Minggu, 30 Maret 2014

Seorang Kristian dipilih oleh Saidina Isa Alaihisalam


Kesaksian MEHDI DIBAJ
Heavenly Man - Mehdi Dibaj - شهید مهدی دیباج
Iranian Testimony

Filipi 3:7 - Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

Pendeta Mehdi Dibaj dari Iran telah dipanggil menghadapi pengadilan. Di pengadilan itu, dia diberikan kesempatan untuk membela dirinya dan menjelaskan mengapa dia telah berpindah dari agama lain menjadi pemeluk agama Kristian. Semua mata tertuju kepadanya ketika dia memberikan jawabannya.

Adapun jawabannya sebagai berikut : “Orang memilih agama, tetapi seorang Kristian dipilih oleh Saidina Isa Alaihisalam. Menjadi seorang Kristian berarti menjadi milik Al-Masih. Baginda memintaku untuk meninggalkan kehidupan lamaku dan mengikut-Nya dengan taat-setia. Sekalipun itu berarti saya harus dibenci oleh dunia dan juga tubuh saya harus binasa. Saya tahu pasti bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa beserta dengan saya.

“Saya berada di dalam tangan Tuhan. Selama 45 tahun saya berjalan di dalam mukjizat Tuhan dan kasih karunia-Nya telah melindungi saya. Tuhan Daniel, yang melindungi Daniel dan teman-temannya juga akan menyertai saya selama di penjara. Tuhan akan menyatakan kebaikan dan kasih-Nya melalui siksaan yang akan saya alami.

“Dari semua nabi-nabi yang ada, hanya Rabboni Isa yang bangkit dari antara orang mati dan Dia tetap tinggal di dalam hati kita, lewati Rohul Kudus Baginda. Saya menyerahkan hidup saya ke dalam tangan-Nya. Bagi saya, hidup itu adalah sebuah kesempatan untuk melayani Tuhan dan kematian itu suatu kesempatan yang berharga untuk berkumpul kembali bersama dengan Baginda.”

Mehdi Dibaj dan keluarganya percaya kepada Saidina Rabboni Isa Al-Masih dan telah menjadi orang Kristian. Dia menterjemahkan buku-buku rohani dan siaran radio rohani ke dalam bahasa Parsi, yang banyak digunakan oleh orang Iran. Dia ditangkap pada tahun 1985 dan dituduh mengingkari agama yang pertama kali dianutinya. Dia dijatuhi hukuman mati atas ‘pelanggaran’ tersebut.

Di Iran, umat Kristiani yang baru bertobat biasanya mengalami tekanan yang keras ditangan orang Muslim. Beberapa di antara mereka bahkan mengalami penganiayaan, penyiksaan dan pembantaian. Dia sendiri telah dimasukkan ke dalam sebuah lubang selama dua tahun di mana dia tidak dapat menjulurkan kakinya. Seringkali dia mengalami kram di sebahagian tubuhnya. Ketika dia dipenjara, istrinya dipaksa untuk menikah dengan seorang pemeluk ‘agama lain.’

Ketika Dibaj menolak dengan tegas untuk menyangkali imannya, dia dijatuhi hukuman mati. Satu bulan kemudian dia dibebaskan karena adanya tekanan dari pihak Internasional. Beberapa saat setelah dibebaskan, dia ditemukan meninggal dunia dalam taman. Insiden ini diyakini dilakukan oleh pemimpin ‘agama lain’ yang tidak senang terhadap Saudara Mehdi Dibaj.

Ketika Mehdi Dibaj dipenjarakan, keempat anaknya dipelihara oleh seorang pendeta yang bernama Mohammed Ravanbakhsh. Dua tahun setelah kematian Dibaj, Ravanbakhsh juga menjadi martir (syahid). Dia telah digantung di sebuah pohon di hutan dekat Ghaem-Shahr. Walaupun kehilangan ayahnya, keempat anak tersebut tetap percaya kepada Saidina Rabboni Isa.

Yohanes 15:16 - Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, Sekarang kuanggap rugi karena Al-Masih. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Al-Masih Isa, Junjunganku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampa, Supaya aku memperoleh Baginda. - Filipi 1:7 – 8

Kisah Benar ini dikutip daripada Buku ‘Batu-Batu Tersembunyi : Kisah Para Martir (Syahid) Sepanjang Abad’

Tuhan Yesus Memberkati …
Tetap Mengasihi Sesama … Tetap Semangat …

http://www.answering-islam.org/Bahasa/Kesaksian/Mehdi_Dibaj.html
Heavenly Man - Mehdi Dibaj - شهید مهدی دیباج
http://www.youtube.com/watch?v=KsioeN156X0

Sabtu, 29 Maret 2014

Laura Lazarus pernah dikumpulkan bersama jenazah


Kesaksian LAURA LAZARUS
Kecelakaan Pesawat itu Membuatku Lebih Mengenal Tuhan
Jesus Do Miracles

Yesaya 38:20 - TUHAN telah datang menyelamatkan aku! Kami hendak main kecapi, seumur hidup kami di rumah TUHAN.

Tubuh Laura Lazarus (24) pernah dikumpulkan bersama jenazah. Korban musibah pesawat Lion Air di bandara Adi Sumarmo, Solo 30 November 2004. Rintihannya sayup-sayup terdengar. Mengagetkan petugas yang merapikan korban tewas.

Laura kecil hidup dalam keluarga sangat sederhana. Ayahnya tertimpa masalah pekerjaan. Rumah pun dijual untuk menutup hutang. Peristiwa pahit itu menimbulkan rentetan panjang masalah keluarga. Setelah menumpang di rumah Oma, mereka mendirikan rumah di atas bekas kuburan anjing, 2x40 m. Pindah dari kontrakan satu ke kontrakan yang lain di lingkungan kumuh di Jakarta Barat.

Masalah ekonomi kerap memicu pertengkaran orangtuanya. Laura dan Dewi, adiknya menjadi sasaran kemarahan mereka. “Bisa bayangkan, kami berempat pernah tinggal di rumah papan ukuran 3x4m. Karena sempit, kaki atau kepala kami melewati pintu rumah yang dibuka. Semua orang yang lewat lihat kami…” kata Laura yang saat wawancara didampingi Dewi, adiknya di sebuah mal di daerah Kelapa Gading, Jakarta.

Makan adalah persoalan hampir setiap hari. Satu kali saat makan tiba, hanya ada seribu rupiah. Ibunya menyuruh Dewi membeli terong. “Mama membuat sambal, kami makan dengan sangat lahap. Enaknya masih kebayang…,” ujar Dewi terkekeh.

Syukur, Ibunya seorang pekerja keras. Selalu berjuang agar mereka bisa makan dan kedua anaknya tetap bersekolah. Sebelum berangkat ke sekolah, Laura kerap membantu, menyunggi tampah atau penampi berisi donat buatan ibunya, membawanya ke warung.

Urusan sekolah menjadi persoalan tersendiri bagi Laura dan Dewi. Mereka sering menahan malu di hadapan teman-teman sekolahnya. Ditegur atau dipanggil guru karena menunggak uang sekolah atau belum melunasi kewajiban lain. Satu kali, karena tidak punya sepatu hitam, Dewi mewarnai sepatu putihnya dengan spidol hitam. Dewi pakai sepatu kreasinya ke sekolah. Namun tak disangka hujan turun, sepatu basah, spidol itu luntur.

Di tengah-tengah kesulitan, datang pertolongan. Om Andre membantu biaya sekolah dan Om Hilton, menebus ijazah. Keduanya adalah adik ayahnya yang kerap membantu Laura dan Dewi. “Bahkan Om Hilton menawari membiayai kuliah. Namun tekadku waktu itu, setelah lulus, aku bekerja,” kenang kelahiran Jakarta 25 Maret 1985, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Jhon Lim dan Fanny.

Impian Masa Kecil

Cita-cita Laura tak pernah berubah. Saat ia masih kanak, wajah, penampilan dan gaya pramugari melekat erat dalam pikirannya. Terpatri di hati kecilnya yang paling dalam. Ia senyum-senyum sendiri tatkala membayangkan berseragam rapi, menenteng koper, berjalan anggun…Oh…cantiknya! Rasa bangga berjingkat-jingkat di hati yang kerap terluka dengan keruwetan persoalan orangtua. Pramugari yang pernah ia dengar, banyak uang, pintar dan bisa keliling dunia. Ahai…keliling dunia….keliling dunia. Wow!

Tak dapat ditunda. Inilah saatnya, pikir Laura. Tapi bagaimana caranya? Titik terang datang juga…. “Anak ibu datang saja bawa lamaran ke perusahaan penerbangan itu,” kata salah seorang pelanggan kue bikinan Fanny.

Hati Laura benar-benar berdebar. Badan ditimbang dan diukur tingginya. Para pelamar berjajar menghadap para penyeleksi. “Kami sarankan datang kembali dua tahun lagi…,” kata penerima CV Laura. Yah..usianya belum memenuhi syarat. Ia belum cukup umur, baru 16 tahun. Mama yang mendampinginya memberi penghiburan, “ Jangan sedih…dua tahun kembali.” Laura terhibur…, pramugari! Beberapa bulan kemudian, Laura mencoba di perusahaan penerbangan yang berbeda. Hasilnya sama, ditolak karena umur.

Tak mau menganggur, Laura melamar pekerjaan dan diterima menjadi staf administrasi bagian gudang. Pekerjaan yang membosankan bagi Laura. Penantian yang panjang menjadi pramugari.

Menjadi Pramugari

Juli 2003. Ditemani ibunya, Laura kembali melamar menjadi pramugari. Kali ini Laura tersandung kelebihan berat badan. Oh, baginya tak masalah. Ia akan berjuang menurunkannya. Pasti bisa! Beberapa bulan kemudian, ia kembali datang ke perusahaan penerbangan swasta yang sama, Lion Air. Interview dilakukan beberapa tahap. Laura diminta mengikuti training! Wah…senangnya bukan main.

Training yang cukup berat dilakukan selama tiga bulan. Mengenal semua jenis pesawat, cara menggunakan semua peralatan dalam kabin, prosedur keselamatan penumpang menjadi porsi utama sampai cara menghadapi itikad penumpang yang tidak baik. Mengevakuasi penumpang kalau terjadi kecelakaan. Pokoknya harus terlebih dulu menyelamatkan penumpang daripada diri sendiri. Instruktur menjelaskan sederetan sanksi yang akan menjerat bila melakukan pelanggaran.

Semua terbayang dengan jelas pertama kali menyeret koper keluar dari gang sempit rumahnya. Dan terbang. Menerima gaji dan berbagai tunjangan dari hasil pekerjaannya. Makan dan tidur di hotel berbintang sesampai di kota dan negara tujuan. Gaya hidup Laura berubah. Ia bisa membeli baju merk branded dan sepatu tiga pasang sekaligus. “Sering sekali barang yang dibeli tak terpakai…hanya ditumpuk di rumah. Karena yang dibeli keinginan bukan kebutuhan,” sesal Laura.

Kecelakaan Itu

30 November 2004 Laura mendapat tugas rute Jakarta-Solo. Sudah beberapa hari sebelumnya perasaannya tak nyaman. Sampai di bandara, bergegas menuju flops, melihat nama crew yang bertugas hari itu. Hati Laura senang, Dessy, dijadwalkan pada penerbangan yang sama. Namun hari itu sikap Dessy tak biasa. Sahabat yang bawel ini terlihat pendiam. Laura tak ingin mengusik teman seperjuangan dalam musibah di Palembang. Pesawat mendarat melewati batas landasan pacu. Pesawat berhenti sejauh 50 meter dari bentangan kabel tegangan tinggi setelah roda ambles sedalam 50 cm ke dalam tanah. Seluruh crew bekerja keras. Mengevakuasi mereka sesuai prosedur. Syukurlah, tak ada korban meninggal dalam peristiwa itu.

Penerbangan sore, Lion JT 538 mengudara. Cuaca sangat buruk. Guncangan dan hentakan berulangkali. Perasaan Laura makin tak enak. Awak kabin memberi pengumuman agar para penumpang tetap menggunakan sabuk pengaman. “Para penumpang yang terhormat, kita sedang terbang dalam cuaca kurang baik….” disusul suara Captain. “Prepare for arrival”. Hitungan menit pesawat akan segera mendarat di bandara Adi Sumarmo 18.14 WIB. Sungguh langit Solo kelam.

Detik mengejar detik berikutnya. Dan peristiwa mengerikan itu terjadi. Badan pesawat terhempas. Menimbulkan suara yang keras. Awak dan penumpang histeris. Jeritan pilu, erangan, rintihan kesakitan beradu dari segala arah. Tubuh Laura dihantam dan tertindih berbagai benda keras. Bau anyir pekat mengumpul di hidungnya. Kepala Laura terasa sangat berat.

Tubuh “Rusak” Berat

Tak lama kemudian dengan cepat orang bisa melihat peristiwa mengenaskan. Karena ada penumpang seorang reporter dan kameraman televisi swasta, korban selamat yang merekam peritiwa itu.

Menurut investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi pesawat mengalami hydroplaning. Hilangnya efektivitas pengereman saat mendarat. Akibat¬nya pesawat melaju hingga menabrak landasan pacu. Sebagian badan pesawat nyungsep di kuburan yang tak jauh dari bandara. Korban tewas 34 orang!

“Ini ada kenang-kenangannya,” ungkap Laura yang kini mengelola usaha restoran Cobek Babe di daerah Kelapa Gading ini. Laura menunjukkan pipi sebelah kanan bekas jahitan dan kaki yang bergumpal-gumpal bekas 17 kali operasi. Daging paha Laura dicangkokkan ke betis kanan yang hilang. Pinggangnya patah. Daging pipi kanan tercabik dan tulangnya remuk. Dalam peristiwa itu Laura banyak kehilangan teman kerjanya, termasuk Dessy.

Mengalami Pemulihan

Laura sangat bersyukur masih diberi hidup. Pastilah ada rencana Tuhan baginya. Kesempatan kehidupan yang tak boleh sedikit pun ia sia-siakan. Beberapa media cetak dan elektronik menulis dan menayangkan kesaksiannya. Ia juga menulis kisahnya dalam buku Unbroken Wings.

Lewat peristiwa itu, Laura mengenal Tuhan secara pribadi, keluarga dipulihkan. Dan tak lama lagi ia bersaksi lewat lagu yang akan ia nyanyikan. Terbanglah Laura. Terbang dengan sayap yang tak akan pernah patah.

Sumber: Majalah Bahana, Agustus 2009

Yesaya 38:20 - TUHAN telah datang menyelamatkan aku! Kami hendak main kecapi, seumur hidup kami di rumah TUHAN.

Tuhan Yesus Memberkati ...
Tetap Mengasihi Sesama … Tetap Semangat …

Sumber :
UNBROKEN WINGS - Life Story of Laura Lazarus
http://unbrokenwings.wordpress.com/

We Sing For You - Laura Lazarus - Pramugari Korban kecelakaan Pesawat
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=K7JXywJi5RE

Kesaksian LAURA LAZARUS (Ex pramugari LION AIR) di GBI Pondok Gading Utama
http://www.youtube.com/watch?v=FzOQXk4Tj9c
http://www.ebahana.com/warta-1083-Kecelakaan-Pesawat-itu-Membuatku-Lebih-Mengenal-Tuhan.html

Sayap Baru Untuk Terbang (Kesaksian Laura Lazarus)
http://www.youtube.com/watch?v=7RSHk3VeDJg
http://www.jawaban.com/news/spiritual/detail.php?id_news=070705011600
http://www.jawaban.com/index.php/entertain/detail/color/blue/id/52/news/081211083226/limit/0/Unbroken-Wing-Saksi-Hidup-Sebuah-Kecelakaan-Pesawat-.html

http://www.gbipasko39bandung.com/artikel/buku/15/Unbroken-Wings
Penulis : Laura Lazarus
Penerbit : Metalexia Publishing
Genre : True Story

Minggu, 23 Maret 2014

DARI GANGSTER MENJADI PENDETA GANGSTER


Kesaksian Hiroyuki Suzuki ...
Seorang gangster yang telah bertobat ...
FROM GANGSTER TO GANGSTER'S PRIEST ...

2 Korintus 5:17 - Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Dia adalah seorang gangster kejam yang ditransformasi oleh Tuhan menjadi penginjil jalanan dan menjadi salah satu pendiri Prison Fellowship Jepang.

Sebagai seorang gangster jalanan ketika ia masih remaja, Hiroyuki Suzuki menuntut "uang keamanan" dari pemilik usaha, mengancam untuk melukai mereka atau merusak properti mereka jika mereka tidak mematuhinya.

Tidak lama kemudan ia menjadi anggota dari "Yakuza," yang dikenal sebagai Mafia Jepang yang terkenal. "Saya menembak dan membunuh serta melukai banyak orang," akunya, "Saya mencuri, merampok, dan melakukan banyak kejahatan." Sebagai penjudi kelas berat dengan gaya hidup yang tinggi-, akumulasi utangnya mencapai lebih dari $ 2 juta dolar (AS).

Setelah melanggar aturan Yuzuka dengan berteman dengan bos geng lain, Suzuki terpaksa bersembunyi, melarikan diri ke Tokyo dan meninggalkan istri dan anaknya. Khawatir bahwa "Yakuza" akan menemukan lokasi dan membunuhnya, Suzuki merasa putus asa. "Kecemasan karena merasa saya akan dibunuh kapan saja mendorong saya untuk mengkonsumsi obat-obatan," kenangnya, "Saya sangat tertekan dan ingin bunuh diri."

Suatu hari, merasa sedih dan sendirian, ia mencari perlindungan di gereja yang terjepit di antara rumah bordil dan tempat perjudian. Dia teringat kuasa doa yang telah bertahun-tahun dialami istrinya ketika pendetanya berdoa untuk penyembuhan dari tempurung lutut yang patah dan membuat pemulihan penuh.

Begitu berada di dalam gereja ia pingsan di depan salib, menangis atas kesalahan yang telah dilakukannya, yakin bahwa ia tidak layak untuk berdoa kepada Tuhan. Ketika seorang hamba Tuhan mendekatinya, Suzuki berteriak bahwa ia tidak bisa dipulihkan lagi. Hamba Tuhan ini mengatakan kepadanya terlepas dari latar belakangnya dan perbuatan mengerikan yang telah ia lakukan, Allah masih mengasihinya. "Alkitab mengatakan engkau berharga," sang Pastor meyakinkan dia. Suzuki percaya, tapi dia bilang, "Saya ingin percaya itu sebagai kebenaran."

Akhirnya Suzuki memperoleh keberanian untuk kembali ke Osaka untuk menemui istri dan putrinya. Meskipun mereka berdua pindah ke Korea, istri dan putrinya kebetulan mengunjungi Osaka saat Suzuki datang mencari mereka. "Ajaibnya, istri saya menerima saya dengan hangat," katanya, sesuatu yang mendalam menegaskan keyakinan barunya.

Suzuki membawa mereka ke Tokyo untuk memulai hidup baru bersama-sama. Kehidupan barunya membawanya ke sekolah teologia dan akhirnya ia mendirikan 'Misi Barabas', suatu penjangkauan Kristen bagi anak-anak nakal, anggota geng, dan orang-orang dalam kesulitan. Seperti Barabas, orang yang dibebaskan dari hukuman, Misi Barabas terdiri dari mantan anggota Yakuza yang telah dibebaskan oleh Kristus dari hidup mereka yang penuh kejahatan.

Meskipun ia diusir dari Yakuza, Suzuki tidak takut akan pembalasan dendam mereka. "Sekarang Tuhan melindungi saya,". Setelah beberapa tahun kontak dengan Prison Fellowship International, Suzuki dengan mantan koleganya Yakuza mendirikan Prison Fellowship Ministry di Jepang. Secara resmi diakui sebagai pelayanan PF ke-100 selama Convocation PFI pada bulan Agustus 2003.

Masih menyandang tato yang banyak yang pernah menandai mereka sebagai anggota Yakuza dan bekas luka dari perkelahian jalanan masa lalu, Suzuki dan rekan-rekannya secara unik mampu mengidentifikasi dan berhubungan dengan anggota geng, tahanan, dan mantan tahanan. Di antara berbagai program yang mereka telah terapkan adalah program dukungan bagi korban dan keluarga para tahanan, dan program kerja untuk mantan narapidana.

Suzuki juga melayani sebagai pendeta dari Siloam Gereja Kristus di pinggiran timur Tokyo. Dia memperkirakan bahwa sekitar 50% dari jemaatnya adalah mantan narapidana dan mantan anggota geng. Baru-baru ini, Kementerian Kehakiman Jepang mengangkat secara resmi Pastor Suzuki sebagai seorang pendeta penjara, membuatnya menjadi mantan tahanan pertama untuk memegang posisi tersebut di Jepang.

Suzuki telah menyebarkan Firman dengan cara yang unik. Pada satu kesempatan, ia dan rekan-rekannya membawa salib kayu besar sepanjang jalan dari Okinawa ke Hokkaido untuk membawa pesan Injil. Pastor Suzuki menggunakan kesempatan kedua dalam hidupnya untuk membantu orang lain memulai awal hidup yang baru.

"Saya berterima kasih atas belas kasihan Tuhan untuk hidup saya, dan kehormatan untuk mengikuti-Nya di sepanjang hari-hari kehidupan saya yang tersisa," serunya. “Amen”.

“I am thankful for God‘s mercy on my life, and the honour to follow Him all the days of my remaining life” – Hiroyuki Suzuki

2 Korintus 5:17 - Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Sumber:
http://inspirazio.blogspot.com/
http://www.aparchive.com/metadata/-HZ-Japan-Gangster-Priest/29265f53a8c424e6dd06df3827718578?searchfilter=Compilations%2FWackies%2FWacky+People%2F19624
http://www.pfi.org/media-and-news/news/copy16_of_index_html
http://helenaelisabeth.wordpress.com/inspirational-story/hiroyuki-suzuki-belas-kasih-tuhan-bagi-seorang-gangster-yakuza/

KESAKSIAN MARMAR DARI IRAN


I HAVE FOUND EVERYTHING IN CHRIST

Matius 11 : 28 - Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan Kepadamu.

Marmar menjadi seorang yang percaya sekitar 4 tahun lalu [kemungkinan terhitung setelah dokumen PDF ini dibuat]. Sekarang ia menjadi saksi kepada orang lain. Ini adalah cerita Marmar.

"Kakek saya adalah seorang fundamentalis. Saya menikah pada usia 13 tahun dan melahirkan anak pertama kalinya pada umur 15 tahun. Anak saya meninggal ketika berumur 2 tahu, suami saya menyalahkan saya karena hal ini. Saya bertanya kepada Allah, mengapa ?"

Kemudian saudari saya meninggal pada suatu kecelakaan mobil. Lagi-lagi saya bertanya kepada Allah, Mengapa ? Saya kemudian mulai mencari Allah dengan putus asa. Saya sembahyang dengan cara seorang Muslim, berpuasa dan membaca Qur'an. Saya memiliki banyak pertanyaan. Tetapi Allah tidak menjawab."

"Seorang teman menerima Yesus pada saat itu. Saya tertarik dengan kepercayaan lain dan mengunjunginya untuk mempelajari siapa Yesus. Ia menunjukkan kepada suatu ayat didalam Injil [Bible] yang mengejutkan aku : ' All who are weary, come to me and I will give you rest' - Marilah kepadaKu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Saya sangat membutuhkan kelegaan, tetapi aku takut untuk mengubah keyakinanku. Kemudian aku berdoa: 'Tuhan, saya tidak menemukan Engkau didalam Islam. Jika aku tidak menemukan Engkau disini, Aku akan kembali ke Islam'. Tuhan datang mendekatiku melalui Roh Kudus dan menjawab semua pertanyaanku melalui sembahyang, didalam hatiku"

"Kemudian saya melihat suatu film mengenai Lukas di televisi. Hal itu menyentuh hatiku sehingga aku menerima Yesus sebagai Penyelamatku. Saya kemudian mulai membaca Perjanjian Baru dan pergi ke gereja. Saya tidak takut mengatakan kepada orang-orang bahwa saya menjadi seorang Kristen dan kemudian 16 orang dari keluargaku menjadi Kristen juga."

"Setelah setahun aku ditahan karena menjadi seorang Kristen yang aktif. Saya melalui delapan hari didalam ruang isolasi. Mereka mengatakan bahwa saya akan dipenjara selama 8 tahun, dan kemudian dibunuh. Saya dibawa dihadapan seorang hakim, dan saya tidak dapat menahan tangis. Saya mengatakan kepada hakim tersebut bahwa hal ini bukan dikarenakan aku takut, tetapi lebih disebabkan karena kecintaan kepada Tuhan. Saya mengatakan : 'Engkau dapat membunuh aku, kemudian aku akan langsung menemui Yesus.' Saya diberikan pilihan untuk mengatakan bahwa saya salah. Tetapi saya mennjawab : 'Saya telah menemukan segala hal didalam Kristus, Islam tidak dapat memberikan kepadaku hal yang sama.' "

"Selama hari-hari ku didalam penjara, saya mendapatkan waktu selama 15 menit untuk menghirup udara segar. Suatu hari, Tuhan mengatakan kepadaku bahwa selama 15 menit bahwa saya akan kembali mendapatkan telepon genggamku dan mengemasi semua barang-barang milikku. Dan pada saat pintu itu dibuka, penjaga menghampiri dan mengatakan kepadaku bahwa saya diperbolehkan untuk pergi. Saya dibebaskan !"

Marmar sekarang meninggalkan kota dimana dia biasa tinggal. Dia terus mengabarkan keyakinannya didalam Yesus. "Berkatku adalah menyebarkan Firman Tuhan," ia mengatakan "Saya berbicara kepada orang-orang satu per satu tentang Tuhan, melalui pertolongan Roh Kudus."

Sumber ini didapatkan di http://www.opendoorsuk.org/, terdapat didalam suatu dokumen yang bernama : WFCM_IRAN_Testimony_Cards.PDF

Matius 11 : 28 - Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan Kepadamu.

Jumat, 07 Maret 2014

KESAKSIAN DARI ANAK LYDIA KANDAU


~ KESAKSIAN NAYSILA MIRDAD: "SEMBUH BERKAT MUJIZAT TUHAN" ~

Pemeran Intan dalam sinetron yang sama dengan nama pemeran utamanya itu untuk mengikut Kristus sempat tidak mengenakkan untuk diutarakan kepada Jamal Mirdad, sang ayah. Hidup dengan orangtua yang berbeda keyakinan sempat membuat Nay - demikian ia akrab disapa, bimbang memutuskan pilihan hidup. Pemilik senyum manis ini tahu betul, masalah iman bukan soal main-main atau asal percaya saja. Sikap kedua orangtuanya, Jamal Mirdad-Lydia Kandou, yang sama-sama mengajarkan hal baik menurut keyakinan mereka masing-masing semakin membuatnya bimbang.

Dalam keluarga Nay, tak ada pemaksaan, "pembagian" atau pun "jatah" iman terhadap anak-anak. Semua anak, termasuk Nay, bebas menentukan pilihan. Dan pilihan pesinetron yang beberapa waktu lalu masuk rumah sakit ini sudah ia pertimbangkan dengan matang. Ia hanya mengikuti panggilan hatinya. Dan panggilan hatinya adalah menjadi pengikut Yesus Kristus. Pilihan itu bukan sekadar asal memilih, tapi didahului sebuah peristiwa yang luar biasa."Waktu itu umurku masih sekitar 4 atau 5 tahun," ujar Nay memulai. "Aku ke kamar mandi karena berniat buang air besar. Begitu sampai kamar mandi, badanku tiba-tiba keringat dingin. Enggak tahu gimana, yang aku tahu waktu melihat ke bawah, darah sudah keluar banyak banget. Bukan hanya darah, tapi juga gumpalan-gumpalan seperti daging yang warnanya kebiruan. Aku merinding dan teriak histeris panggil Mama, Mama ... Mama," kisahnya.

Keluarganya pun berlarian mendatanginya. Lidya, sang Mama kaget bukan kepalang. "Aku ingat sekali Mama langsung mengajak kita berdoa. Aku disuruh Mama ikutin doa yang Mama ucapkan. Aku merinding waktu ikutin doa Mama, dan tiap kata yang aku ikutin semuanya keluar dengan nada gemetar. Rasa sakit menyebabkan aku susah untuk ngomong," urainya. "Pas Mama bilang amin, aku juga bilang amin. Aku ngerasa lancar sekali mengucapkannya. Begitu buka mata, daging warna kebiruan itu sudah nggak ada, darah juga sudah berhenti keluar. Peristiwa itu benar-benar sebuah keajaiban banget buat aku." Saat ia menirukan ucapan sang Mama berkata amin, Nay percaya dan yakin Tuhan Yesus bisa menyembuhkannya. Saat itu juga ia pasrah akan segala sesuatu dalam hidupnya kepada Tuhan Yesus. Termasuk masa depan dan akan jadi seperti apa ia kelak. "Ternyata Tuhan Yesus sayang banget sama aku. Aku pun sembuh," ucapnya dengan nada kelelahan di sela-sela break syuting yang menyita waktunya.

Usianya yang baru saja menginjak angka 20, Mei silam, tentu mengajarkannya banyak hal. Saking banyaknya ia hanya berujar, "Pastinya banyak kejadian dalam hidupku! Salah satunya misalnya dengan aku dikasih berkat seperti ini, bisa main sinetron, iklan, dan yang lain-lain. Dengan apa yang sudah aku lewati, susah atau senang, aku percaya itu semua datang dari Tuhan dan memang terjadi atas izin-Nya. Aku juga percaya aku nggak akan bisa ngelewatin apa-apa kalau tanpa pertolongan Dia. Dari situ aku yakin aku nggak bisa hidup tanpa Tuhan Yesus," jelasnya. Sebagai rasa hormat dan kasihnya pada Tuhan, sesibuk apa pun Nay selalu menyempatkan diri untuk beribadah. Ia mengaku tidak mau dianggap religius atau sok suci dengan banyak bicara soal gereja. Tapi memang setiap hari Minggu selalu disempatkannya ke gereja untuk beribadah.

"Itu cara aku untuk membangun hubungan dengan Tuhan. Sesibuk dan sepadat apa pun jadwal kerjaku, aku usahakan untuk tetap bisa pergi ibadah," ujar Nay menutup kesaksiannya.

TUHAN YESUS Mengasihi, Memberkati & Menyertai PELAKU FIRMAN semua...

[ Sumber: Naysila Mirdad ]

DISEMBUHKAN DARI GAGAL GINJAL DAN KEMATIAN


Pada thn 2010 aku divonis oleh dokter sakit gagal ginjal dan dokter mengatakan hidupku tergantung pd kemampuan uang. Dengan kekuatan keyakinan dokter terus aku bantah. MUJIZAT MASIH ADA.

Setelah berjalan 1 thn aku cuci darah, keuanganku habis tdk bisa cuci darah lagi.

Sudah 2 minggu aku tdk cuci darah. Aku hanya bisa berdoa meminta keadilan Tuhan. Ternyata doaku di dengarkan Tuhan. Datanglah saudaraku dan menanyakan keadaanku. Aku mengatakan terus terang kalau aku kehabisan dana utk cuci darah. Dengan rasa iba aku diajak saudaraku ke rumah sakit utk cuci darah dan yg membiayai saudaraku.

Cuci darah sedang berjalan 25 menit. Aku meninggal dunia. Didalam keadaan meninggal aku bertemu Tuhan Yesus dan Malaikat.

Aku oleh Malaikat dibisiki ditelinga, dia mengatakan IMAN kamu digunakan. Setelah Malaikat tadi selesai membisiki, aku terbangun dari kematian.

Puji Tuhan aku langsung sembuh sampai detik ini dan tdk cuci darah lagi.

Imanuel... Imanuel... Imanuel...

Oleh: Agus Suryono (www.facebook.com/agus.suryono.393)