Berawal pada tahun 2003, aku berangkat ke Singapura untuk memulai kerja pada majikanku. Aku mendapat libur 2 minggu sekali. Majikanku adalah orang kristen, mereka sangat baik. Mereka tidak pernah cerita tentang Kristus atau mengajakku ke gereja. Tapi kehidupan mereka membuat aku bangga dan aku merasakan kedamaian di dalam mereka.
Aku sebenarnya ingin tanya tentang kekristenan, tapi aku tidak berani hingga pada suatu malam aku berdoa. Aku hanya berdoa dalam keadaan duduk karena memang semenjak kerja di luar negeri tidak pernah sholat. Aku paling malas sholat, dalam doa aku berkata “Tuhan kuingin mencari jalan lurus dan jalan kebenaran". Saat itu juga aku merasa kedamaian itu datang. Hingga aku tiap malam berdoa dan menyebut nama Tuhan.
Pada suatu malam kira-kira jam 12 aku masih ingat belum tidur dan seperti biasa aku berdoa, tiba-tiba aku merasakan ada cahaya yang menerangiku dan ada sosok orang berjubah putih. Aku kira dia adalah seorang kyai. Dia mengulurkan tangan dan aku tidak ragu untuk ikut denganNya. Aku masih ingat di telapak tangannya ada lobang. Setelah itu aku merasakan kedamaian yang tidak bisa dibayangkan bahkan sampai sekarang aku masih ingat. Tapi aku belum tahu jawaban itu semua.
Beberapa minggu kemudian aku melihat sosok berjubah putih lagi dalam telapak tanganku. Aku merasa takut. Aku ingin tahu jawabannya. Aku memberanikan diri untuk cerita kepada majikan. Meskipun ada rasa takut jika mereka mengira aku gila. Aku tetap memberanikan diri untuk cerita.
Waktu aku cerita kepada majikan, mereka langsung berdoa, tapi aku tidak mengerti karena mereka menggunakan bahasa Inggris. Lalu aku diajak ke gereja. Aku senang sekali hingga beberapa bulan kemudian aku bilang kepada majikan kalau aku ingin dibaptis. Aku ingin tahu tentang kekristenan karena sebelumnya aku merasa tidak pernah menemukan Tuhan. Aku hidup penuh dengan dosa masa laluku. Aku merasa tidak ada harapan karena dosa-dosa yang telah kulakukan. Semua bentuk dosa seperti narkoba dan sex bebas. Aku tidak pernah beramal dan malas sholat. Yang ada dalam pikiranku adalah bahwa tempatku di neraka.
Aku sangat bersyukur karena Tuhan Yesus mengasihiku. Kini aku telah terima Dia sebagai Juru Selamat. Pada tahun 2005 aku minta dibaptis.
Ketika masih di Singapura aku menelepon keluarga. Mereka tidak terima bahkan menanyakan kepadaku sudah dibayar berapa kok sampai pindah agama. Yang paling mengejutkan adalah kakak tidak mengijinkanku untuk pulang dengan alasan membuat aib keluarga. Oleh sebab itu aku betah di Singapura sampai 5 tahun.
Sebenarnya aku tidak mau pulang. Tetapi majikan menasehatiku bahwa di dalam kristen mengajarkan berilah pipi kananmu jika pipi kirimu ditampar. Dengan berat hati aku pulang dalam keadaan was-was. Sesampai di rumah semua menjadi sangat berbeda. Tetanggaku memanggilku kafir. Tapi aku percaya Tuhan Yesus menyertaiku. Aku hanya bisa menangis di saat aku menerima semua cobaan. Aku tahu penderitaanku tidak ada apa-apanya dibanding penderitaan Tuhan Yesus.
Aku sekarang tinggal di Hongkong. Aku bersyukur Yesus sungguh luar biasa berkarya dalam hidupku. Aku berharap mungkin hidupku akan lebih baik dan makin diberkati. Di saat aku tidak setia, Tuhan langsung menegorku. Aku merasa Tuhan begitu dekat, baik dalam keadaan senang maupun susah.
Ini ayat Firman Tuhan yang sangat kusukai:
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan (Petrus 2:2)
Semoga kesaksian ini dapat menjadi berkat bagi saudara-saudaraku semua.
(Margareta, Hongkong Mei 2011)
From: Indriatmo Atmo [mailto:Indriatmo_Atmo@mki.panasonic.co.id]
AMIN HALELUYA terpujilah TUHAN YESUS
BalasHapusAminnn kisahnya seperti saya teruslah berkarya di dalam namanya pasti bagus😇😇😇😇
BalasHapus