Selasa, 04 Agustus 2015

LEPAS DARI AKAR PAHIT DI TEMPAT KERJA


Sangat menyenangkan melihat bagaimana Yesus menyembuhkan lagi orang yang sudah putus pengharapan.

Satu jam lalu, Senin 3 Agustus 2015 -- jam 10 malam, saya baru pulang dari rumah sebuah keluarga, Pak Waruwu. Anak Pak Waruwu, namanya Veri Waruwu, 27 tahun, sudah 8 bulan sakit. Kata dokter, sakitnya asam urat dan lever. Tapi mereka kurang yakin dengan asam urat itu, sebab Veri seperti lumpuh. Dia susah melangkah, kedua kakinya gemetar tidak kuat, limbung. Jadi setiap hari ia hanya di kamar. Ke kamar mandi pun ia harus dipapah ayahnya.

Mereka telah berobat kesana kemari, entah ke dokter bahkan ke dukun. Bahkan mereka pernah pulang ke pulau Nias hanya untuk berobat ke dukun sakti disana. Hasilnya, Veri tidak sembuh. Badan Veri menjadi sangat kurus dan mukanya cekung.

Veri merasa putus asa. Sebab semua sudah ia lakukan. Mereka juga berdoa pada Tuhan Yesus, mengaku dosa siapa tahu ada dosanya pada orang lain yang sudah ia lupa. Satu keluarga, mereka sudah saling meminta maaf dan saling mengampuni, tapi Yesus tak juga memberi kesembuhan. Veri putus asa, merasa seperti orang yang kena kutuk, bahkan Tuhan pun tak ingin menyembuhkannya.

Tetangga Veri, teman saya, mengundang saya tadi malam untuk melayaninya. Dan saya kesana dengan gembira, meski hujan, karena kesempatan memberitakan Injil.

Kami berbincang tentang Injil, tentang salib Yesus, tentang kasih karunia pengampunan dan keselamatan. Saya gembira melihat Veri seorang yang cukup mengenal Tuhan dan cukup takut akan Dia. Dia bercerita tentang perjalanan sakitnya dan pergumulan iman yang ia hadapi. Ia dekat dengan jurang rasa tertuduh sekaligus kecewa pada Tuhan. Tapi ia berjuang memelihara pikiran positifnya tentang Tuhan.

Veri seorang kuli bangunan. Dari ceritanya, saya simpulkan penyakit Veri berawal dari akar pahit di tempat kerja.

Puji Tuhan, Veri seorang yang cukup lembut hatinya. Dia pemaaf dan bersedia melepaskan pengampunan.

Kami menaikkan pujian dan saya menuntun dia doa pendamaian. Saya tekankan padanya bahwa yang termahal yang telah Yesus berikan adalah keselamatan, bukan berkat atau kesembuhan. Itu supaya Veri mengerti apa yang terpenting bagi dirinya dari Yesus.

Setelah membagikan renungan itu, saya hanya tumpangkan tangan pada lututnya dan dadanya, dan dengan kalimat sederhana tanpa berpanjang-panjang "dalam nama Yesus gejala kelumpuhan dan lever sembuh sekarang juga," sesingkat itu saja. Apa yang terjadi? Kami melihat keajaiban Tuhan. Veri menit itu juga sembuh, ia loncat-loncat, skot jump, bahkan berdiri satu kaki bergantian dan tidak limbung sedikitpun. Kami semua tertawa dan bertepuk tangan memuji Yesus. Ia merasa dadanya dibakar sejenak lalu berganti dengan kelegaan. Nafasnya sudah sangat enteng dan enak. Wajah layu-pucatnya tak ada lagi, berubah segar dan mulai keringat. Veri disembuhkan Yesus di depan mata ayahnya dan kami semua.

Saya tuliskan ini bukan hendak menampilkan diri, tapi supaya anda tahu bahwa Yesus itu menyertai anda. Dia itu dasyat. Anda hanya perlu percaya dengan iman yang sederhana. Letakkan saja tanganmu atas orang sakit, lepaskan berkat kesembuhan "sekarang juga di tempat". Selesai. Tak usah pusingkan apa-apa. Kamu hanya perlu percaya bahwa selanjutnya urusan Tuhan, bukan urusanmu lagi. Dia Tuhan yang hadir, dimanapun Injil-Nya diberitakan, entah di lapangan KKR entah digubuk kecil seperti rumah Veri.

Juga saya tuliskan ini untuk menguatkan Pak Davy Hermanus dari Elijah Challenge Ministry Indonesia. Maju terus Pak. Terimakasih atas pelatihannya. Mukzijat oleh kuasa nama Yesus tetap berlanjut disini meski tidak selalu kami tuliskan. Saya yakin di akhir zaman ini makin banyak penginjil paruh waktu yang bermunculan, dan mereka seharusnya mendapatkan pelatihan yang sama bagaimana memakai kuasa nama Yesus secara efektif dan sesuai teladan para rasul.

Supaya setiap orang tahu bahwa nama Yesus itu penuh kuasa, dan di kolong langit ini tiada nama lain yang olehnya kita dapat diselamatkan selain nama Yesus. Amen.

Sumber: https://www.facebook.com/bao.panigoran

2 komentar: