Sabtu, 13 Desember 2014

Kebangkitan Theo Nez


Halo saudara terkasih. Nama saya Theo Nez dan saya tinggal di Farmington New Mexico. Hari ini saya ingin membagikan kesaksian saya, tentang bagaimana Tuhan melakukan suatu mujizat yang luar biasa, bagi saya dan keluarga saya. Dia membawa keselamatan ke dalam rumah kami.

Pada tahun 1995, saya seorang yang liar. Saya suka mabuk dan memakai narkoba, saya tidak peduli tentang apapun juga. Suatu hari, saya overdosis dan jantung saya berhenti. Saya mati selama empat jam. Apa yang ingin saya sampaikan kepadamu, akan membuatmu berpikir dua kali tentang kehidupan dan kematian.

Ketika jantung saya berhenti, suara dunia memudar dan kegelapan total melingkupiku. Saya melihat tiga setan keluar dari hatiku, ketika mereka pergi keluar dari jendela sambil tertawa. Saat saya meninggalkan tubuhku, saya berbalik ke belakang dan Yesus berdiri di belakangku. Rambutnya berwarna emas, Dia memakai jubah putih dan ikat pinggang emas. Sandalnya adalah sandal emas, dan Dia berjalan dan berbicara dengan sangat lembut. Ada cahaya di sekeliling-Nya dan jiwaku segera mengenali-Nya.

Saya menghampiri-Nya dan bertanya, “Yesus, dari manakah Engkau, saya mencari Engkau.” Dan Dia menjawab dengan sangat lembut dan berkata, “Aku tidak pernah meninggalkanmu, Aku selalu ada di sisimu. Aku selalu menantikanmu untuk bertobat dan melakukan kehendak Bapa.”

Engkau tahu, saya dipanggil untuk berkhotbah beberapa tahun yang lalu. Saya berkata, “Tuhan saya akan pergi”, tetapi saya malah lari. Saya berkata, “saya tidak dapat melakukannya, saya terlalu muda.” Ketika Tuhan memanggil dan menetapkan hidupmu, engkau tidak punya pilihan lain selain berkata “Ya” kepada-Nya.

Kemudian saya berkata kepada Yesus, “Saya pikir saya masih akan hidup 30 tahun lagi.” Dia berkata, “Marilah, banyak yang harus kau lihat.” Dia memegang tanganku dan kami mulai berjalan turun melalui sebuah jalan. Di situ sangat gelap dan Yesuslah yang menerangi. Segera saya melihat setan di sekeliling kami. Mereka mencoba menangkap saya, tapi saya memegang tangan Yesus seperti seorang anak kecil.

Dia satu-satunya perlindunganku dan Dia mulai berbicara kepadaku. Dia berkata, “Tahukah engkau, Bapa sangat marah denganmu.” Itu disebabkan karena saya mempermainkan gereja dan berlari seperti Yunus. Alkitab berkata Yunus dipanggil untuk berkhotbah, tetapi Ia lari dari Tuhan. Saya telah melakukannya selama bertahun-tahun. Sekarang saya tertangkap. Saya tahu saya mati dalam dosaku, dan sekarang sudah terlambat.

Ketika kami terus berjalan, Yesus mengatakan banyak hal dan saya mengajukan banyak pertanyaan. Kami berhenti di suatu tempat dan Yesus berkata, “Lihatlah di depan.” Saya dapat melihat beberapa jenis cahaya di kejauhan. Yesus bertanya, “Menurutmu apakah itu?” Saya berkata, “Tuhan itu terlihat seperti neraka, mungkin api neraka.”

Benar saja, ketika kami berjalan lebih dekat, kami tiba pada tepi jurang. Kedalamannya kira- kira 2 mil dan lebar 3 mil. Di bawah sana saya dapat melihat kobaran api, dan semuanya berwarna merah orange.

Saya mulai gemetar, sangat ketakutan. Saya tahu saya akan berakhir di bawah sana. Yesus menyuruhku melihat ke bawah. Saya tidak dapat melihat ke bawah, saya mulai menangis dan berlari ke belakang Yesus. Saya mulai bertobat, dan saya menangis meminta pengampunan. Saya akan berkhotbah sekarang Tuhan, berikan saya kesempatan sekali lagi. Saya menangis seperti bayi. Kami melanjutkan sampai tiba di lubang neraka.

Saya melihat banyak hal yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Tempat itu penuh dengan jiwa manusia, dan setan ada di mana- mana.

Alkitab berkata dalam Yesaya 5: 14, Sebab itu dunia orang mati akan membuka kerongkongannya lapang-lapang dan akan mengangakan mulutnya lebar-lebar dengan tiada terhingga, sehingga lenyap ke dalamnya segala kesemarakan dan keramaian Yerusalem, segala kegaduhannya dan orang-orang yang bersukaria di kota itu.

Banyak orang yang disiksa di dalam api. Teriakan dan tangisan terdengar di mana-mana. Tidak ada pengharapan, tidak ada harapan bagi jiwa yang terhilang.

Mengapa? Karena mereka menolak Yesus. Beberapa menunggu terlalu lama. Banyak yang mempermainkan gereja dan lari dari Tuhan. Lari dari Tuhan akan membawamu ke neraka. Sekali engkau masuk, kau tidak akan pernah bisa keluar dari sana.

Tolong, saya ingin kau mengangkat tanganmu dan berkata kepada Tuhan; jangan biarkan ini terjadi padaku.

Ketika kami terus berjalan, saya melihat ratusan ribu lubang. Saya menangis saat kami tiba di sebuah lubang yang kosong. Ada kobaran api dari dalamnya. Yesus berkata kepadaku, “Ini adalah lubang yang disediakan iblis untukmu.” Saat itu saya mulai berteriak. Saya menangis, “Tuhan, saya tidak ingin masuk ke dalam.” Saya menangis dan bertobat, memohon Yesus memberiku kesempatan kedua. Saya menangis seperti Yunus menangis dari perut bumi.

Pada Injil Lukas 16, kita membaca tentang Lazarus dan orang kaya. Orang kaya itu memiliki segala sesuatu yang dia inginkan..
(20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
(21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
(22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
(24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
(25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
(26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
(27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
(28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh- sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
(29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
(30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
(31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Oh saudara, tolong dengarkan, ini sungguh nyata, berusahalah hidup benar dengan Tuhan.

Ketika kami keluar, kami berdiri di suatu ruang isolasi. Yesus berkata, “Dengarkan.” Dan saya mulai mendengar seorang wanita berdoa, saya dapat mendengarnya dengan jelas, dan dalam doanya dia berkata, “Tuhan bawa dia kembali! Berikan dia satu kesempatan lagi. Tuhan dia memiliki dua anak yang harus dibesarkan. Dia milikku satu-satunya. Jangan ambil dia daripadaku!”

Engkau percaya bahwa doa dengan iman dapat memindahkan apa saja? Alkitab berkata, apapun yang kau minta dan doakan, percayalah bahwa engkau telah menerimanya, dan hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11: 24)

Dan wanita itu terus berdoa. Yesus bertanya, ”Menurutmu siapakah dia?” Saya berkata, “Tuhan itu adalah isteriku.” Saya berkata, “Tuhan tidakkah Kau dengar, saya punya dua anak laki-laki yang harus dibesarkan.” Saya mulai menyentuh pundak Yesus, “Saya tidak dapat mati sekarang, keluargaku membutuhkanku.” Saya mulai mengemukakan banyak alasan, tetapi tidak ada jawaban. Saya mulai menangis lagi.

Isteriku terus berdoa. Saya menunggu yang terasa seperti beberapa jam dan akhirnya Allah Bapa menjawab, Dia berbicara dan suara-Nya seperti aliran air. Dia berkata, ”Anak-Ku, Aku memberikanmu kesempatan kedua karena doa dan iman dari isterimu, Aku akan mengampunimu. Ketika Aku membawamu kembali, Aku akan memakaimu.”

Kemudian saya mulai berjanji, saya berkata, “Tuhan saya akan berkhotbah. Saya akan lakukan apapun, saya akan menceritakan kepada orang mengenai tempat ini. Saya berkata Tuhan, saya akan membantumu menyelamatkan jiwa-jiwa.”

Kemudian kami melangkah ke sebuah ruangan yang memiliki sebuah layar raksasa seperti televisi. Kepadaku diperlihatkan masa laluku, masa kini, dan masa depan. Saya dapat melihat hidupku, mulai dari seorang anak kecil sampai menjadi dewasa. Yesus memberiku sebuah pewahyuan, sebuah visi. Dia mewahyukan banyak hal yang akan datang. Dia berkata, “Sesungguhnya kita hidup di hari terakhir. Pergilah dan katakan kepada orang-orang. Katakan kepada mereka untuk hidup benar dan bertobat. Katakan bahwa mereka harus berhenti bermain-main dengan-Ku dan mulai memegang perintah-Ku.”

Dia menunjukkan kepadaku, bagaimana orang bersembunyi di balik Alkitab, menutupi kelakuan mereka, dan hidup dalam dosa. Tuhan dapat mendengar dan melihat segala sesuatu. Dia berkata, “Mereka memuliakan Aku dengan bibirnya, tapi hatinya jauh daripada- Ku. Oh, mereka suka mengajarkan perintah manusia, tetapi mengesampingkan perintah Tuhan.”

Dia berkata, “Jangan takut, Akulah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, apa yang engkau dengarkan adalah benar.” Dia berkata, “Siapa yang memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat.” Dia memberikan tiga ayat peringatan. Yang pertama di dalam Ulangan 6: 15 Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi.

Ayat yang kedua di Injil Lukas 16: 13. Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

Wahyu 3: 3, Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.

Saudara, kita tidak tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini, kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, karena itu saya berdoa, supaya sebisa mungkin, engkau dapat hidup benar di dalam Tuhan.

Setelah itu, Yesus membawa saya ke surga dan kami berjalan melewati gerbang emas dan berjalan di jalan emas. Saya melihat sangat banyak orang dari berbagai bangsa dan mereka berdiri di hadapan tahta, memakai jubah putih. Saya mengenali beberapa orang dari mereka, yaitu para penginjil dan nabi dari Alkitab. Semuanya sangat indah, semua orang sangat bahagia; engkau dapat melihat kasih dari wajah mereka. Saya mulai merasakan sukacita dan damai sejahtera yang besar.

Saat saya berjalan keliling, saya tidak ingin pergi. Yesus menunjukkan kepada saya sebuah jam yang sangat besar. Jarumnya hampir mencapai angka 12, waktu sedang terburu habis, waktu hampir habis. Saya berkata, “Tuhan saya tidak ingin pergi, saya ingin tinggal di sini.” Tetapi kami harus pergi.

Ketika kami kembali, saya melihat bumi seperti bola golf yang kecil. Dia membawaku ke kamar tidur di mana tubuhku dibaringkan. Dia mengulurkan tangan di mana hati saya berada. Daging di sekitar hatiku terbuka. Yesus mengambil hatiku yang lama, dan melemparkannya ke lautan api, kemudian Ia memberiku hati yang baru, dan daging menutupinya kembali. Saya berdiri di sana menyaksikannya dan berpikir, wow, bahkan kulit dan tulang pun mendengarkan Yesus.

Beberapa waktu kemudian saya mempelajari Alkitab dan membaca dalam Yehezkiel 36: 26- 27, saya menangis seperti bayi karena itu Alkitabiah, ayat itu berkata: (26)Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.(27) Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.

Setelah itu Yesus mengembalikan rohku ke dalam tubuhku, tetapi hatiku yang baru belum berfungsi. Saya dapat melihat isteriku tetap memegang tanganku dan berdoa.

Tiba-tiba ruanganku dipenuhi dengan ribuan malaikat, mereka menyanyi dan memuji dengan lagu yang paling indah yang pernah saya dengar. Musiknya sangat luar biasa. Seorang malaikat tampil dan berkata, “Darah Yesus akan datang.” Dan semua malaikat mulai memuji dan menyembah.

Kemudian darah Yesus menghampiri kami, dan membasuh seluruh dosaku dari atas kepala sampai ke ujung kaki. Alkohol dan obat-obatan dibersihkan dari tubuhku. Rasanya seperti air hangat. Ketika saya melihat diriku, semua kegelapan tubuhku sudah lenyap. Saya menjadi putih dan bersih.

Beberapa saat kemudian malaikat itu tampil lagi dan berkata, “Roh Kudus akan datang.” Para malaikat mulai menyanyi dan menyembah lagi. Roh Kudus datang ke atas kami dan memenuhi kami. Jiwaku bersukacita. Akhirnya saya mendapatkan Roh Kudus. Roh Tuhan terasa sangat panas seperti listrik, Dia seperti api membara di tulang-tulangku.

Para malaikat masih menyanyi dan memuji ketika Yesus berkata, “Anak-Ku, pergi dan katakan kepada semua orang apa yang Aku nyatakan kepadamu.” Dia menyentuh hatiku yang baru dengan jari-Nya dan kemudian hatiku mulai berfungsi. Kemudian secara perlahan mataku mulai terbuka. Saya merasakan tubuhku dingin dan saya mulai berbicara. Saya bertanya kepada isteriku apa yang telah terjadi. Dia menatapku dan berkata, “Apakah engkau baik-baik saja?” Kemudian dia mulai menangis.

Masih ada rasa sakit di sekitar dadaku, rasanya seperti baru saja dioperasi. Saya sangat lemah dan haus, hal pertama yang saya minta adalah air minum. Kemudian ingatanku mulai kembali dan saya mengingat apa yang telah terjadi. Kemudian saya berlutut dan berdoa selama tiga jam sampai matahari terbit.

Sejak hari itu, hidupku berbeda. Saya adalah seorang pemberontak, tetapi Tuhan membawaku bertelut, menangis seperti bayi, meminta pengampunan. Saya sering berpikir, saya akan ke neraka, tetapi itu bukan masalah. Tetapi saya tidak pernah menyadari betapa mengerikannya neraka sampai Tuhan menyatakannya kepadaku. Sekarang saya bersyukur kepada Tuhan setiap hari untuk hidup yang telah Ia berikan kepadaku, kepada keluargaku, dan pelayanan yang Ia berikan kepadaku.

Saudara, saya berdoa agar engkau tidak mempermainkan gereja dan melayani dua tuan, karena engkau tidak dapat bermain-main dengan Tuhan. Sangat berbahaya jika engkau jatuh di dalam tangan Allah yang hidup. Jadi jangan bermain-main, sebab Allah tidak dapat dipermainkan. Alkitab berkata, apa yang ditabur orang, itulah yang akan dituai, orang yang menabur kejahatan akan menuai hal yang sama.

Ya, Tuhan adalah kasih, Dia penuh belas kasihan dan anugerah. Dia adalah Tuhan yang memberikan kesempatan kedua, tetapi Ia juga adalah Tuhan yang menghakimi. Alkitab berkata, Ia adalah api yang menghanguskan. Jadi engkau harus mempersiapkan diri, karena engkau tidak tahu kapan engkau akan mati. Alkitab berkata dalam Ibrani 9: 27, Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.

Saatnya akan datang ketika kita semua akan berdiri di hadapan Tuhan, dan buku kita akan dibuka. Engkau akan berada di sana. Setiap orang yang mendengarkan kesaksian ini akan berada di sana. Ini adalah suatu hal yang tidak akan pernah kau lewatkan. Ini mungkin panggilan terakhirmu, jangan memberontak terhadap Tuhan. Pikirkan ini, hanya ada surga dan neraka. Engkau mungkin tidak mendapatkan kesempatan kedua seperti yang terjadi padaku, itu hanya karena kasih karunia Tuhan.

Saya di sini untuk membagikan kesaksianku, saya ingin engkau mengangkat tangan dan berbicara kepada Tuhan, bersyukur untuk peringatan-Nya kepadamu, bersyukur untuk hidup yang berharga ini. Jika engkau ingin diselamatkan, engkau harus berdoa, biarkan saya berdoa bersama denganmu sekarang:

Tuhan Yesus, ampuni saya. Saya menerimamu sebagi Juruselamat pribadiku. Masuklah ke dalam hati dan hidupku. Berikanku hidup kekal, supaya saya dapat hidup bersama-Mu selamanya. Berikanku hidup yang penuh dengan damai sejahtera dan sukacita. Terima kasih Tuhan. di dalam nama Yesus. Amin.

Jika engkau ingin menyuratiku, ini alamatku:

Last living days Ministries
P.O. Box 3701 Farmington,
NM 87499
USA

Apa yang engkau dengar dalam kesaksian ini adalah benar. Saya seorang Indian Nevajo. Saya tinggal di Four Corners. Saya dedikasikan rekaman ini untuk seluruh penduduk Amerika di seluruh wilayah Amerika. Saya berikan izin saya untuk menduplikasikan kesaksian ini.

(Translate to Indonesian by. Sarnita Santy, shankty_fortune14@yahoo.com)

Sumber: http://www.divinerevelations.info

Esther Shinta Samali yg mendengar roh


Esther Shinta terbiasa dengan ritual sejak dari kecil, tanpa pernah bertanya. Di sisi lain, Esther tidak pernah akur dengan ayahnya. "Waktu itu saya putus asa, saya kesel, kesel sekali. Waktu itu saya merasa saya beda dengan adik kakak saya. Papa saya memperlakukan saya beda. Kenapa seperti ini?" terang Esther.

Karena itu, Esther seringkali melarikan diri ke dapur. Di sana jugalah dia dapat menemukan sosok yang membawa ketenangan baginya. "Kenapa harus di dapur? Karena di situlah saya ngerasa tenang. Apa yang saya rasain, saya bisa cerita. Pertama saya cerita-cerita, sudah itu ada yang balik ngomong sama saya. Karena waktu itu saya masih kecil, saya ga tau itu suara darimana, yang penting saya tenang. Makanya kenapa saya ga merasa terlalu butuh teman, apa yang saya dapat dari dia lebih dari yang saya dapati dari teman." Bertahun-tahun lamanya, roh gaib itu menjadi teman setia Esther sampai Esther beranjak remaja.

Suatu hari, Esther bersama teman-temannya pergi ke dukun. Di sana, Esther sebagai orang terakhir yang mengambil kartu, dinyatakan bahwa dialah yang akan menggantikan sang dukun itu sebagai penerusnya.

Saat pulang ke rumah, roh gaib itu bertanya padanya apakah dia mau melihat sosok roh tersebut. Esther langsung menjawab iya. Saat roh tersebut berkata bahwa Esther harus meminta ijin orangtuanya dulu untuk dapat melihatnya, Esther pun meminta ijin kepada mamanya.


Mama Esther yang selama ini melakukan sesajen, yang secara tak sadar justru membolehkan roh tersebut tinggal di rumah mereka, melarangnya. Sejak saat itu, suara roh tersebut menjauh. Tapi dia muncul dalam bentuk lain.

Esther yang tadinya tertawa ceria, tiba-tiba akan seperti nenek-nenek yang jalannya membungkuk, nafasnya pun menjadi sesak. Karena itu, Esther dilarang banyak tertawa oleh mamanya. Di sisi lain, kehadiran roh tersebut membuat Esther bisa meramal. Mengetahui kelebihannya ini berasal dari roh, dia makin memberikan sesajen. Karena itu, Esther makin mempunyai banyak teman yang memintanya untuk meramal.


Namun, Tuhan punya cara yang unik. Suatu hari, sang mama bertemu dengan temannya yang baru saja pulang dari gereja dan merasakan hadirat Tuhan. Sang mama pun bertanya pada Esther dan suaminya, apa itu yang dimaksud dengan "hadirat Tuhan" yaitu Yesus yang dibicarakan teman mamanya itu.

Esther pun ingin membuktikan bahwa Tuhan Yesus itu tidak ada. Mereka pun datang ke gereja. Hamba Tuhan itu kemudian bisa membongkar semua hal-hal yang mereka lakukan. Hamba Tuhan itupun mengatakan bahwa Esther masih berteman dengan roh-roh gaib, yang ditanggapi enteng oleh Esther. Karena memang bagi Esther, bisa mengetahui sesuatu itu adalah hal yang biasa.

Esther kemudian ditantang oleh hamba Tuhan ini. "Kita lihat saja besok, roh-roh yang ada pada kamu atau Tuhan Yesus yang lebih berkuasa." Esther langsung menerima tantangan ini.

Apa yang terjadi saat hari tantangan itu tiba? "Dia berdoa, aku juga berdoa," kata Esther saat kejadian itu. Esther sempat terjatuh. Merasa kalah, Esther meminta bantuan kepada roh-roh yang selama ini membantunya. Tapi roh-roh itu tidak menjawab. Tiba-tiba ada suara yang berkata, "Sudahlah, sekarang kamu ikut Aku aja dan lepaskan hidup kamu."

Esther bingung seperti apa yang dimaksud dengan melepaskan hidupnya. Dia pun mulai pasrah dan berkata di dalam hatinya, "Jika memang Tuhan Yesus memang lebih hebat daripada kamu (roh-roh, red), mendingan saya ikut Yesus aja."

Selama "pertarungan" itu, hamba Tuhan menumpangkan tangannya ke kepala Esther. "Dalam nama Yesus, dalam nama Yesus…" sebutnya.

"Tenangin aja dulu, sekarang hati kamu itu udah bersih, semua roh yang bukan dari Tuhan itu sudah dibersihin semuanya, Tuhan itu mau kasih Roh yang baru dari Tuhan Yesus. Ini Roh yang berikan kamu damai sejahtera, keselamatan, semuanya ada di sini sekarang," kata hamba Tuhan itu kepada Esther sambil tetap menumpangkan tangannya.

Sesampainya di rumah, Esther pun berdoa kepada Tuhan Yesus. "Tuhan Yesus, Engkau Tuhan yang hidup, kata orang-orang. Saya juga pengen tahu, kalau memangnya Tuhan itu ada, tolong pimpin saya. Tolong buka, Tuhan ngomong apa sama saya, karena saya ga bisa denger." Selesai berdoa, Esther secara tak sengaja membuka Alkitab yang telah diberikan hamba Tuhan itu sebelumnya.

"Tuhan mengampuni wanita peramal, dukun-dukun, dan berhubungan dengan roh-roh jahat, hal-hal seperti itu, Tuhan mau ampuni mereka." Jelas Esther tentang ayat yang dia lihat di Alkitab tersebut. "Buat saya, itu kayak kasih ketenangan, kedamaian buat saya. Dari situ saya merasa ternyata "Tuhan, Engkau mau mengampuni saya."" jelasnya lagi.

Namun, roh-roh tersebut ternyata tidak berhenti. Tiba-tiba ada suara keras yang menanyakan, "Tuhan mana yang kamu sembah?" sebanyak tiga kali dan dijawab Esther "Saya percaya Tuhan Yesus."

Dan tiba-tiba di dalam hati Esther muncul perkataan, "Aku mengasihi engkau." Kata-kata yang membuat hati Esther begitu merasa luar biasa. Esther yang selama ini jarang mendengar perkataan seperti itu, apalagi oleh orangtuanya, merasa begitu tersentuh. Suara itu buat Esther begitu damai sejahtera dan tenang, berbeda dengan suara-suara sebelumnya yang dia dengar, yang keras dan emosi.

Perubahan dalam hidup Esther mengubah semua anggota keluarganya. Mereka semua menjadi percaya Yesus dan melepaskan sesajen yang selama ini disembah. "Jika selama ini saya menolong orang dengan apa yang saya dengar (dari roh-roh), sekarang saya bisa menolong orang dengan firman Tuhan, apa yang Tuhan katakan…Yesus tujuan hidup saya," tutup Esther.

Jika ada di antara kita yang merindukan Yesus, datanglah kepada-Nya. Datanglah bersama keluarga agar mereka pun mendapatkan damai sejahtera dan ketenangan seperti yang didapatkan Esther. Tidak ada satu kuasa yang sanggup melepaskan kita dari jerat dosa, kecuali Yesus semata. Terimalah Dia

Sumber Kesaksian : Esther Shinta Samali . Jawaban.com

Tiga kali melihat rumahku di surga


Kesaksian Ibu Oei Kiat Nio (Istri Ev. Yusak Tjipto)

Saya sudah membeli peti mati dan suami saya meminta agar dicat warna jambu. Peti tersebut sudah ada orang Cirebon yang membuat dengan tutup kaca yang indah. Bunga-bunga hiasan sudah ditaruh didalam peti. Semua perlengkapan sudah berdatangn dan lengkap. Foto besar dan nyanyian untuk kebaktian penghiburanpun sudah siap. Bahkan kartu ucapan terima kasihpun sudah tercetak. Semua orang yang harus dihubungi sudah saya catat baik alamat maupun nomor telpon.

Dari cerita yang saudara baca, maka kita akan memiliki gambaran bagaimana seorang ibu Oei Kiat Nio, sangat siap untuk, dibawa pulang ke surga. Dari buku kumpulan kesaksian perjalan ke sorga, maka saya ingin menulis kisah yang ajaib, yang di alami oleh Istri Ev. Drg. Yusak Tjipto Purnomo, yang telah mendampingi suaminya. Sampai sekarang telah menjadi oma.

Mendapat Mimpi
Kisah ini dimulai ketika, waktu saya sedang di uji Tuhan, tepatnya waktu saya mau dipanggil pulang oleh Tuhan ke surga. Pergumulan ini berawal ketika pada tanggal 7 januari 1989, anakku Iin lewat suratnya mengabarkan bahwa dia sudah tiga kali berturut-turut bermimpi bahwa saya akan di panggil pulang oleh Tuhan.

Secara berurutan dalam mimpi itu anakku Iin melihat saya sakit parah, kemudian saya sudah mati dan suami saya mengatakan bahwa saya segera berangkat ke surga. Kemudian anak saya terus menceritakan kepada saya, dia terus berdoa dan berngumul apakah mimpi itu benar-benar pernyataan dari Tuhan atau bukan. Setelah mendapat penyataan-penyataan itu, dia segera memberitahukan kami, agar cepat-cepat memberikan kabar dan bila perlu melalui interlokal agar lebih cepat, sebab dia penasaran sekali.

Namun sebelum itu anakku Iin minta kepada Tuhan, bila memang sudah waktunya saya di panggil pulang Tuhan, maka Iin akan pulang ke Bandung (sebab lin sekolah di DeIf -Belanda) dan ia ingin bertemu dahulu untuk bersenang-senang terlebih dahulu dengan saya. Kami sekeluarga berdoa dan bergumul baik secara bersama-sama, perorangan dan masing-masing meminta tanda sendiri-sendiri pada Tuhan.

Minta petunjuk Tuhan
Saya sendiri berdoa, "Tuhan, kalau ini memang pernyataanmu, tolong tunjukkan rumah saya di sorga." Dan malam itu saya bermimpi melihat sebuah rumah yang kosong belum berpenghuni, tidak begitu besar tetapi memiliki pekarangan luas sekali dengan banyak tanaman bunga-bunga. Namun bunga-bunga itu masih pada kuncup. Juga terdapat pepohonan buah-buahan. Tempat duduk di taman itu terbuat dari batu marmer hitam mengkilap, jalannya juga dari marmer. Saya menyangka itu rumah orang kaya di sorga.

Kebun rumah itu begitu luas, teratur, bahkan bersih dan sangat indah. Misalnya ada sebuah pohon mangga yang di bawahnya dikitari tanaman bunga aneka warna. Demikian tanaman lain berderet rapi menurut jenisnya dan dalam keadaan segar tidak ada daun yang kering. Memang saya mengidam-idamkan memiliki kebun besar seperti itu. Saya waktu mimpi itu tidak menyadari bahwa kelak kebun itu adalah rumah saya.

Ketika saya ingin melihat keadaan rumah itu dari dekat, ternyata ada tetangga yang memakai baju jubah putih melambaikan tangan dan memberikan senyuman ramah sekali. Saya masuk ke rumah itu dari pintu dapur dan perabotannya belum begitu penuh, agak kosong, setelah itu saya terbangun dari mimpi saya.

Karena masing-masing sudah mendapatkan pernyataan sendiri-sendiri maka saya merayakan hari ulang tahun saya sekaligus perpisahan pada tanggal 18 Februari 1989. lin kami undang untuk pulang, saudarasaudara kandung dan saudara-saudara seiman kami undang juga. Pak Yusak berkhotbah sendiri dan is menguraikan segala pernyataan-pernyataan dan pergumulan keluarga kami.

Ia membawakan firman dari Kejadian 22 mengenai kepercayaan Abraham diuji oleh Tuhan. Kami sekeluarga menyanyi sambil diiringi anak-anak sendiri.

Saya mulai sakit
Pada tanggal 20 Maret - 18 April 1989 kami diundang untuk melayani di Sydney, Australia. Pak Yusak melayani di RC Keluarga Bahagia sedang saya melayani kaum ibu dan Daniel Alexander melayani kaum muda. Pada hari terakhir tinggal kesaksian, saya sudah tidak kuat lagi. Pagipagi jam 06.00 saya minta dipulangkan ke rumah adik. Kepala saya terasa pusing sekali seperti banyak jarum yang menusuk. Keadaan udara di daerah RC di pegunungan sangat dingin karena kebetulan sudah musim dingin, maka di rumah dipasang mesin penghangat. Waktu itu pembuluh darah saya sudah mulai pecah.

Pada seluruh badan tiba-tiba muncul bintik-bintik merah seperti demam berdarah. Mata saya buram seperti tertutup selaput. Menurut suami saya, mata saya merah tertutup darah. Suami jadi sibuk menggantikan pakaian saya, sebab peluh telah berubah jadi darah. Baru diganti, setelah seperempat jam sudah basah dengan darah lagi, sehingga harus diganti lagi. Saya jadi teringat akan sejarah Tuhan Yesus di taman Getsemani, "Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-murid-Nyajuga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." Kemudian Ia menjauhkan din i dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kataNya: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendakMulah yang terjadi.

" Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguhsungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Lalu Ia bangkit dari doa-Nya dan kembali kepada murid-murid-Nya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. Kata-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan." (Lukas 22:39-46)

Di Getsemani Tuhan Yesus berdoa, bergumul, membayangkan penderitaan yang akan ditanggung-Nya, via Dolorosa - sampai Yesus mati di kayu salib. Untuk menebus dosa saya dan saudara juga dosa seluruh isi dunia. Betapa beratnya, betapa sakitnya, sampai Yesus sangat ketakutan dan pembuluh-pembuluh rambut-Nya pecah, maka peluh-Nya bercampur dengan darah - yang bertetesan ke tanah.

Memang darah benar-benar keluar. Itu adalah darah betul, seperti sewaktu saya sakit di Sydney, pembuluh rambut darah saya pecah, seluruh tubuh seperti ditusuk jarum. Rasanya pedih, perih dan kemudian mengeluarkan darah. Rasanya sakit sekali, tetapi saya yakin apa yang dirasakan Yesus jauh lebih berat, sebab saya hanya tiduran dan masih dikelilingi orang-orang yang mengasihi saya.

Menurut dokter penyakit ini jarang didapat. Di antara sepuluh ribu orang baru satu yang pernah terserang penyakit seperti itu. Namanya pengeroposan di pembuluh darah. Tidak ada obatnya. Untuk memperpanjang hidup harus dengan transfusi darah terus. Tidak boleh marah, tidak boleh olah raga, jadi harus istirahat total. Mencegah peredaran darah jangan terlampau cepat, kencang jalannya sehingga dapat menembus dinding pembuluh darah.

Pada saat itu suami saya sempat bertanya pada Garuda Indonesia berapa ongkosnya apabila membawa jenasah ke Indonesia. Mereka menjawab AUSD $ 4,000, tapi prosedurnya sangat sulit karena harus ada visum dari dokter, polisi dan Kedutaan Indonesia dan sebagainya.

Orang yang melihat saya sudah tidak tahan, suami, adik, saudara dan saudari seiman, sedangkan Tuhan Yesus harus menanggung sendiri, ditinggalkan oleh ibu, bapak, saudara dan murid-murid-Nya. Selama tiga hari, antara sadar dan tidak sadar saya sepertinya berbicara sebentar kepada suami saya yang dengan penuh kasih menunggui dan mendoakan terus. Saya mendengarkan puji-pujian, kemudian saya merasakan seperti sedang diajak jalan-jalan ke dunia maut.

Diperlihatkan Neraka
Saya merasa kasihan sekali dengan mereka yang berada di alam maut (Hades) itu. Saya melihat laut, airnya deras sekali, di dalamnya banyak manusia, tua dan muda, perempuan dan laki-laki meminta tolong. Saya ingin agar saya dapat meraih mereka, ingin saya tolong. Tetapi di pinggirnya ada seorang wanita cantik, bergaun panjang, merentangkan tangannya, untuk menghalang-halangi saya, matanya begitu tajam dan begitu marahnya melihat saya.

Kemudian saya melihat kuil-kuil seperti di Bali. Para, imamnya memakai jubah putih. Saya berniat menolong manusia-manusia yang diikat dan akan dipersembahkan tetapi saya tidak bisa. Kemudian saya melihat sebuah pohon besar yang tua di tengah jalan, saya tengking dalam nama Yesus agar minggir dari hadapan saya. Pohon itu terbelah menjadi dua dan dari dalamnya keluar seorang tua, bungkuk, jenggotnya sampai di tanah. Masih banyak lagi yang saya lihat namun saya tidak bisa menceritakan satu persatu. Karena saya merasa itu mengerikan, menakutkan, dan kasihan.

Setelah saya lelah, saya berkata kepada Tuhan "Tuhan saya lelah melihat yang seperti itu, saya sekarang ingin melihat yang indah."

Diperlihatkan Surga
Tak lama kemudian pemandangan menjadi berubah. Terlihat taman yang memiliki hamparan rumput hijau dan di tengah-tengahnya ada sebuah bangku putih yang terbalut bulu putih lembut sekali. Bulunya melambailambai, seolah-olah mengundang saya untuk duduk di atasnya. Saya duduk di atasnya dan sangat menyenangkan duduk di situ. Ketika itu saya melihat anak-anak memakai baju putih sedang menari-nari seolah-olah terbang. Saya meniru gerakan anak itu. Ternyata tambah lama tubuh saya terasa semakin ringan dan saya dapat terbang turun naik. Saya merasakan kedamaian dan ketenangan di dalam hati saya. Suasananya seperti siang tetapi tidak panas.

Saya baru bertanya di dalam hati, di mana ruang untuk memuji Tuhan. Tiba-tiba saya sudah berpindah dari tempat itu. Saya masuk ke ruang yang luas sekali di depan sana yang jauh jaraknya. Saya melihat Tuhan duduk di tahta-Nya dengan penuh kemuliaan bercahaya sekali sehingga saya tidak dapat melihat wajah-Nya. Di kanan berdiri enam orang, di kiri juga enam orang memakai jubah putih panjang. Mereka adalah para Rasul. Kemudian orang yang menyembah Dia berlutut kemudian tegak berdiri dan menyembah lagi sambil berkata: "suci...suci...suci..." kemudian di belakangnya lagi, ada satu kelompok lagi yang berdiri menyanyi dan memakai jubah putih. Mereka menyuarakan sopran I. Kemudian ada satu batas lagi yaitu satu rombongan lagi dan saya masuk dibaris ke 2 no. 4 dari sisi kanan, yaitu barisan sopran II.

Apabila kita masuk ke ruangan itu, maka kita secara otomatis sudah langsung tahu di mana tempatnya. Barisan itu berlapis-lapis sampai ke belakang. Bajunya semua sama, jubah putih panjang, memakai tali di pinggang, leper yang berbentuk bulat, tetapi putihnya tidak sama. Baris yang dekat dengan Tuhan Yesus, lebih putih dan bercahaya atau bersinar, lebih ke belakang lebih suram, bahkan ada yang broken white.

Ada juga yang belum boleh masuk, mereka sedang di luar halaman dan sedang diajari cara memuji (cara menyembah Tuhan).

Sembuh dari sakit dan kembali ke indonesia
Saya sadar kembali dan masih dikelilingi suami, adik-adik dan saudara-saudara seiman. Kami berdoa meminta agar pelayanan selama di Australia dapat diselesaikan dengan baik. Karena suami saya mendahulukan Tuhan lebih dari saya, justru Tuhan menyembuhkan saya. Berangsur-angsur saya sembuh total sampai sekarang dan dapat kembali ke Indonesia.

Kemudian kami kembali ke Indonesia. Sesampainya di Indonesia kami memperoleh pernyataan-pernyataan lagi. Saya bermimpi ada sebuah pesta pernikahan, saya yang menjadi pengantinnya. Saya harus siap jam 08.00 pagi. Saya berkata persiapan saya kurang dan tak mungkin selesai, mengapa harus pagi-pagi benar. Saya minta diundur setengah jam. Saya diperbolehkan, tetapi tidak boleh melewati jam 09.00 karena waktunya sudah menjadi giliran orang lain.

Diberi tahu Tuhan bahwa saya mau dijemput Tuhan pulang ke surga
Kami sekeluarga bergumul dan berdoa, demikian juga saudara-saudara seiman baik yang dari Bandung maupun dari luar Bandung. Pernyataan-pernyataan pun berdatangan kembali, ada yang melihat saya dengan gaun pengantin yang indah berwarna putih berkilauan kebirubiruan. Ada yang melihat saya dijemput kereta, keretanya penuh dengan bunga, dan sebagainya.

Karena yakin bahwa pernyataan-pernyataan itu dari Tuhan, maka saya sudah bersiap-siap membeli tanah kuburan di Cipageran; Cimahi. Tanah itu pun sudah disemen. Saya juga membeli peti mati dan suami saya meminta agar dicat warna merah jambu. Ternyata sudah ada orang Cirebon yang membuatkan dengan tutup kaca yang indah. Bunga-bunga hiasan pun sudah ditaruh di dalam peti. Semua perlengkapan sudah berdatangan dan lengkap. Foto besar dan nyanyian untuk kebaktian penghiburan pun sudah siap. Bahkan kartu ucapan terima kasih pun sudah tercetak. Semua orang yang harus dihubungi sudah saya catat dalam satu buku baik alamat maupun nomer telepon.

Kami adalah keluarga yang bahagia, saling mengasihi. Saya kasihan melihat suami dan anak-anak yang akan saya tinggalkan dan harus sibuk mempersiapkan segalanya, makanya segala keperluan pemakaman telah saya siapkan dengan lengkap.

Seperti Abraham yang mempersiapkan kayu dan api untuk korban bakaran, demikian pula keluarga saya yang menyiapkan untuk kematian saya. Sebab iman yang terbesar adalah mengutamakan kehendak Bapa, bukan kehendak kita sendiri.

Karena mimpinya jam 08.00 - 09.00 pagi, oleh kami tafsirkan bulan Agustus tepat. Selama bulan Agustus dan September tahun 1989 rumah kami ramai, setiap hari banyak yang berdatangan baik dari Bandung maupun dari luar kota. Sebagian dari mereka hanya ingin mengetahui kelanjutannya tetapi ada juga yang ikut tegang dan berdoa mencari kehendak Tuhan. Saya sendiri mengetahui bahwa apa yang Tuhan perbuat adalah yang terbaik untuk saya dan keluarga. Saya tidak mengetahui apakah waktunya hari ini, besok atau sesaat lagi.

Yang terpenting, saya sudah meminta ampun atas segala dosa, menyucikan diri, hidup menyukakan hati Tuhan, menyerah total dan bersiap dipanggil pulang oleh Tuhan. Pada akhirnya saya bermimpi lagi. Sepertinya saya sudah siap pergi ke luar negeri dan pintunya sempit. Orang-orang melewati pintu satu persatu. Di atas sebuah meja ada map-map yang berisi surat-surat. Ada yang tebal dan ada yang tipis. Tiap orang harus melalui pintu itu berurutan dan mengambil map masing-masing. Di atas map itu ditulis nama masing-masing. Saya masuk dan mengambil map saya, ternyata mapnya tidak ada dan sudah dirobek, jatuh di bawah meja. Surat-suratnya juga hilang. Saya kaget dan bingung siapa yang mengambil surat-surat saya. Saya tidak jadi berangkat. Dengan jelas saya mendengar suara yang berkata: "Kau lulus, tidak jadi berangkat, ditunda."

Saya keluar lagi dari ruang tersebut dan kemudian saya terbangun. Saat itu juga Tuhan sudah bicara dengan suami saya dan menyatakan bahwa kami lulus dan saya ditambah umur, sampai sekarang saya masih hidup.

Dibawa beberapa kali ke surga untuk melihat rumahku
Tuhan memberkati saya dengan menunjukkan rumah saya di sorga sebanyak tiga kali. Yang pertama kali tahun 1989, waktu itu saya melihat-lihat kebun yang luas dan indah juga rumah mungil yang indah. Saya baru masuk dari pintu dapur lalu bangun. Yang kedua kalinya. tahun 1994, lima tahun kemudian saya masuk di dalam rumah, ada meja kursi tamu (sofa). Juga ada lampu kristal yang indah sekali sebagai dekorasi di ruang tamu. Dan penglihatan yang terakhir pada tahun 1999, lima tahun kemudian lagi, saya dibawa masuk ke ruang makan. Ada meja bulat susun yang atasnya dapat diputar. Rangka meja dan kursinya dari emas putih dan mejanya dari kaca. Di atas meja panjang (yang ada di belakang meja makan) di tepi tembok dinding terdapat tempat untuk toples-toples kue-kue dari kristal terukir bunga mawar dan pegangan penutupriya juga terbuat dari emas putih. Betapa indahnya semua itu.

Yang belum saya masuki atau saya lihat adalah ruang (kamar) tidur. Saya sedang menantikan Tuhan menunjukkan itu pada saya.

Saudaraku jangan segan-segan berbuat baik atau mengerjakan pekerjaan Tuhan yang ditugaskan kepadamu, sebab Tuhan memperhitungkan apa yang kita buat, sebab tiap kali engkau menyelesaikan tugasmu, kamu dapat upah. Untuk memperindah rumah dan dekorasi rumahmu di sorga. Dalam segala hal jerih payah kita tidak akan pernah sia-sia.

Sumber: http://kesaksian-life.blogspot.com

Jumat, 28 November 2014

Kesaksian Tass Saada, ex-terrorist PLO


Kesaksian Tass Saada, ex-terrorist PLO dirubahkan hidupnya oleh YESHUA HA MASHIACH

Ini adalah kesaksian seorang pejuang Palestina, penembak jitu Fatah yang dilatih untuk membunuh orang-orang Yahudi, dan sekarang menjadi pemberita Injil dan perdamaian antara Arab dan Israel oleh karena kesaksian hidup Charlie Sharpe.

Tass, lengkapnya Taysir Abu Saada, telah berkeliling dunia bersaksi tentang perubahan hidupnya dan mengajar apa sesungguhnya akar dari konflik Timur Tengah dan bagaimana jalan keluar yang terbaik. Artikel ini sumber aslinya sebagian besar diambil dari kesaksian Taas di Jemaat Tiferet di Tel Aviv.

Di depan para hadirin yang terdiri dari para Kristen Yahudi Arab dan Kristen Arab di Tel Aviv, Saudara Taas membuka kesaksiannya dengan meminta maaf terlebih dahulu kepada mereka semua atas nama orang-orang Muslim Palestina, “Pertama dari semuanya saya memohon maaf dari orang-orang Yahudi dari semua hal yang saya telah lakukan melawan kalian pada masa lampau ketika saya adalah bagian dari Fatah dan melayani Yasser Arafat. Saya juga memohon maaf dari para saudara-saudariku orang Arab sebab ketika saya tidak memerangi orang-orang Yahudi saya telah mencari orang-orang Kristen di Yordania dengan tujuan menghancurkan rumah-rumah mereka dan membunuhi mereka. Saya sungguh memohon maaf dari kalian semua.”

Tass, bersama Dean Merrill, telah menulis kesaksiannya yang lengkap dalam sebuah buku berjudul Once an Arafat Man: The True Story of How a PLO Sniper Found a New Life

► [Dijual ke orang Yahudi, bergabung ke Fatah]

Saya dilahirkan di Gaza. Orang tua saya aslinya dari Jaffa, Sebelum perang pada tahun 1948 [satu hari setelah Israel merdeka, Israel diserbu oleh negara-negara tetangganya], orangtuaku, seperti sisa keluarga Arab di Israel, mendengar panggilan dari bangsa-bangsa Arab untuk sementara waktu meninggalkan Israel selama perang; dan mereka mentaatinya, meninggalkan rumah mereka. Orang tua saya melarikan diri ke Gaza, dengan pikiran mereka bisa kembali lagi nanti. Tetapi seperti kita ketahui, orang Arab yang kalah perang dan orangtua saya tinggal di Gaza.

Segera setelah saya lahir kami berimigrasi ke Arab Saudi dan saya dibesarkan sebagai imigran Palestina yang telah meninggalkan negaranya. Orang-orang Saudi sering melecehkan kita, menuduh kami menjual tanah kami kepada orang Yahudi dan kemudian datang untuk tinggal di tanah mereka. Jadi saya dibesarkan di Arab Saudi dengan banyak kebencian terhadap orang-orang Yahudi – mereka telah menyebabkan saya untuk berimigransi dan kehilangan tanah milik kami. Saya berharap bahwa jika seandainya saat itu saya telah mengenal firman ELOHIM, maka saya akanlah mengetahui kebenaran bahwa bukanlah orang-orang Yahudi yang menyebabkan saya telah menjadi seorang imigran, tapi para Muslim dan sistem Islamnya.

Ketika saya berusia sepuluh, orang tua saya memutuskan untuk pindah ke Qatar. Setelah Perang Enam Hari, saya merasa seolah-olah saya sedang mengalami gangguan saraf dan kebencian saya terus tumbuh dan tumbuh. Saya saat itu tidak mengerti bagaimana kami bisa kalah begitu banyak peperangan melawan Israel; kami yang lebih besar daripada Israel dalam jumlah penduduk dan ukuran; Kami memiliki lebih banyak peralatan perang – semua yang kami miliki adalah lebih daripada yang mereka miliki; namun kami kalah perang melawan Israel. Saya berpikir saat itu bahwa sekali lagi para pemimpin kami menjual kami kepada orang Yahudi. Karena itu saya memutuskan untuk pergi dan memperjuangkan tanah kami, yang saya dahulu percaya itu adalah milik kami. Saya pergi ke ayahku dan meminta izin untuk saya boleh bergabung ke Fatah. Dia berkata, “Putraku, apa yang kamu sedang bicarakan? Kamu harus melanjutkan studimu dan mendapatkan pendidikan. Tinggalkan pikiran-pikiran itu sendirian!”

Namun saya tidak mendengarkannya. Saya menandatangani formulir aplikasi atas namanya dan meninggalkan Qatar pergi ke Syria, dan di sana saya bergabung dengan gerakan Fatah, yang membuat saya pindah ke Jordan. Saya berlatih keras dan terlibat dalam banyak kegiatan dan tindakan, tetapi orangtuaku tidak berdiam diri atas diriku. Mereka terus mencari saya, dan akhirnya pada tahun 1970 mereka menemukan saya melalui beberapa teman. Ayah saya meminta saya untuk kembali ke Qatar sehingga ibu saya akan mengetahui bahwa saya masih hidup; dan kemudian, ia mengatakan bahwa mereka akan membiarkan saya kembali ke Jordan. Saya setuju untuk rencana ini dan pergi mengunjungi mereka.

Ketika saya memasuki Qatar ayah saya mengambil paspor saya dan mengatakan kepada saya bahwa saya tidaklah akan kembali ke manapun kecuali sekolah. Saya sangat kecewa dan marah tapi aku tetap mendengarkan ayahku dan kembali ke sekolah. Di sana saya tidak bahagia sama sekali dan hati saya dipenuhi dengan kemarahan. Saya membenci seluruh dunia dan terus menerus membuat banyak kesulitan di sekolah.

Suatu kali saya marah pada guruku dan sehingga dengan pisau saya mengejar dia tetapi siswa lainnya menahan saya, itu membuat saya secara serius menyakiti diriku sendiri dengan pisau tersebut. Mereka membawa saya ke rumah sakit dan mereka menyelamatkan saya.

Kemudian saya melihat guru itu datang tempat parkir mobil. Saya mendekatinya dan menembaknya. Saya pikir saya telah membunuhnya dan begitu terkejut ketika saya menemukan dia masih hidup. Saya mengatakan kepadanya, “Anda masih hidup?” dan dia menjawab, “Terima kasih ELOHIM!” Itu pastinya tangan ELOHIM yang membelokkan peluruku, karena saya telah dilatih sebagai penembak jitu dan tidak meleset dari target apapun. Sekarang saya berterima kasih kepada ELOHIM bahwa tembakan itu tidak mengenai target. Setelah kejadian itu diputuskan untuk mengusir saya dari sekolah dan dari Qatar.

Ayah saya memberikan dua pilihan – saya boleh pergi ke Inggris atau ke Mesir. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak ingin pergi kedua negara itu, namun ke Amerika Serikat. Dia mengatakan bahwa itu adalah negara setan besar, tetapi saya tidak mengubah pikiranku. Mengapa saya memutuskan untuk pergi aku masih tidak tahu, karena kemudian AS dan Israel adalah bagi saya hal yang sama – musuh. Tapi saya tetap ingin pergi.

► [Memburu kewarganegaraan Amerika Serikat, tertangkap oleh Charlie Sharpe]

Setelah beberapa bulan dan banyak masalah yang saya perbuat kepada orang tuaku, akhirnya ayah berkata saya bisa pergi kemanapun asalkan itu jauh dari mereka. Jadi dalam Februari 1974 aku pergi ke Amerika. Aku tinggal bersama seorang teman untuk sementara dan kemudian pindah ke Kansas City. Saya perhatikan bahwa Amerika tidak melakukan diskriminasi terhadap saya dengan cara apapun. Sebagai Palestina itu membuat saya senang bahwa mereka tidak melihat saya sebagai seorang imigran atau seorang pengungsi. Saya bertanya teman-teman saya apa cara terbaik untuk tinggal di Amerika, yang dijawab oleh mereka menikahi orang Amerika. Jadi saya memutuskan untuk mencari seorang gadis Amerika. Tujuan saya adalah untuk menikahi seorang Amerika hanya untuk mendapatkan kewarganegaraan dan kemudian menceraikannya. Tapi terima kasih ELOHIM bahwa YESHUA telah memiliki rencana yang lebih baik untuk saya daripada yang saya miliki untuk diriku sendiri dan sampai hari ini wanita Amerika ini tetap isrtiku !!!

Selama 19 tahun berlalu sebelum saya menerima YESHUA sebagai MASHIACH (Juruselamat) saya, isteriku terus menerus memberitahu saya bahwa dia mencintai saya, dan saya hanya mengatakan kepadanya, “Terima kasih.” Saya saat itu tidak pernah merasa cinta terhadap dia, tetapi ketika YESHUA HA MASHIACH memasuki hatiku, pada minggu yang sama saat saya duduk di ruang tamu dan melihat istri saya tiba-tiba saya merasa api cinta dalam hatiku terhadap dia dan saya mengatakan kepadanya bahwa saya mencintainya! Dia berasal dari Irlandia, jadi dia hanya menatapku dan bertanya apa yang saya inginkan dari dia! Saya bersyukur kepada ELOHIM bahwa YESHUA HA MASHIACH telah mengubah sikap saya terhadap istriku.

Ketika menikahinya, ayahku berhenti mengirim saya uang. Dia mengatakan kepada saya bahwa jika saya ingin menikahi seorang gadis Amerika saya sendiri harus bertanggung jawab atas wanita itu, jadi saya pergi untuk mencari pekerjaan. Saya mendapat pekerjaan di sebuah restoran Perancis sebagai pencuci piring. Dan kemudian menjadi waiter (pelayanan meja di restoran). Pada hari pertama sebagai waiter itu menakutkan sebab saya belum pernah berhubungan langsung dengan orang-orang. Saya pergi ke meja pertama dan di sana duduk seorang pria bernama Charlie duduk disampingnya seorang wanita yang sangat cantik dan ia sibuk berbicara dengan wanita tersebut.

Ketika saya mengambil piring-piring bekas mereka kedua tanganku gemetar. Charlie melihat kepadaku dan berterima kasih. Saya terkejut dengan ucapan terima kasih orang kaya ini yang berdiri menunggu dia makan. Bagi kami di Timur Tengah hal itu suatu yang aneh. Saya memutuskan untuk menunggu dia setiap kali ia datang ke restoran dan saya selalu memberi pelayanan yang terbaik kepadanya. Perlahan-lahan saya dipromosikan dan suatu hari saya menjadi manager ruang restoran dan hubungan saya dengan Charlie terus bertumbuh.

Selama 19 tahun saya bekerja di beberapa tempat lain, tetapi saya tetap kembali ke tempat ini. Saya telah sukses dalam bisnis restoran dan hotel. Pada tahun 1991, saya kembali ke restoran itu dengan tujuan untuk membelinya.

Pada saat itu YAHWEH benar-benar mulai untuk berurusan dengan saya, meskipun saya tidak tahu pada saat itu. Saya menandatangani kontrak dimana dalam dua tahun saya akan mengambil alih restoran. Charlie tahu bahwa saya akan menjadi pemilik restoran dan ia tahu bahwa saya akan membeli sebuah bangunan baru untuk memindahkan restoran tersebut, jadi dia mulai untuk membantu saya.

Pada bulan Februari, ia datang kepadaku dan bercerita tentang sebuah bangunan indah yang saya perlu untuk melihatnya. Saya bertanya kepadanya rincian bangunan itu, ternyata itu tempat yang saya telah kunjungi tiga hari sebelumnya. Bangunan ini bekas ruang penguburan. Sebagai seorang Muslim, saya tahu bahwa setiap tempat yang berurusan dengan orang mati diyakini berisi dengan setan dan roh-roh jahat. Ketika saya pergi saya merasa sangat takut.

Ketika Charlie bercerita tentang bangunan saya mengatakan kepadanya bahwa saya sudah melihatnya dan bercerita bahwa saat saya masuk saya merasa begitu ada banyak setan. Dia tertawa dan kemudian memandangku dan bertanya: “Tass, apakah kamu tahu mengapa kau begitu takut?” Saya berkata ”saya tidak takut.” Dia kemudian mengatakan kepada saya itu disebabkan oleh karena saya tidak memiliki takut akan ELOHIM. Saya sangat terkejut dan saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak mengerti apa yang ia katakan. Saya seorang Muslim dan saya takut akan elohim (allahnya muhammad). Tapi dia mengatakan kepada saya bahwa jika saya benar-benar takut akan ELOHIM (ALLAH sementa alam) maka saya tidak akan takut akan iblis-iblis. Dia mengatakan kepada saya bahwa ia memiliki hubungan dengan ELOHIM YAHWEH (the LORD GOD). Aku hanya mentertawakan dia, tetapi gagasan tentang sebuah “hubungan dengan ELOHIM” tidaklah meninggalkan saya dan selama tiga minggu saya tidak mampu mengeluarkan hal itu dari kepala saya. Setiap hari berlalu, gagasan tentang hubungan dengan ELOHIM hanyalah semakin bertambah kuat.

Pada 13 Maret 1993 Charlie datang ke restoranku untuk makan. Saya menghampirnya, berlutut pada kakinya dan memohon kepadanya untuk memberitahukan saya tentang hubungan khusus tersebut. Ia segera memerintahkan saya berdiri, dan berkata, “para tamu akan berpikir kamu gila.” dan ia berkata kami harus menunggu sampai kami berdua saja !!!

Satu hari kemudian, 14 Maret, saya menelepon Charlie dan ia mengundang saya ke rumahnya. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya sedang diserang kepanikan dan saya takut untuk mungkin akan menyakiti sesuatu atau seseorang dalam perjalananku, jadi ia datang menjemput saya dengan mobilnya ke rumahnya. Di jalan dia terus berbicara tentang keajaiban yang terjadi padanya dan terus menerus berkata “Haleluya” dan “Pujilah YAHWEH.”

Saya berpikir bahwa sekarang ia benar-benar telah kehilangan pikirannya. Setiba di rumahnya dia berkata, “Tass, jika kamu ingin mengalami ketenangan pikiran seperti yang saya miliki, kamu harus mengasihi orang-orang Yahudi!” Saya benar-benar membeku (kaku tidak bisa bergerak) dan bertanya kepadanya bagaimana dapat ia berpikir tentang hal itu: “mengasihi orang-orang Yahudi?” Ia tahu bahwa saya membenci mereka; dan bagi saya, dan bagi kebanyakkan orang Arab, “seorang Yahudi yang baik adalah seorang Yahudi yang mati.” Saya minta maaf mengatakan hal-hal ini kepada kalian, tetapi begitulah (saya) saat itu. Ia berkata kepada saya untuk tenang dan duduk. Jadi saya bertanya lagi; “Apakah hubungan khusus itu yang Anda miliki?” Ia bertanya apa yang saya ketahui tentang YESHUA HA MASHIACH. Saya mengatakan kepadanya bahwa YESHUA HA MASHIACH adalah seorang nabi yang kami sebagai para Muslim percaya. Charlie mengatakan kepada saya bahwa YESHUA HA MASHIACH bukanlah sekedar seorang nabi, YESHUA HA MASHIACH adalah Putra ELOHIM dan ELOHIM itu sendiri.

Saya katakan kepadanya, “Itu cukup! Apakah Anda pikir saya gila? Pertama Anda katakan bahwa saya tidak memiliki takut akan ELOHIM dan sekarang saya harus mengasihi orang-orang Yahudi dan sekarang Anda memberitahu saya bahwa YESHUA HA MASHIACH adalah Putra ELOHIM dan bahwa YESHUA HA MASHIACH adalah ELOHIM!” Saya benar-benar ingin pergi. Charlie mengatakan kepada saya untuk duduk dan bersabar sebentar. Ia mengambil Alkitabnya dan meletakkannya di antara kami. Ketika ia menaruh Alkitab tersebut disebelah saya, saya mulai gemetar dan bergerak mundur. Ia bertanya “mengapa?” Saya katakan bahwa saya tidak dapat menyentuh kitab tersebut. Ia bertanya kembali “mengapa?” Saya katakan sebab itu adalah Firman ELOHIM dan Nama-NYA ada tertulis disitu. “Jadi kamu percaya bahwa kitab ini adalah Firman ELOHIM?” ia berkata. “Ya!” jawabku, saya tidak tahu mengapa saya jawab demikian sebab sebagai seorang Muslim kami tidak mempercayai Kitab-kitab Suci tersebut. Lalu ia berkata, jika saya percaya kitab-kitab suci tersebut maka ia ingin membaca beberapa ayat untuk saya. Ia membacakan kepadaku Injil Yohanes pasal 1, “Pada awalnya adalah Firman, dan Firman itu ada bersama ELOHIM, dan Firman itu adalah ELOHIM. …” dan saya mulai bergetar dan menjadi pucat. Saya temukan bahwa saya sedang berlutut pada dengkulku dengan kedua tangan terangkat ke atas meminta YESHUA HA MASHIACH menjadi YAHWEHku dan Rajaku.

► [YESHUA HA MASHIACH memulihkan Tass lebih dari yang ia duga]

Tidak ada seorang pun dapat mengatakan kepada saya bahwa Alkitab ini adalah sesuatu yang mati, itu hidup! Firman yang Hidup ini telah menunjukkan saya siapakah YESHUA HA MASHIACH ???

Saya melihat kepada Charlie bahwa ia juga gemetar, dan bertanya kepadanya “apa yang terjadi?” Ia berkata bahwa ia sungguh takut sebab saya terguncang sangat begitu kerasnya, ia belum pernah melihat hal itu sebelumnya dan bercerita, ketika ia sedang membaca ayat-ayat tersebut saya mulai berguncang dan mulai berlutut lalu berbicara dan berdoa. Saya katakan kepadanya bahwa saya telah melihat Terang dan ELOHIM berkata kepada saya bahwa DIA adalah Kehidupan, Jalan dan Kebenaran, DIA adalah YESHUA HA MASHIACH !!!

Saya berkata kepada Charlie “Nah, alasan saya merasa seperti saya rasakan dalam hatiku dikarenakan YESHUA HA MASHIACH adalah Putra ELOHIM, kemudian saya telah menghendaki YESHUA HA MASHIACH menjadi YAHWEH dan Juruselamatku.”

Hari berikutnya Tass merasa beban yang tidak biasa untuk berdoa — satu hal yang ia belum pernah mengalami sebelumnya. “Orang-orang pertama yang datang di hati saya untuk didoakan adalah orang-orang Yahudi tersebut,” katanya. “Saya berdoa, ‘Oh, ELOHIM berkati umat-MU Israel. ELOHIM kumpulkan mereka ke Tanah Perjanjian.'”

Juga keesokan paginya, Tass tidak sabar untuk memberitahu putranya yang beruisa 18 tahun, Benali, yang sedang mencukur saat itu. “Kemarin, saya menerima YESHUA HA MASHIACH sebagai YAHWEH dan Juruselamatku.” “Oh, ayah!” Benali berseru dan mulai menangis, memeluk ayahnya, dan krim cukur tersebar diseluruh wajah mereka berdua. “Tunggu sebentar !!!,” kata Tass. “Mengapa kamu begitu senang terhadap saya?” ia bertanya, sebab pikirnya putranya adalah seorang Muslim. “Ayah, saya juga telah menerima YESHUA HA MASHIACH tiga bulan yang lalu dan saya tidak memberitahu siapa pun,” katanya.

Benali kemudian menjelaskan kepada ayahnya bagaimana ia berkonsultasi kepada pendetanya apa yang ia harus lakukan, mengetahui bahwa ayahnya akan “membunuh saya ketika dia tahu.” Pendeta mengatakan kepadanya, “Kembali ke rumah ayahmu dan kasihilah ayahmu lebih lagi.” Kemudian pendeta ini membuat sebuah pertemuan khusus di gereja dan meminta dilakukannya sebuah rantai doa 24 jam sehari dibuat untuk keluarga Benali. “Itulah tiga bulan sebelum saya diselamatkan,” kata Tass.

Sejak saat itu, istri Tass dan anak-anaknya menjadi orang-orang Kristen, dan mereka mendirikan dua organisasi, Hope for Ishmael (Harapan bagi Ismael), sebuah pelayanan penginjilan dan Seeds of Hope (Benih-benih Pengharapan), sebuah organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Timur Tengah, AMIN.

Sumber: FB

ROSDIANA & PENYAKIT KELENJAR GETAH BENING


MUKJIZAT PENYEMBUHAN DARI TUHAN YESUS

Nama saya adalah Rosdiana. Salah satu alumni mahasiswa Negeri di Semarang, Jawa Tengah. Saya berasal dari Kalimantan. Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi pengalaman tentang Mujizat penyembuhan dari Tuhan Yesus Kristus. Tepatnya pada pertengahan agustus 2013. Sebelumnya, saya divonis menderita penyakit kelenjar getah bening pada bagian leher kanan oleh salah satu dokter RS swasta di Semarang. Penyebabnya karena kecapekan, dan daya tahan tubuh menurun. Bila seorang menderita penyakit yang menular ini dapat menyebabkan penderita meninggal dunia. Pada saat sakit, berat badan menurun secara drastis dan nafsu makan semakin menurun. Kejadian ini membuat saya shock dan saya mengalami kekuatiran yang cukup besar akan turunnya kesehatan. Obat yang diberikan dokter hanya untuk mencegah dan penenang agar dapat tidur di malam hari.

Menjelang awal bulan september 2013 setiap hari Kamis minggu pertama selalu diadakan misa adorasi oleh KTM Semarang. Saya sendiri adalah salah anggota KTM yang rutin setiap bulan hadir dalam misa ini. Pada saat misa adorasi dilakukan, saya menyerahkan seluruh hidup saya ke dalam tangan-Nya. Pada saat itu, saya merasakan Tuhan Yesus benar-benar hadir. Saya merasakan kedua tangan saya merasakan kesejukan seperti di ruang pendingin, ketika Sakramen Maha Kudus berkeliling dan umat diberkati satu persatu. Sesudah perayaan misa, saya merasa seperti biasa saja dan saya tidak mengalami perubahan apapun.

Saya pun kembali ke rumah kos tempat saya tinggal. Tiba-tiba, badan saya semakin panas dan saya mulai meriang menjelang malam. Saya pun mulai istirahat setelah meminum obat seperti biasanya. Menjelang malam kira-kira pukul 12.00 malam, secara tiba-tiba dari ujung kepala mengalir aliran panas secara perlahan-lahan turun sampai ke ujung kaki, hingga seluruh tubuh saya mengalami kepanasan yang luar biasa. Hal ini berlangsung beberapa menit dan seketika itu juga, saya merasakan aliran dingin di sekujur tubuh dan tubuh pun dibasahi dengan keringat dingin. Saya berdoa sejenak pada saat itu dan hati saya merasakan kedamaian, dan akhirnya saya tertidur begitu tenang dan pulas hingga pagi.

Saya kemudian pergi cek kesehatan di laboratorium kesehatan di salah satu klinik swasta. Hasil pemeriksaan semuanya negatif, saya tidak menderita suatu penyakit apapun. Pada saat itu, saya tersadar, bahwa Tuhan mengasihi dan sangat mencintai saya. Tuhan Yesus datang dan menyembuhkan saya dengan Kuasa Roh Kudus-Nya. Benarlah apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus kepada kita: “Tiada yang mustahil bagi orang percaya” (bdk. Mrk 14: 36). Bagi manusia mustahil, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin dan terjadi seturut kehendak-Nya. Terpujilah Allah selama-lamanya. Semoga sharing iman saya dapat menguatkan kita semua untuk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan penyelamat kita.

Sumber: www.carmelia.net

Senin, 20 Oktober 2014

ALI PEKTASH DITEMUI YESUS KRISTUS di Mekka


Yesaya 65:1 — “ AKU telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan AKU; AKU telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari AKU. AKU telah berkata: "Ini AKU, ini AKU!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama-KU.”

Ali Pektash adalah pria Kurdi-Turki yang di besarkan dari sebuah keluarga Muslim. Putus asa dengan hidupnya yang terikat minuman keras, ia dianjurkan oleh pemilik kedai minum untuk kerja di Arab Saudi. Di Mekka, saat ia menunaikan ibadah Haji, ADONAI YESHUA HA MASHIACH menampakkan diri-NYA melalui mimpi, menjamah Ali dan menjadikan Ali manusia yang baru.

ini adalah satu dari lima video kesaksian Ali dari DVD
(klik pada link untuk melihat online. tersedia dalam subtitle Inggris, Arab dan Perancis). Di dalamnya ada 5 kesaksian dari 5 negara berbeda, satu dari Indonesia wanita bernama “Dini.”

LATAR BELAKANG KEHIDUPAN ALI.
Ali bertumbuh dalam sebuah keluarga muslim. Ia adalah anak tertua dari sembilan anak, tetapi ia tidak memiliki banyak memori yang indah dari bagian keluarga yang besar tersebut. Mereka sering menggodai dia dan berkata bahwa ia nampak berbeda dari setiap orang lainnya di dalam keluarga. Bahkan ibunya sendiri membenci dia dan merupakan anak yang paling terbelakang mendapat kasih ibunya. Ia selalu merasa ditolak oleh keluarganya sendiri dan menangis banyak sekali di masa kanak-kanaknya.

Selama empat bulan setiap tahun Ali bekerja sebagai gembala ternak. Tugas ini dimulai sejak ia berusia delapan tahun dan berlanjut sampai usianya mencapai 18 tahun. Dia membawa domba-domba ke gunung-gunung dan di sana ia menghabiskan waktunya sendirian, menikmati keindahan alam: bunga-bunga, batu-batu, buah-buahan. Ia tidak tahu bagaimana sembayang, tidak juga tahu isi Kuran, namun ia tahu bahwa ada suatu Pribadi yang mulia yang telah menciptakan keindahan alam tersebut. Di gunung tersebut ia sering kali berbicara kepada Pribadi yang tidak terlihat tersebut, ”Betapa indahnya ciptaan-ciptaan-MU,” atau membuat pertanyaan, ”Darimanakah datangnya rasa manis pada buah appel ?”

Ketika ia mencapai usia 20 tahun, ia mulai meminum minuman beralkohol. Mencapai usianya yang ke 25 ia telah menjadi pemabuk, kecanduan alkohol. Ia bekerja sebagai mandor bangunan pada sebuah perusahaan konstruksi bangunan. Sering kali ia telah mulai minum itu sebelum pukul sembilan pagi. Ketika ia tiba di rumah, isterinya sering bertanya kepadanya apakah ia telah minum. Ini membuat dia marah sehingga ia memukuli isterinya setiap hari. Anak-anak Ali menyaksikan peristiwa tersebut dan mereka takut pulang ke rumah ketika jam sekolah selesai, jadi mereka sering pergi ke rumah teman mereka sampai mereka tahu bahwa ayah mereka telah tidur. Ia ingin berhenti mabuk dan merasa tidak enak memukuli Zehra, istrinya dan anak-anaknya, namun ia tidak mampu melepaskan ikatan alkohol yang menyebabkan pemukulan atas keluarganya sendiri.

Sebagaimana kebiasaan Ali, pulang kerja dan mampir di kedai minum untuk mabuk. Pada suatu peristiwa, setelah uang di sakunya habis terkuras untuk botol-botol bir, dan para pengunjung sudah meninggalkan kedai, namun Ali masih duduk di kursinya dan masih ingin munum lagi.

Pemilik kedai terpaksa menghampirinya untuk mengusir Ali, sebab kedai akan segera ditutup. Sudah larut malam. ”Saya tidak bisa pulang ke rumah,” Ali yang mabuk ini berkata, ”ketika saya pulang, maka saya memukul isteri saya dengan sangat keras.…bahkan saya tidak ingat namaku sendiri.”

”Seharusnya kamu pergi ke Arab Saudi,” pemilik kedai menasehati Ali, ”alkohol terlarang di sana, maka kamu akan berhenti minum. Di Arab Saudi mereka perlu pekerja-pekerja kontruksi dan gajinya bagus.” ”allah…akan menolong saya,” Ali meresponi. Itu merupakan suatu ide yang baik pikirnya. Jadi ia pergi ke Saudi dan mencari pekerjaan.

Namun malam pertama ia tiba di Saudi, ia mencari dimana bisa mendapatkan bir. Terkejut dengan dirinya sendiri, ternyata bir juga dijual di Arab Saudi, jadi ia mulai minum lagi. Setiba di Mekkah, dengan bangga ia menelpon isterinya, yang sangat terkejut sebab Ali tidak bercerita tentang kepergiannya ke Saudi.

Pada percakapan jarak jauh tersebut Ali berkata dengan optimis, ”Saya tepatnya ada di Mekkah, dan ya hanya sekali-sekali minum bir. Tahun depan saya berharap akan menunaikan ibadah haji. Ini kabar baik, bukan kah begitu?” Dari saat ini dan seterusnya saya akan menjadi seorang muslim yang taat, Zehra.” Saya akan menjadi seorang ayah yang baik, saya tidak akan lagi meminum bir. Saya akan tetap mengirim uang bagi mu, ok ?

Setahun berikutnya ia pergi Haji dengan rombongan dari Turki, dan teman lamanya, Ero, juga ikut dan mereka satu tenda bersama beberapa orang lain. ”Tiba di Mekka, saya mengelilingi Ka’aba dan melakukan sembayang malam, malam itu adalah sembayang pertama sepanjang hidupku.” Ali cerita.

Tiba di perkemahan, mereka bercakap-cakap di depan tenda mereka; esok pagi adalah perjalanan ke Medina untuk melanjutkan ibadah haji. Di depan tenda aku berkata kepada teman-temanku, ”Dari mulai sekarang, saya akan meninggalkan masalah-masalahku kebelakangku. Saya ingin keluar dari minuman dan hidup damai dengan isteriku dan anak-anakku.” Ero menjawab dengan haru, ”Kami senang kamu ada di sini, Ali. Mudah-mudahan allah menjawab semua doa-doamu.” Lalu teman-temannya masuk ke tenda untuk tidur malam, sementara Ali berbaring di luar dengan beralas karpet kecil dan mata memandang ke langit, merenungkan dan berdoa di dalam hatinya, ”Bagaimana saya bisa menjangkau ENGKAU, ELOHIM ? Saya tidak tahu melakukannya. Saya berdoa kepada-MU dengan segenap hatiku, saya ingin ENGKAU menyatakan diri-MU sendiri kepadaku. Slamatkanlah saya dari ikatan alkohol ini. Saya ingin ENGKAU menyelamatkan saya.” Dan Ali jatuh terlelap.

Malam itu Ali mendapatkan mimpi. Dalam mimpi tersebut YESHUA HA MASHIACH memegang tangan Ali dan berkata, ”Kamu adalah milik-KU !!!” AKU mengambilmu untuk ada bersama-KU.” Sambil tangan-NYA menyentuh dahi Ali, YESHUA berkata lagi, ”Pergilah dari sini, kamu adalah milik-KU.”

Ali terbangun dari mimpinya, ia dipenuhi sukacita dan merasa seperti sedang melayang, sehingga ia menyentuh karpet tempat alas tidurnya untuk memastikan bahwa ia masih tetap di bumi. Segera ia masuk ke tenda membangunkan Ero, temannya lamanya yang ia telah kenal selama 15 tahun, untuk menceritakan mimpinya.

SAYA TELAH MELIHAT YESHUA HA MASHIACH !!!
Saya telah melihat YESHUA HA MASHIACH dalam mimpiku, YESHUA ada di sampingku !!!” Ero yang sedang tidur lelap terbangun dan dengan nada tidak acuh dan sedikit kesal ia berkata, ”Apa yang sedang kamu bicarakan?” Sementara mereka berdua berbicara, Ali kembali mendengar suara YESHUA HA MASHIACH, dan berkata kepada temannya ”kamu dengar suara itu?” Ero tidak mendengar apa-apa, dan menjawab, ”Kamu telah makan terlalu banyak semalam dan telah bermimpi buruk.”

”Tidak, Tidak. Itu adalah mimpi yang indah,” Ali coba menerangkan.
Lalu Ali kembali tidur, dengan tujuan jika mungkin ia bisa menyambung mimpinya. Sekali ini ia tidur sisi rekan-rekannya di dalam tenda.

Segera ia kembali mendengar suara YESHUA HA MASHIACH berkata, ”Ali, kamu milik-KU. Kamu tidak akan melakukan ziarah ini. Tinggalkan tempat ini.”
Saya terus menerus mendengarkan suara yang berkata ”Tinggalkan tempat ini” dan suara ini sungguh menggangguku. Lalu aku keluar dari tenda dan mencoba tidur di mobilku.”

Paginya teman-teman setenda Ali menemukan ia tertidur di mobil dan membangunkannya dan mengajak ia berangkat ke Medina. ”Saya akan menyusul kalian,” Ali berkata. Ketika ia menghidupkan mesin mobilnya untuk melanjutkan ziarah, aneh mesin tidak bisa hidup, padahal mobil itu baru berusia satu bulan. Lalu, suara itu terdengar kembali, ”Kamu tidak akan pergi pada ziarah ini. Kamu adalah milik-KU !!!

Lalu Ali pulang ke apartemennya. Keajaiban lainnya terjadi, di cermin ia melihat bahwa separuh dari bulu dadanya telah menjadi putih. Ali mencoba membersihkannya, ia pikir itu adalah debu atau sesuatu, namun warna putih tersebut tidak lenyap. Tiba-tiba suatu suara berbicara kepadanya, ”Kamu akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada ini.”

”Pada saat itu ketakutan besar melandaku, suatu ketakutan yang aneh bercampur dengan sukacita. Saya merasakan bahwa ELOHIM besertaku dan akan menolong ku.” Lalu ia pergi berlutut di sebelah tempat tidurnya untuk berdoa, ia tidak tahu apa yang ia harus katakan. Dengan kedua tangan yang terangkat tinggi saya hanya berkata, ’Baik, ADONAI, apapun yang ENGKAU kehendaki dariku dari saat ini dan seterusnya, saya akan melakukannya."

Malam itu saya mendengar suara itu kembali mengatakan padaku untuk kembali pulang ke Turki secepatnya. Tiga hari kemudian, ia berada pada pesta ”Welcome Home” di rumahnya di Turki. ”Semua tetanggaku telah berkumpul dirumahku. Saya sungguh berbahagia,” Ali bercerita, ”Mereka tahu bahwa saya pernah memukuli isteri dan anak-anakku, tetapi mereka tetap suka kepadaku.

Kembali ia mendengar suara, ”berdirilah dan katakan pada setiap mereka bahwa kamu sekarang adalah seorang Kristen.” Ia mentaati suara tersebut, dan berdiri dan bercerita kepada semua hadirin. ”Sementara saya ada di Arab Saudi, saya telah melihat YESHUA HA MASHIACH di dalam suatu mimpi. YESHUA menjamah saya. Saya ingin kalian semua mengetahui bahwa saya telah menjadi seorang Kristen. Saya sekarang adalah seorang Kristen.” Pengakuannya yang singkat tetapi langsung tersebut disambut olokan tertawa para tetangganya, pria dan wanita. Lalu suasana menjadi sunyi, pelan-pelan, satu-per-satu mereka meninggalkan rumahnya.

Setelah anak-anak pergi tidur, Zehra, menghampiri suaminya yang masih tetap duduk di tempat yang sama pada saat pesta, ia duduk di samping suaminya.
”Zehra, saya benar-benar telah menjadi Kristen,” Ali berkata,
”Tetapi bagaimana ? Bagaimana seorang bisa menjadi Kristen di Arab Saudi ? Zehra bertanya, “Sementara berada di sana, YESHUA HA MASHIACH telah datang kepadaku dalam suatu mimpi dan menjamahku. Saya merasa perubahan dalam hatiku, YESHUA telah memberiku sukacita yang luar biasa. YESHUA berkata bahwa saya adalah milik-NYA. Saya telah jatuh hati kepada YESHUA HA MASHIACH.”

Lalu Ali meminta maaf kepada isterinya dan berjanji tidak akan memukulnya lagi dan berkata: ”ADONAI telah mengampuni saya. Akankah kamu….Kamu juga…mengampuniku?” Lalu Ali menangis.

”Saya mengampuni, Ali. Mengapa kamu menangis ? Apa yang salah ?” Zehra bertanya

”Zehra, sekarang…sekarang saya seorang Kristen, tetapi kamu tidak. Jadi, apa yang kita akan lakukan ?”

“Tidak masalah, jika kamu telah menjadi Kristen, saya akan juga,” Zehra menjawab pasti.

”Malam itu, rumah kami penuh dengan damai. Namun kami tidak tahu satu orang Kristen pun. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan,” Ali mengingat kejadian tersebut. Ali lalu kembali mencari pekerjaan, dan mendapatkannya. Ali menyaksikan kepada rekan kerjanya bagaimana ADONAI telah merubah hidupnya.
Ia dipecat. Ia pindah ke Istambul, dan dengan mudah mendapatkan pekerjaan. Dua tahun setelah perjumpaan dengan YESHUA HA MASHIACH, ia tetap belum bertemu satu orang Kristenpun, dan belum memiliki Alkitab ditambah kerinduan akan keluarganya telah menyebabkan ia tertekan dan mulai kembali minum minuman keras.

Suara di hatinya berseru, ”Kembalilah ke rumahmu.” Di kotanya ia mendapat pekerjaan. Pada suatu hari ia menemukan siaran radio Kristen tanpa sengaja, bernama Dipanggil untuk Damai (Call to Peace) berbahasa Turki. Suara di radio itu berkata, ”YESHUA HA MASHIACH telah mati, bangkit dari kematian setelah tiga hari dan sekarang duduk di sisi kanan BAPA.” Itulah berita Kristen pertama yang ia pernah dengar sejak pertemuannya dengan YESHUA HA MASHIACH di Mekkah. Ia segera memanggil isterinya untuk mendengarkan juga. Dan mengirim surat kepada stasiun radio Kristen tersebut untuk minta Alkitab Perjanjian Baru.

Sepuluh hari kemudian ia menerima Alkitab Perjanjian Baru. Ia juga menerima bahan-bahan Pelajaran Alkitab dari sumber yang sama. Ali berusia 38 tahun ketika ia menerima Alkitab tersebut, ”itu mungkin saat terbahagia dalam kehidupanku,” Ali mengenang.

”Saya membaca seluruh Perjanjian Baru tanpa tidur. Kehidupanku mulai berubah. Orang-orang juga dapat melihat perubahan dalam hidupku,” Ali berkata. Dan suami-isteri ini semakin aktif bersaksi kepada orang lain dan mengundang setiap tetangga untuk datang kerumah mereka mempelajari Alkitab.

Setelah Ali dan Zehra menyelesaikan kursus-kursus Alkitab melalui korespondensi, mereka sekeluarga pindah ke Istambul untuk menghadiri sekolah Alkitab.

Sekarang Ali Pektash adalah seorang pendeta di Turki, ia rajin membuka jemaat-jemaat baru di Turki seperti rasul Paulus.

Ali terus memberitakan iman Kristennya secara terbuka dan tanpa malu. Alkohol tidak lagi menguasai hidupnya, dan ia mengasihi isterinya. Sungguh Ali Pektash telah menjadi suatu ”ciptaan baru di dalam YESHUA HA MASHIACH.” Bulan Mei tahun 2014, Ali dengan rombongannya berkunjung ke kota Yerusalem untuk suatu konferensi orang-orang yang beriman kepada ADONAI YESHUA HA MASHIACH. ”Konferensi At the Crossroads” ini khusus diadakan untuk orang-orang Timur Tengah yang bertujuan mencari strategi ELOHIM bagi Timur Tengah di tengah-tengah masa gejolak politik dan sekaligus menolong mempersatukan kembali putra-putra Abraham (keturunan dari Ishak, Ismael, Israel/Yakub dan Esau).

Pada konferensi ini, hadir orang-orang percaya dari berbagai latar belakang kebangsaan, seperti Mesir, Irak, Iran, Cyprus dan Yordan, Turki, Armenia, juga orang Israel yang tinggal di luar Israel. Pendeta Ali Pektash adalah salah satu pembicara pada konferensi tersebut.

Baca: Petkash: “Kita memiliki pelayanan yang sangat penting – memperdamaikan Dunia.”

Visi dari Konferensi ini di dasari pada nubuatan nabi Yesaya 19:23-25 – "Pada waktu itu akan ada jalan raya dari Mesir ke Asyur, sehingga orang Asyur dapat masuk ke Mesir dan orang Mesir ke Asyur, dan Mesir akan beribadah bersama-sama Asyur. Pada waktu itu Israel akan menjadi yang ketiga di samping Mesir dan di samping Asyur, suatu berkat di atas bumi, yang diberkati oleh TUHAN semesta alam dengan berfirman: "Diberkatilah Mesir, umat-KU, dan Asyur, buatan tangan-KU, dan Israel, milik pusaka-KU."

Seluruh isi pasal 19 pada nubuatan nabi Yesaya ini tepatnya adalah untuk negara Mesir, diawali dengan kalimat: “Ucapan terhadap Mesir. Lihat, YAHWEH mengendarai awan yang cepat dan datang ke Mesir, maka berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-NYA, dan hati orang Mesir, merana hancur dalam diri mereka.” Yesaya 19:1

Kericuhan berdarah pada peristiwa Arab Spring di Mesir menurunkan President Mubarak dan juga Morsi terjadi telah dipercayai oleh orang-orang Kristen Mesir sebagai penggenapan nubuatan nabi Yesaya. YAHWEH membersihkan Mesir dari berhala-berhala dan membawa bangsa Mesir berbalik dan beribadah kepada YESHUA HA MASHIACH saja.

Ayat 23 sampai 25 adalah nubuatan yang bersifat janji bahwa YESHUA akan membuat “Jalan Raya penghubung antara Mesir dengan Asyur.” Bangsa Asyur kuno hidup di sekitar Irak utara, Iran, Armenia, Turki Timur saat ini, itu adalah Pegunungan Kurdistan, yang di huni oleh bangsa Kurdi saat ini. Pendeta Ali Pektash bukan saja tinggal di Asyur (Turki Timur), lebih dari itu ia orang Kurdi.

Siapakah yang bisa percaya nubuatan ini jika itu dibaca 70 tahun yang lalu ?
70 tahun yang lalu negara Israel masih belum berdiri sejak diruntuhkan oleh Kerajaan Romawi di bawah Jendral Titus di tahun 70 AD. Israel baru lahir kembali tahun 1948 dan indentitas bangsa Kurdi baru muncul tahun 1988 ketika President Saddam Hussein menjatuhkan bom beracun ke desa-desa suku Kurdi yang menewaskan 4.000-5.000 hampir semuanya adalah rakyat sipil Kurdi.

Sekarang bangsa Kurdi diambang kemerdekaan. Yesaya melayani sebagai nabi dari 740-681 BC. ALKITAB memiliki lebih dari 800 nubuatan, 80%nya telah tergenapi !!! ALKITAB adalah sungguh Kitab Suci yang diwahyukan dari Sorga !!! AMIN.

TUHAN YESUS Memberkati.

Sumber: www.facebook.com

Minggu, 05 Oktober 2014

Kirsten Powers Atheis yg Bertobat


Kirsten Powers, seorang jurnalis dari kantor berita Fox News dan bekerja untuk partai Demokrat Amerika Serikat, bersaksi bagaimana ia seorang yang alergi dengan hal-hal yang berbau “Kristen” namun sekarang dia memeluknya dengan gembira bahkan ia terang-terangan menyatakan dirinya “Kristen lahir baru” dan menjadi pengikut Yeshua.
Joe Kovacs, adalah seorang penulis kesaksian Kirsten, berikut ini bagian besar laporannya. Joe adalah penulis dari buku “Shocked by the Bible: The Most Astonishing Facts You’ve Never Been Told” dan, “The Divine Secret: The Awesome and Untold Truth About Your Phenomenal Destiny.”

Kirsten Powers wanita yang cerdas, cantik, komentator Demokrat pada Fox News, yang adalah seorang atheis hampir dalam seluruh kehidupannya sampai akhirnya dia berkata bahwa dia telah mengalami pertemuan pribadi dengan Yeshua.

Latar belakang Kirsten

Kirsten telah bertumbuh di Gereja Episcopal di Alaska, namun mengakui bahwa imannya saat itu “dangkal” dan “tipis.” Tetapi ketika ia memasuki perguran tinggi, kenyataan kehadiran Elohim telah lenyap dari dirinya khususnya ketika ayahnya sendiri mulai luntur imannya.

“Mulai awal usia dua puluh dan seterunya, saya terombang-ambing antara atheism (tidak percaya adanya Elohim) dan agnosticism (keyakinan yang sama sekali menolak adanya kebenaran yang mutlak), tidak pernah datang mendekat untuk berpikir bahwa Elohim dapatlah ada nyata.”

Setelah lulus dari bangku kuliah, Powers bekerja dengan team Clinton (politikus) dari tahun 1992 sampai 1998, menyadari politik-politik Demokrat “adalah agama kami, untuk sebuah batas tertentu.”

“Semua teman saya adalah sekuler, liberal,” ia bercerita kepada Radio Focus on the Family. “Jadi, saya sungguh pergi semakin masuk ke dalam sebuah dunia sekuler secara luar biasa. Sekarang semua teman saya pada dasarnya adalah orang-orang atheist, atau jika mereka ada memiliki sejenis hal yang bersifat rohani, mereka sangatlah tidak bersahabat terhadap keagamaan, khususnya Kristianiti. Jadi saya saat itu sungguh tidak ada ketertarikan sama sekali tentang itu.” [Anda lihat betapa media Barat telah berhasil menipu banyak orang dengan memutar balik citra Kristianiti - ajaran Yeshua, Anak Manusia yang tanpa noda dan dosa dan ajarannya sangat mulia]

”Jadi ketika saya mulai pacaran dengan seorang pria yang percaya Yeshua,” ia menulis, ”saya tidak mencari Elohim. Jelasnya, seminggu sebelum saya bertemu pria ini, seorang teman saya bertanya pada ku jika memiliki hal tertentu untuk pacaran. Respon saya : ’Siapa saja asal ia tidak beragama.’”

Bulan-bulan pertama dalam masa pacaran mereka, pacar prianya bertanya pada Kirsten, “Apakah kamu percaya Yeshua adalah Juruselamatmu?”
“Perutku tenggelam. Saya mulai panic,”
ia mengingat, “Oh tidak, pikiran pertamaku. Pria ini gila.”

Ketika Kirsten respond bernada negative, maka pacar prianya mulai bertanya, ”Apakah kamu berpikir kamu dapatlah pernah mempercayai itu?” Pria ini mungkin berkehendak menikahi Kirsten, namun menandaskan bahwa ia tidaklah dapat menjalin hubungan dengan seorang yang bukan Kristen.

Kirsten menjawab dengan jujur, “Saya berkata, saya tidak ingin menyesatkan pacarnya – saya tidak akan pernah percaya kepada Yeshua,” ia bercerita. Lalu pria ini berkata perkataan ‘magic’ kepada wanita liberal ini: ‘Apakah kamu pikir kamu dapat tetap berpkiran terbuka tentang hal itu?’ Well, tentu saja. ‘saya orang yang sangat berpikiran terbuka! Meskipun saya saat itu tidak sama sekali berpikiran terbuka.’”

“Jika ada satu hal yang saya benar-benar aman, itu adalah bahwa saya tidak akan pernah mematuhi agama apapun – terutama kepada Kristen Injili, yang saya pernah mengadakan penghinaan khususnya,” ia menulis di Chritianity Today.

Bagaimanapun ia memutuskan untuk sekali saja berkunjung ke gereja pacarnya.

Mulai melihat terang

Saat Kirsten pertama kalinya berkunjung ke gereja, ia menjadi tertarik dengan kotbah pendetanya. “Pendeta ini menerangkan pesannya dengan pengetahuan yang dalam, berpindah dari seni, sejarah dan filsafat. Saya memutuskan untuk kembali mendengarnya kembali. Segera, mendengarkan pendeta Keller berkotbah menjadi inpirasi dari minggu saya.” – namun satu hal yang Kirsten tidak suka: pendeta ini selalu menutup kotbahnya dengan mengaitkan semua hal tersebut dengan Yeshua, Kirsten berkata, ”Untuk bulan-bulan pertama, saya merasa frustasi: Mengapa ia harus menghancurkan percakapan yang bagus sempurna dengan Yeshua nonsense ini?”

Minggu ke minggu, pendeta Keller membicarakan suatu perkara tentang Kristianiti dan perkara melawan atheism dan agnosticism. Itu menantang Kirsten Powers untuk mulai membaca Alkitab dan pacar prianya berdoa dengan dia untuk Elohim menyatakan Diri-Nya sendiri kepada jurnalis tersebut.

Setelah sekitar delapan bulan mendengarkan Keller, journalist ini menyimpulkan “bukti memberatkan pada sisi Kristianiti. Namun saya belum merasakan hubungan dengan Elohim, dan seriusnya, saya tidak bermasalah dengan hal itu. Saya saat itu masih tetap berpikir bahwa orang-orang yang berbicara tentang mendengarkan suara dari Elohim atau mengalami Elohim adalah delusi atau berbohong.”

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. (Yoh 10:27-28)

Yeshua menampakkan diri-Nya kepada Kirsten melalui mimpi

Pada kondisi jiwa seperti di atas ia pergi ke Taiwan, tujuh tahun lalu. Kirsten bertemu dengan Penciptanya. tahun 2006 di Taiwan, Kirsten Powers berkata, “Saya terbangun dalam perasaan seperti dalam persimpangan antara sebuah mimpi dan kenyataan. Yeshua datang kepada ku dan berkata, ‘Inilah Aku (Here I am).’”

Ia bercerita kepada majalah Christianity Today, “Itu terasa sungguh nyata. Saya tidak tahu harus berbuat apa,” Kirsten bercerita, “saya telpon pacar saya, namun sebelum saya punya waktu untuk menjelaskan padanya tentang hal itu, ia bercerita pada ku bahwa ia telah berdoa satu malam sebelumnya dan merasa kami seharusnya putus hubungan. Jadi kami lakukan. Jujurnya, sementara saya kecewa, saya lebih trauma oleh kunjungan Yeshua kepada ku.”

“Saya telah mencoba untuk menghapus pengalaman tersebut sebagai synapses (pembuahan dua jenis sel tubuh) yang salah tembak, tetapi saya tidak dapat menguncangkannya. Ketika saya kembali ke New York beberapa hari kemudian, saya terhilang, Saya tiba-tiba merasakan Elohim ada dimana-mana dan itu sungguh mengerikan. Lebih penting, itu tidak diundang. Itu terasa seperti suatu invasi. Saya mulai takut saya menjadi gila.”

Dalam sebuah wawancara TV di Saluran Fox News dengan Howard Kurtz, “REPORTER’S RELIGIOUS AWAKENING; Becoming a Devout Evangelical Christian,” Kirsten berkata, “Dan saya telah memiliki pengalaman ini dimana saya telah mendapat mimpi layaknya mengakhiri duniaku sedikit, bahwa saya, pada mulanya, hanya berpikir itu hanyalah mimpi, sebab saya sebelumnya sungguh tidak percaya hal-hal seperti itu. Dan mungkin itu hanyalah sebuah mimpi, saya tidak tahu, namun itu menaruh saya pada jalan-jalan setapak pencarian untuk belajar tentang itu. Saya berakhir di dalam pelajaran Alkitab dan sisanya adalah semacam sejarah.” Puluhan kesaksian orang-orang Muslim berjumpa Yeshua di MuslimJourneToHope.com

Itu mengambil sekitar dua tahun untuk Kirsten dapat menerima apa yang telah terjadi pada dirinya. Ia menghadiri pelajaran Alkitab yang dipimpin oleh Kathy Keller.

Ia teringat ketika pertama kalinya berjalan masuk ke pertemuan tersebut, perutnya terasa terikat oleh sebuah tali. ”Dalam pikiran saya, hanyalah orang-orang aneh dan fanatik yang pergi ke pelajaran-pelajaran Alkitab,” ia menulis. ”Saya tidak ingat apa yang dikatakan hari itu. Namun semua yang saya tahu ketika saya meninggalkan tempat itu, segala sesuatu telah berubah. Saya tidak akan pernah lupa berdiri diluar apartment the Upper East Side itu dan berkata kepada diriku sendiri, ’Itu benar. Itu benar semuanya.’ Dunia terlihat berbeda seluruhnya, seperti sebuah kerudung telah diangkat keluar. Saya tidak memiliki satu kata keraguan. Saya dipenuhi dengan kesukaan yang tidak dapat diterangkan.”

“Ketakutan masa depan (dunia karir) menjadi seorang Kristen yang sungguhan merayap mundur hampir tiba-tiba. Beberapa bulan saya telah menghabiskan waktu melakukan yang terbaik saya bisa untuk bergumul keluar dari Elohim. Tidak ada artinya. Kesetiap tempat saya berpaling, disana Dia berada. Pelan-pelan ketakutan berkurang dan sukacita bertambah. Suara Aungan Sorga telah mengejar saya dan menangkap saya – entah saya suka itu atau tidak.”

Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.

Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Mata-Mu melihat, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. Mazmur Daud 139:1-16

Hidup di New York, dimana uang dan material adalah Mamon dan kebebasan hidup adalah Beetzebul dan worldview tentang kehidupan jauh dari nilai-nilai moral Alkitab, Kirsten menghadapi banyak tantangan, banyak dari mereka mempertanyakan keputusan sebagai pengikut Yeshua, ia gambarkan hal dengan ”Itu tidak seperti hidup di Selatan (Amerika Serikat) atau ditempat lain dimana setiap orang Kristen. Saya hidup di sebuah dunia dimana tidak seorangpun orang percaya. Jika saya mendapati satu dollar untuk setipa kali seseorang berkata, ’Saya tidak mengerti: bagaimana kamu dapat ada seorang Demokrat dan ada sebagai seorang Kristen?’ Saya tentunya sudah jadi seorang millioner.” Kirsten bercerita sambil tersenyum.

Komentar saya: Orang Kristen perlu berdoa lebih banyak agar lebih banyak lagi jurnalis mengenal Adonai Yeshua Ha Mashiah !! Kirsten memerlukan dukungan doa orang-orang percaya di dalam menghadapi tantangan di dunia sekitar dia hidup. Iblis sering kali menipu orang percaya dengan lebel-lebel palsu, fakta sesungguhnya ialah Yeshua adalah seorang yang ‘Murni Demokrat’- Dia bergaul dengan Zakeus (pemungut cukai), satu dari murid setian-Nya adalah Maria Magdalena (pelacur yang tertangkap basah, dan diselamatkan). Bedanya Yeshua tidak kompromi dengan dosa seperti kebanyakan para Demokrat Amerika! Label palsu Iblis lainnya ialah ”bagaimana kamu bisa jadi seorang Scientist dan tetap seorang Kristen?” atau ”seorang Filsafat dan tetap seorang Kristen?” Fakta bertumpuk menunjukkan bahwa banyak penemuan teknologi yang kita sekarang pakai ditemukan oleh orang-orang Kristen seperti Sir Isaac Newton (ahli matematika dan penemu telescope); professor filsafat abad 20 dari universitas terkenal (seperti CS Lewis, Derek Prince) adalah para Kristen sejati. Tokoh Gereja Barat yang merubah paganism dan barbarian di Eropa menjadi benua ‘Demokrasi’ dan Pembela HAM adalah ahli Alkitab Perjanjian Lama, bernama Saulus orang Tarsus. Kita harus bangga menjadi pengikut-pengikut Yeshua Ha Mashiah sebab kita adalah ”Garam dan Terang Dunia” lebih lagi kita disebut ”the children of The Most High,” seperti Yeshua berkata kepada para pengikut-Nya: Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Elohim Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” (Luk 6:35-36)

2 Korintus 5:17 - Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Seorang manusia yang menjadi pengikut Yesus tidak serta merta menjadi militan didalam mental rohaninya. Proses demi proses harus dialami oleh orang itu supaya menjadi seorang yang benar-benar stabil didalam level iman kekristenan-nya. Proses demi proses itu tidaklah mudah, belum lagi proses untuk mempertahankan level keimanan, semua proses itu memerlukan waktu yang tidak singkat juga tidak mudah. Oleh karena itu ada benarnya kita meminta kepada Tuhan Yesus untuk membuat stabil iman kita.

Tetap meminta semangat kepada Tuhan Yesus Kristus untuk menjalani hari-demi hari. Selalu mempunyai prinsip untuk menjadi manusia yang lebih baik dan benar dimata Tuhan. Tetap mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Sumber: senjatarohani.wordpress.com