangga, Johny walkter ditambah spiritus. Toh, saya tak bisa memperoleh ketenangan. Saya pikir alangkah baiknya jika saya mati saja. Namun, rupanya Tuhan tak menghendaki saya mati dulu.

Lalu, bagaimana anda bisa melepaskan diri dari semuanya itu?
Suatu hari saya berjumpa dengan seseorang. Dia menyalami saya dengan rasa hangat. Ucapannya saat itu sangat menenangkan hati saya. Hati, rasanya lega sekali. Dia berkata, "Tuhan memberkatimu". Ada sesuatu yang indah mengalir dalam diri dan hati saya. Tak pernah perasaan seperti itu saya alami. Saya percaya, kalau Tuhan memberkati saya, pasti Tuhan akan memberikan saya jalan ke luar dari masalah yang saya alami. Tuhan akan mengampuni segala dosa saya dan Tuhan akan memulihkan keluarga saya. Semuanya pasti akan dipuluhkan. Sejak itu timbullah pengharapan dalam hati saya. Kalau saya percaya kepada Tuhan Yesus. Saya mau diubah olehNya. Suatu saat, ketika saya sedang mengikuti kebaktian, ada seorang Hamba Tuhan yang menumpangkan tangan kepada saya dan berkata."Pulanglah. Kamu sudah sembuh dan dosamu sudah diampuni olehNya!". Saya pulang dengan tekad menyerahkan seluruh masalah saya kepada Tuhan. Saya membuang seluruh obat-obatan yang harus saya makan tiap hari. Saya buang seluruh obat saya di dalam nama Yesus Kristus!

Selanjutnya?
Saya mengalami banyak tantangan. Papi saya sendiri sangat menentang keputusan saya itu. Ia merasa ditantang karena saya tak mau minum obat lagi.

Maksud anda?
Papi berpendapat, kalau saya sakit pada syaraf saya, seharusnya tetap minum obat. Bukan membuang obat itu. Papi marah, sehingga suatu saat, selagi saya berada di sebuah gereja mengikuti suatu kebaktian, ia datang sambil membawa parang. Wajahnya begitu merah dan memandang saya seperti mau melumat saya bulat-bulat. Tapi, saya sudah bertekad hidup mengikuti Tuhan. Dia takkan meninggalkan orang yang berseru kepadaNya. Saya berpegang teguh akan Firman Tuhan dalam Bilangan 14 : 28 "Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah Firman TUHAN, bahwasanya seperti yang kamu katakan di hadapanKu, demikianlah akan Kulakukan kepadamu!". Sungguh saya tak merasa gentar sedikitpun.

Perubahan apa yang anda alami setelah menyerahkan seluruh hidup anda kepada Tuhan?
Tanpa obat saya tetap hidup. Kesehatan saya berangsur baik. Suatu hari saya pergi ke dokter dan mengecek mata saya. Ternyata tanpa kontak lens saya bisa melihat dengan jelas. Puji Tuhan. Penyakit ginjal saya akibat terlalu sering makan obat, juga hilang. Setiap malam saya berdoa dan terus doa untuk pemulihan keutuhan rumah tangga kami, yaitu untuk kehidupan papi dan mami saya. Dan, lagi-lagi Tuhan menyatakan kuasaNya. Papi dan mami saya yang tadinya sering cekcok dan ingin bercerai ternyata membatalkan niat mereka. Tak ada perceraian. Papi dan mami saya rukun kembali. Puji Tuhan. Saya rasakan Tuhan begitu baik. Dulu papi dan mami saya memang orang Kristen.Cuma, ya.....namanya doang Kristen namun tak tahu siapa Yesus Kristus itu. Saya ingat, di rumah kami memang ada kalender yang bergambar Tuhan Yesus. Tapi, kami tak tahu siapa Dia sebenarnya.

Belakangan ini anda sering bersaksi di mana-mana. Apa saja kesaksian anda?
Selain divonis takkan hidup tanpa minum obat, sayapun pernah menderita penyakit kanker pada payu dara saya. Payu dara saya mengeras dan kata dokter sudah berwarna hitam di bagian dalamnya seandainya dibelah, akibat penyakit kanker yang saya derita. Dan, jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah ini ialah, saya harus masuk kamar operasi. Bisa anda bayangkan bagaimana mungkin seorang perempuan hidup tanpa payu dara? Rasanya tak sempurna, bukan? Saya lalu berdoa dan berdoa. Terus saya berdoa kepada Tuhan agar penyakit kanker itu itu disembuhkan. Dan, sekali lagi Puji Tuhan! Suatu saat ketika tiba saatnya untuk dioperasi, dokter mengadakan pengecekan terakhir. Dia heran, karena penyakit itu sudah tak ada lagi! Tuhan Yesus telah menyembuhkan penyakit yang saya derita.

Cuma itu?
Masih ada. Ini terjadi setelah saya menikah dan kemudian hamil. Kata dokter saya hamil di luar kandungan dan saat itu usia bayi dalam kandungan saya sudah 2 bulan. Kata dokter yang memeriksa saya, akibat kehamilan di luar kandungan, maka hal ini sangat membahayakan jiwa saya. Bayi itu harus dikuret atau dengan kata lain harus digugurkan. Wah, saya kaget bukan main. Namun, saya tetap memegang Firman Tuhan yang penuh kuasa. Tiap malam saya berdoa bersama suami saya. Tak lupa suami saya menumpangkan tangan pada kandungan saya agar letak bayi kami bisa kembali normal. Tiap malam, kami melakukan hal ini. Ketika saya datang lagi ke dokter untuk memeriksakan bayi saya, ternyata dokter itu geleng-geleng kepala. Bayi saya sudah masuk lagi ke dalam kandungan seperti bayi normal lainnya.

Tak keberatan bercerita mengenai suami anda? Kenalnya di mana?
Ha ha ha…waktu itu saya sedang dalam pelayanan dari Jakarta menuju ke Semarang. Oh, ya. Hampir lupa. Suami saya namanya David Novendus. Dia pendeta. Kami jumpa di Ungaran di Bukit Doa. Kalau saat itu saya dari Jakarta ke Semarang, dia dari Surabaya ke Jakarta. Kebetulan dia juga mau ke Bukit Doa. Nah, kami bertemu di situ. Selanjutnya, Tuhan memang telah menjodohkan kami berdua untuk bersatu menjadi suami istri. Kami menikah tanggal 27 Desember 1995, di Jakarta.

Berapa jumlah anak anda sekarang?
Cuma satu, perempuan. Lahirnya 4 Januari 1997 dan kami beri nama Karen Serona.Mau tahu artinya? Karen, berarti anak cantik yang takut akan Tuhan.

Jadi, kalau tak cantik, tak takut akan Tuhan?
Engga gitu dong.

Arti Serona?
Serona, artinya Song Of Joy. Nama itu saya lihat sewaktu berada di berada di Yerusalem. Saya pikir artinya bagus sekali, sehingga saya abadikan untuk nama putri kami.

Satu pertanyaan lagi. Mengingat anda pernah terlibat obat bius, ada pesan buat generasi sekarang?
Dosa itu enak. Awalnya dia menggoda. Kalau sudah kena, benar-benar menjadi biang bahaya. Karena itu, jauhilah obat bius. Hargailah udara yang kita hirup, nafas kita, yang semuanya itu kita peroleh dari Tuhan.

Kesaksian Jacqline Cellose :

Aku menatap sosok wanita cantik di atas panggung yang megah itu. Wanita itu memang sudah tidak belia lagi, tetapi masih terlihat kecantikannya yang terpancar, bukan hanya dari rambut atau wajahnya, tetapi dari hatinya yang penuh dengan iman. ” Tuhan Yesus itu baik, bukan karena Dia adalah penyembuh, tetapi karena Dia memang baik” , ucap Jacqline Cellose, seorang penyanyi rohani yang pernah mengidap sebuah penyakit langka selama 4 tahun. Sebuah penyakit yang menyebabkan imun tubuhnya menyerang tubuhnya sendiri. Di tubuhnya ada 15 benjolan.

Masa ketika dia sakit, bukan masa yang mudah dilalui olehnya. Bukan hanya rasa sakit yang menyiksa ketika sakitnya kambuh, namun juga tekanan batin yang harus dia alami. Ada orang-orang yang meminta bantuan dana untuk pengobatannya, tetapi dananya tidak pernah diberikan kepadanya. Ada yang mencibirnya ” Kok, Hamba Tuhan minta-minta sumbangan”, padahal dia sama sekali tidak meminta. Belum lagi suaminya yang adalah seorang hamba Tuhan full time juga kena imbasnya. ada gereja yang mencibir ” istrinya sendiri tidak dapat disembuhkan, bagaimana dia bisa mendoakan orang lain?”

Ada masa-masa yang panjang, dimana rasanya ketika dia berteriak kepada Tuhan, namun rasanya tak ada jawaban. Dia terus berteriak, siang dan malam. Dia mengatakan, dia seperti pengemis buta yang terus berteriak ” Yesus anak Daud, kasihanilah aku!” Dirinya hanya berharap, Tuhan mau berhenti dan melihat dirinya. Ada saatnya rasanya mau give up, sudah tidak tahan lagi. Ada saatnya kadang bertanya ” Tuhan apakah Engkau mengasihi aku?” Namun kemudian dia menangis meminta ampun karena meragukan Tuhan.

Ada saatnya dia hanya dapat mengangkat tangannya kepada Tuhan di atas pembaringan dan mengatakan ” Aku menyembah-Mu Tuhan, bukan karena Engkau adalah penyembuh, tetapi karena Engkau memang layak untuk disembah.” Pada saat itu dia masih terbaring sakit.

Ini adalah video kesaksian dia yang lain
Penolong hidupku by jacqlien cellose BETHEL ATLANTA
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=pPymDaNUwPM
KESAKSIAN JACQLIEN CELOSSE
http://www.youtube.com/watch?v=ej-jc4vFcOs

Disaat-saat paling kelam itulah Jacqlien benar-benar mengalami Tuhan lebih lagi. Tuhan yang menyertai dia dan menguatkan dia. Tuhan yang memampukan dirinya melewati semuanya. Dia tahu apapun yang dia alami adalah baik adanya, sekalipun tampaknya tidak baik.

Bukan hanya itu saja, kedua anaknya juga menderita sakit. Yang kecil sakit bocor usus, yang besar sakit yang kalau kata dokter singapore kasus kebanyakan orang biasanya sudah mengarah ke cancer. Anaknya yang besar ini selama 8 bulan berhenti dari sekolah karena depresi. Dia merasa lelah karena harus terus menerus ke dokter. Namun Jacqlien teru menguatkan anaknya ” , ” Walaupun kita tidak mengerti, imanilah bahwa Tuhan itu tetap baik.”

Well, jujur ya, kalau yang bicara adalah orang yang sedang dalam kondisi yang baik-baik saja, saya bisa mendengar sambil lalu. Tetapi perkataan ini keluar dari mulut orang yang seperti sudah jatuh dari tangga, guling-guling tertimpa tangga, diinjak kucing pula. Bayangkan, sampai ada orang yang mengatakan kepadanya ” Kamu pasti kena kutukan turunan. Kamu pasti ada dosa yang belum diakui, dll” Coba bayangkan sendiri kalau kita ada diposisinya, apa rasanya diperlakukan seperti itu?

Jacqlien terus berdoa agar anaknya dapat benar-benar mengsihi Tuhan. Suatu hari anaknya berkata bahwa dirinya mau melayani Tuhan.

” Tetapi melayani sebagai apa?”
” Apa saja, kalau kamu bisa menggulung kabel, lakukan itu”

Benar anaknya mulai belajar melayani Tuhan, dalam kondisinya yang masih sakit. Pada saat itu, bukan hanya belajar untuk tetap mempercayai Tuhan bahwa Dia adalah Tuhan yang baik, bahkan anaknya belajar untuk mengasihi Tuhan dan melayani-Nya. Dia melakukan apa saja yang bisa dia kerjakan di gereja. Sampai akhirnya di awal tahun 2012 anaknya sakit karena kelelahan. Pada saat itu, Jacqlien sempat bertanya-tanya kepada Tuhan, ” Anakku melayani Engkau, mengapa justru kondisinya memburuk seperti ini? ” Namun ternyata saat diperiksa, hasil tes menunjukan apa yang dulu positif2, sekarang jadi negatif. 90% anaknya sudah sembuh. kini sudah 100% kesembuhannya.

Puji Tuhan saat ini dirinya juga sudah sembuh dan dia memberikan kesaksian bagi banyak orang.Dirinya bukan hanya bersaksi bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan dirinya dan anak-anak-Nya. Namun Tuhan juga adalah Allah yang adalah baik adanya, sekalipun Dia mengijinkan hal yang kelihatannya buruk terjadi di dalam kehidupan kita. Jacqlien memberikan teladan bagaimana tetap mengasihi Tuhan di tengah gelombang badai kehidupan yang begitu besar.

Lagu dibawah ini adalah lagu ciptaan dirinya sendiri, ditulis saat Jacqlien masih dalam lembah kekelaman yang begitu panjang. “Engkaulah Alasan Ku Hidup”

"Engkau Alasan Ku Hidup"

KU HIDUP KARNA ANUGRAH-MU
TIADA SATUPUN DAPAT KUBANGGAKAN
SEMUA KARENA CINTA-MU
INI HIDUPKU, PIMPIN JALANKU

KASIH-MU MENGUBAH HIDUPKU
KAU MEMILIHKU, SLAMATKAN HIDUPKU
SEMUA KARENA CINTA-MU
INI HIDUPKU, PIMPIN JALANKU

Reff :
YESUS PEGANG ERAT TANGANKU
KU TAK DAPAT HIDUP DI LUAR KASIH-MU
BAPA JANGAN TINGGALKAN AKU
ENGKAU ALASAN SLAMA KU HIDUP

Sumber :
http://vonnythay.wordpress.com/2012/12/19/kesaksian-jacqlien-celosse/
http://gky.or.id/buletin/detail/300.htm
http://julitamanik.blogspot.com/2009/07/jacqlien-celosse-i-am-not-alone.html

jacqlien celosse pernah mengatakan :
“Tuhan, saya tidak tahu apakah Engkau akan menolong saya dan keluarga saya dari sakit penyakit yang saya dan anak saya alami, tapi satu hal yang pasti, saya dan anak saya akan selalu mencintai Engkau, tidak peduli apakah Engkau akan menolong kami atau tidak.”
----- Demikian Jacqlien Celosse mengakhiri kesaksiannya ....

Filipi 4:13 - Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Sumber: KSB

KENA SERANGAN BALIK


Kisah Maria Margaretha yang kena serangan balik setelah membakar banyak berhala mertuanya, semoga hal ini dapat menjadi pelajaran supaya kita tetap waspada menghadapi setan dan kuasa jahat.

Kapan hari di rumah ini kan banyak berhala-berhala milik mertuaku termasuk hiolo leluhur segala. Pas mertuaku sekarang sudah pindah ke Surabaya, jadi saya bakar habis tuh dewa-dewanya, hiolo leluhur diambil oleh cucunya yang lain. Padahal saya bersama gembala & team yang membakar itu, pas kebetulan juga kami lagi puasa yang kalau tidak salah menyambut paskah, jadi puasanya 40 hari, lalu saya kena serangan balik.

Seumur hidup baru saya merasakan berperang melawan roh-roh jahat yang saya tidak tahu kalau sedang kena serangan balik. Saya tidak bisa tidur selama kurang lebih 1 bulan, sampai jatuh sakit karena ngedrop (kondisi menurun) dan tidak selera makan. Pak gembala & team serta teman-teman komsel datang ke rumah mendoakan saya, terakhir saya sampai pingsan, lalu 2 hari kemudian baru saya bangkit, melawan dengan berdoa sendiri. Karena Roh Kudus mengharuskan saya sendiri yang berperang melawan roh jahat.

Setiap saya menutup mata pasti didatangi oleh banyak orang, tetapi orang-orangnya seperti mayat hidup (zombi), saya tidak kenal satupun dari mereka ini, mereka maju terus seperti mau menangkap, tapi mereka tidak bisa mendekat karena kuasa Roh Kudus yang membentengi saya.

Saya semakin lemah, malam itu saya merasa tidak kuat sama sekali, berjalan saja sampai dipapah oleh anak-anakku. Paginya saya bangun tidur, komitmen mau berdoa sendiri. Setelah saya mandi, saya duduk diatas ranjang, saya memuji, menyembah, berdoa dan Roh Kudus berbicara. Saya harus berperang melawan mereka, saya bertanya siapa yang selalu menghampiri saya ?, mengapa saya sakit begini ?, saya mau sembuh, semuanya dijawab oleh Roh Kudus.

Ini adalah salah satu yang pernah saya kalahkan, saya menjawab Roh Kudus bahwa saya tidak pernah berkelahi, bagaimana saya bisa mengalahkan semua orang-orang itu. Roh Kudus ingatkan saya, seperti saya melihat di tv, apa yang telah saya doakan sebelumnya, saya sempat tawar menawar, karena saya tidak bisa doa peperangan. Roh Kudus katakan saya pasti bisa ! Akhirnya saya berkata "ya Bapa saya mau, tuntun saya". Saya dipimpin mulai dari menaikkan puji-pujian, saya kepenuhan Roh, baru saya berperang.

Lagu pujian yang tidak pernah saya nyanyikan pun saya bisa, karena Roh Kudus yang membimbingnya, sampai selesai saya berperang, saya dibawa menaikkan pujian kemenangan. Akhirnya selesailah saya berdoa, baju saya basah kuyup dan rasanya saya langsung sehat, luar biasa merasakan sukacita dan saya kuat berjalan. Puji Tuhan, kedua mertua saya dan anak-anakku bertobat.

Tentunya kalian bertanya-tanya, kemana suamiku ? Waktu itu kami lagi kena masalah yang sangat pelik, suamiku dipenjara, anakku yg no 1 di banyuwangi, anak yang no 3 & 4 masih kuliah di surabaya, jadi saya hanya ber tiga saja, yaitu anak yang no 2 dan yang bungsu. Kejadiannya pada tahun 2012.

Saya bertobat tahun 2007, semakin banyak masalah suamiku tambah marah-marah, akhirnya sampai suamiku kena masalah itu. Sekarang suamiku sudah agak lunak, tidak terlalu extrem lagi. Sekarang suamiku tidak ke vihara atau ke klenteng, karena semua berhalanya sudah kubabat habis tak bersisa.

Kamis, 04 Juni 2015

KECELAKAAN YG MENGANGKAT IMAN KE TINGKAT BARU


Aldo berumur 12 tahun pada tahun 2004 sewaktu dia mengalami kecelakaan parah yang menyebabkan tengkorak Aldo retak dan kepalanya dipenuhi oleh darah, Aldo mengalami cedera otak serius, para dokter berkata: “kami tidak yakin apakah anak itu dapat melewati semua ini.”

Walaupun koma ternyata Tuhan mempunyai rencana untuk Aldo di dunia ini, sehingga kondisinya berangsur-angsur membaik. Demikian kesaksian Retah ibu Aldo:
Setelah sempat dipindahkan ke rumah sakit Pretoria, dikarenakan rumah sakit ini lebih dekat dengan rumah kami dibanding rumah sakit di Johannesburg, sehingga saya dapat menjaganya di siang hari, dan suami saya menjaganya di malam hari. Namun itu hanya berlangsung hanya satu bulan, sebab pihak rumah sakit menyatakan bahwa Aldo tidak memiliki harapan lagi, sebaiknya saya membawanya pulang.

Setelah itu, kami akhirnya sepakat untuk membawa Aldo pulang. Dua bulan setelah kecelakaan itu, Aldo meninggalkan rumah sakit. Kami menyewa seorang perawat untuk merawat Aldo. Saat pulang, keadaannya masih koma, juga lumpuh, mengalami kerusakan otak, kelopak mata sebelah kiri tertutup dan mengalami spastik yang mengakibatkan ia tidak dapat bergerak atau berbicara bahkan untuk makan, sehingga ia dibantu oleh alat bantu pernapasan dan sebuah tabung makanan.

Sekalipun demikian, saya dan suami tetap berpengharapan dan memperkatakan kehidupan. Kami sering berdiri di sisi tempat tidur Aldo dan memperkatakan tentang kehidupan seperti Firman Tuhan di dalam Yohanes 10:10b: “Engkau pasti hidup, pasti hidup, pasti hidup! Bahkan engkau akan hidup dengan berkelimpahan!” Saya tidak habis pikir, mengapa banyak orang dan orang-orang percaya sering memperkatakan kematian. Mereka berkata: “mati aku!”, “wah celaka!”, “sial!”, “kubunuh kau!”, “pergilah ke neraka!” dan sebagainya. Saudara, saat saya mengalami situasi ini, betapa kami mengharapkan kehidupan. Saya mohon kepada Saudara, berhati-hatilah dengan perkataan! Perkatakanlah kehidupan…
“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” (Ams 18:21)

SEBUAH PESAN DARI TUHAN

Oleh karena kasih karunia Tuhan, empat bulan pasca kecelakaan, keadaan Aldo mulai terlihat membaik. Melihat keadaan itu, dokter terapis okupasi yang memeriksa keadaan Aldo menyarankan kepada kami untuk mulai meletakkan pensil di tangan Aldo yang spastik, juga menempatkan kertas di bawahnya dengan harapan Aldo akan menggambar atau menuliskan sesuatu sebagai komunikasi kepada orang-orang disekitarnya. Sekalipun  mungkin yang digambar hanya merupakan doodle (gambar yang tidak berarti), namun itu akan membantu keluarga melihat perkembangan Aldo. Kemudian dokter mencontohkan dengan meletakkan Aldo pada posisi sedikit duduk dan memberikan pensil, kertas dan memintanya untuk mulai menulis.

Tanpa diduga-duga respon Aldo sangat mengherankan, sekalipun disertai kejang-kejang dan gemetar, Aldo memulai menulis A sampai Z, sungguh luar biasa. Untuk pertama kalinya saya berlutut dan berteriak: “YESUS HIDUP!” dan saya berteriak begitu banyak, berkali-kali, sampai roh manusia saya bangkit… “Yesus benar-benar hidup!”

Untuk meyakinkan, saya mulai menanyai beberapa pertanyaan pribadi kepada Aldo, seperti umurnya, di mana tempat ia sekolah dan berapa nomor telepon ayahnya? Saya menanyakan banyak hal termasuk peristiwa kecelakaan. Dan ia menuliskan semua jawaban dengan benar.

Setelah hari itu, masih dalam keadaan koma, Aldo menulis banyak hal di kertas, yang kemudian kami ganti dengan sebuah diary agar kami tahu tanggal-tanggal kapan ia menulis. Dan ini sangat menggembirakan bagi kami sekeluarga. Sejak saat itu tulisan menjadi cara komunikasi pertama kami antara Aldo dan keluarganya pasca koma berkepanjangan yang ia alami.

Sampai saat ini Aldo belum bisa berbicara. Dalam komunikasi pertamanya, awalnya kami mengira bahwa Aldo akan menanyakan bagaimana keadaan kami, atau paling tidak ia meminta sesuatu untuk diambilkan. Namun kami sangat terkejut bahwa tulisan-tulisan yang dibuat Aldo adalah tentang pengalaman-nya bersama Yesus pada waktu kami mengalami kecelakaan. Ia menulis bahwa, saat kecelakaan terjadi, rohnya “diambil” oleh Tuhan, dan ia bisa melihat ke bawah bagaimana tubuhnya ditinggalkan, melihat mobil yang telah hancur dan menjelaskan segala yang terjadi secara terperinci.

Setelah itu, tulisan menjadi alat komunikasi utama Aldo tentang pengalaman surgawinya. Dalam tulisannya, Aldo menceritakan bagaimana ia diangkat oleh Tuhan Yesus dan pergi ke surga. Di sana ia bertemu dengan Musa dan Abraham. Ia juga menuturkan bahwa ia bermain dan bernyanyi untuk Tuhan Yesus, malaikat berada di sekitar mereka.

Kami orang Kristen, kami harus percaya semua itu. Pengalaman supranatural adalah kehidupan orang Kristen. Namun, kami juga tidak mau orang berpikir bahwa kami gila, sehingga awalnya saya dan suami memyimpan semua rahasia ini.

Hari-hari kemudian, Aldo terus mengisi halaman tiap halaman dalam diary yang diberikan kepadanya. Di suatu halaman ia menulis: “Ibu, pada waktu engkau berbaring di atas tubuhku yang penuh darah untuk melindungiku di tempat kecelakaan dulu, Tuhan Yesus sebenarnya ada di depan mu ibu, bahkan Ia dan engkau sempat bertatapan mata!” Betapa merinding aku membaca tulisan itu… Kemudian ia melanjutkan menulis: “Ibu, jangan menangis, saya bersama Yesus setiap waktu, saya baik-baik saja.”

“Ibu, terima kasih untuk segala yang engkau lakukan untuk saya, engkau telah melakukan yang benar dengan memperkata-kan tentang kehidupan kepadaku. Ibu, di surga setiap orang memperkatakan kehidupan. Tuhan Yesus mengajarkan saya: Anak-anak-Nya harus memperkatakan kehidupan.” Lalu ia melanjutkan menulis dengan perkataan-perkataan kehidupan: “Saya akan berjalan lagi, saya akan bicara lagi, aku akan sehat lagi.”

Hari Sabtu tanggal 1 Jan 2005 ia menulis : “Terima kasih untuk segala pengobatan yang ayah-ibu lakukan bagi saya, namun kini pengobatan yang baru diberikan kepada saya oleh Tuhan. Seperti Abraham mengorbankan anak-nya untuk Tuhan, ibu engkau harus mengorbankan aku bagi perkerjaan-Nya, dan kita akan diberkati dengan berkat-Nya. Saat saya kembali kelak, Tuhan akan memakai saya seperti Musa. Ibu jadilah seperti yang Tuhan mau —yaitu jadilah KUDUS! Ibu, Tuhan akan menyembuhkan ku. Ibu, apakah engkau akan tetap mencintai-ku sekalipun nanti kita berbeda. Aku mengasihi mu ibu, aku megasihi mu ayah, aku mengasihi mu Josh. Tuhan akan memakai saya untuk memberitakan Firman-Nya. Datanglah kepada Yesus, mencium kaki-Nya seperti yang dilakukan di Takhta Allah.”

Membaca tulisan itu, saya langsung mengerti. Aldo adalah anak kesayangan kami, Aldo menjadi anak tunggal untuk waktu 10 tahun sampai akhirnya Josh lahir. Membaca permintaan Tuhan melalui tulisan Aldo untuk menyerahkannya kepada Tuhan seperti Abraham menyerahkan Ishak kepada Tuhan memang cukup berat. Tapi kami harus percaya pada Firman-Nya. Kami akhirnya menyerahkan Aldo untuk Tuhan.

Senin, 3 Jan 2005 : “…Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati. Percayalah kepada-Nya dengan segala sesuatu / semua yang anda miliki. Tuhan tidak akan membiar-kan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Ia telah membayar harga yang mahal untuk engkau…”

Sering Aldo menulis tentang kesem-buhannya, 1 Maret 2005 ia menulis: “Yesus akan membuat saya berbicara lagi,…” 7X ia mengulang kata-kata yang sama itu. Dan benar, enam bulan setelah kecelakaan, atau dua bulan setelah ia mulai menulis ia bisa berbicara lagi. Puji Tuhan. Setiap hari kami menyaksikan pengalaman-pengalaman supranatural bersama Aldo.

PENGALAMANNYA DI SURGA

Suatu hari ia menulis bahwa ia melihat seorang anak bernama Anton: “Ibu, engkau harus memberi tahu ibu Anton bahwa anaknya berada di surga dan kini ia aman bersama dengan Yesus. Dan ia kini sehat.” Lalu Aldo menulis juga alamat rumah orang tua Anton sangat lengkap. Lalu kami pergi mencari alamat tersebut, dan kami menceritakan segala yang Aldo tuliskan tentang Anton. Ibu Anton sangat terharu, dan ia mengatakan bahwa sewaktu hidup Anton bukan anak yang normal, ia menderita Down Syndrom (keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental) sampai akhirnya meninggal.

Saudara, di surga tidak ada sakit penyakit. Di surga semua orang bahagia bersama-sama Yesus. Sekalipun anak kita atau bahkan kita saat ini sakit, di surga tidak ada sakit penyakit lagi. Selain menceritakan tentang kemuliaan-kemuliaan surga, Aldo juga banyak menulis tentang kedatangan Tuhan yang sudah dekat. Suatu hari ia menulis tentang kedatangan-Nya (di tahun-tahun berikutnya Aldo banyak menulis tentang kedatangan-Nya yang ke-dua kali): “BERSIAPLAH! Untuk semua orang yang mencari hadirat-Nya senantiasa, seperti saya. PERSIAPKANLAH, Dia datang untuk menjemput kita.

Ini lebih cepat dari apa yang kita pikirkan. Jika anda belum percaya Yesus, terimalah Dia sekarang juga, atau Anda akan pergi ke neraka. Silakan lakukan dengan cepat! Sebab mungkin Anda tidak memiliki kesempatan lain. Yesus telah membayar harga yang sempurna untuk Anda dan saya. Dia menunjukkan segala sesuatu di surga dan juga di neraka. Percayalah, Anda tidak ingin pergi ke neraka. Harap Anda menerima Yesus sekarang. Yesus mengasihi Anda begitu banyak —percayalah. Anda adalah alasan Dia mengirim saya kembali. Aku tidak ingin kembali, tetapi Dia ingin Anda menjadi siap. Cinta, Aldo.”

Aldo juga banyak menulis tentang “pesta pernikahan” di surga yang telah siap. Saya tidak yakin akan hal ini, sebagai anak umur 12 tahun, apa yang Aldo ketahui tentang “pesta pernikahan?” Menurut saya, dia hanya tahu tentang permainan sepak bola di Playstation.

Sebagai orang Kristen yang awam tentang penglihatan, surga dan neraka, apa yang Aldo tulis memang membuat saya bingung. Namun pada saat itu — ini pasti dari Tuhan dan rencana Tuhan —seorang teman membawakan saya sebuah buku yang ditulis oleh seorang wanita Amerika keturunan Korea yang memiliki pengalaman tentang surga, namanya Choo Thomas, dan bukunya berjudul “Surga itu nyata.” Teman saya itu mengatakan bahwa apa yang Aldo tulis semuanya dapat saya konfirmasikan melalui buku ini. Tidak perlu berfikir lama, saya kemudian mulai membaca buku tersebut, dan surga menjadi perhatian utama saya.

Selanjutnya dapat saudara baca di: https://berjagajaga.wordpress.com