Sabtu, 23 Maret 2013

RATU PENYIHIR DARI EROPA



Kesaksian Doreen Irvine : YESHUA HA MASHIACH Yang Menyelamatkan Ratu Penyihir dari Eropa

Saya seorang ratu penyihir dari eropa, saya memiliki kerajaan jahat yang besar di mana saya di sembah dan ditakuti.
Pada awalnya keluargaku sangat miskin, sampai tidak punya perabot rumah dan juga tidak memiliki tempat tidur. Ayah saya sering memukul ibu dan saya sering melihat luka pada bibir dan pelipisnya. Lalu ibu saya meninggalkan saya ketika saya berusia 11 tahun, dia pergi meninggalkan kami semua.

Hal ini membuat saya kepahitan, dalam pertumbuhan saya pada usia 18 tahun, saya sudah berada dijalanan sebagai pecandu heroin dan pencuri. Tak lama kemudian jatuh kedunia yang lebih gelap, dimana tidak menjual tubuh saya, tetapi juga jiwa saya.

Saya bergabung dengan okultisme, yang dimana mereka sembah lucifer dan ilah-ilah lain. Mereka berkata bagaimana ilah-ilah tersebut begitu luar biasa. Saya di ajar menyembah lucifer, dimana mereka memotong leher seekor ayam dan menuangkan darahnya ke sebuah cawan dan lengan sayapun dilukai. Darah saya dituangkan kedalam cawan itu dan saya harus meminumnya. Dan saya harus menandatangi suatu sumpah bahwa saya akan melayani setan seumur hidup saya. Maka saya harus mengikuti dan mentaatinya.

Kekuatan yang saya dapat dari meyembah setan adalah dapat memindahkan barang dan menghilang, saya juga tahu pikirkan orang dan perkataan mereka. Dalam upacara kami harus membawa tubuh-tubuh segar yang berasal dari orang yang baru mati. Kami percaya jika menpersembahkan tubuh tersebut kepada setan, maka sebagai penyihir ilmu hitam kami sangat kuat.

Meskipun saya sudah menjadi ratu yang memliki kuasa untuk menghilang, mengusir setan, mengutuk dan membunuh. Namun saya tidak bisa memaksa orang untuk mencintai saya, padahal itu yang saya inginkan. Tidak ada seorangpun yang benar-benar mencintai saya.

Sutu malam saya ditugaskan untuk mengganggu sebuah pertemuan ibadah, namun ketika saya sampai disana pesan Firman TUHAN yang disampaikan saat itu menghancurkan hatinya yang gelap dan keras. Ada seorang penyanyi muda yang maju ke depan dan mulai menyanyikan sebuah lagu “tidak ada yang peduli kepadaku seperti YESUS...” ketika ia menyanyi, saya ingat saat sekolah minggu bahkan saya dapat mendengar guru saya bertanya, “maukah kamu memberikan hatimu kepada TUHAN YESUS, Doreen?” dan saya jawab, "tidak ,bu”, lalu saya melihat diri saya dijalanan, saya melihat diri saya dengan para penyihir di bait setan, saya melihat seluruh hidup saya.

Semua itu muncul seperti film. Ada seorang pengkhobah, saat dia mulai berkhotbah, ia berkata “jika anda menerima TUHAN YESUS KRISTUS, malam ini, maka anda akan memutuskan belenggu yang ada, dibebaskan dan membuka mata anda dan memiliki, sebuah kehidupan yang baru. Saya bilang, "wow !!! Ini sebuah kesempatan lagi untuk saya!” tiba-tiba iblis berkata, "kamu adalah milikku, kamu tidak dapat diselamatkan !!! Kamu adalah milikku” tiba-tiba saya seperti ada ditempat duduk saya, saya berdiri, saya tidak tahu bagaimana itu terjadi, iblis-iblis mulai datang untuk menyerang saya.

Iblis berusaha menghalangi saya untuk maju kedepan, namun saya tetap maju dan menangis. Dan saya berseru " TUHAN YESUS KRISTUS aku akan masuk.... bawa aku masuk.... aku mau masuk...!!!” saya dapat melihat TUHAN YESUS KRISTUS, tangan-NYA diulurkan kepada saya, mata-NYA penuh kasih, saya tahu, saya milik-NYA, dan YESHUA HA MASHIACH milikku. Saya tahu, saya sudah diselamatkan.

Saat ini saya hidup dengan tenang di inggris bersama suami keluarga dan teman-teman. Dan saya sebagai penginjil menceritakan kepada orang lain tetang YESHUA HA MASHIACH yang Ajaib, yang telah membebaskan hidup saya dari ikatan dosa. Kalau TUHAN YESUS dapat menyelamatkan orang seperti saya dari orang pencuri, pecandu obat dan penyihir. Apa yang saya lakukan...? saya tahu YESHUA HA MASHIACH hidup, TUHAN YESUS Nyata dan DIA milik saya !!! Karena TUHAN YESUS mengubah hidup saya.. Amin...

Catatan :
Cara kerja setan itu bermacam-macam, kita tahu sebutan nama penyihir sering dipakai oleh dunia barat, sedangkan di indonesia bermacam-macam tergantung dari setiap daerahnya, kalau di pulau jawa sering disebut dukun, sedangkan di papua di sebut suangi. Sihir dibagi menjadi 2 yaitu ilmu putih dan hitam, kalau ilmu putih di indonesia sering disebut orang pintar dan paranormal. Intinya semua kekuatan yang mereka dapat berasal dari setan.

Bagi anda yang masih terikat dengan kuasa okultisme, maka anda harus memutuskan, semua ikatan dengan kuasa setan. Kalau ada katakan saya tidak terikat tetapi hidup saya masih mengalami mimpi buruk, itu tandanya ada ikatan perjanjian dengan kuasa kegelapan, coba anda cek latar belakang keluarga anda sebelumnya, atau di tempat tinggal anda, masih simpan benda-benda yang ada isinya dengan kuasa kegelapan.
Kita harus memberikan hidup kita sepenuhnya untuk KRISTUS. Karena didalam TUHAN YESUS kita dapat diselamatkan.


TUHAN YESUS Memberkati.

Dikutip dari sini.

Senin, 11 Maret 2013

Nikolai Khamara mencuri kesempatan martir


Nikolai Khamara dari Rusia

Nikolai Khamara ditahan karena merampok dan dipenjarakan selama 10 tahun. Di dalam penjara, Khamara mengamati orang-orang Kristen dan merasa heran.

Mereka manusia juga, namun mereka menunjukkan suka cita di saat mereka seharusnya bersedih dan mereka menaikkan pujian sekalipun menghadapi kesusahan. Saat mereka mendapat sepotong roti, mereka membagikannya dengan orang yang tidak memperolehnya.

Wajah mereka tampak bersinar saat mereka berbicara kepada 'seseorang' yang tidak dapat dilihat oleh Khamara.

Suatu hari dua orang Kristen duduk di sebelah Khamara dan menanyakan kisah hidupnya. Khamara menceritakan kisah sedihnya dan mengakhiri ceritanya dengan berkata, "Aku adalah orang yang terhilang."

Salah satu dari orang Kristen itu tersenyum dan bertanya kepada Khamara, "Jika seseorang kehilangan sebuah cincin emas, berapakah nilai cincin emas itu ketika hilang?"

"Pertanyaan yang bodoh sekali! Sebuah cincin emas ya sebuah cincin emas. Kamu kehilangan cincin emas, tapi orang lain akan mendapatkannya. Nilainya tidak berubah"

"Jawabannya bagus sekali," kata orang Kristen itu. "Sekarang katakan, berapakah nilai seseorang yang terhilang?"

Orang Kristen itu melanjutkan, "Orang yang terhilang, seorang pencuri, pezinah, atau seorang pembunuh, memiliki nilai seorang manusia. Dia begitu bernilai sehingga Allah meninggalkan surga dan mati di atas kayu salib untuk menyelamatkan orang itu."

"Kamu mungkin terhilang, tapi kasih Allah telah menemukanmu," kata orang Kristen itu.

Nikolai Khamara masuk penjara sebagai pencuri dan keluar sebagai seorang Kristen. Setelah dibebaskan, ia bergabung dengan gereja bawah tanah di Rusia.

Beberapa waktu kemudian, gembala gereja Khamara ditahan. Pihak berwenang menyiksanya dan berharap ia mengkhianati gereja, tetapi gembala itu tetap setia dan ia tidak membocorkan apapun.

Akhirnya pihak wewenang menangkap Nikolai Khamara.

Mereka membawa Khamara ke hadapan gembala itu dan mengatakan kepadanya, "Jika kamu tidak mengatakan rahasia itu, kami akan menyiksa Khamara di depan kamu."

Gembala itu tidak tahan melihat orang lain menderita baginya..

Namun Khamara berkata kepadanya, "Setialah kepada Kristus dan jangan mengkhianati Dia. Saya bahagia menderita demi nama Kristus."

Lalu mereka mencungkil mata Khamara.

Gembala itu tidak tahan. Ia menangis melihat Khamara. "Bagaimana saya sanggup melihat hal ini? Kamu jadi buta!"

Khamara menjawab, "Saat mataku diambil, aku melihat hal-hal yang lebih indah dari pada yang aku lihat dengan mataku. Aku akan melihat Sang Juru Selamat. Anda harus tetap setia kepada Kristus sampai akhir."

Saat para penginterogasi berkata kepada gembala bahwa mereka akan memotong lidah Khamara, Khamara berkata, "Pujilah Tuhan. Aku telah mengatakan perkataan-perkataan yang mulia. Dan jika kalian mau, kalian dapat memotong lidahku sekarang."

Mantan pencuri ini akhirnya berhasil mencuri kesempatan untuk mati sebagai martir demi Kristus.

(Dikutip dari Devosi Total, The Voice of Martyr)

KETIKA BUDDHIST (BUDHA) WANG CHING TAO HARUS MEMILIH


KESAKSIAN "BUDDHIST (BUDHA) "WANG CHING TAO" MASUK KRISTEN : " TIGA PULUH SATU LAWAN SATU"
(Diceritakan oleh : Pdt. I.M. Nordmo, Pemberita Injil di Tiongkok Utara)

Si cantik Wang Ching Tao hidupnya sangat berbahagia, ia anak dari seorang petani yang kaya. Lalu ia menikah dengan seorang pemuda yang kaya-raya dan tampan. Keduanya saling mengasihi dan saling membagikan kebahagiaan, benar-benar pasangan yang serasi.

Dari tahun ketahun mereka benar-benar dapat menikmati kebahagiaan bersama, namun nampaknya kebahagiaan ini tak boleh berlangsung terlalu lama. Serangan penyakit melanda Wang, dan sakit Wang bukanlah suatu penyakit yang mudah diobati, melainkan suatu penyakit yang sulit diobati. Seisi rumah berdukacita untuk malapetaka yang menimpa kedua sejoli itu.

Dari dokter sampai ke dukun-dukun terkenal malah sampai ke nujum mereka berusaha mencarikan obat untuk penyembuhan penyakit Wang, namun nampaknya usaha mereka tetap sia-sia. Tak ada perubahan apa-apa yang terjadi dalam diri nyonya muda ini. Sedang kondisi Wang sendiri makin hari makin lemah, seolah-olah tidak ada harapan lagi untuk kesembuhan tubuhnya. Oleh karena itu seorang Biku Budha mendatangi keluarga Wang, dan ketika melihat penyakit Wang semakin parah ia menganjurkan agar Wang semakin menjauhkan diri dari kesukaan dunia, bertarak daging serta menjalankan pelajaran sang Budha dengan benar-benar. Petani yang masih muda ini kini telah kehilangan akal, apapun yang terasa baik ia jalankan menurut keyakinan batinnya juga termasuk usul dari Biku tersebut. Apa saja yang dianggap baik asalkan istrinya yang sangat ia cintai mendapatkan kesembuhan, ia rela menjalankannya.

Maka mulailah istrinya menjalankan kebatinan, sedikit demi sedikit ia masuk ke dalam filsafat agama Budha dan menghampakan diri dari segala keinginan duniawi, bertarak makan terutama daging. Jarang sekali orang mengerti hal Nirwana dan karma yang berbelit-belit itu, namun dalam waktu yang singkat Wang dapat memahaminya. Sedikit demi sedikit ilmunya mulai berkembang sampai pada akhir kalinya iapun harus memutuskan hubungannya dengan suaminya tercinta serta anak-anaknya. Ia ingin menyerahkan diri sepenuhnaya pada sang Budha.

Betapa sedih suami dan anak-anaknya ketika Wang mengambil keputusan semacam itu, berarti mereka tidak lagi dapat berkumpul seperti waktu-waktu sebelumnya. Tak jauh dari rumahnya didirikan pura kecil, sebuah gedung baru khusus didirikan bagi sang Budha. Di tengah-tengah pura itulah didirikan patung dewa-dewa. Sedang patung patung lainnya membentuk lingkaran disekeliling ruangan itu, dan sebuah bilik kecil khusus bagi Wang sendiri. Di situlah ia menjalankan pertapaannya. Dalam bilik itu ada kang yang rendah dan sebuah meja kecil terbuat dari kayu. Sebuah kursi tak bercat semuanya berada dekat dinding sebelah utara, di meja kecil itu ada mangkuk tempat kemenyan.

Ketika semuanya telah siap, mulailah wanita itu menjalankan semedinya kurang lebih selama 10 tahun. Inilah permulaan hidup baru bagi Wang. Satu masa yang dipenuhi dengan perjuangan batin secara berturut-turut. Setiap kali ia menerima tantangan yang hebat, ia yakin ia dapat mengatasi atas bantuan roh sang Budha. Jiwanya terasa sangat lelah,berulangkali ia mengalami stres semacam itu. Segala keinginan hatinya ditekan sampai ia dapat mencapai tujuan yang hebat dan melakukan hal yang luar biasa. Dari tahun ketahun ia duduk bersila diatas kang, dan untuk pertama kalinya ia harus melayani diri sendiri, dalam pembakaran kemenyan, dan menaruh kemenyan ke meja kecil dalam puranya itu dan lain sebagainya.

Setelah beberapa waktu ia menjalankan sendiri, tak beberapa lama kemudian pura kecil itu ternyata bertambah penghuninya. Beberapa orang berkunjung ke Pura kecil itu, lalu beberapa di antara wanita-wanita itu akhirnya mengabdikan diri menjadi murid Wang. Wanita-wanita ini sangat mendambakan kesucian dan kehidupan secara hampa untuk mencapai Nirwana seperti halnya Wang sendiri. Wang mendapat julukan Chy yang suci karena pertapaanya telah mengundang perhatian banyak orang, mereka menyaksikan sendiri betapa khusuknya Chy dalam pertapaannya. Selain julukan di atas ia juga dianggap pimpinan yang keramat, bahkan pura itupun dianggap pura keramat. Kini tugasnya membakar kemenyan dan menyajikannya di meja pura dilaksanakan oleh murid-muridnya. Chy sendiri lebih khusuk bersila dalam pertapaannya dan memberikan filasafat kepada murid-muridnya.

Dua puluh tahun lamanya ia bertapa semacam itu tanpa berbaring sedikitpun. Inilah cara untuk mendapatkan derajat yang tinggi, daging dan lemak tak pernah terselit di antara giginya malah telur ia pantang. Menurut dia makin banyak pantangan makin dekatlah ia pada sang Budha. Caranya ia menyiksa diri, benar-benar sangat menakjubkan. Dari 20 tahun. 17 tahun ia duduk bersila tanpa berbaring tidur sekejabpun. Orang datang dari mana-mana berjiarah ke pura keramat itu. Kemasyuran tersebar diberbagai wilayah, bahkan dari Propinsi ke Propinsi. Nampaknya masyarakat bangga punya orang suci semacam dia.

Saat yang bersamaan Injil pun berkembang ke wilayah Barat yaitu desa Kao Kia Chy kurang lebih 2,5 mil jauhnya dari rumah Wang. Banyak orang menerima ajaran baru dan membakar berhalanya serta menerima Kristus. Diantaranya ada beberapa cucu Wang sendiri. Mereka inilah yang kemudian membawa berita Injil ke rumah keluarga Wang. Kebaktian terus-menerus diadakan, lebih hari lebih banyak yang diselamatkan, orang-orang sakit disembuhkan, dan yang baru sama sekali dibimbing melangkah menuju iman yang baru. Cerita perkembangan Injil inipun sampai ke keluarga Wang.

Kurang lebih dua setengah tahun saat Injil diberitakan di daerah Wang, tiba-tiba Wang terserang sakit yang keras, tujuh hari tujuh malam ia berbaring seperti mayat. Kalau saja ia tidak sedang menggenggam sebuah cermin pastilah ia disangka telah mati, dan pastilah upacara secara besar-besaran diadakan untuk menghormati jenazahnya, seperti biasa dilakukan upacara kematian terhadap orang-orang suci yang telah tiada, upacara air dan angin dan upacara keramat tertentu. Para imam dan murid-murid Wang berkumpul di depan pura kecil dekat bilik Wang, mereka membunyikan genta dan bunyi-bunyian lainnya sambil menghafal mantera. Dan beberapa kertas sembahyang di bakar untuk melunasi hutang yang telah mati atas perintah Yeh Wang ( si Raja Maut).

Inilah yang menentukan siksaan yang harus dijalankan oleh si mati, setelah siksaan selesai barulah manusia dapat menjalani hidup barunya. Namun pada hari ke tujuh tiba-tiba Wang bangkit lagi. Betapa gembiranya murid-murid Wang melihat guru yang dicintai hidup kembali. Mereka menganggap hutang telah terbayar dan telah terlunasi. Bagi Wang sendiri timbul keragu-raguan apa lagi ketika ia merasakan sakit sekali di bagian paha kanannya. "Barang kali pahamu diambil oleh Yeh Wang Chy", kata para pemuka Budha. Pemujaan yang sangat membosankan terpaksa harus diulangi sekali lagi. Ia harus dengan semangat baru.

Kertas-kertas sembahyang diletakkan dalam mangkuk sembahyang sebagi kurban sehingga apinya membumbung keseluruh ruangan. Matera-mantera diucapkan agar hutangnya cepat lunas. Dalam ucapan itu banyak biku Budha yang dirasuk roh-roh setan, mereka lalu mengadakan hubungan dengan dunia roh, udara menjadi pengap oleh bau dupa dan kertas sembahyang.

Penyakit Chy bukannya sembuh malah menjadi-jadi. Para Biku minta nasehat dewa-dewa. Dukun-dukun Prewangan yang telah siuman menyampaikan pesan dewa-dewa. Semua perintah dilaksanakan dengan sangat teliti namun penyakit Wang malah menjadi-jadi. Keluarga Wang berupaya mencari orang-orang pandai di segala penjuru untuk menolong Wang, namun semua usaha tetap sia-sia. Tak ada hasil yang dapat diharapkan. Karena lelahnya Wang sendiri terpaksa berdusta, ia katakan penyakitnya telah berkurang agar orang-orang itu pulang dan tidak terus membuat upacara-upacara yang membisingkan. Sepulang orang-orang itu Wang merasakan sakitnya tak tertahan lagi, ia sungguh-sungguh putus asa.

Seorang murid Wang memberanikan diri menghadap gurunya, "Chy yang mulia, dapatkah Chy memanggil orang Kristen, mereka mempunyai Allah yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit, kalau orang Kristen dipanggil saya yakin Chy akan sembuh. Banyak orang sakit sembuh oleh doa-doa mereka." Pemudi itu menatap gurunya dan menunggu dengan harap-harap cemas, maukah gurunya ini menerima usulnya ?

Mata Chy yang sayu menatap muridnya, ia malah ingin mendengar lebih bayak cerita mengenai orang Kristen itu, "Teruskan ceritamu," katanya serak.

"Chy kenal si tukang kayu itu bukan ? Ia telah dikabarkan mati oleh banyak orang, bahkan anaknya yang datang dari jauh pulang khusus untuk menghadiri upacara kematian ayahnya. Namun betapa terkejutnya ia ketika menemukan ayahnya justru segar bugar dan berjalan-jalan di kebunnya."  Pemudi itu diam sebentar menantikan reaksi gurunya, gurunya mengangguk-angguk dan dengan isyarat menyuruh muridnya meneruskan ceritanya.

"Bahkan peti mati pun telah diserahkan kepada keluarganya untuk jenasah Kao, namun yang mati telah bangkit kembali berkat doa-doa yang dinaikkan orang-orang Kristen tersebut. Sekarang Kao dan anak buahnya sibuk mendirikan gedung milik orang kaya di sebelah Utara Gunung itu."

Cerita ini agaknya menyentuh hati Wang, memang muridnya yang satu ini pandai bercerita. Ia kenal siapa yang diceritakan muridnya ini, ia tukang kayu yang dikenal di wilayahnya, dan ia juga sudah mendengar tentang kematian si tukang kayu itu. Dan memang sangat mengherankan kalau sekarang ia hidup kembali.

"Banyak orang sakit yang disembuhkan oleh doa-doa orang Kristen, Chy," kata muridnya Chy. "Pasti Chy lebih banyak tahu dari pada saya ini," katanya pula merendah. "Chy tentunya juga kenal Wang si penderita kanker itu, juga Tai Shin yang lumpuh itu, lalu Ho yang buta itu. Oh, guru yang tercinta, sudilah guru mendengarkan tutur kata anakmu ini". Wang Chy mengangguk tanda setuju, ia kan mencobanya. Maka ia menyampaikan keputusannya pada suaminya.

Mendengar keputusan itu, suaminya segera menyampaikan keputusan ini pada cucunya menjemput ibu Chen agar orang Kristen segera mendoakannya. Sebelum bertobat ibu Chen seorang ahli nujum, nujum ibu Chen terkenal sampai ke wilayah. Undangan itu diterima dengan senang hati oleh ibu Chen, ia lalu pergi dan berlutut di tepi tempat tidur Chy yang tengah sakit. Allah benar-benar menjawab doa ibu Chen, secara ajaib Wang disembuhkan, rasa sakit pada pahanya hilang sama sekali.

Namun tidak semudah itu ia lalu beralih ke agama asing itu. Wang yang sudah puluhan tahun mengabdi pada sang Budha telah terlanjur lelap dalam kebudayaanya. Oleh karena itu tak heran kalau kini ia mulai merasakan kebimbangan yang sangat setelah ia disembuhkan. Apalagi orang mulai ramai membicarakan halnya karena ia mulai berpaling pada Allah asing itu. Mereka merasa malu kalau Wang bersikap semacam itu. Mengapa Wang tidak menghormati dirinya sendiri dan mau saja disembuhkan oleh Allah asing itu? Ini benar-benar merupakan penghinaan bagi dewa-dewa. Oleh karena itu Wang Chy harus meredakan kemarahan dewa-dewa dan mencucikan Pura dengan asap dupa. Oleh desakan anak buahnya Wang sendiri tidak keberatan melaksanakan, ia telah sembuh jadi tak ada lagi urusan dengan Allah asing itu.

Wang lalu menyediakan gulungan kertas sembahyang sebanyak yang diperlukan untuk pencucian puranya. Semua gulungan kertas diletakkan dalam mangkuk di meja persembahan. Pencucian dilaksanakan untuk membendung kemarahan dewa-dewa. Setelah selesai upacara pengikutnya pulang ke rumah meereka masing-masing dengan perasaan lega. Kehormatan mereka dan kehormatan pada Budha telah dipulihkan dan disucikan. Namun Wang sendiri setelah ditinggalkan, tiba-tiba merasakan kecemasan luar biasa. Rasa sakit pada pahanya kambuh lagi. Ia menyesali perbuatannya, mengapa ia begitu bodoh, ia telah menipu Allah orang Kristen. Jelas Allah tidak menghendaki persembahan dan penyembuhan pada berhala, karena hal semacam ini justru melawan Allah.

Sekali lagi Wu Tsung Chen diberi kabar, agar ia sudi datang lagi untuk mendoakan dirinya. Chen tidak menolak, ia datang kembali untuk mendoakan Wang yang sakit. Kasih Allah sangat besar. Allah kembali menjamah Wang. Setelah ia didoakan rasa sakitnya hilang. Namun ketika Chen pulang, murid-muridnya sekali lagi mendesaknya agar ia melakukan penyembahan dewa-dewa. Wang tak bisa menolak permintaan murid-muridnya, ia melaksanakan saja permintaan murid-muridnya. Namun baru saja melaksanakan pemujaan terhadap dewa-dewa rasa sakitnya kembali kambuh, dan rasa sakit yang sekarang nampaknya lebih hebat dari yang sudah-sudah. Wang kini insaf kepada Allah orang Kristen, ini sungguh besar kuasanya dan tak dapat dipermainkan. Ia merasa sangat bodoh, dan dengan rendah hati sekali ia mengundang Chen untuk mendoakannya. Ibu Chen yang merasa dipermainkan tak mau lagi datang. Wang tidak saja mempermainkan dirinya namun ia telah mempermainkan Allahnya dengan nyata-nyata. Oleh karena itu ia menolak mendoakan Wang sekali lagi.

Suami Wang tidak berputus asa, ia segera pergi ke Yaosi mendatangi Penginjil yang bekerja di daerah itu. Penginjil itupun tidak segera melaksanakan permintaan suami Wang, terlebih dahulu ia berdoa minta petunjuk Tuhan, apakah Tuhan Allah yang setiawan itu memperkenankan ia pergi mendoakan Wang. Allah menyuruh si Penginjil menemui, dan menyertakan Chen dalam pelayanan ini. Allah juga menyuruh mereka memberitakan berita keselamatan terlebih dahulu sebelum mereka mendoakan si sakit. Dan undangan untuk mengambil keputusan harus disampaikan dengan jelas.

Penginjil mentaati suara Tuhan, ia datang ke rumah ibu Chen dan mengajak ibu Chen untuk mendoakan Wang, semua perintah Allah mereka laksanakan. Wang ditantang apakah ia mau sembuh dan membuang semua berhalanya ataukah ia akan meneruskan pemujaan yang sia-sia yang terus akan menyiksanya ? Inilah kesempatan terakhir baginya untuk mengambil keputusan. "Allah sangat memperdulikan anak-anak-Nya bahwa sampai hal yang sekecil-kecilnya Allah akan memperhatikan" Ia bersabda : " Barangsiapa mengikut Yesus dan percaya kepada-Nya ia tak akan dikecewakan, Ia sendiri akan menjadi jaminan dalam segala hal. Dan kalau Wang mau berdoa kepada Tuhan Yesus saja, apa yang diminta Wang akan dijawab Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya.

Wang mulai memikirkan untung ruginya kalau ia mengikut Yesus. Ia telah punya Pura sendiri, murid-murinya cukup banyak, puluhan tahun ia mengabdikan diri pada sang Budha. Ia tak boleh salah pilih, menghindarkan diri dari pilihan tak mungkin baginya. Allah orang Kristen ini selalu tahu apa isi hatinya, ia tak berani lagi menipu Dia. Kini ia mulai merenungkan berhalanya, bahkan ratusan kertas telah dibakarnya, namun tak sebuah doapun dikabulkan oleh dewa-dewa itu. Beda sekali dengan Allah asing ini, ia tahu apa artinya bila ia memilih Yesus. Juga semua murid-muridnya akan dikembalikan pada kebijaksanaan sang Pencipta. Setelah merenungkan semua itu, akhirnya Chy memilih Yesus.

Mendengar keputusan ini kedua hamba Tuhan ini segera berlutut, mereka memohon belas kasihan Allah untuk Wang dan menyembuhkan penyakit Wang. Allah yang telah mempersiapkan hati wanita Budha ini segera bertindak. Dengan nyata Allah memberikan anugerah-Nya pada Wang. Wang sembuh seketika. Wang terharu oleh jamahan kasih Allah yang tak memandang dosanya. Ia tak mau lagi mengingkari janjinya, ia benar-benar bertobat, ia tak mau lagi mengulangi perbuatannya yang tolol seperti waktu-waktu lalu.

Duapuluh tahun ia telah terikat oleh pemujaan yang sia-sia, tubuhnya disiksa sehingga dimasa tuanya kondisinya sangat lemah. Oleh karena itu tak mungkin lagi ia berjalan. Maka setiap hari Minggu kalau ia ke gereja ia ditandu oleh keluarganya. Dalam sisa tuanya ia mengabdikan diri pada Kristus. Pura yang dulunya berisi gong dan berhala kini berubah menjadi tempat memuji Allah oleh anak-anak Allah. Kuasa dewa-dewa telah dipatahkan, berhala yang jumlahnya 31 buah itu dihancurkan oleh kuasa Tuhan Yesus Juruselamat. Rumah Wang kini dipakai untuk tempat kebaktian, banyak mujizat terjadi justru di rumah itu. Puji-pujian terus berkumandang siang dan malam di rumah itu. Allah benar-benar dipermuliakan.

Sumber : Kesaksian dan pengalaman Pdt. I. M. Nordmo yang telah bertahun-tahun tinggal dan bekerja sebagai Pemberita Injil di Tiongkok Utara, Indonesia di Kalimantan Barat dan Pulau Bangka. Dalam rangka pelayanan Pendeta Nordmo ingin mengungkapkan melalui bukunya ("Roh-Roh Jahat Terusir"), apakah akibatnya bila orang dikuasai Iblis.Dari berbagai pengalamannya Pendeta Nordmo menjelaskan lebih dalam betapa sengsaranya seseorang yang diikat kuasa iblis itu. Namun anugerah Kristus yang penuh Kuasa dan Pengasih senantiasa mengejar orang berdosa, manusia yang mau percaya dan mau menyerahkan dirinya kepada Kasih Kristus secara mutlak mereka akan dibebaskan. (Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) Departemen Literatur, Jl. Trunojoyo 2 Batu Malang-Jatim )

Sabtu, 02 Maret 2013

TIDAK MENGANDALKAN DIRI DAN ILMU MEDIS


Sumber Kesaksian: Alex

Kanker otak seringkali menyerang tiba-tiba sehingga menyebabkan kematian bagi yang menderitanya. Inilah yang dialami Alex, suatu hari ia mengalami serangan yang membuat dirinya tidak sadarkan diri. Nelly, istri Alex begitu terkejut dengan pengalaman buruk yang dialami suaminya.

Saya membawa suami saya Alex ke dokter dan waktu malam itu diadakan pemeriksaan dan foto scan. Dari hasil foto scan itu, dokter mengatakan bahwa suami saya mengidap tumor pada otaknya. Mendengar perkataan dokter itu, saya merasa lemas, kaki saya seolah melayang dan tidak lagi menginjak bumi. Penyakit yang suami saya derita adalah penyakit yang sangat menakutkan sekali bagi kami.

Tahun 1998 suami saya dioperasi untuk pertama kalinya. Saat itu dokter mengatakan bahwa tumor yang ditemukan masih begitu kecil sehingga dokter tidak berani mengangkat tumor itu karena resikonya yang besar. Untuk menolong suami saya, tahap pertama dokter memasang selang untuk membantu membuang cairan yang ada ke saluran kantung kemihnya.

Setelah menjalani operasi tersebut Alex kembali ke rumah. Tapi setelah operasi tersebut kondisi tubuhnya bukannya menjadi baik, kondisi Alex semakin memburuk dan sakit kepalanya menjadi semakin parah.

Selang sepuluh bulan kemudian, di bulan Januari tahun 1999 keadaan suami saya menjadi buruk lagi. Ia bahkan mengalami koma dan tidak sadarkan diri. Saya kembali membawa suami saya ke dokter. Dokter yang memeriksa hasil foto scan mengatakan bahwa tumor di kepala suami saya telah menjadi sangat besar seukuran telur puyuh. Dokter menyarankan alternatif terakhir untuk kesembuhannya yaitu mau tidak mau suami saya harus menjalani operasi pengangkatan tumor.

Alex harus menjalani operasi yang kedua karena tumor yang diidapnya selain sudah membesar juga merupakan jenis yang subur atau disebut tumor ganas. Namun sebelum operasi dilangsungkan, Alex harus menjalani penyinaran. Namun sebelum dilakukan penyinaran, ada sesuatu keputusan dari dokter yang mengejutkan keluarga ini. Berita yang membuat Nelly menjadi putus asa dan hilang harapan atas hidup suaminya

Setelah tiga minggu kemudian suami saya mau disinar, dokter mengatakan bahwa suami saya tidak dapat menerima tindakan penyinaran karena lever suami saya dalam masalah. Bila penyinaran dilakukan, dapat terjadi hal-hal yang membahayakan hidup Alex.

Sampai suatu hari Nelly ditelepon sahabat yang mengajaknya mengikuti kebaktian. Pada waktu mendengar Firman Tuhan, saya merasakan bahwa firman itu diarahkan pada diri saya. Pada mulanya saya adalah orang yang paling sombong. Saya merasa bahwa saya mampu melakukan semuanya, tanpa Tuhan saya mampu melakukan apa saja. Ternyata Firman itu mengatakan bahwa kita adalah manusia yang tidak mampu. Disaat kita menyerahkan diri pada Tuhan, disitu Tuhan akan memproses dan menolong kita.

Saat itu Nelly mulai minta ampun pada Tuhan untuk segala usaha mengandalkan diri dan semua ilmu medis. Ia mulai datang pada Tuhan. Pengharapan Nelly untuk kelanjutan hidup suaminya mulai bangkit seiring dengan ketekunannya mencari kehendak Tuhan.

Dalam satu kesempatan, Tuhan berkata pada saya bahwa Dia sudah menyembuhkan suami saya. Sekali lagi Tuhan berkata bahwa Ia akan menyembuhkan suami saya dengan cuma-cuma. Melalui pernyataan itu, saya katakan kepada suami saya bahwa mulai hari itu suami saya tidak perlu makan obat lagi. Saya percaya Tuhan sudah sembuhkan dirinya. Kami mau serahkan semuanya pada Tuhan. Kita hanya akan berdoa saja mulai saat itu. Tapi suami saya masih merasa ragu mendengar semua yang saya katakan itu. Suami saya merasa syok melihat sesama penderita di rumah sakit yang akhirnya harus meninggal satu persatu akibat penyakit yang sama. Tapi saya tetap percaya akan kesembuhan suami saya.

Kuasa iman dan doa istrinya berbuah, Alex mendapat satu hadiah dari Tuhan.
Satu tahun kemudian saya pergi ke dokter untuk diperiksa kembali dan difoto scan lagi. Saat melihat asilnya, dokter sangat terkejut karena tidak ditemukan kelainan apapun. Baik tumornya, baik akarnya semuanya hilang, semua bersih!. Hal ini jarang terjadi, suatu kejadian yang ajaib. Disitu saya berlutut dan menangis, ternyata Tuhan melaksanakan janjiNya. Bahkan sekarang saya menjadi orang yang normal kembali.

Iman dan pengharapan pada Kristus tidak pernah mengecewakan.
Tanpa campur tangan Tuhan, kami sekeluarga tidak akan mengalami hal ini. Kami sekeluarga diselamatkan dan papa mengalami kesembuhan adalah berkat mujizat dan kuasa Tuhan Yesus. Disaat suka atau duka selalu ada Tuhan dalam kehidupan kami. Di saat suka kami bersyukur, di saat dukapun kami tetap mengucap syukur. Itulah yang kami dapatkan saat ini. Puji Tuhan.

Kini Alex, Nelly dan kedua putra putri mereka dapat berkumpul dan menikmati hari-hari dengan penuh syukur dan sukacita.

Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:7-8)

Dikutip dari sini.